GUGUS FUNGSI
Bella Fatima DZ (G84140017)1, Riyan Hidayatullah (G84140055)1, Kurniasari
Rahayu Peni W (G84140089)1, Pamungkas2, Inda Setyawati3
Mahasiswa1, Asisten Dosen2, Dosen3
Departemen Biokimia
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
2016
ABSTRAK
Karbohidrat yang dikenal sebagai gula merupakan sumber energi bagi
tubuh manusia. Zat organik ini dapat bersumber dari tumbuhan dan daging
hewan. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Karbohidrat berdasarkan ukurannya di bagi menjadi empat kelas
yang berbeda, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Identifikasi karbohidrat perlu dilakukan untuk mengetahui struktur dan sifat apa
saja yang terdapat dalam zat organik ini. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
uji-uji kualitatif, seperti uji molisch, uji benedict, uji barfoed, dan uji selliwanoff.
Uji tersebut dilakukan dengan berbagai sampel, yaitu glukosa 1%, fruktosa1%,
sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, khitosan, bubuk kertas dan agaragar. Perubahan warna pada sampel yang dihasilkan melalui uji-uji kualitatif
menunjukan ada atau tidaknya karbohidrat. Uji molisch ditunjukan dengan
warna ungu atau violet, uji benedict ditandai dengan warna merah bata, uji
barfoed ditandai dengan warna biru dan uji selliwanoff berwarna merah.
Kata Kunci : Karbohidrat, uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji selliwanoff
PENDAHULUAN
Karbohidrat (CH2O)n merupakan zat gizi yang dibutuhkan bagi manusia
sebagai sumber energi yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Karbohidrat
merupakan nama dari zat-zat organik yang memiliki struktur yang berbeda-beda
(Siregar 2014). Karbohidrat menjadi komponen struktur penting dalam makhluk
hidup dalam bentuk serat-serat yang berguna dalam pencernaan, seperti selulosa,
pektin dan lignin (Edahwati 2010). Selain sebagai sumber bahan bakar bagi tubuh,
karbohidrat juga berperan sebagai prekursor untuk sintesis lemak, asam amino,
glikolipid, glikoproteion dan proteoglikan serta cadangan makanan dan
pembangun struktur jaringan tubuh (Marks et al. 2000).
Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Karbohidrat berdasarkan ukurannya di bagi menjadi empat kelas
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum Biomolekul dilaksanakan pada hari Senin, 22 Februari 2016
pukul 08.00-11.00 WIB bertempat di Laboratorium Departemen Biokimia lantai 5
Fakultas Peternakan.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala, tabung reaksi, batang
pengaduk, pipet tetes, pipet mohr, penangas air. Bahan-bahan yang digunakan
adalah pereaksi Molisch, pereaksi Benedict, fosfolibdat, pereaksi Selliwanof,
larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1% dan pati
1%, khitosan, bubuk kertas dan agar-agar.
Prosedur
Uji Molisch. Disiapkan 2.5 mL larutan yang akan diperiksa, yaitu glukosa
1% dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi
Molisch, dicampur merata. Kemudian ditambahkan perlahan-lahan melalui
dinding tabung sebanyak 1.5 mL asam sulfat pekat (H 2SO4). Diulangi prosedur
tersebut dengan mengganti larutan glukosa 1% dengan fruktosa 1%, sukrosa 1%,
laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, khitosan, bubuk kertas dan agar-agar.
Uji Benedict. Disiapkan 1.25 mL pereaksi Benedict dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes larutan bahan yang akan diperiksa, yaitu
glukosa 1%, lalu didihkan selama 5 menit dalam penangas air. Biarkan sampai
dingin, kemudian perhatikan warna dan apakah terjadi endapan. Ulangi prosedur
tersebut dengan mengganti larutan glukosa 1% dengan fruktosa 1%, sukrosa 1%,
laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, khitosan, bubuk kertas dan agar-agar.
Uji Barfoed. Disiapkan 0.5 mL pereaksi Barfoed dan 0.5 mL bahan
percobaan, yaitu glukosa 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air selama 3 menit, lalu dinginkan.
Setelah itu tambahkan 0.5 mL fosfomolibdat, kocok dan amati warna yang terjadi.
Ulangi prosedur tersebut dengan mengganti larutan glukosa 1% dengan fruktosa
1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, khitosan, bubuk kertas dan
agar-agar.
Uji Selliwanof. Disiapkan 2.5 mL pereaksi Selliwanof dan beberapa tetes
bahan percobaan, yaitu glukosa 1% dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung
reaksi tersebut dimasukkan dalam penangas air selama 60 detik. Perhatikan warna
yang terbentuk. Ulangi prosedur tersebut dengan mengganti larutan glukosa 1%
dengan fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, khitosan,
bubuk kertas dan agar-agar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron karena adanya gugus aldehid atau
keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah
logam-logam oksidator seperti Cu(II). Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah
teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat pengoksidasi atau
enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer
akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus
aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia
menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa. Gugus
keton tidak dapat teroksidasu secara langsung, harus diubah menjadi aldehid
dengan perpindahan tautomerik yang memindahkan gugus karbonil ke bagian
akhir rantai (Sastrohamidjojo 2005). Pada umumnya gula pereduksi berhubungan
erat dengan aktifitas enzim, semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi
gula pereduksi yang dihasilkan (Jalip 2008). Jumlah gula pereduksi yang
dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi Benedict yang
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dan hasil larutannya tidak
berwarna biru.
Contoh gula yang termasuk gula pereduksi adalah glukosa, manosa,
fruktosa, laktosa, maltosa dan galaktosa. Sedangkan yang termasuk dalam gula
non pereduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM 2008). Salah satu
contoh dari gula pereduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang
tidak tersedia di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu
(laktosa) melalui proses metabolisme yang merubahnya menjadi glukosa sehingga
dapat memasuki siklus krebs untuk diproses menjadi energi (Poedjiadi 2005).
Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang
ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto 2002).
Uji molish adalah uji untuk mengetahui keberadaan karbohidrat dalam
suatu sampel. Pereaksi molish terdiri dari 5% -naftol dalam alkohol. Percobaan
dilakukan dengan larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi molisch lalu
diteteskan H2SO4 akan menghasilkan warna violet. Prinsip kerja uji molisch
adalah karbohidrat akan mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi
hidroksi metil furfural dan kondensasi aldehida dengan -naftol akan membentuk
senyawa berwarna violet untuk polisakarida dan disakarida (Sumardjo 2006).
Semua sampel yang diujikan menghasilkan hasil positif uji molisch. Hal tersebut
ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu atau violet. Seluruh sampel
mengandung karbohidrat ditandai oleh perubahan warna yang dihasilkan.
Table 1 Uji Molisch
Sampel
Pati
Pengamatan
+
Laktosa
Maltosa
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Agar-Agar
Chitosan
Kertas
Keterangan
Terdapat dua fase berwarna ungu
Terdapat dua fase dan cincin
ungu kemerahan
Terdapat dua fase dan cincin
ungu
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu dan tidak berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu dan tidak berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu dan tidak berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu kemerahan dengan tidak
berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu kemerahan dengan tidak
berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu kemerahan dengan tidak
Selulosa
berwarna
Terdapat dua fase yaitu cincin
ungu kemerahan dengan tidak
berwarna
Pengamatan
+
+
Keterangan
Tetap biru
Menjadi Hijau Kebiruan
Menjadi Hijau Kebiruan
Ada endapan merah bata,
Glukosa
+
warna hijau kebiruan
Ada endapan merah bata,
Fruktosa
+
warna hijau kebiruan
Sukrosa
Tetap biru
Ada endapan merah bata,
Agar-Agar
+
warna hijau kebiruan
Chitosan
Tetap biru
Kertas
Tetap biru
Selulosa
Tetap biru
Keterangan : (+) = Uji benedict positif (-) = Uji benedict negatif
Pengamatan
-
Laktosa
Maltosa
Glukosa
Fruktosa
Keterangan
Biru keruh,
Biru bening, ada endapan
merah(++)
Biru cerah, ada endapan
merah(+)
Setalah dipanaskan: ada
endapan merah bata
Setelah ditambah
fosfomolibdat: endapan
hilang dan warna biru pekat
Setalah dipanaskan: ada
endapan merah bata
Setelah ditambah
fosfomolibdat: endapan
hilang dan warna biru pekat
Sukrosa
Agar-Agar
Chitosan
Kertas
Selulosa
Keterangan : (+) = Uji barfoed positif
Keterangan
Berwarna kuning bening
Berwarna kuning bening
Berwarna kuning bening
Berwarna kuning muda
Berwarna merah
Berwarna merah
Berwarna merah
Berwarna kuning pekat
Berwarna kuning pucat
Berwarna kuning pekat
negatif
SIMPULAN
Karbohidrat dapat diketahui sifat, reaksi dan strukturnya melalui uji-uji
kualitatif seperti uji molisch, uji benedict, uji barfoed, dan uji selliwanof. Masingmasing uji memiliki prinsip yang berbeda-beda. Uji molisch digunakan untuk
mengetahui keberadaan karbohidrat dalam sampel
berdasarkan pembentukan
furfural karbohidrat yang didehidrasi. Warna ungu untuk hasil yang positif pada
uji ini. Uji benedict menentukan adanya gula pereduksi dengan perubahan warna
merah bata dan terdapat endapan untuk hasil yang positif. Uji barfoed menentukan
kereaktifan karbohidrat dengan perubahan warna biru dan uji selliwanoff untuk
membedakan gula ketosa dan gula aldosa dengan perubahan warna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto M A K. 2002. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. Malang (ID): UMM Press.
Endahwati L. 2010. Perpindahan massa karbohidrat menjadi glukosa dari buah
kersen denga proses hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 10(1):1-5.
Jalip I S. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi
Laboratorium Kimia Universitas Nasional.