Kep. Anak Aids Bu Welas
Kep. Anak Aids Bu Welas
Disusun oleh :
Ria Kustiani
P 10220206033
KONSEP DASAR
A. Pengertian
1. AIDS adalah sindrom yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada
seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui (Rampengan, 1993).
2. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency
Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006).
3. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil
akhir dari infeksi HIV (Price, 2000 : 224)
4. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immodeficiency Virus) ditandai dengan sindrom menurunnya sistem
kekebalan tubuh. (Depkes RI, 1992 : 2)
5. AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat
yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan
kelainan imunolegik. (Price, 2000 : 241)
6. AIDS adalah suatu syndrome atau kumpulan gejala penyakit dengan
karakteristik defisiensi imune yang berat dan merupakan manifestasi stadium
akhir infeksi Human Immunedeficiency Virus (Syaefulloh, 1998)
7. AIDS merupakan syndrome defisiensi immune yang didapat, rute satusatunya teridentifikasi dari transmisi melalui darah dan semen yang
terkontaminasi oleh HIV (Engram, 1998)
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan, AIDS adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV yang ditandai dengan syndrome menurunnya
sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien AIDS mudah diserang oleh infeksi
oportunistik dan kanker.
B. Etiologi
Menurut Hudak dan Gallo (1996), penyebab dari AIDS adalah suatu agen
viral (HIV) dari kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan
oleh darah melalui hubungan seksual dan mempunyai aktivitas yang kuat
terhadap limfosit T yang berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh manusia.
Reserve transcriptase untuk mengubah RNA. DNA virus akan terintergrasi dalam
sel DNA host dan akan mengadakan duplikasi selama proses normal pembelahan.
Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menyebabkan kematian limfosit T4.
kematian limfosit T4 membuat daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal itu
menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS. Selain menyerang
limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain. Organ yang paling
sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus AIDS diliputi oleh
suatu protein pembungkus yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel. Khususnya
sel otak dan susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat mengakibatkan
kematian sel otak.
Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T cell) sangat berperan penting dalam
fungsi system immune normal, mengenai antigen dan sel yang terinfeksi, dan
mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibody. Juga dalam aktivitas langsung
pada cell-mediated cell immune (immune sel bermedia) dan mempengaruhi
aktivitas langsung pada sel kongetitis duplikasi.
Menurut Long (1996) retrovirus /HIV dibawa oleh hubungan seksual,
tranfusi darah dan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus. Pada saat virus HIV
masuk ke dalam aliran darha maka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus
melekat pada isyarat dari T4 dan masuk ke dalam sel dan mengarahkan
metabolisme agar mengabaikan fungsi normal (kematian sel T4) dan
memperbanyak
dari
kepada sel T4
dan
bakteriemi,
salmonella,
tubercullosis),
virus
e. Penyakit lain
Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian
dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin
habis sehingga HIV menguasai tubuh.
D. Manifesasi Klinis
Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit adalah 6
bulan-10 tahun. Rata-rata masa inkubasi 21 bulan pada anak-anak dan 60
bulan/5tahun pada orang dewasa. Tanda-tanda yang di temui pada penderita
AIDS antara lain:
1.
virus masuk ke dalam tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam dengan suhu
badan 38 C sampai 40 C dengan pembesaran kelenjar getah benih di leher dan di
ketiak, disertai dengan timbulnya bercak kemerahan pada kulit.
2.
tubuhnya rusak akan menderita AIDS. Pada tahap ini penderita sering di serang
penyakit berbahaya seperti kelainan otak, meningitis, kanker kulit, luka bertukak,
infeksi yang menyebar, tuberkulosis paru (TBC), diare kronik, candidiasis mulut
dan pnemonia.
Menurut Cecily L Betz, anak-anak dengan infeksi HIV yang didapat pada
masa perinatal tampak normal pada saat lahir dan mulai timbul gejala pada 2
tahun pertama kehidupan. Manifestasi klinisnya antara lain :
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium menurut Mansjoer (2000), dapat dilakukan dengan
dua cara :
untuk
mendeteks
adanya
anemia,
leukopenia
dan
terpisah dari kultur HIV, reaksi rantai polimerase-HIV, atau antigen HIV, maka ia
dapat dikatakan terinfeksi HIV. Bayi yang lahir dari ibu HIV-positif, berusia
kurang dari 18bulan, dan tidak positif terhadap ketiga uji tersebut dikatakan
terpajan pada masa perinatal. Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV, yang
ternyata antibodi-HIV negatif dan tidak ada bukti laboratorium lain yang
menunjukkan bahwa ia terinfeksi HIV maka ia dikatakan seroreverter
G. Penatalaksanaan
Hingga kini belum ada penyembuhan untuk infeksi HIV dan AIDS.
Penatalaksanaan AIDS dimulai dengan evaluasi staging untuk menentukan
perkembangan penyakit dan pengobatan yang sesuai. Anak dikategorikan
menggunakan tiga parameter: status kekebalan, status infeksi, dan status klinik.
Seorang anak dengan tanda dan gejala ringan tetapi tanpa bukti adanya supresi
imun dikategorikan sebagai A2. status imun didasarkan pada jumlah CD4 atau
persentase CD4, yang tergantung usia anak.
Kategorisasi Anak Infeksi HIV dan AIDS
Kategori Imun
(N) Tanpa
Kategori Klinis
(A) Tanda (B) Tanda
(C) Tanda
Tanda dan
dan Gejala
dan Gejala
dan Gejala
Gejala
N1
N2
N3
Ringan
A1
A2
A3
Sedang
B1
B2
B3
Hebat
C1
C2
C3
Keterangan :
Kategori Klinis HIV
1. Kategori N : Tidak bergejala
Anak-anak tanpa tanda atau gejala infeksi HIV
2. Kategori A: Gejala ringan
Anak-anak mengalami dua atau lebih gejala berikut ini:
1).
Limfadenopati
2).
Hepatomegali
3).
Splenomegali
4).
Dermatitis
5).
Parotitis
6).
PATHWAY
HIV
Plasenta ASI
Hubungan seksual
Risiko Infeksi
Demam
Perubahan pertumbuhan
dan perkembangan
Diare kronik
Hipertermi
Resiko
kerusakan
integritas
kulit
Mual muntah
Kehilangan
volume cairan
aktif
Kekurangan
volume
cairan
BB menurun
Ketidak
Kelemahan fisik seimbangan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
Intoleransi
tubuh
aktivitas
Pneumonitis
interstitial
Perubahan
proses
keluarga
Dipsneu
Pola nafas
tidak efektif
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AIDS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Subjektif, mencakup:
a. Pengetahuan klien tentang AIDS
b. Data nutrisi, seperti masalah cara makan, BB turun
c. Dispneu (serangan)
Perubahan status
kesehatan
Cemas
Kurang
pengetahuan
Tujuan
NOC
: immune status
Kriterias hasil :
a. Status gastrointestinal normal
b. Status respirasi norml
c. Status BB normal
d. Status integritas kulit normal
e. Tidak menunjukan kelemahan
f. Menunjukan kekebalan tubuh
Skala penilaian :
1 = Extreme
2 = Berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak kompromi
NIC : imunisation / vaccination administration
Intervensi :
a. Ajarkan orang tua untuk mengikuti jadwal administerasi
b. Ajarkan individu keluarga untuk melakukan vaksinasi seperti kolera,
influenza, rabies, demam typoid, typus, TBC
c. Sediakan informasi mengenai imunisasi
d. Pantau pasien setelah mendapat imunisasi
e. Identifikasi kontraindikasi dari imunisasi seperi panas.
2. Diagnosa II : Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan penurunan
imun
Tujuan
NOC
: pertumbuhan
Kriteria hasil:
a. Berat badan sesuai dengan umur dan tinggi badan
b. Turgor kulit baik
c. Tanda-tanda vital baik
Skala penilaian:
1 = Tidak ada penyimpangan dari yang diharapkan
2 = Penyimpangan ringan
3 = Penyimpangan sedang
4 = Penyimpangan berat
5 = Extrim
NIC : Peningkatan pertumbuhan
Intervensi:
a. Lakukan pemeriksaan kesehatan dengan saksama ( tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik )
b. Tentukan makanan yang disukai klien
c. Pantu kecenderungan peningkatandan penurunan berat badan
d. Kaji keadekuatan asupan nutrisi
NOC
: fluid balance
Kriteria hasil :
a. Tekanan darah normal
b. Keseimbangan masukan dan haluaran selama 24 jam
c. Tidak ada distensi vena jugularis
d. Hidrasi kulit
e. Membran mukosa normal
f. Turgor kulit baik
Skala penilaian :
1 = Tidak pernah menunjaukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
NIC : fluid management
Intervensi :
a. Timbang popok jika diperlukan
b. Pertahankan intake dan output
c. Monitor status hidrasi
d. Monitor vital sign
e. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
4. Diagnosa IV : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu
Tujuan
NOC
: Respitarory status
NOC
: Nutritional status
NOC
: Tissue integrity
NOC
: Thermoregulation
Intervensi :
a. Pantau suhu minimal setiap 2 jam, sesuai dengan kebutuhan
b. Pantau warna kulit dan suhu
c. Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali
secara dini hipertermia
d. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi klien dengan hanya selembar
pakaian
e. Berikan cairan intravena
8. Dignosa VIII : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan
NOC
: Penghematan energi
Kriteria hasil :
a. Menyadari kjeterbatasan energi
b. Menyeimbangkan aktifitas dan energi
c. Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktifitas
Skala penilaian :
1 = Tidak sama sekali
2 = Jarang
3 = Kadang
4 = Sering
5 = Selalu
NIC : Pengelolaan enegi
a. Tentukan penyebab keletihan
b. Pantau asupan untuk mamastikan keadekuatan sumber energi
c. Batasi rangsangan lingkungan
d. Bantu dengan aktifitas fisik teratur
9. Diagnosa IX : Cemas berhubungan dengan perubahan staus kesehatan
Tujuan
NOC
: Anxiety control
Kriteria hasil :
a. Monitor intensitas cemas
b. Mengurangi penyebab cemas
c. Penurunan rangsang lingkungan ketika cemas
d. Memberikan informasi untuk mengurangi cemas
e. Melaporkan penurunan cemas
f. Melaporkan keadekuaan tidur
Skala penilaian :
1 = Tidak pernah menunjukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
NIC : penurunan cemas
1. Gunakan pendekatan yang menangkan
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
3. Pahami persepsi pasien terhadap stress
4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi keemasan
5. Identifikasi tingkat kecemasan
6. Dorong untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan
10. Diagnosa X : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang
menderita penyakit serius
Tujuan
NOC
: Koping keluarga
Kriteria hasil :
a. Saling percaya dan dapat manghadapi masalah
b. Mengatasi masalah
c. Pedui terhadap kebutuhan seluruh anggota keluarga
d. Tetapkan prioritas
Skala penilaian :
1 = Tidak pernah menunjukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Selalu menunjukan
5 = Sering menujukan
NIC : Support keluarga
Intervensi :
a. Yakinkan keluarga bahwa pasien akan diberi perawatan terbaik
b. Hargai reaksi pasien terhadap kondisi pasien
c. Berikan timbal balik atas koping keluarga
d. Terangkan menhenai rencana medis dan perawatan pasien terhadap keluarga
e. Berikan informasi tentang perkembangan pasien sesuai dengan kondisi
11. Dignosa XI : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan
NOC
: Proses penyakit
Kriteria hasil :
a. Mengenal nama penyakit
b. Deskripsi proses penyakit
c. Deskripsi factor penyebab
d. Deskripsi tanda dan gejala
e. Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit
Skala penilaian :
1 = Tidak pernah menunjukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
NIC : Pembelajaran proses penyakit
a. Jelaskan tanda dan gejala
b. Identifikasi penyebab penyakit
c. Beri informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostik
D. EVALUASI
1. Dx 1 : Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun
a. Status gastrointestinal normal
c. Status BB normal
2
3
2
c. Hidrasi kulit
b. Mengatasi masalah
d. Tetapkan prioritas
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Muma, Richard D. 1997. HIV : manual untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC.
Rampengan. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC.