I.
TUJUAN PERCOBAAN
a.
b.
Pelat TLC
Chamber Chromatography
Bahan yang Digunakan
III.
DASAR TEORI
Kromatografi lapis tipis adalah salah satu contoh kromatografi planar. Fase
diamnya (Stationary Phase) berbentuk lapisan tipis yang melekat pada gelas/kaca,
plastik, aluminium. Sedangkan fase geraknya (Mobile Phase) berupa cairan atau
campuran cairan, biasanya pelarut organi dan kadang-kadang juga air. Fase diam yang
berupa lapisan tipis ini dapat dibuat dengan membentangkan /meratakan fase diam
diatas plat/lempeng kaca plastik ataupun aluminium.
KLT (kromatgrafi Lapis Tipis)/TLC (Thin Layer Chromatography) merupakan
salah satu cara untuk memisahkan dan menganalisa zat dalam jumlah yang kecil. Pada
TLC, adsorben tersebar secara merata dalam permukaan gelas dan membentuk suatu
lapisan tipis, terbentuk pita-pita yang tidak horizontal, maka sulit untuk mengumpulkan
komponen-komponen. Ujung dari pita kedua akan terbawa sebelum seluruh pita
pertama keluar dari kolom. Ada dua factor penyebab masalah ini yaitu permukaan atas
dari adsorben tidak rata serta kolom tidak benar-benar vertical.
Fenomena lain adalah terbentuknya lengkungan pada salah satu sisi pita. Hal ini
dapat terjadi bila ada ketidakteraturan pada permukaan adsorben atau terdapat
gelembung udara pada kolom.
Pada TLC, cuplikan yang akan dipisahkan atau dianalisa diteteskan pada pelat dengan
menggunakan kapiler. Pemisahan dapat terjadi dengan memasukkan pelat ke dalam
chamber (kamar) yang telah jenuh dengan pelarut. Pelarut akan naik secara perlahanlahan sepanjang pelat tersebut. Cuplikan akan terdistribusi antara fasa diam (adsorben)
dan fasa gerak (pelarut). Sebagai fase gerak umumnya zat yang kurang polar
dibandingkan dengan fasa diam sehingga komponen dalam cuplikan yang kurang
polar akan bergerak lebih cepat dari komponen cuplikan yang lebih polar. Bila larutan
hamper mencapai ujung pelat maka pelat dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan
hingga pelarut yang menempel pada pelat menguap. Akan terlihat noda-noda pada
pelat yang menunjukan jumlah komponen yang ada dalam cuplikan. Perbandingan
antar jarak perjalanan komponen dengan jarak perjalanan pelarut disebut Rf. Rf
dinyatakan dengan bilangan dan dapat digambarkan seperti berikut ini.
Distance travelled by
The solven
Distance travelled by
The various dyes
M
Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1,7 cm dari garis
awal, sementara pelarut berjarak 5,0 cm sehingga nilai Rf untuk komponen berwarna
merah menjadi:
Rf
= 1.7
5.0
= 0,34
Bila kondisi pengerjaan sama, maka niali Rf untuk kompoen tertentu adalah
sama. Nilai Rf dapat digunakan untuk mengidentifikasi komponen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga Rf pada TLC
Struktur kimia darei senyawa yang dipisahkan
Sifat dari penyerap dan derajat aktifasinya
Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
Kemurnian pelarut (fase gerak)
Jumlah cuplikan yang digunakan
Suhu
kesetimbangan
Pelaksanaan KLT
1.
Fase Diam
berukuran kecil
dengan diameter partikel antara 10-30 m. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase
diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT
dalam hal efisiensi dan resolusinya.
Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara
mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah adsorpsidan partisi (Gandjar &
Rohman, 2007).
Sifat fase diam yang satu dengan fase diam yang lain berbeda karena strukturnya,
ukurannya, kemurniannya, zat tambahan sebagai pengikat dll. Fasa diam yang
digunakan TLC tidak sama dengan yang digunakan untuk kromatografi kolom,
terutama karena ukuran dan zat yang ditambahkan. Fase diam dijual dengan spesifikasi
tertentu, iaitu ukuran (diameter) dalam mesh dan untuk kegunaannya (mis: untuk TLC
atau kromatografi kolom). Beberapa fase diam yang banyak dijual dipasaran:
Silika gel
Silika gel merupakan fase diam yang sering digunakan pada TLC. Dalam
perdagangan dijual dengan variasi ukuran (diameter) 10-40m. Makin kecil diameter
akan makin lambat kecepatan alir fase geraknya dengan demikian mempengaruhi
kualitas pemisahan. Luas permukaan silica gel bervariasi dari 300-1000 m2/g. Bersifat
higroskopis, pada kelembaban relatif 45-75% dapat mengikat air 7-20%. Macam
macam silka gel yang dijual dipasaran: Silika gel dengan pengikat. Pada umumnya
digunakan pengikat gypsum, (CaSO4 5-15%). Jenis ini diberi nama Silika gel G. Ada
juga menggunakan pengikat pati (starch) dan dikenal Silika gel S, penggunaan pati
sebagai pengikat mengganggu penggunaan asam sulfat sebagai pereaksi penentuan
bercak. Silika gel dengan pengikat dan indicator flouresensi.
Jenis silica gel ini sama seperti silika gel diatas dengan tambahan zat berfluoresensi
bila diperiksa dibawah lampu UV A, panjang atau pendek. Sebagai indicator digunakan
timah kadmium sulfida atau mangan-timah silikat. Jenis ini disebut Silika gel GF atau
Silika gel GF254 (berflouresensi pada 254 , nm). Silika gel tanpa pengikat, dikenal
dengan nama Silika gel H atau Silika gel N. Silika gel tanpa pengikat tetapi dengan
indicator flouresensi. Silika gel untuk keperluan pemisahan preparative
Alumina
Banyak digunakan setelah silika gel, alumina termasuk kelompok fase diam yang
beraktifitas tinggi. Alumina yang digunakan TLC bersifat sedikit basa (pH 9), ada juga
yang bersifat netral (pH 7) dan alumina yang bersifat asam (pH 4). Juga digunakan
CaSO4 sebagai pengikat yang dapat menurunkan bebasaan pada tinggkat tertentu.
Sepertihalnya Silica gel, alumina dikenal dengan atau tanpa pengikat dan bahan
indicator. Pemberian namapun identik dengan silika gel dengan code G.H.P.F.
Selulosa
Fase Gerak
Yang digunakan sebagai fase gerak biasanya adalah pelarut organik. Dapat
digunakan satu macam pelarut organic saja ataupun campuran. Bilamana fase gerak
merupakan campuran pelarut organik dengan air maka mekanisme pemisahan adalah
partisi. Pemilihan pelarut organic ini sangat penting karena akan menentukan
keberhasilan pemisahan. Pendekatan polaritas adalah yang paling sesuai untuk
pemilihan pelarut. Senyawa polar akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang
bersifat polar dari pada fase gerak yang non polar. Sebaliknya, senyawa non polar lebih
mudah terelusi oleh fase gerak non polar dari pada fase gerak yang polar.
Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :
1.
Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan
2.
3.
FaseDiam
Silika Gel
Keterangan
Sistem umum yang digunakan
Sistem umum yang digunakan
Silika Gel
Silika Gel
Silika Gel
Silika Gel
Silika Gel
C18
Asetonitril : Air
C18
konsentrasi air
Sistem umum Reverse phase
Memisahkan senyawa dengan
Metanol : Air
Selulosa
3.
Penotolan Sampel
Pengembangan
Deteksi Bercak
Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara kimia yang
biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui cara
penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat digunakan untuk
menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar
ultraviolet. Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat
berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas (Gandjar & Rohman, 2007).
Deteksi senyawa dilakukan dengan menggunakan detektor UV di bawah sinar UV
254 nm, indikator pada plat KLT akan memancarkan warna hijau dan pada UV 366 nm
akan memancarkan warna ungu. Komponen yang menyerap cahaya pada 254 atau 366
nm akan tampak sebagai bercak gelap pada plat yang bercahaya (Gibbons, 2006).
Metode deteksi lain adalah dengan menggunakan pereaksi semprot.
Tabel Beberapa Jenis Pereaksi Semprot untuk KLT (Gibbons, 2006)
Pereaksi
semprot
Komposisi
Perlakuan
Keterangan
Vanilin
asam sulfat
gram
dalam
asam
vanilin
Disemprot
Pereaksi umum
pekat
digunakan.
akan
menghasilkan
warna merah atau
Asam
fosfomolibdat
Asam
Disemprot
40%
terpen
warna
10 mL larutan KI
Jika
Reagen
Dragendorff
biru
Untuk
ditambahkan tidak
berlatar kuning
reaksi
Deteksi alkaloid
spontan menghasilkan
hingga merah
diencerkan
dalam 10 mL asam
asetat dan 50 mL air
Prinsip Kerja TLC
Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam
dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin
dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin
dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh
fase gerak tersebut.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Pelat yang telah selesai dilapisi silica disiapkan
2.
diteteskan dengan menggunakan pipa kapiler pada permukaan pelat
3.
Pelat dimasukkan ke dalam chamber yang berisi
. Tetesan yang berada
pada pelat tidak boleh terkena/terendam pelarut.
dapat digunakan
4.
5.
V.