Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MEKANIKA FLUIDA
PENENTUAN KEHILANGAN HEAD ALIRAN DALAM PIPA LURUS (hf)
Oleh:
Niken Sri Wahyuningsih
A1H014028
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu aliran fluida dalam saluran tertutup, baik itu jenis aliran
laminer maupun turbulen, pasti mengalami kerugian head. Faktor-faktor yang
diperhitungkan tidak hanya kecepatan dan arah partikel, tetapi juga
pengaruh kekentalan (viscosity) yang menyebabkan gaya geser antara partikelpartikel zat cair dan juga antara zat cair dan dinding batas. Gerak zat cair tidak
mudah diformulasikan secara matematik, sehingga diperlukan anggapan-anggapan
dan percobaan-percobaan untuk mendukung penyelesaian secara teoritis.
Pelaksanaan praktikum mengenai bilangan Reynold ternyata tidak hanya
sampai disitu saja. Ilmu pengetahuan merupakan suatu jalan untuk menganalisis
berbagai kejadian. Perkembangan ilmu pengetahuan dimaksudkan mengefisienkan
segala bentuk kegiatan disegala bidang. Pengamatan yang dilakukan mengenai
bilangan Reynold bisa dilanjutkan untuk menentukan head kerugian.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung kehilangan head pada
pipa (hf).
secara umum kehilangan tekanan akibat gesekan atau kerugian ini dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu: kerugian major dan kerugian minor.
Kerugian major disebut juga kehilangan energi primer atau kehilangan
energi akibat gesekan. Kerugian major biasa terjadi pada pipa lurus berdiameter
konstan. Jadi Head loss mayor dapat dinyatakan sebagai kerugian tekanan aliran
fluida berkembang penuh melalui pipa penampang konstan.
Kerugian minor disebut kehilangan energi sekunder atau kehilangan energi
akibat perubahan penampang dan aksesoris lainnya. Misalnya terjadi pada
pembesaran penampang (expansion), pengecilan penampang (contraction), dan
belokan atau tikungan. (Triatmodjo, 1993)
Dalam keadaan turbulen, peralihan aliran laminar untuk aliran dalam pipa
(saluran tertutup), telah dikembangkan rumus Darcy Weisbach yaitu :
Hf = f
l . v2
D .2 g
Dimana :
1. Kalau Re < 2100, aliran tersebut dinamakan aliran laminar dan nilai f
64
.
2. Kalau e/d kecil (dinding pipa licin) tetapi Re> 2100, alirannya
disebuthydraulically smoothatauturbulent smooth.
3. Kalau Re > 4000 atau e/d besar, alirannya disebut aliran turbulent rought.
4. Jika aliran berada antara kondisi 2 dan 3 maka aliran tersebut disebut aliran
transisi.
Berdasarkan kondisi diatas, nilai f ditetapkan dengan rumus yang sesuai
dengan jenis aliran tersebut seperti pada table berikut :
Tabel 1. Rumus penetapan f berdasarkan jenis aliran fluida :
Jenis Aliran
1. Laminar
Rumus Penetapan f
64
Kisaran Re
Re < 2100
2. a. Hidroucally smooth
b. Turbulent smooth
F = 0,361/ Re0,25
Re > 2100
3. Transisi
1,14-2
[
Hydroucally
tought
e 9,35
+
D f
atau
l/f = 1,14-2 log10
wholly rough
( De )
Re > 4000
1. Persamaan Manning
2
10,29 n L
5,333
Hf =
d
Q2
2. Persamaan Hazen-William
Hf =
Dimana : n
10,27 L
1,852 4,87
CHW
d
Q1,852
= koefisien Manning
III.
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Selang
Penggaris
Stopwatch
Alat penguji
Tempat penampungan air
IV.
A. Hasil
Data hasil praktikum
t1 = 5 sekon
t2 = 10 sekon
Re1 (untuk 5 sekon) = 7,28
Re2 (untuk 10 sekon) = 6,61
v1 = 0,87 m/s
v2 = 0,79 m/s
Penghitungan :
64
F1 = 7,28 = 8,79
Hf1 = f1
l.v
D .2 g
0,87
2
8,79.1,5.
8,79.1,5. 0,76
24,92.102
10,02. 102
24,92
= 40,21
F2 =
64
6,61
Hf2 = f2
= 9,68
l . v2
D .2 g
0,79
2
9,68. 1,5.
9,68.1,5. 0,62
2
24,92. 10
9,06.102
24,92
= 36,36
V.