Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

Dengan adanya wisata yang terletak di desa lalos tentunya akan semakin
menimbulkan kepadatan lalu lintas dikarenakan desa lalos memiliki beberapa
ruas jalan penting yang menghubungkan kecamatan yang satu dengan
kecamatan yang lain.
Tingkat kepadatan lalu lintas yang meninggi tentunya akan berdampak
langsung terhadap tingkat kerusakan permukaan jalan. semakin tinggi tingkat
kepadatan lalu lintas yang ada maka kemungkinan terjadinya kerusakan pada
jalan semakin tinggi pula. Oleh karena itu, tentunya perlu dilakukan suatu
evaluasi kondisi jalan terhadap permukaan jalan tersebut. Subyek yang diteliti
adalah semua ruas jalan yang berada di desa lalos. Evaluasi nilai kondisi
jalan dilakukan pada semua ruas jalan lalos pertamina yang berada di desa
lalos. Metode evaluasi kondisi jalan dengan menggunakan Metode ASTM D
6433-07 dan juga Metode Bina Marga. Metode ASTM D 6433-07
menghasilkan nilai Pavement Condition Index(PCI), sedangkan Metode Bina
Marga menghasilkan nilai UP (Urutan Prioritas). Metode ASTM D 6433-07
dipilh karena dapat menetukan tingkat keparahan dari kerusakan jalan
(Severity Level), sedangkan Metode Bina Marga dapat menghasilkan nilai
persentase kerusakan jalan. Selanjutnya dilakukan penerapan Sistem
Informasi Geografi untuk mengetahui nilai kondisi jalan. Hasil evaluasi
menurut Metode ASTM D 6433-07 menunjukkan kondisi jalan dengan nilai
istimewa sebanyak 7 (tujuh) ruas jalan, yaitu Kolonel Slamet Supriyadi, Sultan
Agung, Panji, Turen-Kepanjen, Kepajen Cepokomulyo, PanggungrejoJenggolo, Ngadilangkung Kepanjen. Kondisi jalan yang sangat baik terdapat
1 (satu) ruas, yaitu ruas Palaan Talangagung. Serta yang terakhir adalah
kondisi jalan yang baik sebanyak 3 (tiga) ruas jalan, yaitu Malang-Blitar,
Sengguruh Kanigoro dan Panarukan Curungrejo.
Evaluasi kondisi jalan menurut Metode Bina Marga menunjukkan sebanyak 3
(tiga) ruas jalan dengan nilai UP (Urutan Prioritas ) 9 (Sembilan) yaitu ruas
Kolonel Slamet Supriyadi, Sultan Agung dan Panji. Kemudian terdapat 1
(satu) ruas jalan dengan nilai UP 10 (sepuluh) yaitu ruas jalan Turen
Kepanjen. Sebanyak 1 (satu) ruas dengan nilai UP 6 (enam) yaitu ruas
Kepanjen-Cepokomulyo. Selanjutnya terdapat 1 (satu) ruas dengan nilai UP 5
(lima) yaitu ruas Panggungrejo Jenggolo, Sebanyak 1 (satu) ruas dengan
nilai UP 4 (empat) yaitu ruas Palaan Talangagung, 2 (dua) ruas dengan nilai
UP 2(dua) yaitu ruas Sengguruh Kanigoro dan Panarukan Curungrejo.
Kemudian terdapat 2 (ruas) dengan nilai UP 1 (satu) yaitu ruas jalan Raya
Malang-Blitar dan Ngadilangkung Kepanjen. Tipe pemeliharaan yang
digunakan pada 11 ruas jalan di Kota kepanjen menurut Metode Bina Marga
terdapat 4 (empat) ruas jalan dengan pemeliharaan rutin, yaitu ruas jalan
Slamet Supriyadi, Sultan Agung, Panji, Turen-Kepanjen. Sedangkan program

pemeliharaan berkala sebanyak 3 (tiga) ruas jalan yaitu, ruas jalan Kepajen
Cepokomulyo, Panggungrejo Jenggolo, Palaan Talangagung. Sedangkan
untuk program peningkatan sebanyak 4 (empat) ruas jalan, yaitu ruas
jalan Raya Malang-Blitar, Sengguruh Kanigoro, Panarukan Curungrejo
dan Ngadilangkung Kepanjen. Penerapan Sistem Informasi Geografi untuk
mengetahui nilai kondisi jalan dilakukan dengan cara membuat 2 (dua) layer
yang masing-masing layer menunjukkan nilai PCI dan nilai UP (Urutan
Prioritas). Untuk layer PCI, diwarnai sesuai dengan rating berdasarkan
metode ASTM D6433-7, yaitu hijau tua untuk kategori istimewa (excellent),
hijau muda untuk kategori sangat baik (very good), kuning untuk kategori baik
(good), orange untuk kategori sedang (fair), medium red untuk kategori jelek
(poor), merah gelap untuk kategori sangat jelek (very poor), dan abu-abu
untuk kategori gagal (failed). Sedangkan untuk layer nilai Urutan Prioritas
Metode Bina Marga, diwarnai hijau muda untuk program pemeliharaan rutin,
kuning untuk pemeliharaan berkala dan merah untuk program peningkatan.
Kata Kunci : Kerusakan Jalan, Evaluasi Kondisi Jalan, Penerapan Sistem
Informasi Geografi.

Anda mungkin juga menyukai