Penulis
dapat
menyelesaikan
penyusunan
makalah
yang
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Pengertian Khalifah
Ayat-ayat tantang Khalifah
Ayat-ayat pendukung
Karakteristik Khalifah
Abstak
Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Karakteristik tentang
khalifah ( kepemimpinan ) dalam Al-Quran tinjauan tafsir tematik. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini ialah hermeneutika sebagai sistem
penafsiran (system of interpretation). Dalam hal ini hermeneutika sebagai
sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara
personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu ayat AlQuran. Hasil penulisan ini ialah terdapatnya beberapa ayat-ayat yang
membahas tentang khalifah ( kepemimpinan ) dan kata sepadan dengannya,
yang terdapat dalam Al-Quran di tafsirkan secara maudhui atau secara
tematik.
Pendahuluan
Pada saat ini dari berbagai negara di Timur Tengah, di wilayah Asia
termasuk di Indonesia memasuki masa krisis kepemimpinan. Padahal
pemimpin merupakan faktor penentu dalam kesuksesan dan kegagalan
suatu komunitas, baik dalam lembaga formal maupun non formal, kualitas
seorang pemimpin sangat menentukan keberhasilan komunitas yang ia
pimpin. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu mengelola
komunitasnya, dapat mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan
menunjukkan jalan serta prilaku benar yang harus dikerjakan bersama-sama
melalui team work.
Pengertian
kepemimpinan
sebagai
atribut,
adalah
kumpulan
karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dengan kata lain
bahwa karakteristik kepemimpinan harus ada dalam diri seseorang yang
menjabat
sebagai
terejawantahkan
pemimpin.
dalam
Karakteristik
kehidupan
kepemimpinan
sehari-hari
dalam
yang
memimpin
khalifah
menurut
ayat-ayat
yang
ada
dalam
al-Qur`an,
dan
PEMBAHASAN
Tafsir Maudhui
Kata
maudhui
berasal
dari
bahasa
arab
merupakan isim maful dari fiil madhi wadhaa yang berarti meletakkan,
menjadikan, mendustakan dan membuat-buat. Arti maudhui yang dimaksud
di sini ialah yang dibicarakan atau judul atau topik atu sektor, sehingga tafsir
maudhui
berarti
penjelasan
ayat-ayat
Alquran
yang
mengenai
satu
penjelasan-penjelasan,
keterangan-keterangan
dan
hubungan-
lain
ini
dengan
diterapkan
pertama
tema
sentral
tersebut.
kali
Al-Syathibi
dan
oleh
dan
1 http://maragustamsiregar.wordpress.com/2011/01/10/metode-tafsir-maudhui-tematik-oleh-hmaragustam-siregar-prof-dr-m-a
menjelaskan
pengertian
ayat-ayat
tersebut
yang
:
....
4
Qs. Shad 26
, :
Menurut kitab muhfiros hal : 240. Kata khalifah dalam bentuk tunggal
terulang dua kali dalam Al-Quran, yaitu dalam Al-Baqarah ayat 30 dan Shad
ayat 26. Sedangkan dua bentuk plural yang digunakan oleh Al-Quran, yaitu:
(a).Khalaif yang terulang sebanyak empat kali, yakni pada surah AlAn'am 165, Yunus 14, 73, dan Fathir 39.
(b). Khulafa' terulang sebanyak tiga kali pada surah-surah. Al-A'raf
7:69, 74, dan Al-Naml 27:62.5
Keseluruhan kata tersebut berakar dari kata khulafa' yang pada mulanya
berarti "di belakang". Dari sini, kata khalifah seringkali diartikan sebagai
"pengganti" (karena yang menggantikan selalu berada atau datang di
belakang, sesudah yang digantikannya).
2 http://media.isnet.org/islam/Quraish/Membumi/Khalifah.html
3 kamus almunawwir, hal. 363
4 Ibn Mandzur, Lisan Al-`Arab, Dar al-Ma`arif, h.1235
5 kitab muhfiros hal : 240
I.
Kalau
kita
bermaksud
merujuk
kepada
Al-Quran
untuk
mengetahui
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 6
b. Shad ayat 26
26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.7
Dari kedua ayat itu dapat kita ambil pengertian secara kontek kalimatnya
ada terkaitan dengan :
1. Ketentuan Allah tentang siapa-siapa yang mempunyai kualitas sebagai
khalifah (pemimpin) dengan tidak memandang kepada ras, suku
ataupun bangsa.
2. Ada pengusaan terhadap suatu wilayah tertentu, yang ini ditunjukkan
dengan kata
3. Memutuskan perkara dengan benar ( adil ).
4. Hawa nafsu yang menyesatkan dari jalan Allah dengan pengindikasian
dari malaikat yakni berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di
muka bumi, yang kesemua itu akan membuat rusak citra khalifah.
5. Ada suatu tujuan yang rahasia tentang penciptaan khalifah.
6 Alqur`an digital versi 2.0
7 ibid
II.
a. Al-An'am 165
165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.8
b. Yunus 14,
14. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di
muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana
kamu berbuat.9
c. Yunus 73
73. Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan
orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan
mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu
d. Fathir 39
39. Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya
sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah
akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orangorang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka.
III.
a. Al-A'raf 7:69
69. Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu
peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di
antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh
kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai penggantipengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan
telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum
Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
b. Al-A'raf 7:74
74. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu penggantipengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan
tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan
rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
c. Al-Naml 27:62.
62. Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di
bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah
kamu mengingati(Nya).
menggunakan
metode
tematik,
mengemukakan
bahwa
kekhalifahan
dengan
kata
pengangkatan
ja'il
Daud
yang
berarti
dijelaskan
akan
dengan
mengangkat.
menggunakan
Sedangkan
kata
inna
(sesungguhnya Kami) dan dengan bentuk kata kerja masa lampau ja'alnaka
(Kami telah menjadikan kamu).
Kalau
kita
dapat
menerima
kaidah
yang
menyatakan
bahwa
dalam
pengangkatannya,
dituntut
untuk
memperhatikan
diangkat
kekhalifahannya.
Tuhan
Karena,
itu,
selama
Tuhan
ia
sendiri
benar-benar
menyadari
memerintahkan
kepada
arti
para
alasan bahwa ia adalah wakil Tuhan di bumi. Namun, di sini ia sangat keliru
dalam memahami dan mempraktekkan kekhalifahan itu.
Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia
dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara Penakluk dan yang
ditaklukkan, atau antara Tuan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan
dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena, kalaupun manusia mampu
mengelola (menguasai), namun hal tersebut bukan akibat kekuatan yang
dimilikinya, tetapi akibat Tuhan menundukkannya untuk manusia.
Demikian itu, sehingga kekhalifahan menuntut adanya interaksi
antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Ilahi yang tertera dalam wahyu-wahyu-Nya.
Semua
itu
harus
ditemukan
kandungannya
oleh
manusia
sambil
32.
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian
yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
dalam
arti
semua
dalam
kedudukan
yang
sama
dan
yang
9. Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orangorang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung
16. Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air
yang segar (rezki yang banyak).
arah
yang
dituju
oleh
masyarakat
religius
yang
Islami
mempunyai makna yang sama dengan khalifah. Hanya saja -katanya lebih
lanjut-- kata Imam digunakan untuk keteladanan, karena ia terambil dari kata
yang mengandung arti "depan" yang berbeda dengan khalifah yang terambil
dari kata "belakang". Ini berarti bahwa kita dapat memperoleh informasi
tentang sifat-sifat terpuji dari seorang khalifah dengan menelusuri ayat-ayat
yang menggunakan kata Imam.10
a. Al-Baqarah ayat 2 : 124
124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:
"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
10 http://media.isnet.org/islam/Quraish/Membumi/Khalifah.html
74. Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
71. (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) kami panggil tiap umat dengan
pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan Kitab amalannya di tangan
kanannya Maka mereka Ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak
dianiaya sedikitpun.
rakyatnya.
Sedangkan kata Khalifah ( pemimpin ) ini
246. Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah
nabi Musa, yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka:
"Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah
pimpinannya) di jalan Allah". nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika
kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka
menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal
Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang
itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di
antara mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.
b. Al Baqarah 2 : 247
Juga sebanding dengan kata Muluk ( raja-raja ) jama` dari malik. 11 Tersebut
dalam surah An Naml 27 : 34
34. Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
Dan sepadan dengan kata auliyaul Amr ( Para Penguasa ) 12 yang tersebut
dalam beberapa surah,
pada surah :
a. Al Maa'idah 5 : 51
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim
b. Al A'raaf 7 : 3
3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. amat sedikitlah kamu mengambil
pelajaran (daripadanya).
c. Al A'raaf 7 : 27
27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
12 Ibid. h. 1582
Pemikiran
ini
dilandasi
dengan argumen yang telah disebutkan oleh para malaikat yang telah mengkritisi
wacana khalifah, namun dipatahkan oleh kerahasian yang hanya diketahui oleh
Allah tentang diri khalifah, untuk itu analisis yang tepat menurut penulis adalah
mentelaah makna khalifah dari segi huruf yang termuat dalam khalifah dengan
mengedepankan karakter dari sosok khalifah Allah yang telah diangkat oleh Allah
SWT.
1. Khauf (
) atau Khasya (
) atau Khasya (
175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), Karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benarbenar orang yang beriman.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Masih banyak lagi ayat-ayat yang menyebut Khauf (
(
) atau Khasya
) yang intinya takut hanya kepada Allah SWT. Dengan demikian seorang
) atau Khasya (
) ini hanya
kepada Allah SWT bukan kepada yang lainnya. Bukan takut karena tidak memiliki
sesuatu untuk menjadi pimpinan ( Khalifah ), takut jabatannya khalifahnya akan
terlepas saat memutuskan sesuatu perkara, takut tidak ada yang akan membela,
ataupun takut karena ada orang yang lebih berpengaruh. Dan rasa ketakutan inilah
yang menghantui pemimpin-pemimpin di belahan dunia ini sehingga mereka
berusaha tampil sebaik mungkin yang ujungnya adalah penyalahgunaan kekuasaan.
Berbeda bila rasa takut ini hanya kepada Allah maka Allah akan
melimpahkan ketenangan kepada seseorang sebagaimana yang disebut dalam surah
Yunus 10:62
62. Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Dan masih banyak lagi ayat yang isinya senada dengan ayat diatas, agar manusia
tahu bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dalam menjalani kehidupan kecuali
hanya takut kepada Allah SWT yang memegang kekuasaan di dunia dan di akhirat.
Aqidah inilah yang harus ada dalam diri khalifah Allah SWT dan rahasia ini tidaklah
diketahui oleh malaikat karena hak mutlak Allah SWT yang mengetahui bolakbaliknya hati seseorang. Dengan keyakinan ini maka seorang khalifah ( Pemimpin )
tidak akan merasa kuatir atas kekuasaan yang diembannya keputusannya akan
selalu menyelaraskan dengan perintah dan larangan Allah SWT dan wajib rakyatnya
untuk ikut serta taat atas kepimpinannya sebagaimana yang dijelaskan dalam surah
Al-A`raaf 7: 3 dan surah An-Nisa : 59 :
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Rasa takut kepada Allah sinergi dengan tingkat ilmu seseorang, semakin
tinggi tingkat ilmu seseorang maka dia semakin takut kepada Allah SWT,
sebagaimana disebut dalam surah Faathir 35: 28 :
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Dan ayat ini menjadi landasan bahwa seorang khalifah harus memiliki rasa takut
kepada Allah SWT. Ayat tersebut didukung dengan surat Al Baqarah 2 : 247 yang
menceritakan tentang thalut yang diangkat oleh Allah menjadi raja karena ada
beberapa aspek, yaitu :
a. Bahwa Allah telah menetapkan pilihan-Nya kepada thalut, ketetapan Allah ini
tidak dapat diganggu gugat lagi.
b. Allah telah mempersiapkan pilihan-Nya dengan menganugerahi ilmu yang
luas. Sehingga jelaslah bagi kita bahwa seorang pimpinan ( Khalifah ) adalah
seorang yang harus berilmu atau termasuk ulama. Karena hanya orang-orang
yang berilmu ini ( Ulama ) yang takut kepada Allah SWT. Dan dalam
permasalahan ilmu ini penulis membatasi materi ini dari kajian filsafat ilmu.
c. Allah telah mempersiapkan pilihan-Nya dengan tubuh yang kuat. Pada jaman
dahulu
tubuh
yang
kuat
merupakan
syarat
menjadi
khalifah,
untuk
) mempunyai
44 :
44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Dalam ayat ini Nabi Musa dan Nabi Harun Alahimas Salaam diperintah Allah untuk
bertutur kata dengan lemah lembut dalam menghadapi Fir`aun yang sombong.
Dalam hal ini jelaslah bahwa kebaikan yang akan kita sampaikan sebagai seorang
khalifah ( Pemimpin ) bukan harus dengan kekerasan atau paksaan, tetapi dengan
setuhan hati ( lemah lembut ) sehingga yang mendengarnya dengan ikhlas hati
mengikuti yang kita inginkan. Dan inipun digambarkan ke dalam diri Rasulullah SAW,
dalam surah Ali 'Imran 3 : 158 sebagaia berikut :
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.
Dengan lemah lembut ini bukan berarti derajat pemimpin dibahwa kaumnya, tetapi
dengan bersikap lemah lembut seorang khalifah ( Pemimpin ) akan lebih disegani
dan dihormati kaumnya. Tampilan ini beda dengan jaman sekarang yang sering kita
lihat bahwa seorang pemimpin menjaga image bawahannya sehingga tampak
arogan
untuk
menunjukkan
dipimpinnya menutupi
jabatannya.
kebencian dan
Sedangkan
hati
orang-orang
yang
kesalahan
orang,
memahami
posisi
seseorang
sesuai
dengan
tingkatannya sehingga tidak mudah menvonis seseorang. Sikap ini bukan berarti
bersikap tidak tegas, disinilah seorang khalifah harus pandai membedakan suatu
permasalahan dengan melihat proporsinya. Dan tak akan segan untuk meminta
pendapat dari orang lain walaupun orang itu bawahannya.
3. Yakin (
) yang mempunyai
99. Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Sedangkan dalam tingkatannya Allah membagi menjadi tiga, yaitu :
1.
At-Takatsur 102 : 5 :
At-Takatsur 102 : 7 :
7.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin[1599].
[1599] 'Ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga
menimbulkan keyakinan yang kuat.
3.
95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
4. fahmun (
faham
) yang mempunyai
menyebutkan:
79. Maka kami Telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum
(yang lebih tepat)[966]; dan kepada masing-masing mereka Telah kami berikan
hikmah dan ilmu dan Telah kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung,
semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya.
[966] menurut riwayat ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing Telah merusak
tanaman di waktu malam. Maka yang Empunya tanaman mengadukan hal Ini
kepada nabi Daud a.s. nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu
harus diserahkan kepada yang Empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman
yang rusak. tetapi nabi Sulaiman a.s. memutuskan supaya kambing-kambing itu
diserahkan sementara kepada yang Empunya tanaman untuk diambil
manfaatnya. dan orang yang Empunya kambing diharuskan mengganti tanaman
itu dengan tanam-tanaman yang baru. apabila tanaman yang baru Telah dapat
diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing itu boleh mengambil
kambingnya kembali. putusan nabi Sulaiman a.s. Ini adalah Keputusan yang
tepat.
5. Taubat (
Huruf
ta
) yang
25. Dan dialah yang menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,
Dalam surah At Taubah 9 : 117 :
{
{ }
}
{ }
}
13
{
{ }
Bahwa Nabi Daud Alaihis Salam setelah tahu bahwa Allah mengujinya maka Nabi
Daud memohon Ampunan dengan bersujud dan menghadap Allah dengan bertaubat
dan penyesalan.
Dengan demikian lengkaplah bahwa karakteristik seorang khalifah Allah harus selalu
kembali (bertaubat) kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang telah diperbuat,
demi perbaikan pada masa-masa yang akan datang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kajian diatas dapat penulis simpulkan bahwa :
13 , , Maktabah
Syamilah v.2.11,h.1-474
kita
bersama-sama
untuk
memilih
pimpinan
Referensi
yang
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr.
A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah,
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan
Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah,
Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
alquran.bahagia.us,
al-quran.bahagia.us,
dunia-islam.com, Al-Quran
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah alMa'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.