A. Identitas
Nama
: Lily /III
: Wahyuni S.Ked
B. IDENTITAS KELUARGA
Nama Ayah
:
Umur
:
Pekerjaan
:
Nama Ibu
:
Umur
:
Pekerjaan
:
C. ANAMNESIS
Tipe Anamnesis : Heteroanamnesis
Keluhan utama
: BBLR dan Premature
Riwayat penyakit sekarang
: ............
Riwayat penyakit dahulu
:............
Riwayat keluarga
:...........
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status present
K.U
:
BB
:
TB
:
2. Tanda Vital
Suhu
:
Nadi
:
Pernapasan :
3. Status Generalis
Anemia:
Cyanosis:
Tonus :
Ikterus :
Turgor :
Busung :
Kepala:
Muka:
Rambut:
Ubun-ubun besar:
Telinga :
Mata :
Hidung:
Bibir:
Lidah:
Sel mulut:
Leher :
Kulit:
Tenggorok:
Tonsil :
Thorax
Inspeksi :
Simetris kiri dan kanan
Retraksi dinding dada
Jantung
Inspeksi
Ictus cordis tampak
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi
Bunyi pernapasan :
Bunyi tambahan :
Batas kiri :
Batas kanan:
Batas atas:
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi :
Palpasi :
Bunyi jantung:
Bising jantung:
Alat kelamin :
Dalam batas normal
Anggota gerak :
Tasbeh (-)
Perkusi :
Auskultasi
Tanggal
31-08-2015
01-09-2015
02-09-2015
Instruksi
O2 Liter
IVFD D 10 % ( 10 tpm)
Taxegram 2x 70 v/iv
AST/ Sonde 1-3 cc/2 Jam
R. inkobator.
03-09-2015
04-09-2015
05-09-2015
O2 liter
Infus D10 %
06-09-2015
07-09-2015
08-09-2015
10-09-2015
SB:36,0 0 C
P: 40 x/m
BBS: 1300 gr
Paru : bronkovaskuler, Rh -/-, Wh -/CV :BJ I/II murni reguler, bising (-)
Abd : Peristaltik +, K: normal
Tali pusat kering (-), radang (-), bau (+),
ruam kulit (+), kulit wajah terkelupas (+).
Teori:
Kebanyakan bayi BBLR sembuh dari penyakit neonatus tanpa tanpa sekuele jangka
panjang. Lebih dari 90 % bayi dengan berat badan lebih dari 1.500 g bertahan hidup, dan
sebanyak 50 % bayi dengan berat badan750 g bertahan hidup. Antara 10-25% BBLR yang
bertahan hidup menderita masalah perkembangan ringan, dan 5-10% menderita masalah
perkembangan berat; yang paling kecil pada saat lahir memiliki resiko paling besar.
Sekuele jangka panjang antara lain retinopati prematuritas dengan kebutaan, kehilangan
pendengaran, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi mental, cerebral palsy (diplegia spastik),
insufisiensi paru kronik (BPD), sindrom usus pendek (pasca NEC), dan kegagalan
pertumbuhan.
Banyak bayi menunjukan hipotonia neonatus sementara, yang sembuh pada 8 bulan
usia koreksi dan tidak di sertai masalah selanjutnya. Namun, mendiagnosis cerebral
palsy sebelum usia ini sukar, dan semua bayi hipotonik harus di anggap berisiko tinggi
sampai terbukti lain. Selain itu, banyak bayi BBLSR mempunyai keterbatasan fungsional
(misalnya, penglihatan, pendengara, motorik, dan belajar) yang dapat menyebabkan
kemampuannya buruk atau gagal di sekolah meskipun IQ sering berkaitan dengan kejadian
yang merugikan yang mengenai sistem saraf pusat selama maa neonatus, intelegensi bayi
prematur juga di pengaruhi langsung oleh status sosioekonami ibu.
Kebanyakan bayi dengan cerebral palsy bukan bayi kurang bulan atau bayi cukup
bulan dengan asfiksia lahir . penyebab perinatal 10% lebih sedikit dari bayi yang lebih tua
yang menderita retardasi mental berat. Lagipula, walaupun 10-25% bayi BBLSR
menunjukan beberapa kecacatan, kebanyakan bayi ini fungsional dan mampu memasuki
sekolah reguler.