Pendahuluan
Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidak-akuratan dalam estimasi dapat memberikan efek
negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam
industri konstruksi adalah untuk :
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada.
Mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan.
Kompentesi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner
harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak.
Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen
penawaran dan lainnya. Estimasi biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan. Keakuratan dalam estimasi
biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan infomasi
terbaru. Secara umum komponen biaya yang tercantum dalam estimasi biaya konstruksi meliputi :
Estimasi biaya langsung (material, labor & peralatan).
Estimasi biaya tak langsung.
Biaya tak terduga.
Keuntungan (profit).
Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai
dasar penawaran. Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung
secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini
para estimator di Indonesia masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan tanggal 28
Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda.
Sudah ada upaya yang dilakukan oleh Puslitbang Pemukiman, Departemen Kimpraswil untuk memperbaharui BOW tersebut dengan
membuat Standar Nasional Indonesia (SNI), meskipun belum mencakup seluruh jenis pekerjaan. Pada kedua acuan tersebut yang
dicantumkan adalah nilai-nilai indeks atau koefisien yang didefinisikan sebagai faktor pengali pada perhitungan biaya bahan dan
upah ketja tukang pada setiap satuan jenis pekerjaan. Metoda ini dapat dilakukan apabila rencana gambar teknis dan persyaratan
teknis telah tersedia sehingga volume pekerjaan dapat dihitung.
Pada awalnya estimasi biaya penawaran yang menggunakan panduan tersebut adalah untuk menstandarkan harga bangunan
berdasarkan kualitas bangunan yang sarna. Hal ini sangat membatasi para estimator apabila harus memperhitungkan berbagai
faktor resiko yang berbeda pada setiap daerah. Resiko ketidak-seragaman ketrampilan tukang, bervariasinya mutu bahan di setiap
daerah, kendala-kendala teknis lainnya yang mempengaruhi pemilihan metoda konstruksi dan lain sebagainya adalah merupakan
faktor yang berpengaruh secara signifikan pada estimasi biaya penawaran. Faktor resiko tersebut yang menyebabkan nilai indeks
juga berbeda. Padahal nilai indeks yang tercantum dalam SNI maupun BOW masih menganut nilai tunggal. Perbedaan-perbedaan
inilah yang selanjutnya akan dikaji lebih dalam dalam studi ini. Atas dasar inilah yang menjadi pertimbangan mengapa pengkajian
indeks biaya perlu dilakukan. Hal ini penting untuk dipelajari guna untuk melihat sejauhmana aplikasi penggunaan SNI Analisa
Biaya Kontruksi Untuk Bangunan Gedung dan apabila terdapat perbedaan berapa besar perbedaan tersebut.
Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan
pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting mengingat bahwa efisiensi pekerjaan juga dipengaruhi dengan faktor
pembelajaran atau learning effect sehingga kebutuhan waktu pelaksanaan pekerjaan pada waktu pertama kali pekerjaan dilakukan
akan berbeda dengan pelaksanaan yang kedua dan seterusnya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi
yang diperlukan apabila tingkat ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda.
Selain kedua hal tersebut diatas, juga perlu dikaji produktivitas kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, dengan cara
membuat model pekerjaan pada konstruksi bangunan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengamati kendala-kendala teknis dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
diukur faktor pengaruh lain yang harus diperhitungkan pada estimasi biaya pekerjaan.
Kajian pustaka
Penyusunan kuisioner
Pemilihan instansi sebagai responden
4.
5.
6.
7.
8.
Pengiriman kuisioner
Kunjungan ke instansi terpilih
Melakukan interview dan inventarisasi data
Analisis data
Aplikasi nilai indeks biaya
Analisis biaya konstruksi adalah suatu tahap yang selalu dilakukan pada saat seorang estimator akan mengestimasi biaya
konstruksi yang selanjutnya akan dicantumkan dalam dikumen penawaran. Secara umum dalam dokumen penawaran biaya
konstruksi antara pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai pendetailan yang berbeda. Tetapi perincian biaya yang
dicantumkan meliputi dari biaya -biaya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Mengapa selalu terjadi perbedaan perhitungan antara biaya estimasi dengan biaya aktual? Hal ini dapat terjadi karena beberapa
hal yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Perhitungan jumlah/volume.
Harga material
Upah tenaga kerja
Prakiraan produktivitas pekerja
Metoda kerja
Biaya peralatan konstruksi
Biaya pekerjaan tak langsung
Bayaran untuk sub-kontraktor
Bayaran untuk supplier material
Ketidak-pahaman kondisi lokasi
Faktor-faktor yang bersifat lokal
Biaya yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan konstruksi
Biaya-biaya awal pelaksanaan
Overhead
Pertimbangan keuntungan
Alokasi resiko dan biaya tak terduga
Kesalahan dalam rumusan estimasi
Informasi dasar yang biasa digunakan untuk perumusan estimasi biaya
Tekanan pasar
Alasan-alasan tersebutlah yang menjadi tugas estimator untuk meminimasi perbedaan tersebut dengan cara memahami rencana
proyek, kondisi setempat, dan beberapa faktor resiko lainnya.
4. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi
Ada beberapa metoda dalam melakukan estimasi biaya konstruksi yaitu :
1.
o
setiap jenis penawaran. Biaya total proyek dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-kontrator, overhead, markup,
dsb.
2.
o
o
o
o
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengaruh Lokasi Proyek
Perhitungan estimasi biaya konstruksi sangat dipengaruhi oleh lokasi. Seorang estimator harus sadar betul bahwa suatu harga di
lokasi A yang berada di pusat kola akan berbeda dengan dengan lokasi B yang berada di daerah pegunungan. Faktor lokasi muncul
karena terdapat beberapa perbedaan yang menimbulkan kesulitan, seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Masalah komunikasi.
Jika kesulitan komunikasi seperti tidak adanya jaringan telepon, maka diperlukan alat komunikasi lainnya. Kesulitan komunikasi
dalam melaksanakan proyek adalah masalah besar sehingga memerlukan biaya tambahan.
Masalah transportasi
Semula material dan tenaga kerja perlu diangkut ke lokasi. Jika rote jalan buruk bisa terjadi keterlambatan pengiriman material;
mendatangkan kendaraan berat bisa merusak jembatan sempit sehingga diperlukan biaya perbaikan.
3.
4.
1.
2.
3.
Bekesting
Penulangan
Beton
Finishing, jika diperlukan
Curing (perawatan)
Bila perincian biaya digunakan untuk setiap unit kerja, maka satuan yang digunakan untuk setiap jenis pekerjaan adalah :
Bekesting, satuan: luas permukaan
Penulangan, satuan: berat
Beton, satuan: volume
4.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
keahlian pekerja
7.4. Coran Beton
Biaya pekerjaan beton meliputi biaya pasir, agregrat, semen, air, admixture, pencampuran, transportasi dan penuangan.
Mencampur beton di lapangan masih banyak dilakukan. Sementara itu penggunaan beton raedy-mix lebih sering dilakukan untuk
proyek-proyek konstruksi yang dibangun di kota-kota besar. Biaya pekerjaan beton akan bertambah untuk pengiriman coran beton
ke lokasi yang nilainya beraviasi tergantung ukuran pekerjaan, lokasi, dan kualitas beton. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap
pekerjaan yang diperlukan dalam pekrjan pembuatan coran beton yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
Pengukuran bahan dasar beton, pasir, semen, batu split, air, dsb
Pengadukan
Pengiriman (transportasi)
Penuangan
Biaya untuk menempatkan beton di lokasi juga tergantung pada peralatan yang digunakan. Sebagi contoh, campuran beton bisa
ditempatkan langsung di cetakan secara manual, atau dituangkan menggunakan crane atau dipompa menggunakan truk pompa.
Jumlah material yang diperlukan untuk pekerjaan beton harus ditambahkan 10% untuk proyek kecil dan 5% untuk proyek besar.
7.5. Analisis Biaya Konstruksi Pekerjaan Baja
7.5.1 Material
Sampai sejauh ini pekerjaan baja yang digunakan untuk struktur baja didirikan berdasarkan komponen bentuk fabrikasi yang sudah
standar, seperti lWF, C, T, L, pipa, pelat, dan sebagainya. Satuan untuk bahan baja adalah satuan berat.
Dalam memperkirakan berat struktur baja harus dihitung berdasarkan dari gambar proyek. Manual produser baja biasanya sudah
mencantumkan berat setiap penampang baja. Akan tetapi berat tersebut bervariasi sekitar 2%.
7.5.2 Biaya estimasi
Dalam mengestimasi biaya struktur baja, kontraktor akan menyerahkan satu set rencana dan spesifikasinya. Supplier akan
menentukan jumlah yang diperlukan termasuk komponen utama, detail sambungan, dan jenis lainnya. Kemudian ditambahkan
dengan biasa fabrikasi untukpemotongan, punching, pengeboran, pengelasan, overhead dan keuntungan. Kadangkala juga
ditambahkan biaya pengecatan sebelum baja dikirim ke lokasi.
Macam-macam biaya yang diperlukan untuk estimasi biaya pekerjaan baja meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya