Anda di halaman 1dari 13

ANALISA GAS BUANG

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini,mahasiswa diharapkan dapat:

Dapat melakukan analisa gas buang kendaraan bermotor menggunakan alat

uji emisi.
Memperoleh gambaran secara cepat tentang efisiensi pembakaran didalam
mesin.

II.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan
Portable combustion gas analyzers 4400.
Kabel dan terminal listrik.
Bahan yang digunakan

III.

Gas buang kendaraan bermotor.

LANDASAN TEORI

EMISI GAS BUANG KENDARAAN MOTOR BENSIN

Emisi zat pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor bersumber dari:
1. Blow by gas merupakan gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah
antara ring piston dan silinder ketika terjadi langkah kompresi.
Berupa gas Hydrocarbon (HC)
Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli
Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve
2. Evaporated fuel merupakan penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang
-

pelampung dalam karburator


Berupa gas Hydrocarbon (HC)
Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam mesin melalui
EVAP system
3. Emisi gas buang merupakan gas hasil pembakaran di dalam mesin dan

dikeluarkan melalui saluran pembuangan (knalpot)


Gas buang: CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll
Emisi: HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen Oxide),
SOx (Sulfur-oxide), Pb dan lain-lain.

Zat pencemar udara utama yang terkandung dalam gas buangan kendaraan
bermotor pada umumnya terdiri dari:
-

Karbon Monoksida (CO)


Karbon Dioksida (CO2)
Hidrokarbon (HC)
Nitrogen Oksida (NOx)
Partikulat

Sedang zat pencemar udara lainnya, seperti sulfur oksida (SOx) dan senyawa timah
hitam (Pb) biasanya berasal dari bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor
tersebut.

TEKNOLOGI BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR


Dilihat dari fungsi kendaraan bermotor, yang dituntut selalu mampu bergerak

(mobile) ke seluruh penjuru jalan yang dikehendaki, maka kendaraan bermotor tersebut
memerlukan jenis bahan bakar yang bukan saja memenuhi syarat kesempurnaan
pembakaran, melainkan juga harus mudah dibawa, relatif ringan, mudah malakukan
pengisian kembali, masih banyak lagi. Bahan bakar yang memenuhi kriteria tersebut
adalah bahan bakar minyak. Namun dewasa ini, bahan bakar fosil ini mengalami
berbagai kendala, antara lain: keterbatasan sumber yang tersedia, tidak dapat
diperbaharui, menimbulkan pencemaran udara yang dapat mengganggu kehidupan
manusia serta keseimbangan lingkungan dan lain sebagainya. Salah satu zat pencemar
yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak pada waktu itu adalah munculnya timah hitam
yang sengaja dicampurkan pada bahan bakar minyak itu. Dengan kenyataan tersebut
maka pakar otomotif bekerjasama dengan pakar-pakar energi menciptakan bahan bakar
minyak yang memenuhi persyaratan motor bakar tanpa mengandung timah hitam.
1.

Jenis Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


Di Indonesia jenis bahan bakar yang secara komersial telah diperkenalkan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yakni:
a.

Bensin (gasoline)

b.

Solar

c.

Gas

Dilihat dari kadar zat pencemar udara yang dihasilkan dari hasil pembakaran
bahan bakar tersebut, masing-masing memiliki keunggulan maupun kelemahan
sesuai dengan karakteristik serta sistem pembakaran.
a.

Bahan Bakar Bensin (Gasoline)


Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar hasil tambang yang telah diproses pada
kilang minyak. Beberapa sifat utama bensin adalah:
o Mempunyai bakar yang tinggi;
o Mempunyai kesanggupan menguap pada suhu rendah;
o Campuran antara oksigen dan bahan bakar dapat terbakar dengan segera

b.

Bahan Bakar Diesel (Solar)


Prinsip pembakaran pada motor diesel adalah karena terbakar dengan sendirinya

antara campuran solar yang dinjeksikan (dikabutkan) dengan udara yang dimasukkan ke
ruang bakar hampir secara adiabatik. Zat pencemar karbon monoksida yang dihasilkan
oleh motor disel melalui gas buangannya sangat kecill, karena biasanya mesin disel
bekerja dengan kelebihan udara. Tetapi disisi lain, akan terbentuk nitrogen oksida.
Kualitas penyalaan bahan bakar disel dapat diperhatikan dengan penambahan sejumlah
kecil zat kimia tertentu, misalnya nitrat organik, dan peroksida (contoh amilnitrat,
asetoperoksida).
Asap yang dipancarkan oleh motor disel adalah partikulat dalam gas buangan
yang berisi PAHs dan jelaga. Gas buangan yang berasap hitam merupakan /
menandakan kegagalan pembakaran atau adanya pembentukan karbon diruang bakar
atau kerusakan lainnya. Pembentukan jelaga pada pengoperasian mesin disel pada beban
penuh dapat dikurangi dengan mengurangi beban mesin. Pada beban rendah, motor disel
bekerja dengan campuran miskin, sehingga kemungkinan timbulnya jelaga dapat
diperkecil. Oleh karena daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh motor disel dilihat
dari kehitaman warna asap gas buangannya. Jelaga berwarna hitam yang dipancarkan
melalui gas buangan motor disel harus dihindari, karena bukan saja mengganggu lalu
lintas, tetapi juga mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit kanker
pada manusia.
c.

Bahan Bakar Gas (BBG) / Compressed Natural Gas (CNG)

Hampir semua emzim kendaraan bermotor dapat diubah bahan bakarnya dengan
bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan polusi lebih rendah. Penggunaan bahan
bakar gas (BBG) pada kendaraan bermotor dapat mengurangi kadar karbon
monoksida (CO) sebanyak 90% dan kadar hidrokarbon (HC) 40%. Hal ini terjadi
karena penggunaan BBG sangat memungkinkan terjadinya campuran udara-bahan
bakar lebih merata, sehingga pembakaran dapat terjadi secara sempurna.

DAMPAK EMISI GAS BUANG TERHADAP LINGKUNGAN


Tidak semua senyawa yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor

diketahui dampaknya terhadap lingkungan selain manusia. Beberapa senyawa yang


dihasilkan dari pembakaran sempurna seperti CO 2 yang tidak beracun, belakangan ini
menjadi perhatian orang. Senyawa CO2 sebenarnya merupakan komponen yang secara
alamiah banyak terdapat di udara. Oleh karena itu CO 2 dahulunya tidak menepati urutan
pencemaran udara yang menjadi perhatian lebih dari normalnya akibat penggunaan
bahan bakar yang berlebihan setiap tahunnya. Pengaruh CO 2disebut efek rumah kaca
dimana CO2 diatmosfer dapat menyerap energi panas dan menghalangi jalanya energi
panas tersebut dari atmosfer ke permukaan yang lebih tinggi.
Keadaan ini menyebabkan meningkatnya suhu rata -rata di permukaan bumi dan
dapat mengakibatkan meningginya permukaan air laut akibat melelehnya gununggunung es, yang pada akhirnya akan mengubah berbagai sirklus alamiah. Pengaruh
pencemaran SO2 terhadap lingkungan telah banyak diketahui. Pada tumbuhan, daun
adalah bagian yang paling peka terhadap pencemaran SO 2, dimana akan terdapat bercak
atau noda putih atau coklat merah pada permukaan daun.
Dalam beberapa hal, kerusakan pada tumbuhan dan bangunan disebabkan karena
SO2 dan SO3 di udara, yang masing-masing membentuk asam sulfit dan asam sulfat.
Suspensi asam di udara ini dapat terbawa turun ke tanah bersama air hujan dan
mengakibatkan air hujan bersifat asam. Sifat asam dari air hujan ini dapat menyebabkan
korosif pada logam-logam dan rangka -rangka bangunan, merusak bahan pakian dan
tumbuhan. Oksida nitrogen, NO dan NO2 berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
Pengaruh NO yang utama terhadap lingkungan adalah dalam pembentukan smog. NO
dan NO2 dapat memudarkan warna dari serat-serat rayon dan menyebabkan warna
bahan putih menjadi kekuning-kuningan. Kadar NO2 sebesar 25 ppm yang pada
umumnya dihasilkan adari emisi industri kimia, dapat menyebabkan kerusakan pada

banayak jenis tanaman. Kerusakan daun sebanyak 5 % dari luasnya dapat terjadi pada
pemajanan dengan kadar 4-8 ppm untuk 1 jam pemajanan. Tergantung dari jenis
tanaman, umur tanaman dan lamanya pemajanan, kerusakan terjadi dapat bervariasi.
Kadar NO2 sebesar 0,22 ppm dengan jangka waktu pemajanan 8 bualan terus menrus,
dapat menyebabkan rontoknya daun berbagai jenis tanaman.

DAMPAK EMISI GAS BUANG TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi diproduksi untuk


mejalankan

kendaraan

bermotor.

Beberapa

senyawa

yang

dinyatakan

dapat

membahayakan kesehatan adalah berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen, dan oksida
karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat. Pembentukan gas buang
tersebut terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin.
Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga listrik, jenis
proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak sesempurna di
dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih tinggi,
terutama berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon.
Selain itu gas buang kendaraa n bermotor juga langsung masuk ke dalam
lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas
buang dari cerobong industri yang tinggi. Dengan demikian maka masyarakat yang
tinggal atau melakukan kegiatan lainnya di sekitar jalan yang padat lalu lintas kendaraan
bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti para pengendara bermotor,
pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali terpajan oleh bahan
pencemar yang kadarnya cukup tinggi. Estimasi dosis pemajanan sangat tergantung
kepada tinggi rendahnya pencemar yang dikaitkan dengan kondisi lalu lintas pada saat
tertentu. Keterkaitan antara pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan adanya
resiko terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa dekade be lakangan ini.
Pengaruh yang merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya episod
smog sampai pada gangguan estetika dan kenyamanan.
Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim ini, misalnya
kanker pada paru-paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan
yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan karena pengaruh
bahan pencemar terhadap organ lain sperti paru, misalnya sistem syaraf. Karena setiap
individu akan terpajan oleh banyak senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit

untuk menentukan senyawa manaatau kombinasi senyawa yang mana yang paling
berperan memberikan pengaruh membahayakan terhadap kesehatan. Bahaya gas buang
kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksiats (daya racun) masingmasing senyawa dan seberapa luas masyarakat terpajan olehnya.
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar
yang di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut:
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen,
ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti
hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.

1. Bahan-Bahan Pencemar yang Terutama Mengganggu Saluran Pernafasan


Organ pernafasan merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak mendapatkan
pengaruh karena yang pertama berhubungan dengan bahan pencemar udara. Sejumlah
senyawa spesifik yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor seperti oksida oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan senyawa-senyawa oksidan, dapat
menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernafasan. Walaupun kadar oksida sulfur
di dalam gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi
tetap berperan karena jumlah kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar makin
meningkat. Selain itu menurut studi epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan
partikulat bersifat sinergetik sehingga dapat lebih meningkatkan bahaya terhadap
kesehatan.
a.

Oksida sulfur dan Partikulat


Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air yang langsung

dapat terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar saluran ke paruparu. Karena
partikulat di dalam gas buang kendaraan bermotor berukuran kecil, partikulat tersebut
dapat masuk sampai ke dalam alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit. Partikulat
gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri jelaga (hidrokarbon yang tidak terbakar)

dan senyawa anorganik (senyawa-senyawa logam, nitrat dan sulfat). Sulfur dioksida di
atmosfer dapat berubah menjadi kabut asam sulfat (H2SO4) dan partikulat sulfat. Sifat
iritasi

terhadap

saluran

pernafasan,

menyebabkan

SO2 dan

partikulat

dapat

membengkaknya membrane mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya


hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah
bagi kelompok yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para
lanjut usia.
b.

Oksida Nitrogen
Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, nitrogen dioksida

(NO2) merupakan gas yang paling beracun. Karena larutan NO 2 dalam air yang lebih
rendah dibandingkan dengan SO2, maka NO2 akan dapat menembus ke dalam saluran
pernafasan lebih dalam. Bagian dari saluran yang pertama kali dipengaruhi adalah
membran mukosa dan jaringan paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2 dari paru
adalah melalui aliran darah. Karena data epidemilogi tentang resiko pengaruh
NO2 terhadap kesehatan manusia sampai saat ini belum lengkap, maka evaluasinya
banyak didasarkan pada hasil studi eksprimental. Berdasarkan studi menggunakan
binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya meningkatnya
kepekaan terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan
sebesar 100 g/m3 . Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO 2sebsar 250
g/m3 dan 500 g/m3 dapat mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma
dan orang sehat.
c.

Ozon dan oksida lainnya


Karena ozon lebih rendah lagi larutannya dibandingkan SO 2 maupun NO2, maka

hampir semua ozon dapat menembus sampai alveoli. Ozon merupakan senyawa oksidan
yang paling kuat dibandingkan NO2 dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi
tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh
WHO task group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500 g/m
dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak, meningkat frekwensi
serangan asma dan iritasi mata, serta menurunkan kinerja para olaragawan.
2.

Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik

Banyak senyawa kimia dalam gas buang kendaraan bermotor yang dapat
menimbulkan pengaruh sistemik karena setelah diabsorbsi oleh paru, bahan pencemar
tersebut dibawa oleh aliran darah atau cairan getah bening ke bagian tubuh lainnya,
sehingga dapat membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Senyawa-senyawa yang
masuk ke dalam hidung dan ada dalam mukosa bronkial juga dapat terbawa oleh darah
atau tertelan masuk tenggorokan dan diabsorbsi masuk ke saluran pencernaan. Selain itu
ada pula pemaja nan yang tidak langsung, misalnya melalui makanan, seperti timah
hitam. Diantara senyawa-senyawa yang terkandung di dalam gas kendaraan bermotor
yang dapat menimbulakan pengaruh sistemik, yang paling penting adalah karbon
monoksida dan timbel.
a.

Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida dapat terikat dengan haemoglobin darah lebih kuat

dibandingkan dari oksigen membentuk karboksihaemoglobin (COHb), sehingga


menyebabkan terhambatnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Pajanan CO diketahui
dapat mempengaruhi kerja jantung (sistem kardiovaskuler), system syaraf pusat, juga
janin, dan semua organ tubuh yang peka terhadap kekurangan oksigen. Pengaruh CO
terhadap sistem kardiovaskuler cukup nyata teramati walaupun dalam kadar rendah.
Penderita penyakit jantung dan penyakit paru merupakan kelompok yang paling peka
terhadap pajanan CO. Studi eksperimen terhadap pasien jantung dan penyakit pasien
paru, menemukan adanya hambatan pasokan oksigen ke jantung selama melakukan
latihan gerak badan pada kadar COHb yang cukup rendah 2,7 %. Pengaruh pajanan CO
kadar rendah pada system syaraf dipelajari dengan suatu uji psikologi. Walaupun diakui
interpretasi dari hasil uji seperti ini sulit ditemukan bahwa kadar COHb 16% dianggap
membahayakan kesehatan. Pengaruh bahaya ini tidak ditemukan pada kadar COHb
sebesar 5%. Pengaruh terhadap janin pada prinsipnya adalah karena pajanan CO pada
kadar tinggi dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen pada ibu hamil yang
konsekuennya akan menurunkan tekanan oksigen di dalam plasenta dan juga pada janin
dan darah. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat
badan rendah dibandingkan normal. Menurut evaluasi WHO, kelompok penduduk yang
peka (penderita penyakit jantung atau paru-paru) tidak boleh terpajan oleh CO dengan
ka dar yang dapat membentuk COHb di atas 2,5%. Kondisi ini ekivalen dengan pajanan
oleh CO dengan kadar sebesar 35 mg/m3 selama 1 jam, dan 20 mg/mg selama 8 jam.
Oleh karena itu, untuk menghindari tercapainya kadar COHb 2,5-3,0% WHO

menyarankan pajanan CO tidak boleh melampaui 25 ppm (29 mg/m3) untuk waktu 1
jam dan 10 ppm (11,5 mg/mg3) untuk waktu 8 jam.
b.

Timbel
Timbel ditambahkan sebagai bahan aditif pada bensin dalam bentuk timbel

organik (tetraetil-Pb atau tetrametil-Pb). Pada pembakaran bensin, timbel organik ini
berubah bentuk menjadi timbel anorganik. Timbel yang dikeluarkan sebagai gas buang
kendaraan bermotor merupakan partikel-partikel yang berukuran sekitar 0,01 m.
Partikel-partikel timbel ini akan bergabung satu sama lain membentuk ukuran yang
lebih besar, dan keluar sebagai gas buang atau mengendap pada kenalpot. Pengaruh Pb
pada kesehatan yang terutama adalah pada sintesa haemoglobin dan sistem pada syaraf
pusat maupun syaraf tepi. Pengaruh pada sistem pembentukkan Hb darah yang dapat
menyebabkan anemia, ditemukan pada kadar Pb-darah kelompok dewasa 60-80g/100
ml dan kelompok anak > 40 g/100 ml. Pada kadar Pb-darah kelompok dewasa sekitar
40 g/100 ml diamati telah ada gangguan terhadap sintesa Hb, seperti meningkatnya
ekskresi asam aminolevulinat (ALA). Pengaruh pada enzim -ALAD dapat diamati
pada kadar Pb-darah sekitar 10g/100 ml. Akumulasiprotoporfirin dalam eritrosit (FEP)
yang merupakan akibat dari terhambatnya aktivitas enzim ferrochelatase , dapat terlihat
pada wanita edngan kadar Pb-darah 20 - 30 g/100 ml, pada pria dengan kadar 25-35
g/100 ml, dan pada anak dengan kadar > 15 g/100 ml.
IV.

PROSEDUR KERJA
a) Menghubungkan selang penyaring udara,selang sampling udara dan kabel
termokopel ke alat.
b) Menghubungkan alat ke sumber arus.
c) Menekan tombol ON beberapa detik sampai layar alat menyala.
d) Menunggu beberapa saat, alat akan melakukan analisa autozero proses ini
dilakukan sebanyak tiga kali.
e) Memasukan ujung selang analisa kebagian mesin yang akan diukur gas
buangnya.
f) Menekan tombol OK, maka alat akan melakukan analisa satu kali analisa
115 detik , pada layar muncul hitungan mundur alat akan melakukan analisa

sebanyak tiga kali.


g) Untuk mencetak hasil analisa menekan tombol print.

V.

DATA PENGAMATAN

Jenis
Kendaraan
Honda Beat
Honda Spacy

VI.

Tahun

O2
-

ANALISA PERCOBAAN

CO

NO

NOx

VII. KESIMPULAN

VIII.

PERTANYAAN

1. Sebutkan peraturan pemberintah baik dari Kementerian Lingkungan Hidup,


Kementrian Kesehatan Maupun Peraturan Daerah yang mengatur mengenai nilai
ambang batas dari emisi dari kendaraan bermotor?
Jawab:

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1993.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006

Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003.

Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2009.

Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor


23

IX.

Tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA
-

Jobsheet.2016.Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen.Politeknik


Negeri Sriwijaya:Palembang.

http://hariripriyanto.blogspot.co.id/2012/06/modul-pembelajaran-sistem-gasbuang.html (diakses pada 09 maret 2016)

X.

GAMBAR ALAT

1 Set portable Combustion Analyzers 4400

Anda mungkin juga menyukai