2. The eukaryotic cells generic instructions are housed in the nucleus and
carried out by the ribosomes
The Nucleus
Nukleus berisi sebagian besar gen pada sel eukariot (sebagian kecil gen terletak
didalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus merupakan organel yang paling mudah
dilihat dalam sel eukariot (diameter rata-rata 5 um). Membran nukleus (nuclear envelope)
melapisi nukleus (Figure 6.10) sehingga memisahkannya dari sitoplasma.
Membran nukleus adalah membran ganda. Kedua membran tersebut (masingmasing membran adalah lipid bilayer dengan sejumlah protein) hanya terpisah dengan
jarak 20-40 nm satu sama lainnya. Membran nukleus berpori dengan ukuran diameter
100 nm. Tiap-tiap bibir lingkaran pada membran dalam dan membran luar nukleus
bersambung. Suatu struktur protein yang rumit (pore complex) mengelilingi tiap-tiap pori
dan berperan penting dalam mengatur keluar masuknya protein dan RNA serta
makromelekul. Kecuali pada pori-porinya, membran nukleus bagian dalam dilapisi oleh
nuclear lamina (lamina nucleus), yaitu suatu jaringan yang tersusun atas filament protein
yang berfungsi menjaga bentuk nukleus dengan cara menyokong membran secara
menakis.
Di dalam nukleus terdapat DNA yang terorganisir dalam unit yang disebut
kromosom, yaitu struktur yang membawa informasi genetik. Tiap-tipa kromosom
tersusun atas materi yang disebut kromatin (protein dan DNA). Tiap spesies eukariot
memiliki sejumlah kromosom tertentu. Manusia pada umumnya memiliki 46 kromosom
didalam nukleusnya; kecuali sel gamet yang memiliki 23 kromosom. Lalat buah memiliki
8 kromosom pada tiap selnya, dan 4 kromoson pada sel gamet.
Struktur lain yang terdapat di dalam nukleus dan tidak membelah adalah
nucleolus (pada mikroskop elektron terlihat seperti masa padat dari partikel dan serat
yang bergabung dengan kromatin). Ribosomal RNA (rRNA) disentesa didalam nukleolus
berdasarkan instruksi didalam DNA. Didalam nukleolus, protein yang diimport dari
sitoplasma digabungkan dengan rRNA menjadi subunit ribosom kecil dan besar. Kedua
subunit ini kemudian keluar dari nucleus melalui pori-pori menuju sitoplasma, dimana
subunit besar dan kecil bergabung menbentuk ribosom. Kadang-kadang didalam nukleus
terdapat dua atau tiga nukleoli; jumlahnya tergantung dari spesies dan tahapan siklus
reproduksi sel.
Ribosom menyusun protein pada dua lokasi dalam sitoplasma. Ribosom bebas
terbenam didalam sitosol sedangkan ribosom terikat melekat pada sisi luar dari retikulum
endoplasma atau membran nukleus. Kedua macam ribosom ini memiliki struktur yang
identik. Sebagian besar dari protein yang disintesa oleh ribosom bebas berfungsi didalam
sitosol; contohnya adalah enzim yang mengkatalisis reaksi pertama dalam pemecahan
gula. Ribosom terikat pada umumnya mensintesa protein yang disisipkan pada membran,
yang dikemas didalam organel tertentu, atau yang akan disekresikan. Sel-sel yang
terspesialisasi dalam menyusun protein yang disekresi (misalnya sel pankreas yang
mensekresi enzim pencernaan) pada umumnya memiliki proporsi ribosom terikat dalam
jumlah besar.
Function of Smooth ER
ER halus berfungsi dalam bermacam-macam proses metabolisme pada sel.
Proses-proses tersebut meliputi sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi
obat-obatan dan racun.
Enzim pada ER halus memegang peran penting dalam sintesa lipid termasuk
minyak, fosfolipid dan steroid. Diantara steroid yang dihasilkan oleh ER halus dalam sel
hewan vertebrata adalah hormon reproduksi dan berbagai hormon steroid yang disekresi
oleh kelenjar adrenal. Sel-sel yang mensintesa dan mensekresi hormon-hormon tersebut
(dalam testis dan ovari) kaya akan ER halus (sebuah gambaran tentang struktur yang
sesuai dengan fungsi).
Enzim-enzin lain yang dihasilkan oleh ER halus membantu detoksifikasi obatobatan dan toksin, terutama dalam sel-sel liver. Detoksifikasi biasanya melibatkan
penambahan gugus hidroksil pada molekul obat-obatan, membuatnya menjadi lebih
mudah larut dan lebih mudah di buang dari tubuh.
ER halus juga menyimpan ion kalsium. Di dalam sel-sel otot misalnya, membran
ER halus terspesialisasi memompakan ion kalsium dari sitosol menuju lumen ER. Ketika
sel otot distimulasi oleh impuls saraf, ion kalsium kembali ke dalam sitosol melalui
membran ER dan memacu kontraksi sel otot. Pada tipe sel yang lain pelepasan ion
kalsium dari ER halus memberikan respon yang berbeda.
Function of Rough ER
Banyak sel-sel yang mensekresi protein dihasilkan oleh ribosom yang menempel
pada ER kasar. Sebagai contoh, sel-sel pankreas tertentu mensintetsa protein insulin pada
ER kasar dan mensekresi hormon tersebut kedalam aliran darah. Polipeptida yang
disentesa oleh ribosom pada ER kasar memasuki lumen ER melalui pori-pori yang
dibentuk oleh kompleks protein pada membran ER. Pada saat polipeptida yang baru
tersebut memasuki lumen ER, polipeptida tersebut terlipat secara alamiah. Sebagian besar
protein adalah glikoprotein, yaitu protein yang memiliki karbohidat dan terikat secara
kovalen. Karbohidrat melekat pada protein dalam ER kasar melalui molekul khusus yang
dibentuk dalam membran ER.
10
Enzim hidrolitik dan membran lisosom terbuat dari ER kasar yang kemudian
ditransfer menuju badan Golgi untuk diproses lebih lanjut. Sebagian dari lisosom
dihasilkan dari sisi trans Golgi (lihat Figure 6.13). Lisosom menggunakan enzim
hidrolitiknya untuk mendaur ulang materi organik dalam sel (prosesnya disebut
autophagy). Selama autophagy berlangsung, organel yang rusak atau sejumlah sitosol
akan dikelilingi oleh membran ganda (yang tidak diketahui asal usulnya) dan lisosom
bergabung dengan membran luar dari vesikel tersebut (Figure 6.14b). Enzim lisosom
melepaskan materi yang tersimpan dalam vesikel, and monomer yang telah diuraikan
dalam lisosom dikembalikan ke sitosol untuk dipergukanan lagi. Dengan bantuan lisosom
sel mampu memperbarui diri. Sel-sel liver manusia mendaur ulang separoh dari
makromolekulnya setiap minggu.
Orang-orang yang mewarisi penyakit yang terkait dengan lisosom tidak memiliki
enzim hidrolitik yang berfungsi normal. Lisosom menjadi bengkak karena substansi yang
tidak tercerna, yang kemudian akan mengganggu aktifitas lain dari sel. Pada penyakit
Tay-Sachs, enzim pengurai lipid tidak ada atau tidak aktif, dan otak menjadi rusak karena
akumulasi lipid dalam sel (penyakit ini sangat jarang).
kecil yang berasal dari ER dan Golgi. Dengan demikian, vakuola menjadi bagian penting
dari sistim endomembran. Sebagaimana membran sel lainnya, membran vakuola bersifat
selektif dalam mentranspotasikan larutan sehingga larutan didalam vakuola sentral
memiliki komposisi berbeda dengan sitosol.
Vakuola sentral tumbuhan memiliki sifat yang fleksibel. Vakuola sentral dapat
menyimpan cadangan komponen organik seperti protein dari sel penyimpan di biji.
Vakuola juga merupakan tempat penyimpanan ion inorganik seperti kalium dan klorida.
Banyak sel-sel tanaman yang menggunakan vakuolnya sebagai tempat pembuangan byproduct metabolisme yang akan membahayakan sel jika produk tersebut terakumulasi di
sitosol. Sebagian vakuola mengandung pigmen yang mampu memberikan warna pada sel
seperti warna merah dan kuning pada mahkota bunga yang membantu menarik insekta
untuk proses polinasi. Vakuola juga melindungi tanaman dari predator karena berisi
komponen yang bersifat racun bagi hewan. Vakuola juga memiliki peran besar terhadap
pertumbuhan sel tanaman. Sel akan membesar jikan vakuola mengabsorbsi air, sehingga
pembesaran sel hanya membutuhkan investasi minimal.
13
14
15
16
17
Intercellular Junctions
Sel-sel hewan atau tanaman terorganisir menjadi jaringan, organ, dan sistem
organ. Sel seringkali menempel, berinteraksi dan berkomunikasi melalui kontak fisik
secara langsung.
18
19
RINGKASAN
Semua sel dilapisi oleh membran plasma, namun tidak seperti sel eukariotik, sel
prokariotik tidak memiliki nuklei dan organel lain yang terbungkus membran
Sel tumbuhan dan hewan memiliki banyak organel yang sama
Nukleus dibungkus oleh selaput yang memiliki pori, selaput nukleus bersambung
dengan ER. Kromosom terdapat di dalam nukleus, mengandung nukleoli yang
membuat sub unit ribosom. Pori-pori selaput nukleus mengatur keluar masuknya
material.
Ribosom terdiri atas dua subunit yang dapat berada secara bebas dalam sitosol
atau terikat pada ER; berfungsi mensintesis protein
ER merupakan jaringan tubula dan kantong yang ekstensif; membrannya
memisahkan lumen dari sitosol dan bersambung dengan selaput nukleus
ER halus berfungsi dalam sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, penyimpanan
ion calcium, dan detoksifikasi obat dan racun
ER kasar membantu sintesis protein yang akan disekresi oleh sel dan protein lain
yang berasal dari ribosom yang terikat pada ER, menghasilkan membran baru
GA memiliki struktur berupa tumpukan kantongbermembran yang memiliki
polaritas (cis dan trans)
GA berfungsi dalam modifikasi protein, karbohidrat pada protein, fosfolipid;
sintesis polisakarida, sorting produk yang dihasilkan dan melepaskan produk
dalam vesikel
Lysosom merupakan kantong membran yang berisi enzim hidrolitik (pada sel
hewan); berfungsi mendegradasi makromolekul sel dan organel yang rusak untuk
didaur ulang
Vakuola adalah membran vesikel berukuran besar dan memiliki fungsi dalam
digesti, penyimpanan, pertumbuhan sel
Mitokondria memiliki dua lapisan membran; membran dalam berlipat membentuk
cristae, berfungsi dalam respirasi sel
Kloroplas memiliki dua membran yang membungkus stroma dan satu membran
tylakoid; berfungsi dalam fotosintesis
Tumbuhan memiliki plasmodesmata yang menghubungkan sel sedangkan sel
hewan memiliki tight junction, desmosomes, dan gap junction
20
QUIZ
1. Struktur pembeda sel eukariot dari prokariot adalah:
a. Membran sel
b. Membran Inti
c. Sitoplasma sel
d. Cilia
2. Nukleus memiliki membran:
a. Tunggal
b. Ganda + dinding
c. Ganda
d. Tunggal +dinding
3. Sistem endomembran tersusun atas:
a. Nukleus, mitokondria, golgi, kloroplast
b. Nukleus, ER, golgi, lisosom, vakuola, membran
c. Nukleus, lisosom, vakuola, membran
d. Endopalsmik retikulum, golgi, lisosom, vakuola, membran
4. Peran mitokondria:
a. Anabolisme
b. Fotosintesis
c. Sistem endomembran
d. Respirasi sel
5. Fungsi sistem endomembran, kecuali:
a. Kolaborasi kompleks sel mau bergerak
b. Pengaturan lalu lintas dan sintesis protein
c. Pengaturan sintesis lemak
d. Pengaturan detoksifikasi
21