Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Gangguan Kepribadian

Sub topic

: Pasien dengan Gangguan Kepribadian

Sasaran

: Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Wijaya Kusuma

Tempat

: Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juni 2014


Waktu

: 30 menit (Jam 07.30-08.00)

Penyuluh

: Mahasiswa Stikes Insan Unggul Surabaya

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga memperoleh
gambaran yang nyata tentang apa itu gangguan kepribadian.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga di Ruang Wijaya Kusuma RSJ
Menur Surabaya dapat :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3.

Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian


Mengetahui faktor penyebab timbulnya gangguan kepribadian
Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian
Mengetahui Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian
Mengetahui Resiko Gangguan Kepribadian
Treatment bagi Gangguan Kepribadian
Materi
a. Pengertian dari gangguan kepribadian
b. Penyebab timbulnya gangguan kepribadian
c. Gejala umum gangguan kepribadian
d. Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian
e. Resiko Gangguan Kepribadian
f. Treatment bagi Gangguan Kepribadian
4. Metode
Ceramah
Tanya jawab
5. Media
Lembar balik
Leaflet

6. Kegiatan Penyuluhan.
No

WAKTU

1.

3 Menit

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN
PESERTA

METODE /
MEDIA

Pembukaan :
1. Membuka

kegiatan

mengucapkan salam.

dengan1. Menjawab salam


2. Mendengarkan

Ceramah

2. Memperkenalkan diri

3. Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan


4. Menyebutkan materi yang akan
2.

diberikan
15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan

pengertian

gangguan kepribadian
2. Menjelaskan tentang

dari1. Memperhatikan
2. Mendengarkan

penyebab

timbulnya gangguan kepribadian


3. Menjelaskan tentang gejala umum

Kepribadian
5. Menjelaskan

dari

3.

menjawab

dan

diajukan

Gangguan

tentang

Gangguan Kepribadian
6. Treatment
bagi

3. Bertanya dan
pertanyaan yang

gangguan kepribadian
4. Menjelaskan
klasifikasi
Diskripsi

Flip Chart

resiko
Gangguan

Kepribadian
10 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan

Ceramah

materi yang telah diberikan, dan


reinforcement kepada keluarga yang
44 2 Menit

dapat menjawab pertanyaan.


Terminasi :
1. Mengucapkan terima kasih atas
peran serta peserta.

1. Mendengarkan

Ceramah

2. Menjawab salam

2. Mengucapkan salam penutup.

7. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi Struktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Wijaya Kusuma RSJ


Menur Surabaya

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara


selesai

Peserta mengajukan pertanyaan

3. Evaluasi Hasil

Keluarga dan pasien mengetahui tentang gangguan kepribadian.

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.

8. Pengorganisasian
1. Moderator

: Fellyawati HY, S. Kep

2. Penyaji
3. Fasilitator

: Abu Mutfari, S. Kep


: Hatimah, S. Kep
Helliyati, S. Kep
Five Indrayana, S. Kep

4. Observer

: Abdul Kholiq, S. Kep

LAMPIRAN MATERI
GANGGUAN KEPRIBADIAN
1. Pengertian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda - beda, sejak dilahirkan
dengan ciri khas dan watak yang menjadikan seseorang itu unik, mempunyai
kekuatan dan kelemahan yang berbeda - beda.
Pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sangat mempengaruhi tiap
kepribadian indivudu sehingga menandai terbentuknya suatu kepribadian ( Pasaribu
& Simandjutak, 1984).

Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara


utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan
lingkungan dalam konteks hubungan personal yg luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak
fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.
Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh
lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya
Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal
adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan
Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai
gangguan kemampuan daya nilai realitas.
2. Penyebab munculnya gangguan kepribadian
a) Faktor Predisposisi
Tumbuh kembang : gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan
hubungan dengan orang lain.
Hubungan dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang
tidak mendukung proses tumbang.
b) Faktor Presipitasi
Perpisahan/ kehilangan : orang berarti dalam waktu sementara/ lama
(perceraian, kematian atau dirawat di RS
Penyakit kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri sehingga gangguan
pola hubungan
Sosial budaya : perubahan status sosek ( perusahaan bangkrut tau tinggal
di tempat baru )

3. Gejala Gangguan Kepribadian


Orang yang mengalami kepribadian biasanya memiliki tingkah laku yang
kompleks dan berbeda - beda, berupa (Martaniah, 1999)
a)
b)
c)
d)
e)
f)

ketergantungan yang berlebihan


ketakutan yang berlebihan dan intimidasi
kesedihan yang mendalam
tingkah laku yang eksploitatif
kemarahan yang tidak dapat dikontrol
kalau masalah mereka tidak ditangani, kehidupan mereka akan dipenuhi ketidak

puasan
4. Klasifikasi dan deskripsi gangguan kepribadian
a. Kepribadian histerionik
Ciri pokok : sebagai suatu pola pervasif dari emosional dan mencari
perhatian yang berlebihan.

Gejala : emosional tinggi, mendramatisasi diri, menarik perhatian,


manipulatif, toleransi rendah, tidak rasional, tempentantrum, manipulatif,

reaksi berlebihan pada stress.


b. Kepribadian narsisitik
Tidak hangat, tidak responsive, terikat pada aturan (tertib, rapi),
perfeksionistik, seriously (tidak dapat rileks, tertawa dan menangis ),
hubungan sosial terbatas.
c. Kepribadian borderline
Sukar membina hubungan sosial dan personal, depresi, mengeluh perasaan
bosan dan hampa, tidak percaya pada orang lain, perasaan sepi, sangat sensitif
terhadap penolakan, tidak mampu mengatasi cemas dan frustasi, kontrol diri
kurang
d. Kepribadian tergantung
Tidak mandiri, orang lain yang mengambil keputusan tentang dirinya,
kurang percaya diri, vitalitas dan mobilitas kurang
e. Kepribadian Kompulsif
Tidak hangat, tidak responsif, terikat pada aturan (tertib,rapi ),
perfeksionistik, seriusly ( tidak dapat rileks, ketawa & amp; menangis),
hubungan sosial terbatas
f. Kepribadian menarik diri / menghindar
Hiperaktif pada penolakan, menghindari hubungan sosial kecuali dengan
jaminan (diterima dan tidak dikritik), menarik diri, temannya terbatas, harga
diri rendah, gelisah dan malu jika berbicara dengan orang lain, ingin
dikasihani & amp; diterima
g. Kepribadian pasif-agresif
Menolak tuntutan untuk berpenampilan adekuat (sosial, pekerjaan),
penolakan tidak diungkapkan dengan langsung (menangguhkan, buang-buang
waktu dan pelupa)
h. Kepribadian schizoid
Emosi dingin dan tidak peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak
dapat membedakan pujian, kritik pada perasaan orang lain, menolak kontak
mata, menghindari komunikasi spontan, tidak tertarik dengan lawan jenis,
pikiran paranoid, pikiran magis & masalah komunikasi.
Tipe Gangguan Kepribadian Pervasive
1.

Gangguan kelompok A
Gangguan kepribadian paranoid : tidak percaya total pada orang lain dimulai
pada dewasa muda, diindikasikan dari kondisi berikut:

2.

a.
b.

Curiga, tanpa sebab, bahwa orang-orang mengeksploitasi atau menipu.


Sibuk dengan keraguan tak jelas tentang kesetiaan atau kejujuran teman atau

c.

sejawat.
Menemukan pelecahan tersembunyi atau makna mengancam dari komentar

d.
e.

atau kejadian sepele.


Selalu sakit hati atau mengeluh.
Mengaeali serangan (tak terlihat oleh orang lain) pada karakter atau reputasi

seseorang, diikuti oleh reaksi cepat marah atau serangan balik.


f. Curiga kambuhan tak jelas bahwa pasangan atau teman seks-nya tak setia.
Gangguan kepribadian schizoid:
Pola keterpisahan menetap dari hubungan sosial dan juga terbatasnya rentang
ekspresi emosional dalam hubungan interpersonal dimulai pada dewasa muda,
diindikasikan dari gejala berikut:
a. Kurangnya keinginan untuk atau ketidakmampuan menikmati hubungan akrab
termasuk dengan keluarganya sendiri.
b. Pilhannya hampir selalu ekslusif untuk aktifitas soliter.
c. Sedikit, bila ada, perhatian untuk mengalami pengalaman seksual dengan

3.

orang lain.
d. Mengalami kesenangan dari sedikit bila ada aktifitas.
e. Kurangnya teman akrab.
f. Tak peduli terhadap pujian atau kritikan.
g. Emosi dingin dan efek datar.
Gangguan kepribadian schizotipal:
Pola defisit sosial dan interpersonal menetap (ketidaknyamanan akut, dan
berkurangnya kapasitas untuk hubungan akrab, distorsi kognitif atau persepsi dan
perilaku egosentrisitas) dimulai pada dewasa muda, diindikasikan dari gejala
berikut:

4.

a.
b.
c.
d.

Ideas of reference (tidak termasuk rujukan waham).


Keyakinan aneh atau berpikir magis yang mempengaruhi perilaku.
Pengalaman perceptual takbiasa (Ilusi tubuh).
Berpikir dan bicara aneh (tidak jelas, sirkumstansial, metaforikal, elaborasi

e.
f.
g.
h.
i.

berlebihan, stereotipik /berulang-ulang).


Berpikiran curiga atau paranoid.
Afek tak wajar atau terbatas.
Perilaku atau penampilan aneh atau eksentrik.
Kurangnya teman akrab.
Berlebihannya ansietas sosial yang tidak berkurang dengan familiaritas dan

biasanya termasuk pikiran paranoid.


Gangguan kelompok B
a. Gangguan kepribadian antisosial
1) Bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 pada klien yang sedikitnya
berusia 18 tahun.
2) Pola menetap tidak menghargai dan melanggar hak orang lain sejak usia
15,

sebagaimana

diindikasikan

dari

kondisi

Gagal mematuhi norma sosial atau perilaku taat hukum.


a) Iritabilitas atau agresifitas.

berikut

b) Tidak bertanggung jawab dalam riwayat pekerjaan dan kewajiban


finansial.
c) Impulsif dan gagal membuat rencana kedepan.
d) Pengkhianat.
e) Tidak menghargai keamanan diri dan orang lain.
f) Kurangnya perasaan menyesal.
b. Gangguan kepribadian borderline : pola ketidakstabilan menetap dalam
hubungan interpersonal, citra diri, afek, dan kontrol impuls dimulai pada
dewasa muda, diindikasikan oleh :
1) Usaha gila-gilaan /histeris untuk menghindari pengabaian (tidak termasuk
usaha bunuh diri dan tindakan menyakiti diri).
2) Hubungan personal tak stabil dan kaku.
3) Gangguan identitas menetap.
4) Perilaku impulsif, ceroboh, pada sedikitnya 2 dari area berikut : belanja,
seks, penyalahgunaan zat, ngutil, mengemudi, makan berlebihan.
5) Perilaku atau tanda-tanda atau ancaman bunuh diri atau menyakiti diri
kambuhan / berulang.
6) Manifetasi reaktifitas alam perasaan, biasanya untuk periode singkat jarang
melebihi beberapa hari.
7) Perasaan hampa dan bosan kronik.
8) Marah kaku, takwajar, kurangnya kendali marah.
9) Pikiran paranoid terkait dengan stress, sementara atau gejala disosiataif
berat.
c. Gangguan kepribadian histrionik : pola menetap berlebihannya emosional dan
perilaku cari perhatian, dimulai pada dewasa muda diindikasikan oleh gejala
berikut :
1) Merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian.
2) Perilaku atau penampilan seksual merayu tak wajar.
3) Emosi labil.
4) Sangat peduli (berlebihan) terhadap tampilan fisik, menggunakannya untuk
5)
6)
7)
8)

menarik perhatian terhadap diri.


Gaya bicara yang impresionistik berlebihan dan kurangnya detil.
Dramatisasi diri, ekpresi emosi berlebihan dan teatrikal.
Memaksa.
Keyakinan keliru bahwa hubungannya dengan orang lain lebih intim

dibandingkan kenyataan.
d. Gangguan kepribadian Narsissistik: pola menetap kepura-puraan, kebutuhan
untuk dikagumi dan kurangnya empati, mulai pada dewasa muda
diindikasikan dari gejala berikut :
1) Perasaan kuat pentingnya diri.
2) Sibuk dengan pikiran akan keberhasilan, kecantikan, kepintaran, kekuasan
dan cinta tak terbatas.
3) Yakin bahwa dia superrior (hebat) dan hanya mau berhubungan dengan
orang atau institusi yang hebat.
4) Butuh dikagumi dan diperhatikan secara berlebihan.
5) Perasaan kuat bahwa berhak mendapat perlakuan istimewa/khusus.
6) Mengeksploitasi orang lain.

5.

7) Kurangnya empati.
8) Iri akan orang lain atau yakin orang lain iri padanya.
Gangguan kelompok C
a. Gangguan kepribadian menghindar: pola menetap hambatan sosial, perasaan
ketidakpadaan, dan hipersensitif pada kritikan, dimulai pada masa dewasa,
diindikasikan dari gejala berikut :
1) Menghindari aktifitas kerja termasuk kontak interpersonal signifikan.
2) Tidak mau risiko terlibat dalam hubungan tanpa kepastian keberhasilan
3)
4)
5)
6)

untuk disukai.
Membatasi hubungan akrab.
Sibuk dengan ketakutan ditolak atau dikritik dalam situasi sosial.
Malu dalam hubungan baru.
Yakin bahwa tak mampu secara sosial, secara personal tak menarik atau

rendah terhadap orang lain.


7) Tidak mau untuk resiko personal atau terlibat dalam aktifitas baru.
b. Gangguan kepribadian ketergantungan : Kebutuhan menetap dan berlebihan
untuk diperlakukan/dirawat, mengarah pada perilaku submisif dan bergantung
dan takut akan perpisahan. Mulai pada dewasa muda diindikasikan dari gejala
berikut :
1) Ketidakmampuan untuk membuat keputusan setiap harinya tanpa nasihat
2)
3)
4)
5)

berlebihan dari orang lain.


Perlu orang lain untuk mengambil alih tanggung jawab dalam kehidupan.
Enggan tidak sepakat dengan orang lain karena takut ditolak.
Sukar memulai projek dan melakukan segala sesuatunya sendiri.
Sangat berusaha untuk mendapat dukungan emosional dari orang lain

(sukarela melakukan hal tak menyenangkan.


6) Merasa tak nyaman atau tak ada harapan bila sendirian.
7) Berusaha menemukan hubungan ketergantungan baru bila hubungan akrab
berakhir.
8) Sibuk dengan ketakutan ditinggal sendirri untuk merawat diri sendiri.
c. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif : Pola menetap sibuk dengan
keteraturan, kesempurnaan dan kontrol mental dan interpersonal akan biaya
kelenturan, keterbukaan dan efisiensi, mulai pada dewasa muda diindikasikan
dari gejala berikut :
1) Sibuk akan detil, aturan, daftar, organisasi penjadualan, menyebabkan
ketidak-mampuan fokus pada point utama dari suatu kegiatan.
2) Perfeksionis yang mengganggu penyelesaian tugas.
3) Setia berlebihan terhadap pekerjaan dan produktifitas dengan meniadakan
aktifitas senang-senang dan persahabatan.
4) Sangat hati-hati, cermat dan tak lentur tentang moralitas, etik dan nilai.
5) Ketidak-mampuan membuang benda tak berguna.
6) Enggan mendelegasikan tugas kecuali tugas akan dikerjakan sesuai dengan
yang dikerjakannya.
7) Pelit dengan uang.
8) Keras kepala.
d. Gangguan kepribadian agresig-pasif

1) Didaftar terpisah sebagai gangguan kelompok C dalam DSM-III-R; pada


SM IV didaftar sebagai gangguan kepibadian nonspesifik yang punya
perilaku lebih dari 1 gangguan personalitas tetapi tidak ada kriteria penuh
untuk satupun gangguan personalitas
2) Gejala umum perilaku agresif pasif mempengaruhi interaksi sosial dan
kerja.
3) Procrastination / Suka menunda-nunda.
4) Gagal melakukan tugas atau pekerjaanya buruk bila melakukan yang tak
5)
6)
7)
8)

mau dikerjakannya.
Sakit hati akan anjuran tentang cara memperbaiki kinerja.
Gagal melakukan bagian tugas yang adil.
Berlebihan mencemooh dan mengkritik atasan.
Mengklaim bahwa tuntutan padanya takwajar dan iritabel dan bertengkar
bila diminta melakukan tugas.

Treatment/ Penanganan Gangguan Kepribadian


1. Kepribadian Histerik
Bekerja sama dengan klien dan keluarga
Terapi perilaku untuk membantu pencapaian tumbang
Bantu orang tua untuk mendisiplinkan anak
Bantu anak beradapatasi dalam kelompok
Respon perawat untuk dipengaruhi gender
2. Kepribadian narsistik
Bantu klien mengemembangkan harga diri yang kuat
Fasilitasi ledakan rasa marah dan bermusuhan
Tanggapi setiap perilaku klien
Beri penjelasan singkat, jelas dan terbatas
Bantu klien menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya
Tetapkan harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap
Bantu klien melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan
Beri umpan balik perilaku klien
Libatkan dalam terapi kelompok
Lakukan terapi keluarga
3. Kepribadian Borderline
Ciptakan lingkungan yang terapeutik
Kerja sama dengan klien dan keluarga
Lakukan kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan
Hindari tawar menawar
Gunakan contoh peran, teknis reinforcement
Konfrontasi perilaku klien yang tidak sesuai
Identifikasi perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan
segera
Identifikasi kebutuhan klien yang membutuhkan
Libatkan dalam terapi kelompok
Berikan terapi dengan tepat
4. Kepribadian Tergantung
Rancang batasan usia yang sesuai dan konsisten
Libatkan keluarga dan orang terdekat

Hindari perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap


perilaku, pikiran dan perasaan
Beri kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya
Tunjukkan penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien
Tetap beri informasi tentang kegiatan terapi
Arahkan klien pada pemikiran rencana masa depan
5. Kepribadian Kompulsif
Ekspresif psikoterapi
Diskusikan efek stress dan beri saran
Cegah ketidak jelasan
Beri penekanan pada kebutuhan dengan contoh konkrit
Strategi perilaku dan kognitif sangat berguna
Terapi kelompok untuk orang tua dan keluarga
6. Kepribadian Menghindar
Bina hubungan saling percaya
Bantu klien menerima kritik orang lain
Bantu klien mengkritik diri sendiri
Bantu klien agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi
kesepiannya
Bantu klien untuk sosialisasi dan mendapat teman
Beri reinforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien
7. Kepribadian Pasif Agresif
Beri batasan perilaku dan lingkungan
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan secara konstruktif
Beri kesempatan berpengalaman dalam kelompok
Tingkatkan hubungan social
Lakukan terapi perilaku
8. Kepribadian Skizoid
Lakukan kontrak P K
Tingkatkan sosialisasi
Hindari isolasi dan perawatan institusional
Libatkan
dalam
terapi
okupasi

dan

terapi

kelompok

Anda mungkin juga menyukai