Anda di halaman 1dari 4

CARBERA

CARBERA

1. DEFINISI

a. Bintaro yang ini adalah tumbuhan (pohon) bernama latin


Cerbera manghas, bukan nama sebuah kelurahan di Jakarta
Selatan. Tapi mungkin dari nama pohon inilah, nama
kelurahan Bintaro berasal. Yang pasti tumbuhan ini banyak
dijumpai di Jakarta sebagai pohon penghijauan.
b. Bintaro yang banyak digunakan sebagai pohon penghijauan di
berbagai tempat di Jakarta, pada tahun 2009 pernah
membuat geger. Pasalnya buah, daun, dan getah pohon ini
mengandung cerberin yang beracun.
c. Pohon Bintaro sering disebut juga sebagai Mangga Laut, Buta
Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam bahasa Inggris
tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam
bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera
manghas. Nama Bintaro juga sering disematkan kepada
kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera odollam.
Kedua jenis tanaman ini memang mempunyai kemiripan
dalam berbagai hal.
d. Bunga Bintaro, indah dan harum tapi beracun
e. Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun
terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau
tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau
harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk
terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah
bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm.
Ketika masih muda berwarna hijau pucat dan berubah menjadi
merah cerah saat masak.
f. Tanaman Bintaro tersebar luas di kawasan tropis indo fasifik
termasuk Indonesia. Habitat aslinya adalah daerah pantai dan
hutan mangrove (bakau). Namun kini Bintaro banyak ditanam
sebagai pohon penghijauan penyerap karbondioksida (CO2).
2. Daun : Agak gelap, hijau mengkilap di bagian atas dan hijau pucat di
bagian bawah. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk:
bulat memanjang atau lanset, seperti daun mangga. Ujung:
meruncing. Ukuran: 10-28 x 2-8 cm.
3. Bunga : Biasanya terdapat 20 30 bunga pada setiap tandan. Letak:
di ujung cabang. Formasi: berkelompok secara tidak beraturan.
Daun mahkota: 5, putih bersih dengan bagian pusat berwarna
jingga hingga merah muda-merah. Kelopak bunga: 5, putih
kehijauan, jaraknya agak jauh dari daun mahkota. Benang sari: tidak
bergagang, menempel pada mulut tabung. Perpanjangan dari
masing-masing benang sari yang berambut dan berbentuk seperti
taji menutupi kerongkongan tabung mahkota bunga.

4. Buah : Berbentuk bulat, hijau hingga hijau kemerahan, mengkilat


dan berdaging. Selintas bentuknya menyerupai buah mangga.
Ukuran: diameter buah 6-8 cm.
Ekologi : Tumbuh di hutan rawa pesisir atau di pantai hingga jauh ke
darat (400 m d.p.l), menyukai tanah pasir yang memiliki sistem
pengeringan yang baik, terbuka terhadap udara dari laut serta
tempat yang tidak teratur tergenang oleh pasang surut. Biasanya
tumbuh di bagian tepi daratan dari mangrove.
5. Penyebaran : Kemungkinan di seluruh Indonesia. Tercatat di Bali,
Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Timor dan Irian Jaya.
Tersebar di PNG, Kepulauan Bismarck dan seluruh Kepulauan
Solomon. Kelimpahan :
6. Manfaat : Minyak yang diperas dari biji dan buah mudanya dapat
digunakan untuk mengatasi gatal-gatal, reumatik, serta pilek.
Minyak biji dapat digunakan untuk meracuni ikan (di Burma juga
digunakan sebagai insektisida). Kulit kayu dan daun digunakan
sebagai obat pencahar. Kayu digunakan sebagai kayu bakar dan
bahan arang. Belakangan ini banyak dipakai sebagai tanaman
hias/peneduh di dalam kompleks perumahan. Catatan : Berpotensi
sebagai obat farmakologi karena pengaruh kardiovaskular-nya.

TUGAS

PLH

CARBERA

NAMA

: Binzar B. Ardiansah

KELAS

: X3 / 05

Anda mungkin juga menyukai