Artikel
Artikel
ARTIKEL
Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Mohamad Komarudin
3201409003
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel ini dibuat sebagai syarat untuk ujian skripsi Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
Tanggal
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
ii
iii
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan pemahaman,
kreativitas, keaktifan, daya pikir, potensi, dan minat siswa. Kegiatan pembelajaran
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik
secara fisik, sosial maupun psikis. Menurut Rifai (2009), proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar
peserta didik. Untuk memahami konsep, komunikasi dua arah secara timbal balik
sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar demi terciptanya tujuan
pembelajaran yang optimal. Kondisi demikian, dapat tercapai bila fasilitator
(guru) mempunyai kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang
melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa.
Peran guru dalam meningkatkan kompetensi sebagai fasilitator yang
merupakan pembimbing proses, narasumber, orang yang menunjukan dan
mengenalkan kepada peserta didik tentang suatu materi dalam kegiatan belajar
mengajar. Pemahaman materi pelajaran akan menjadi lebih mudah apabila guru
menggunakan sumber belajar yang baik dan tepat. Permasalahan siswa sekarang
pada umumnya adalah tingkat kemandirian dan tingkat keaktifan yang sangat
rendah dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi pada siswa SMA di Kota
Tegal masih menganggap guru sebagai sumber utama dalam kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran seperti ini sudah seharusnya dirubah, karena
kurikulum yang digunakan
saat
dalam kegiatan
pembelajaran.
Mengembangkan kurikulum terkait sesuai dengan kondisi SMA di Kota
Tegal merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru sebagaimana
guru dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
sesuai
dengan
kompetensi
pedagogis
yang
dimiliki
oleh
guru,
dan
menyusun bahan ajar secara mandiri yang inovatif sesuai dengan kurikulum,
perkembangan kebutuhan peserta didik, maupun perkembangan teknologi
informasi untuk keberhasilan dalam pendidikan.
Salah satu cara yang ditempuh oleh guru dalam mengaktifkan belajar
siswa dan menumbuhkan kemandirian siswa adalah menggunakan modul yang
dibuat sendiri oleh guru sebagai pegangan guru dalam memberikan pengayaan
materi pelajaran. Menurut Majid (2011), modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumya. Menurut Depdiknas (2008),
modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana
dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang
spesifik. Modul yang berisi materi pengayaan dan dilengkapi soal-soal untuk
siswa lebih aktif belajar dan mengatasi siswa dalam pembelajaran.
Permasalahan yang ada dilapangan dalam pembelajaran geografi adalah
pada proses pembelajaranya, sering diartikan secara sempit, baik dalam persfektif
guru maupun siswa sebagai objek pembelajaran. Pembelajaran geografi
merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan
disesuaikan
dengan
perkembangannya.
lingkungan
Namun
dalam
pendidikan
kenyataan
masing-masing
dilapangan
masih
tingkat
banyak
METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi
SMA Negeri di Kota Tegal. Teknik sampling yang digunakan untuk memilih
sampel adalah teknik purposive sampling, yaitu dalam penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan populasi yang sudah diketahui
yaitu sekolah yang memiliki tingkat kebaikan dalam hal prestasi. Sampel pada
penelitian ini adalah modul yang digunakan guru geografi kelas XI IPS SMA
Negeri di Kota Tegal. Sumber data pada penelitian ini pertama diperoleh dari
pakar atau ahli dalam penyusunan bahan ajar geografi, kedua diperoleh dari
tanggapan guru tentang kelayakan modul. Teknik pengumpulan data yang
digunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara dan lembar angket.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
presentase dengan menggunakan rumus Ali (1993).
% = x 100%
Keterangan:
% = persentase skor
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pengembangan modul pegangan
guru geografi pada pembelajaran lingkungan hidup berbasis eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi (EEK) diperoleh hasil validasi yang dilakukan oleh dosen geografi
sebagai tim ahli dalam penyusunan bahan ajar dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai
berikut.
Tabel 1. Analisis Validasi Modul
No
Skor
Validator Validator
1
2
Indikator
1.
4
4
5
4
3
3
5
5
60
80
74
98,6
sangat layak. Berdasarkan penilaian tim ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
modul pegangan guru geografi berbasis EEK telah lolos penilaian kelayakannya.
Pada penelitian ini guru yang memberikan tanggapan adalah guru yang
mengampu mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri se Kota Tegal.
Hasil analisis tanggapan terhadap modul pegangan guru geografi berbasis EEK
disajikan pada diagram berikut (Gambar 1).
100
95
90
85
80
97
88.5
88
90
91
87
Persentase (%)
PEMBAHASAN
Penilaian kelayakan modul ini dilakukan melalui metode angket yang
diberikan kepada pakar bahan ajar dan guru geografi yang mengajar mata
pelajaran geografi kelas XI IPS. Penilaian pakar dilakukan oleh dosen Jurusan
Geografi yang berkompeten dalam bidang bahan ajar. Berdasarkan hasil analisis
uji validasi yang dilakukan oleh tim ahli menyatakan bahwa modul pegangan ini
sudah valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar pegangan guru geografi
dalam menyampaiakan materi lingkungan hidup kepada siswa. Adapun hasil
penilaian kelayakan sebesar 89%. Berdasarkan penilaian pakar mengenai Modul
Pegangan ini adalah sangat layak berdasarkan penilaian BSNP. Hasil dari angket
validasi mengenai modul ini diperoleh data mengenai kelebihan dan kekurangan
modul. Kelebihan pada Modul Pegangan ini adalah memudahkan guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa mudah menangkap materi
yang diterangkan, terdapat tugas-tugas yang ditunjukan kepada siswa baik tugas
individu maupun tugas kelompok untuk mengetahui secara langsung tentang
kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal, ilustrasi gambar yang sesuai dengan
fenomena pada saat ini sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa, bahasa yang digunakan mudah dipahami sebagai panduan guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa, dan dengan adanya suplemen pada
modul, guru dapat mengarahkan kepada siswa untuk memperdalam materi dengan
mencri literatur dari buku maupun internet. Sedangkan kekurangan pada Modul
Geografi materi pembelajaran lingkungan hidup adalah materi yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan saat ini, penugasan kurang bervariasi antara lain
pengamatan, tugas kelompok, dan presentasi.
Hasil dari validasi dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari Modul
Pegangan Guru Geografi Berbsasis EEK, selanjutnya peneliti melakukan
perbaikan pada materi yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan saat ini,
dan memberikan penugasan yang bervariasi dari mulai pengamatan, tugas-tugas,
dan presentase, sehingga setelah adanya perbaikan atas dasar masukan dari tim
validator, maka modul siap untuk digunakan oleh guru sebagai buku pegangan
dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Berdasarkan hasil analisis tanggapan guru terhadap Modul Pegangaan
Guru Geografi berbasis EEK dinyatakan bahwa modul untuk pegangan guru
geografi materi pelajaran lingkungan hidup sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis penilaian tanggapan guru terhadap modul tersebut dengan
memperoleh persentase rata-rata sebesar 90% dengan kategori sangat layak. Pada
tanggapan guru terbagi menjadi enam komponen. Pertama yaitu komponen
kebahasaan diperoleh hasil dari kelima guru tersebut memberikan tanggapan
secara baik dengan persentase total sebesar 88,5% dengan kriteria sangat layak.
Kedua yaitu komponen penyajian modul diperoleh hasil dari kelima guru tersebut
memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar 90% dengan
kriteria sangat layak. Ketiga yaitu komponen isi materi diperoleh hasil dari kelima
guru tersebut memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar
87% dengan kriteria sangat layak. Keempat yaitu komponen karakteristik Modul
diperoleh hasil dari kelima guru tersebut memberikan tanggapan secara baik
dengan persentase total sebesar 88% dengan kriteria sangat layak. Kelima yaitu
komponen penyajian EEK diperoleh hasil bahwa kelima guru tersebut
memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total sebesar 91% dengan
kriteria sangat layak. Keenam yaitu komponen alat evaluasi diperoleh hasil bahwa
kelima guru tersebut memberikan tanggapan secara baik dengan persentase total
sebesar 97% dengan kriteria sangat layak.
Hasil tanggapan guru terhadap Modul Pegangan Guru Geografi didapatkan
masukan tentang kelebihan dan kekurangan modul ini. Adapun kelebihan yang
terdapat pada Modul tersebut adalah terdapat gambar-gambar yang sesuai dengan
kondisi lingkungan saat ini, komponen kebahasaan yang tidak terbelit-belit,
penyajiannya secara berurutan setiap kegiatan belajar, komponen isi materi yang
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, memberikan penyajian
contoh-contoh permasalahan yang disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik
modul yang sesuai dengan isi materi, penyajian eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi sesuai dengan materi yang disajikan, alat evaluasi yang sudah
disesuaikan dengan materi pembelajaran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
hasil penilaian kelayakan terhadap modul pegangan ini oleh tim ahli bahan ajar
dihasilkan penilaian persentase 89% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan
berdasarkan analisis tanggapan guru tentang modul pegangan ini didapatkan
tanggapan yang baik dengan persentase sebesar 90% dengan kriteria sangat layak.
Maka modul pegangan ini layak digunakan untuk pegangan guru geografi dalam
mengajarkan materi pokok lingkungan hidup kelas XI IPS kepada siswa.
294000 mT
1098' BT
LAUT JAWA
0.5
1.5 Km
1:50.000
LEGENDA
Batas Kecamatan
Batas Kota
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
[ Balai Kota
%
KAB. BREBES
&
&
Nama Sekolah:
&
%
[
&
9240000 mU
652' LS
9240000 mU
652' LS
9244200 mU
650' LS
9244200 mU
650' LS
289800 mT
1096' BT
KAB. TEGAL
&
&
&
&
&
SMA N 1
SMA N 2
SMA N 3
SMA N 4
SMA N 5
Jawa Tengah
Skala 1:4.500.000
KEC. MARGADANA
&
9235800 mU
654' LS
9235800 mU
654' LS
KAB. TEGAL
1096' BT
289800 mT
1098' BT
294000 mT
Kota Tegal
Sumber
Peta Administrasi Kota Tegal
Skala 1:50.000
Jaringan Jalan Kota Tegal
Skala 1:50.000
Dibuat Oleh
Mohamad Komarudin (3201409003)
UCAPAN TERIMAKASIH
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan studi di Universitas Negeri Semarang.
Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin
penelitian.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
Dr. Eva Banowati, M.Si, pembimbing I yang telah memberikan arahan, dan
bimbingan serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Sriyanto, S.Pd., M.Pd, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semua guru geografi SMA Negeri se Kota Tegal yang telah memberikan
dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
Bapak dan ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan segenap kasih
dan sayangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rifai, Achmad. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lampiran contoh-contoh
contoh contoh kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
10