Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MODUL PEGANGAN GURU GEOGRAFI

PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS


EKSPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI (EEK)
UNTUK KELAS XI IPS SMA NEGERI DI KOTA TEGAL

ARTIKEL
Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Mohamad Komarudin
3201409003

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Artikel ini dibuat sebagai syarat untuk ujian skripsi Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari

Tanggal

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Eva Banowati, M.Si.


NIP. 19610929 198901 2 003

Sriyanto, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19770722 200501 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si.


NIP: 19620904 198901 1 001

ii

PENGEMBANGAN MODUL PEGANGAN GURU GEOGRAFI PADA


PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS EKSPLORASI,
ELABORASI, DAN KONFIRMASI (EEK) UNTUK KELAS XI IPS
SMA NEGERI DI KOTA TEGAL
Mohamad Komarudin, Eva Banowati, Sriyanto
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Gedung C1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
mohamadkomarudin33@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun serta mengetahui kelayakan modul berbasis
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sebagai bahan ajar pegangan guru yang dapat
digunakan untuk menyampaikan materi lingkungan hidup.
Populasi pada penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi SMA Negeri di
Kota Tegal. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik proposive sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi kelas XI IPS
SMA Negeri di Kota Tegal. Sumber data diperoleh dengan hasil validasi dari tim ahli
dosen geografi dan tanggapan guru geografi. Teknik analisis data menggunakan
deskriptif persentase.
Hasil pada penelitian ini penilaian kelayakan modul berbasis eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi menunjukan oleh tim ahli menunjukan rata-rata 87% dengan kriteria sangat
layak. Rata-rata tanggapan guru geografi tentang pengembangan modul rata-rata 90%
dengan kriteria sangat layak. Kesimpulan penelitian ini adalah modul pegangan guru
geografi berbasis eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sudah layak digunakan sebagai
bahan ajar pegangan guru pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri di
Kota Tegal.
Kata Kunci: Modul Pegangan Guru, Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi
ABSTRACT
This research aims to develop and assess the feasibility of module based in exploration,
elaboration and confirmation as teachers handle materials that can be used to deliver the
material of living environments.
The population in this research is the module used by geography teacher in the Senior
High Schools in Tegal. The samples is taking by using a proposive sampling technique.
Sample in this study is a module used by geography teachers of class XI IPS high
schools in Tegal. Data sources obtained from the expert teams validation results of
geography lecturers and from the responses of geography teachers. Data analysis is
using descriptive percentage.
The results in this resesarch, feasibility assessment of module based in exploration,
elaboration, and confirmation showing by a team of experts showed an average 87%
with a very decent criteria. The average response from geography teacher in an average
90% with a very decent criteria. The conclusion of this research is geography teacher
handout module based in exploration, elaboration, and confirmation is fit for use as
geography teaching materials in class XI IPS high schools in Tegal.
Keywords: Teachers handout module, Exploration, Elaboration and Confirmation

iii

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan pemahaman,
kreativitas, keaktifan, daya pikir, potensi, dan minat siswa. Kegiatan pembelajaran
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik
secara fisik, sosial maupun psikis. Menurut Rifai (2009), proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar
peserta didik. Untuk memahami konsep, komunikasi dua arah secara timbal balik
sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar demi terciptanya tujuan
pembelajaran yang optimal. Kondisi demikian, dapat tercapai bila fasilitator
(guru) mempunyai kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang
melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa.
Peran guru dalam meningkatkan kompetensi sebagai fasilitator yang
merupakan pembimbing proses, narasumber, orang yang menunjukan dan
mengenalkan kepada peserta didik tentang suatu materi dalam kegiatan belajar
mengajar. Pemahaman materi pelajaran akan menjadi lebih mudah apabila guru
menggunakan sumber belajar yang baik dan tepat. Permasalahan siswa sekarang
pada umumnya adalah tingkat kemandirian dan tingkat keaktifan yang sangat
rendah dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi pada siswa SMA di Kota
Tegal masih menganggap guru sebagai sumber utama dalam kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran seperti ini sudah seharusnya dirubah, karena
kurikulum yang digunakan

saat

ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Kurikulum ini menuntut sekolah untuk mengembangkan proses


pembelajaran yang mandiri dan siswa dituntut aktif

dalam kegiatan

pembelajaran.
Mengembangkan kurikulum terkait sesuai dengan kondisi SMA di Kota
Tegal merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru sebagaimana
guru dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
sesuai

dengan

kompetensi

pedagogis

yang

dimiliki

oleh

guru,

dan

mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif dan memanfaatkan


teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kompetensi
profesional. Guru dituntut untuk meningkatkan profesionalitasnya dengan mampu

menyusun bahan ajar secara mandiri yang inovatif sesuai dengan kurikulum,
perkembangan kebutuhan peserta didik, maupun perkembangan teknologi
informasi untuk keberhasilan dalam pendidikan.
Salah satu cara yang ditempuh oleh guru dalam mengaktifkan belajar
siswa dan menumbuhkan kemandirian siswa adalah menggunakan modul yang
dibuat sendiri oleh guru sebagai pegangan guru dalam memberikan pengayaan
materi pelajaran. Menurut Majid (2011), modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumya. Menurut Depdiknas (2008),
modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana
dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang
spesifik. Modul yang berisi materi pengayaan dan dilengkapi soal-soal untuk
siswa lebih aktif belajar dan mengatasi siswa dalam pembelajaran.
Permasalahan yang ada dilapangan dalam pembelajaran geografi adalah
pada proses pembelajaranya, sering diartikan secara sempit, baik dalam persfektif
guru maupun siswa sebagai objek pembelajaran. Pembelajaran geografi
merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan
disesuaikan

dengan

perkembangannya.

lingkungan

Namun

dalam

pendidikan
kenyataan

masing-masing
dilapangan

masih

tingkat
banyak

pembelajaran geografi yang sifatnya teoritis, tidak mengacu pada aspek


lingkungan, padahal dalam pembelajaran geografi unsur-unsur yang berkaitan
dengan permasalahan lingkungan sangat penting untuk dipelajari.
Selama ini Guru-guru SMA Negeri di Kota Tegal dalam kegiatan belajar
mengajar menggunakan buku yang sudah ada yang diterbitkan oleh penerbitpenerbit. Berkembangnya bidang pendidikan di Indonesia pada saat ini, guru
dituntut profesionalitasnya untuk mengembangkan bahan ajar mandiri untuk
kemajuan pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu bahan ajar yang
dikembangkan sebagai pegangan guru adalah modul pembelajaran. Modul yang
sebaiknya digunakan untuk pegangan guru dalam pembelajaran adalah adalah

modul yang berbasis Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK), karena


mengacu pada standar proses pendidikan. Modul tersebut memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggali berbagai informasi, pemecahan
masalah, dan kreatifitas siswa. Selain menjadikan interaksi antara siswa dengan
guru sehingga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi diri melalui berbagai
kegiatan dan guru memberikan umpan balik terhadap yang dihasilkan siswa
melalui pengalaman belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
bermaksud melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Modul Pegangan
Guru Geografi pada Pembelajaran Lingkungan Hidup Berbasis Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) untuk Kelas XI IPS SMA Negeri di Kota Tegal.
Pengembangan modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa
terhadap materi IPS pada umumnya dan pelajaran geografi pada khususnya.

METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi
SMA Negeri di Kota Tegal. Teknik sampling yang digunakan untuk memilih
sampel adalah teknik purposive sampling, yaitu dalam penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan populasi yang sudah diketahui
yaitu sekolah yang memiliki tingkat kebaikan dalam hal prestasi. Sampel pada
penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi kelas XI IPS SMA
Negeri di Kota Tegal. Sumber data pada penelitian ini pertama diperoleh dari
pakar atau ahli dalam penyusunan bahan ajar geografi, kedua diperoleh dari
tanggapan guru tentang kelayakan modul. Teknik pengumpulan data yang
digunakan

adalah dokumentasi, wawancara, dan angket. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara dan lembar angket.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
presentase dengan menggunakan rumus Ali (1993).

% = x 100%

Keterangan:
% = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pengembangan modul pegangan
guru geografi pada pembelajaran lingkungan hidup berbasis eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi (EEK) diperoleh hasil validasi yang dilakukan oleh dosen geografi
sebagai tim ahli dalam penyusunan bahan ajar dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai
berikut.
Tabel 1. Analisis Validasi Modul
No

Skor
Validator Validator
1
2

Indikator

1.

Standar Kompetensi tidak ditulis secara eksplisit sebagai judul Bab,


sub judul
2.
Kompetensi Dasar tidak ditulis secara eksplesit sebagai judul sub
bab
3.
Tujuan setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD
4.
Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan
interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh SK
dan KD
5.
Urutan penyajian materi berurutan
6.
Cakupan materi cukup luas dan mendalam
7.
Daftar isi memuat judul materi, sub materi dari bagian teks disertai
dengan nomor halaman yang sesuai dengan halaman kegiatan
belajar dan sub pada isi
8.
Rangkuman isi materi yang disediakan setiap akhir kegiatan belajar
9.
Kata kunci yang menjadi inti pembahasan materi dalam setiap
kegiatan belajar
10. Penugasan terdapat disetiap kegiatan belajar
11. Pertanyaan/soal latihan terdapat pada akhir setiap kegiatan belajar
12. Daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam
penulisan buku sesuai dengan kaidah penulisan
13. Modul sudah mengeksplorasi materi pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan hidup
14. Modul sudah mengelaborasi materi pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan hidup
15. Modul sudah mengkonfirmasi materi pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan hidup
Jumlah skor
Persentase

4
4

5
4

3
3

5
5

60
80

74
98,6

Sumber: Analisis Validator, 2013


Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa penilaian oleh tim ahli dalam
bidang bahan ajar menunjukan persentase penilaian sebesar 89% dengan kriteria

sangat layak. Berdasarkan penilaian tim ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
modul pegangan guru geografi berbasis EEK telah lolos penilaian kelayakannya.
Pada penelitian ini guru yang memberikan tanggapan adalah guru yang
mengampu mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri se Kota Tegal.
Hasil analisis tanggapan terhadap modul pegangan guru geografi berbasis EEK
disajikan pada diagram berikut (Gambar 1).

100
95
90
85
80

97
88.5

88

90

91
87
Persentase (%)

Gambar 1. Persentase Analisis Tanggapan Guru


Berdasarkan hasil analisis tanggapan guru terhadap Modul Pegangaan
Guru Geografi berbasis EEK dinyatakan bahwa Modul untuk pegangan guru
geografi materi pelajaran lingkungan hidup sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis penilaian tanggapan guru terhadap modul tersebut dengan
memperoleh presentse rata-rata sebesar 90% dengan kategori sangat layak.

PEMBAHASAN
Penilaian kelayakan modul ini dilakukan melalui metode angket yang
diberikan kepada pakar bahan ajar dan guru geografi yang mengajar mata
pelajaran geografi kelas XI IPS. Penilaian pakar dilakukan oleh dosen Jurusan
Geografi yang berkompeten dalam bidang bahan ajar. Berdasarkan hasil analisis
uji validasi yang dilakukan oleh tim ahli menyatakan bahwa modul pegangan ini
sudah valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar pegangan guru geografi
dalam menyampaiakan materi lingkungan hidup kepada siswa. Adapun hasil
penilaian kelayakan sebesar 89%. Berdasarkan penilaian pakar mengenai Modul
Pegangan ini adalah sangat layak berdasarkan penilaian BSNP. Hasil dari angket

validasi mengenai modul ini diperoleh data mengenai kelebihan dan kekurangan
modul. Kelebihan pada Modul Pegangan ini adalah memudahkan guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa mudah menangkap materi
yang diterangkan, terdapat tugas-tugas yang ditunjukan kepada siswa baik tugas
individu maupun tugas kelompok untuk mengetahui secara langsung tentang
kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal, ilustrasi gambar yang sesuai dengan
fenomena pada saat ini sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa, bahasa yang digunakan mudah dipahami sebagai panduan guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa, dan dengan adanya suplemen pada
modul, guru dapat mengarahkan kepada siswa untuk memperdalam materi dengan
mencri literatur dari buku maupun internet. Sedangkan kekurangan pada Modul
Geografi materi pembelajaran lingkungan hidup adalah materi yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan saat ini, penugasan kurang bervariasi antara lain
pengamatan, tugas kelompok, dan presentasi.
Hasil dari validasi dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari Modul
Pegangan Guru Geografi Berbsasis EEK, selanjutnya peneliti melakukan
perbaikan pada materi yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan saat ini,
dan memberikan penugasan yang bervariasi dari mulai pengamatan, tugas-tugas,
dan presentase, sehingga setelah adanya perbaikan atas dasar masukan dari tim
validator, maka modul siap untuk digunakan oleh guru sebagai buku pegangan
dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Berdasarkan hasil analisis tanggapan guru terhadap Modul Pegangaan
Guru Geografi berbasis EEK dinyatakan bahwa modul untuk pegangan guru
geografi materi pelajaran lingkungan hidup sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis penilaian tanggapan guru terhadap modul tersebut dengan
memperoleh persentase rata-rata sebesar 90% dengan kategori sangat layak. Pada
tanggapan guru terbagi menjadi enam komponen. Pertama yaitu komponen
kebahasaan diperoleh hasil dari kelima guru tersebut memberikan tanggapan
secara baik dengan persentase total sebesar 88,5% dengan kriteria sangat layak.
Kedua yaitu komponen penyajian modul diperoleh hasil dari kelima guru tersebut
memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar 90% dengan

kriteria sangat layak. Ketiga yaitu komponen isi materi diperoleh hasil dari kelima
guru tersebut memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar
87% dengan kriteria sangat layak. Keempat yaitu komponen karakteristik Modul
diperoleh hasil dari kelima guru tersebut memberikan tanggapan secara baik
dengan persentase total sebesar 88% dengan kriteria sangat layak. Kelima yaitu
komponen penyajian EEK diperoleh hasil bahwa kelima guru tersebut
memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar 91% dengan
kriteria sangat layak. Keenam yaitu komponen alat evaluasi diperoleh hasil bahwa
kelima guru tersebut memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total
sebesar 97% dengan kriteria sangat layak.
Hasil tanggapan guru terhadap Modul Pegangan Guru Geografi didapatkan
masukan tentang kelebihan dan kekurangan modul ini. Adapun kelebihan yang
terdapat pada Modul tersebut adalah terdapat gambar-gambar yang sesuai dengan
kondisi lingkungan saat ini, komponen kebahasaan yang tidak terbelit-belit,
penyajiannya secara berurutan setiap kegiatan belajar, komponen isi materi yang
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, memberikan penyajian
contoh-contoh permasalahan yang disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik
modul yang sesuai dengan isi materi, penyajian eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi sesuai dengan materi yang disajikan, alat evaluasi yang sudah
disesuaikan dengan materi pembelajaran.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
hasil penilaian kelayakan terhadap modul pegangan ini oleh tim ahli bahan ajar
dihasilkan penilaian persentase 89% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan
berdasarkan analisis tanggapan guru tentang modul pegangan ini didapatkan
tanggapan yang baik dengan persentase sebesar 90% dengan kriteria sangat layak.
Maka modul pegangan ini layak digunakan untuk pegangan guru geografi dalam
mengajarkan materi pokok lingkungan hidup kelas XI IPS kepada siswa.

294000 mT
1098' BT

PETA LOKASI PENELITIAN KOTA TEGAL

LAUT JAWA

0.5

1.5 Km

1:50.000
LEGENDA
Batas Kecamatan
Batas Kota
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
[ Balai Kota
%

KAB. BREBES

KEC. TEGAL BARAT

&
&

Nama Sekolah:

KEC. TEGAL TIMUR

&
%
[

&

9240000 mU
652' LS

9240000 mU
652' LS

9244200 mU
650' LS

9244200 mU
650' LS

289800 mT
1096' BT

KAB. TEGAL

&
&
&
&
&

SMA N 1
SMA N 2
SMA N 3
SMA N 4
SMA N 5

Jawa Tengah
Skala 1:4.500.000

KEC. MARGADANA

&

9235800 mU
654' LS

9235800 mU
654' LS

KEC. TEGAL SELATAN

KAB. TEGAL

1096' BT
289800 mT

1098' BT
294000 mT

Kota Tegal
Sumber
Peta Administrasi Kota Tegal
Skala 1:50.000
Jaringan Jalan Kota Tegal
Skala 1:50.000
Dibuat Oleh
Mohamad Komarudin (3201409003)

UCAPAN TERIMAKASIH
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan studi di Universitas Negeri Semarang.
Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin
penelitian.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
Dr. Eva Banowati, M.Si, pembimbing I yang telah memberikan arahan, dan
bimbingan serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Sriyanto, S.Pd., M.Pd, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semua guru geografi SMA Negeri se Kota Tegal yang telah memberikan
dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
Bapak dan ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan segenap kasih
dan sayangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rifai, Achmad. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Lampiran contoh-contoh
contoh contoh kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

10

Anda mungkin juga menyukai