1.
2.
3.
4.
5.
Nomor Kode RS
Diisi sesuai dengan kode rumah sakit yang diperoleh dari registrasi
rumah sakit pada Kementerian Kesehatan RI.
Tanggal Registrasi
Diisi tanggal yang tercantum dalam sertifikasi registrasi.
Nama Rumah Sakit
Diisi sesuai dengan nama rumah sakit saat ini, dengan menggunakan
Huruf Kapital.
Jenis Rumah Sakit
Diisi sesuai Keterangan Tabel 4 Jenis Rumah Sakit.
Kelas Rumah Sakit
Diisi sesuai Keterangan Tabel 5 Kelas Rumah Sakit. Untuk Rumah Sakit
milik Kemenkes / Pemprov / Pemkab / Pemkot / dll diisi A, B, C, D atau
Tanpa Kelas. Untuk Rumah Sakit milik TNI / Polri diisi 1, 2, 3, 4 atau
6.
Tanpa Kelas.
Nama Direktur RS
Diisi dengan jelas nama dan gelar Direktur
Rumah
Sakit
yang
bersangkutan.
7. Nama Penyelenggara RS
Diisi dengan nama penyelenggara rumah sakit.
8. Status Penyelenggara
Diisi sesuai dengan keterangan Tabel 6 Status Penyelenggara Rumah
9.
inap maka jumlah tempat tidur diisikan di baris 14.1 maupun 15.10.
16. Ambulans
Diisi jumlah masing-masing item ambulans beserta kondisinya, bila tidak
tersedia jenis ambulans yang dimaksud diisi dengan angka 0.
17. SIM RS
Diisi dengan angka 1 bila terdapat SIM RS (walaupun hanya pada billing
system saja), angka 0 bila tidak terdapat SIM RS di rumah sakit.
18. Bank Darah / UTDRS
Diisi dengan angka 1 bila terdapat Bank darah/UTDRS , angka 0 bila
tidak terdapat Bank Darah / UTDRS di rumah sakit.
19. Layanan Unggulan / Peralatan Canggih
Diisi jenis layanan unggulan yang terdapat di rumah sakit yang
merupakan
pengembangan
layanan
di
rumah
sakit
tetapi
tidak
PONEK, TB
DOTS, VCT, dll) dan peralatan canggih yang dimiliki rumah sakit. Definisi
Operasional Peralatan Canggih adalah alat kesehatan dengan harga
mahal yang memiliki kemampuan mendiagnosis dan terapi serta
keberadaannya masih jarang dimiliki oleh rumah sakit lain.
20. Tingkat Efektivitas Pengelolaan Rumah Sakit
Masing-masing item diisi kondisi pada tiga tahun berturut-turut yaitu
tahun 2012, 2013, dan 2014.
20.1 Instalasi Gawat Darurat
Diisi jumlah penderita laki-laki dan perempuan yang berkunjung di
IGD, serta total kunjungan selama satu tahun yang bersangkutan.
20.2 Instalasi Rawat Jalan
Diisi jumlah pasien yang berkunjung di Instalasi Rawat Jalan
selama satu tahun yang bersangkutan meliputi pasien baru dan
lama, laki-laki dan perempuan, serta total kunjungan.
Pasien baru adalah pasien / pengunjung yang baru pertama kali
datang di rumah
sakit
dan
dapat
melakukan
beberapa
dan
kasus lama dan kasus baru. Untuk pasien lama tidak mendapat
Nomor Rekam Medik lagi.
20.3 Instalasi Rawat Inap
a. Jumlah TT
Yang
dimaksud
dengan
jumlah
TT
adalah
jumlah
unit
rawat
jalan
(umum,
satu
satu
tahun yang
hari
lamanya
episode
seorang
perawatan.
pasien dirawat
Cara
menghitung
inap
pada
LD
yaitu
keluar
(baik keluar
Pasien
Tanggal
Tanggal
Lama Dirawat
A
B
Masuk
10 Mei
13 Mei
Keluar
15 Mei
20 Mei
15 10 = 5 hari
20 13 = 7 hari
setiap pasien.
Contoh:
dari
semua
pasien
7 hari.
gambaran
tinggi rendahnya
tingkat
pemanfaatan
BTO =
Jumlah Tempat Tidur
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
d. ALOS (hari)
Average Lenght on Stay (ALOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator
efisiensi,
apabila
juga
ini
disamping
memberikan
dapat memberikan
diterapkan
pada
gambaran
gambaran
mutu
tingkat
pelayanan,
untuk tiap-tiap
1000
penderita
keluar.
Indikator
ini
Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25
per 1000 penderita keluar.
umtuk
mengeluarkan
sertifikat
pelatihan.
Dikatakan
seberapa
besar
kemampuan
Rumah
Sakit
menutup
dengan
baik pasien
umum
(CR)
yaitu
kemampuan
perusahaan
membayar
dihitung
dengan
membandingkan
bisa
digunakan
menggambarkan
kewajiban
yang
harus
dibayar
dan
perusahaan
dalam
memenuhi
Ratio
x 100 %
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
adalah
kemampuan perusahaan
rasio
yang
dalam
digunakan
membayar
untuk mengukur
kewajiban
jangka
to
Total
Asset
hutang
lancar dan
aktiva
diketahui.
Ratio
hutang
Rasio
merupakan
jangka
perbandingan
antara
ini menunjukkan
berapa
bagian
dari
anggaran
yang
digunakan
pelatihan
kegawatdaruratan
berdasarkan
jenis
Pelatihan penanggulangan
oleh
diisi
(dirinci
masing-masing
yang
tersedia
di
IGD
dan
boleh
pulang
b. Kegiatan Rujukan
Kegiatan rujukan meliputi Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat
Inap. Pasien
Pasien Rujukan dari Bawah adalah pasien yang diterima dari unitunit yang kurang mampu untuk mendapat pelayanan yang lebih baik
pada unit tersebut dan setelah selesai pengobatan dikirim kembali ke
unit-unit yang mengirim. Diisi sesuai dengan jumlah pasien yang
diterima
jumlah
dari
pasien
mengirim
puskesmas, fasilitas
yang
kesehatan
dirujuk kembali
untuk mendapatkan
ke
lain,
RS
lain, dan
sarana kesehatan
pengawasan
pengobatan
yang
dan
yang mengirim.
Pasien Rujukan diisi sesuai dengan jumlah pasien rumah sakit yang
dirujuk ke
pasien
yang
dirujuk ke atas (ke RS lain yang lebih mampu menangani) dan pasien
tersebut sebelumnya datang sendiri atau tidak berasal dari rujukan
fasilitas kesehatan lainnya.
Diterima Kembali diisi sesuai dengan jumlah pasien yang diterima
kembali setelah pasien tersebut dirujuk ke atas.
c. Rekapitulasi Sepuluh Besar Kasus Rujukan
Diisi sepuluh besar diagnosa kasus rujukan.
3. Pelayanan Rawat Jalan
a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Kunjungan Baru adalah pasien yang pertama kali datang ke salah
satu jenis pelayanan rawat jalan, pada tahun tersebut berdasarkan
jenis kelamin.
Kunjungan Lama adalah kunjungan berikutnya dari suatu kunjungan
baru, pada tahun tersebut berdasarkan jenis kelamin.
Total kunjungan diisi jumlah kunjungan baru dan kunjungan lama
b. Kegiatan Mobiditas Pasien Rawat Jalan (Penyebab Kecelakaan)
Kegiatan Morbiditas Pasien Rawat Jalan merupakan rekapitulasi dari
jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan yang terdapat pada unit
rawat jalan rumah sakit untuk Tahunan. Data yang terkumpul dalam
setahun.
c. Kegiatan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
Kegiatan Morbiditas Pasien Rawat Jalan merupakan rekapitulasi dari
jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan yang terdapat pada unit
rawat jalan rumah sakit untuk Tahunan. Data yang terkumpul dalam
setahun.
Untuk setiap jenis penyakit adalah SAMA yaitu diisi dengan
jumlah banyaknya kasus baru (menurut golongan umur dan
jalan.
Jika tidak terdapat kasus baru atau kunjungan untuk sesuatu
tahun.
Pasien Keluar Hidup diisi sesuai dengan jumlah pasien keluar hidup
(sembuh, dirujuk, pulang paksa) setelah mendapat pelayanan rawat
inap di rumah sakit selama satu tahun yang bersangkutan yang
di rumah sakit
selama
satu
jenis kelamin.
Jumlah Lama Dirawat diisi sesuai dengan total lama dirawat dari
pasien yang sudah keluar rumah sakit (hidup maupun mati) setelah
mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit
bersangkutan.
Jumlah Hari Rawat diisi sesuai dengan total hari rawat dari semua
pasien yang mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit selama
inap.
Jika tidak terdapat kasus baru atau kunjungan untuk sesuatu
operasi
yang
menjadi
dilakukan
4
menurut
kategori
yaitu
rumah sakit tersebut dengan membawa surat rujukan dari unit yang
merujuk pada saat penderita tiba di rumah sakit.
Penderita datang sendiri adalah penderita yang datang sendiri ke
rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit tersebut
dan bukan kiriman dari unit lain.
Penderita dirujuk adalah penderita yang dikirim dari rumah sakit
kepada unit
diperlukan
untuk
besarnya
ditetapkan
berdasarkan
kesepakatan
antara
pelaksana
meliputi
pengetahuan,
pengalaman.
Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah
keahian,
sikap
pelayanan.
Maklumat Pelayanan
Maklumat Pelayanan merupakan
petugas
pernyataan
keterampilan,
dalam
dan
memberikan
kesanggupan
dan
tata
cara
1
9 = 0,011
Untuk memperoleh nilai IKM unit Pelayanan digunakan pendekatan nilai ratarata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:
IKM =
Nilai
Interval IKM
1
2
3
4
1,00-1,75
43,76-62,50
62,51-81,25
81,26-100,00
Nilai
Interval
konversi
IKM
25-43,75
43,76-62,50
62,51-81,25
81,26-100,00
Mutu
Pelayanan
Kinerja Unit
Pelayanan
D
C
B
A
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Diisi persentase nilai masing-masing unsur dan hasil rata-rata dari tiap
unsur sesuai
hasil
di
rumah
negatif
paru,
(selaput
paru)
dan
minggu)
BTA positif
a. sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks
dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman
TB positif
d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya BTA positif setelah 3
spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya
BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian
pengobatan.
Extra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang dan persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
b. HIV
1. Hasil Kegiatan Klinik VCT dan CST
Diisi jumlah pasien yang dilayani di klinik VCT dan CST berdasarkan
golongan umur dengan status HIV (-), HIV (+), dan yang mendapat
pengobatan ARV.
VCT merupakan proses konseling
pra
testing,
konseling
post
testing,
pengambilan
keputusan
untuk
testing,
dan
(orang dengan
kebutuhan
HIV
klien
AIDS).
Pelayanan
pengobatan
CST
untuk
disesuaikan
kematian
wanita
yang
terjadi
yang
berhubungan
dengan
atau diperberat
oleh
menjadi
Rujukan berarti
Ibu
dua
yaitu
berasal
dari
rujukan
dan
datang sendiri.
dari unit-unit
yang
kurang
ke
jumlah
kematian
Ibu
persalinan
di
Rumah
Sakit
seperti UGD,
rawat
inap,
kamar
operasi,kamar
Tribulan
tim
yang
dibentuk di
adalah
sejak
tentang
persepsi
kepuasan
pelanggan
pasien
Gawat
adalah
kematian
yang
terjadi
dalam
jalan
di
rumah
sakit.
Ketersediaan
pelayanan
yang
diperlukan
mulai
pasien
tentang
persepsi
pelanggan
diagnosis TB
melalui
pemeriksaan
adalah
dokter
dan
tenaga
a. Definisi Operasional
Penanggung
jawab
rawat
inap
adalah
dokter
yang
satu
bulan
yang
mempunyai
dokter
pelayanan
rumah
sakit
yang
sakit
tersebut.
b. Numerator
Jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif).
c. Denominator
Tidak ada
d. Standar : minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan,
dan bedah (kecuali rumah sakit khusus sesuai dengan spesifikasi
rumah sakit tersebut).
4. Jam Visite Dokter Spesialis
a. Definisi operasional
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap
hari
ditandai
oleh
rasa
panas
(kalor),
kemerahan
(color),
infeksi
yang
dialami
oleh
pasien
adanya
kejadian
pasien
jatuh
yang
berakibat
kecacatan/kematian
a. Definisi operasional
Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat
baik akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi, dsb, yang
berakibat kecacatan atau kematian.
b. Numerator
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh.
c. Denominator
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut.
d. Standar : 100%
8. Kematian pasien > 48 jam
a. Definisi operasional
Kematian pasien > 48
jam
adalah
kematian yang
terjadi
pulang
atas permintaan
pasien
atau
c. Denominator
Jumlah total pasien yang disurvey (n minimal 50)
d. Standar : 90%
11. Rawat inap TB: untuk RS yang telah melaksanakan TB DOTS
A. Rawat inap TB : Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
a. Definisi operasional
Penegakan diagnosis TB melalui
pemeriksaan
melalui
mikroskopis
pemeriksaan
dilaporkan.
c. Denominator
Seluruh kasus TB yang diobati di rumah sakit.
d. Standar : 60%
12. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap di RS yg memberikan pelayanan
jiwa
a. Definisi operasional
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan Rumah Sakit Jiwa yang
diberikan kepada
pasien
tidak
gaduh
gelisah
tetapi
pasien
yang
dirawat
dalam
satu
bulan
d. Standar :100%
14. Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu 1 bulan
a. Definisi operasional
Lamanya
waktu
pasien
gangguan
jiwa
yang
sudah
dipulangkan tidakkembali ke perawatan di rumah sakit jiwa
b. Numerator
Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang dipulangkan dalam
1 bulan dikurangi jumlah kejadian pasien gangguan jiwa yang
kembali dirawat dalam waktu 1 bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang dipulangkan dalam 1
bulan
d. Standar :100%
15. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa
a. Definisi operasional
Lamanya waktu perawatan pasien gangguan jiwa di rumah
sakit yang efektif
b. Numerator
Jumlah rerata perawatan pasien gangguan jiwa 6 minggu
c. Denominator
Tidak ada
d. Standar : 6 minggu
4. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Kegiatan
Pelayanan Bedah
1. Waktu tunggu operasi elektif
a. Definisi Operasional
Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai
dokter memutuskan
untuk operasi
yang
terencana sampai
pada
yang
sisi
salah,
misalnya
yang
semestinya
dalam
waktu
satu
bulan
kejadian pasien
yang
dioperasi
dalam
satu
bulan
dikurangi
asing seperti
benda
kapas,
asing
gunting,
adalah
peralatan
pasien yang
mengalami
kejadian
dalam
bulan
tertinggalnya
dimana
tubuh
dikurangi
benda
asing
b. Numerator
Jumlah pasien yang, mengalami komplikasi anestesi dalam satu
bulan
c. Denominator
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
d. Standar : 6 %
5. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
adalah
perdarahan
yang
terjadi
pada
saat
yang
terjadi
akibat
perdarahan,
pre
adalah
dokter
Sp.OG,
adalah
TIM
antara
pasien
dengan
bidan
untuk
kasus yang
ditangani,
perawat
D3
perawat
D3
dengan
sertifikat
perawat
7. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Laboratorium
1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai
dengan
c. Denominator
Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey
dalam bulan tersebut
d. Standar : 140 menit (manual)
2. Pelaksana ekspertisi
a. Definisi operasional
Pelaksana ekspertisi
laboratorium
adalah
dokter
spesialis
hasil pemeriksaan
adalah
adanya
laboratorium.
tanda tangan
Bukti
pada
dilakukan
lembar
hasil
jumlah
penyerahan
hasil
laboratorium
salah
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Radiologi
1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima
hasil yang sudah diekspertisi.
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam
satu bulan
c. Denominator
Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut
d. Standar : 3 jam
2. Pelaksana ekspertisi
a. Definisi operasional
Pelaksanaan ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis radiologi
yang mempunyai
kewenangan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Rehabilitasi Medik
1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang
direncanakan
a. Definisi operasional
Drop
out
pasien
direncanakan
terhadap
pelayanan
rehabilitasi
yang
tidakmemberikan
tindakan
rehabilitasi
medic yang
diperlukan
yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan atau tidak sesuai
dengan pedoman / standar pelayanan rehabilitasi medik.
b. Numerator
Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medic dalam
1
yang
mengalami
kesalahan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Farmasi
1. Waktu tunggu pelayanan
A. Obat jadi
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan menerima obat jadi.
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu tungu pelayanan obat jadi pasien
yang disurvey dalam satu bulan
c. Denominator
Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.
d. Standar : 30 menit
B. Racikan
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
menerima obat racikan
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
pelayanan
obat
racikan
jumlah.
b. Numerator
Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey dikurangi
jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat.
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey.
d. Standar :100%
3. Kepuasan pelanggan
a. Definisi operasional
Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan farmasi
b. Numerator
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvey (dalam prosen)
c. Denominator
Jumlah total pasien yang disurvey (minimal 50)
d. Standar : 80%
4. Penulisan resep sesuai formularium
a. Definisi operasional
Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah
sakit
b. Numerator
Jumlah resep
yang
diambil
sebagai
diambil
sampel
sebagai
yang
sample
sesuai
yang
porsi
sisa
makanan
dari
pasien
yang
12. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Transfusi Darah
1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
a. Diisi sesuai dengan pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan tranfusi.
b. Numerator
Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam
satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh permintaan darah dalam satu bulan
d. Standar : 100%
2. Kejadian Reaksi tranfusi
a. Definisi operasional
Reaksi tansfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
terjadi akibat tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi
akibat tranfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai, atau
gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian tranfusi darah.
b. Numerator
Jumlah kejadian reaksi tranfusi dalam satu bulan
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien yang mendapat tranfusi dalam satu bulan
d. Standar : 0,01%
13. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Maskin
1. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap
unit pelayanan
a. Definisi operasional
Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien pemegang kartu
askeskin
b. Numerator
Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit dalam
satu bulan
d. Standar : 100%
14. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Rekam
Medik
1. Kelengkapan
pengisian
rekam
medis
24
jam
setelah
selesai
pelayanan
a. Definisi operasional
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi
adalah
pasien/keluarga pasien
persetujuan
atas dasar
yang
penjelasan
diberikan
mengenai
informasi
lengkap
sebelum
memberikan
pasien
mendaftar
sampai
rekam
medis
Waktu
yang
digunakan
penyediaan dokumen
pada
rekam
pelayanan
rawat
medik palayanan
diamati
c. Denominator
Total penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati
d. Standar : rerata 15 menit
16. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
adalah
diambil
dalam
pertemuan
tersebut
sesuai
dengan
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
kegagalan
secara
periodik.
adalah
Laporan
akuntabilitas
kinerja
yang lengkap
yang
lengkap
dan
dilakukan
dua
periode
gaji
berkala
adalah
c. Denominator
Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya memperoleh kenaikan
gaji berkala dalam satu tahun.
d. Standar : 100%
5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
a. Definisi Operasional
Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi
karyawan yang dilakukan baik di rumah sakit ataupun di luar
rumah sakit yang bukan merupakan pendidikan formal. Minimal
per karyawan 20 jam per tahun.
b. Numerator
Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam per
tahun.
c. Denominator
Jumlah seluruh karyawan rumah sakit.
d. Standar : 60%
6. Cost recovery
a. Definisi Operasi
Cost recovery adalah jumlah
periode
tagihan
pasien
rawat inap
adalah
waktu
mulai
yang
diberikan
kepada
karyawan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Ambulans/Kereta Jenazah
1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta Jenazah
a. Definisi Operasional
Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat
diakses
setiap
waktu
oleh
pasien/keluarga
pasien
yang
membutuhkan.
b. Numerator
Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu
bulan
c. Denominator
Jumlah hari dalam bulan tersebut
d. Standar : 24 jam
2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/Kereta jenazah di
Rumah Sakit
a. Definisi Operasional
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di
rumah sakit adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan
ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien di
rumah
sakit
sampai
tersedianya
ambulance/kereta
jenazah.
Maksimal 30 menit.
b. Numerator
Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu
dalam satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu
bulan.
d. Standar : 24 jam
3. Response
time
pelayanan
ambulance
membutuhkan
a. Definisi Operasional
Waktu tempuh/ kecepatan
oleh
ambulance
masyarakat
untuk
yang
memeberikan
b. Numerator
Waktu yang dibutuhkan dari masyarakat yang menghubungi
rumah sakit sampai ke penanggung jawab ambulance.
c. Denominator
Waktu yang dibutuhkan oleh pihak ambulane dari masyarakat
yang memesan ambulance hingga ambulance tersebut sampai ke
tempat masyarakat yang memesan.
d. Standar : Sesuai ketentuan daerah
18. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemulasaraan Jenazah
1. Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah
a. Definisi Operasional
Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah adalah waktu
yang dibutuhkan mulai pasien dinyatakan meninggal sampai
dengan jenazah mulai ditangani oleh petugas
b. Numerator
Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaran jenazah pasien yang
diamati dalam satu bulan
c. Denominator
Total pasien yang diamati dalam satu bulan
d. Standar : 2 jam
19. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemeliharaan Sarana
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
a. Definisi Operasional
Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang
dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan
petugas melakukan pemeriksaan
untuk
terhadap
alat
yang
rusak
waktu
yang
menunjukkan
d. Standar :100%
3. Peralatan
laboratorium
dan
alat
ukur
yang
digunakan
dalam
20. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemeliharaan Laundry
1. Tidak adanya linen yang hilang
a. Definisi Operasional
Tidak ada
b. Numerator
Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu
bulan.
c. Denominator
Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
d. Standar : 100 %
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
a. Definisi Operasional
Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan
linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
b. Numerator
Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat
waktu
c. Denominator
Jumlah hari dalam satu bulan
d. Standar : 100 %
21. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Lampiran
1. Pelayanan Hemodialisis
Pelayanan Hemodialisi diisi bagi rumah sakit yang memiliki unit
hemodialisis.
Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda
akibat laju filtrasi glomerulus yang rendah sehingga diharapkan dapat
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
a. Jumlah Pasien
Kunjungan
untuk
Baru
adalah
pasien
mendapatkan pelayanan
yang
pertama
kali
datang
hemodialisis berdasarkan
jenis
Kunjungan
Lama
adalah
kunjungan
berikutnya
dari
suatu