PENDAHULUAN
A. Judul
Enzim
B. Tujuan
1. Mengetahui pH dan suhu optimum aktivitas enzim amilase
2. Mengetahui pH dan suhu optimum aktivitas enzim nitrat reduktase
3. Menentukan pH optimum enzim nitrat reduktase dan aktivitas nitrat
reduktase secara kuantitatif
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah protein yang diproduksi dari sel hidup dan digunakan oleh
sel-sel untuk mengkatalisis reaksi kimia yang spesifik (Shahib, 1992). Sebagai
mana protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai struktur tiga
dimensi (Sadikin, 2002). Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa dan
biasanya lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi
terhadap substratnya. Tanpa pembentukan produk samping enzim merupakan unit
fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur
(Shahib, 1992).
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam
maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat
tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan
laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan
energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).
Secara singkat, beberapa sifat dari enzim menurut Dwidjoseputro (1992)
diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Konsentrasi enzim Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang
menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu
konsentrasi
substrat
tertentu,
kecepatan
reaksibertambah
dengan
terhadap
enzim
berdasarkan
golongan
menurut
Poedjiadi
(2006)
Oksidoreduktase
Transferase
Hidrolase
Liase
Isomerase
Ligase
Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan memecah ikatan
merupakan agen reduksi kuat yang akan mereduksi ion kupri menjadi ion kupru
sebagai kupri hidroksida (CuOH). Kupru hidroksida selama proses pemanasan
akan berubah menjadi endapan kupru oksida (CuO) yang berbeda yang
mengindikasikan adanya gula reduksi. Warna endapan bergantung pada
konsentrasi gula. Ketika amilum telah terhidrolisis sempurna menjadi maltosa,
maka ketika diuji benedict larutan akan berubah warna menjadi hijau kebiruan dan
adanya endapan merah bata (Shankara, 2008).
Sunarni, dkk (2007) mengidenfikasi fraksi etanol infusa daun kepel
memiliki kandungan flavonoid dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Flavonoid
selain memiliki aktivitas antioksidan juga memiliki aktivitas sebagai antifungi
dengan merusak permeabilitas membran sel sehingga dapat mengganggu proses
metabolisme jamur. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukan
daun kepel memiliki kandungan flavonoid perlu diteliti secara aktivitas antifungi
fraksi etanol infusa daun kepel (Stelechocarpus burahol, Hook F&Th) terhadap
Candida albicans serta diidentifikasi senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi
etanol infusa daun.
Enzim nitrat reduktase merupakan salah satu enzim tanaman yang sangat
intensif diteliti. Perhatian besar terhadap regulasi nitrat reduktase tersebut
terutama karena aktivitas enzim tersebut merupakan faktor pembatas proses
asimilasi nitrat yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tanaman (Fitriana dkk., 2009). Lehninger (1994) menyatakan bahwa enzim nitrat
reduktase memperoleh elektron dari nukleosida atau NADPH 2/NADH2 yang
mentransfer elektron ke flavin adenin dinukleotida (FAD) dan dilanjutkan ke
molibdenum, kemudian akhirnya ke nitrat reduktase untuk mereduksi nitrat
menjadi nitrit. Menurut Boyer dkk. (1960) pada umumnya, nitrat reduktase
menunjukkan pH optimal 7,5-8,0 untuk berbagai macam tanaman. pH optimum
enzim ini dapat bekerja adalah 25oC. Nilai optimal dari pH dapat berubah sesuai
dengan pengaruh umur tanaman dan umur daun.
Aktivitas nitrat reduktase (ANR) mempunyai korelasi positif dengan
produksi, berat kering, total nitrogen dan daya hasil tanaman. Sebuah penelitian
memperlihatkan bahwa semakin tinggi aktivitas nitrat reduktase semakin tinggi
juga berat kering tanaman (Fitriana dkk., 2009). Aktivitas nitrat reduktase (ANR)
tinggi akan menyebabkan terjadinya kenaikan laju reaksi pada reduksi nitrat
(Sadikin, 2002).
Hubungan antara laju reaksi dengan aktivitas enzim adalah berbanding
lurus. Makin besar aktivitas enzim, makin cepat laju reaksi. Makin cepat laju
reaksi, makin banyak pula produk yang terbentuk. Adanya hubungan yang
berbanding lurus tersebut dapat mendukung tanaman untuk meningkatkan
produktivitasnya. Apabila terjadi kenaikan pada aktivitas nitrat reduktase, maka
produk yang dihasilkan juga akan naik seiring dengan kenaikan laju reaksinya
(Sadikin, 2002).
Ketersediaan air di lingkungan memiliki hubungan dengan enzim nitrat
reduktase sebagai penyedia proton dan elektron untuk aktivitasnya. Setiap langkah
dalam proses perubahan nitrat menjadi nitrit memerlukan perpindahan enam
elektron untuk tiap molekulnya (Campbel dkk., 1999). Molekul air yang tersedia
memberikan sumbangan proton dan elektron melalui fotosintesis yang
menghasilkan NADPH2 pada saat reaksi terang. NADPH2 yang dihasilkan
tersebut cukup untuk mendukung aktivitas enzim nitrat reduktase saat mereduksi
nitrat menjadi nitrit (Fitriana dkk., 2009).
Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam
konjugasinya yang dapat mempertahankan pH di sekitar daerah kapasitas buffer.
Adapun kapasitas buffer adalah kemampuan mempertahankan pH sebesar =
pKa1. Larutan buffer dibuat dari senyawa sitrat dan fosfat. Campuran ekivalen
antara asam sitrat dan garam natrium konjugasinya menghasilkan larutan buffer
pH 4. Sedangkan campuran ekivalen antara dihidrogen fosfat dan monohidrogen
fosfat menghasilkan larutan buffer pH 6 (Sadikin, 2002).
Larutan 5M NaNO3 yang merupakan substrat dari enzim nitrat reduktase
(Purbajanti dkk., 2010). Menurut Fitriana dkk. (2009) untuk mengamati nilai
optical density dari aktivitas enzim nitrat reduktase panjang gelombang yang
digunakan adalah 540 nm. Larutan SA dan NED berperan sebagai pemberi warna
pada larutan yang mengandung enzim nitrat reduktase bereaksi dengan nitrat.
III.
METODE
NaNO3 5M, akuades, larutan SA, larutan NED, buffer fosfat pH 5, buffer
fosfat pH 7, buffer fosfat pH 8, buffer fosfat pH 9.
B. Cara Kerja
1. Hidrolisis Amilum
Larutan amilum diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan pada
keempat tabung reaksi. Saliva ditambahkan ke tabung reaksi masingmasing tabung sebanyak 3 ml. Pada tabung reaksi 3 dan 4 dimasukkan
sejumlah 3 ml larutan buffer fosfat dengan pH 6, sedangkan tabung 1
dan 2 tidak diberi tambahan larutan buffer fosfat. Pada tabung 1 dan 3
diinkubasi pada suhu ruang yaitu 27 0C. Disamping itu, tabung reaksi 2
dan 4 diinkubasi pada suhu 350C pada waterbath.
Setiap satu menit larutan pada tabung reaksi yang diinkubasi
baik pada suhu ruang maupun di water bath diambil satu tetes dan
diletakkan pada drop plate. Masing-masing larutan pada drop plate
tiap menitnya ditetesi dengan larutan iod hingga berwarna kuning,
kemudian waktu hidrolisis dari larutan dicatat. Apabila larutan sudah
terhidrolisis yaitu ditandai dengan warna kuning, dilanjutkan dengan
uji benedict.
Reagen benedict dimasukkan pada keempat tabung reaksi yang
lain masing-masing sebanyak 2 ml, barulah ditambahkan dengan 10
tetes sampel dari tabung reaksi yang telah diinkubasi sebelumnya.
Tabung reaksi yang berisi larutan sampel dengan reagen benedict lalu
dipanaskan di atas bunsen hingga terbentuk gelembung. Perubahan
pada larutan sebelum dan sesudah dipanaskan diamati terbentuk
endapapn atau tidak.
2. Pengaruh Suhu dan pH Pada Enzim Nitrat Reduktase
Sampel berupa daun kepel muda yang sudah dipotong menjadi
bagian-bagian kecil dan ditimbang sejumlah 300 mg sebelumnya,
dimasukkan pada keempat tabung reaksi. Masing-masing tabung
ditambahkan dengan larutan NaNO3 sebanyak 0,1 ml. Larutan buffer
fosfat dengan pH 6 ditambahkan pada tabung reaksi 1 dan 2 masingmasing sebanyak 5 ml, sedangkan pada tabung reaksi 3 dan 4
dan
Reduktase)
dihitung
= Berat sampel
Va
= Waktu
IV.
A. Hidrolisis Amilum
Berdasarkan percobaan dari hidrolisis amilum terhadap saliva
diperoleh data pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Hidrolisis Amilum
Tabung
Perlakuan
Waktu
Warna Akhir
Uji Iod
1 menit
Kuning
1 menit
Kuning
2 menit
Kuning
2 menit
Kuning
Warna Akhir
Uji Benedict
Hijau +
endapan
Hijau biru +
endapan
Hijau +
endapan
Hijau +
pH 6 (water bath)
endapan
Tujuan dari pengujian hidrolisis amilum yaitu untuk mengetahui pH
dan suhu optimum yang dimiliki oleh enzim amilase pada saliva untuk
menghidrolisis amilum. Fungsi dari saliva yaitu menghasilkan enzim
amilase khususnya enzim amilase. amilase pada saliva dapat memecah
ikatan glikosidik 1-4 yang terdapat dalam amilum. Amilum sendiri berperan
sebagai substrat pada saliva yang akan dihidrolisis oleh enzim amilase.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Disamping
itu,
inkubasi
pada
waterbath
(35oC)
berfungsi
Perlakuan
Waktu
Warna Akhir
Daun Kepel + akuades (suhu ruang) 3 menit
Merah muda
Daun Kepel + buffer fosfat pH 6
1
15 menit
Kuning
(suhu ruang)
4
Daun Kepel + akuades (water bath) 3 menit
Merah muda
Daun Kepel + buffer fosfat pH 6
2
12 menit
Kuning
(water bath)
Tujuan dari uji pengaruh pada pH dan suhu enzim nitrat reduktase
adalah untuk mengetahui pH dan suhu optimum dari aktivitas enzim nitrat
reduktase pada daun kepel. Pada sampel daun kepel dapat diperoleh enzim
nitrat reduktase yang terletak pada bagian sitoplasma dari potongan daun
muda. Larutan 5M NaNO3 berperan sebagai substrat dari enzim nitrat
reduktase pada daun kepel.
Pada uji pengaruh pH enzim reduktase diberi perlakuan menambahkan
buffer fosfat yang mewakili pH asam dan netral-basa. Perlakuan
penambahan buffer fosfat pH 6 bertujuan untuk memberikan suasana asam
pada sampel daun kepel dan akuades berperan dalam memberikan suasana
netral hingga basa. Pada uji pengaruh suhu terhadap enzim nitrat reduktase
perlakuan inkubasi pada suhu 35oC dengan waterbath ataupun suhu ruang
(27oC) bertujuan untuk mengetahui suhu optimum dari enzim nitrat
reduktase pada daun kepel.
Inkubasi suhu ruang (27oC) bertujuan untuk memberikan pengaruh
suhu ruang terhadap enzim, khususnya pada enzim nitrat yang akan
mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi. Inkubasi pada waterbath (35oC)
berfungsi dalam meningkatkan suhu dan kecepatan reaksi enzim. Dalam hal
ini, akan mempengaruhi aktivitas nitrat reduktase (ANR) menjadi tinggi dan
menyebabkan terjadinya kenaikan laju reaksi pada reduksi nitrat.
Reaksi yang terjadi pada enzim nitrat reduktase pada proses inkubasi
suhu ruang dan dalam water bath :
(naphthyl
ethylenediaminedihydrochloride)
berfungsi
sebagai
Tabung
pH
OD (Optical Density)
dan
ethylenediaminedihydrochloride)
sebagai
berfungsi
NED
(naphthyl
indikator
proses
pembentukan nitrit dari hasil reduksi terhadap larutan NaNO 3 yang dikatalis
oleh enzim nitrat reduktase pada daun kepel. Nitrit dengan amina aromatik
pada sulfanilamide akan membentuk diazonium. Diazonium dan NED
kemudian membentuk gugus kromofor bewarna merah muda.
Penambahan aquades bertujuan untuk mengencerkan larutan sehingga
dapat optical density pada larutan sampel dapat dianalisis oleh
spektrofotometer. Larutan yang terlalu pekat akan menyerap semua sumber
sinar sehingga kemungkinan untuk menentukan nilai optical densitiy larutan
cukup sulit. Nilai optical density dari aktivitas enzim nitrat reduktase,
panjang gelombang yang digunakan adalah 540 nm dimana disitulah
kemampuan penyerapan sinar dari larutan berwarna merah muda. Hal ini
didukung oleh teori menurut Basset (1994) bahwa pada panjang gelombang
500-560 nm, warna yang diserap adalah warna hijau yang memiliki warna
komplementer ungu kemerahan.
Hasil optical density pada pH 5, 6, 7, 8, 9 pada enzim nitrat reduktase
dalam daun kepel secara berturut-turut yaitu 0,078 ; 0,081 ; 0100 ;
0,152 ; 0,132 . Secara umum hasil menunjukkan bahwa semaik tinggi
nilai pH semakin tinggi pula nilai OD larutan sampel. Akan tetapi, nilai OD
paling optimum terdapat pada pH 8 yaitu dengan nilai 0,152 . Barulah
terjadi penurunan kembali pada pH 9 menjadi 0,132 .
Hasil OD yang diperoleh sebanding dengan nilai aktivitas nitrat
reduktase (ANR) pada daun kepel. Nilai ANR pada pH 5 hingga 9 secara
berurutan pada satuan
mol
35; 586, 85; 892, 02; dan 774, 65. Nilai ANR yang paling optimum terletak
mol
NO2-1 g-1
jam-1. Hasil pH optimum dapat dilihat pula pada grafik (gambar 7) bagian
lampiran.
Pada pH 9 nilai ANR mengalami penurunan kembali, hal ini sesuai
dengan teori menurut Boyer dkk. (1960) bahwa pada umumnya, nitrat
reduktase menunjukkan pH optimal 7,5-8,0 untuk berbagai macam tanaman.
pH optimum enzim ini dapat bekerja adalah 25oC. Didukung pula oleh teori
dari Sadikin (2002) apabila terjadi kenaikan pada aktivitas nitrat reduktase,
maka produk yang dihasilkan juga akan naik seiring dengan kenaikan laju
reaksinya.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Boyer, P. D., Lardy, H. dan Myrback, L. 1960. The Enzymes. Academic Press,
New York.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A.,
Minorsky, P. V., dan Jackson, R. B. 1999. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Fitriana, J., Pukan, K. K., dan Herlina, L. 2009. Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase
Kedelai Kultivar Burangrang Akibat Variasi Kadar Air Tanah Pada Awal
Pengisian Polong. Jurnal Akta Agrosia 7(2): 47-51.
Jayanti, D., Wuryanti, dan Taslimah. 2013. Solasi, Karakterisasi, dan Amobilisasi
-Amilase Dari Aspergillus oryzae Fncc 6004. Jurnal FMIPA 1(1) : 76-84.
Lehninger, A. L. 1994. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Nangin, D., dan Aji S. 2015. Enzim Amilase Pemecah Pati Mentah Dari Mikroba.
Jurnal Pangan dan Agroindustri 3(3) : 1032-1039.
Poedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Purbajanti, E.D., Soetrisno R.D., Hanudin E., dan Budhi S.B. 2010. Penampilan
Fisiologi dan Hasil Rumput Benggala (Panicum maximumjacq.) Pada Tanah
Salin Akibat Pemberian Pupuk Kandang, Gypsum dan Sumber Nitrogen.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 12(1) : 61-67.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
Perhitungan nilai ANR (Aktivitas Nitrat Reduktase):
ANR=
Keterangan:
Absorbansi standar
T
W
Vm
= 0,0142/ nm
= 0,5 jam
= 300 mg = 0,3 gr
= 5 ml
Va
= 0,4 ml
1. Tabung 1( pH 5)
ANR=
0,078 1000 1 5
1
.
.
.
.
0,0142 0,3 0,5 0,4 1000
g1 jam1
= 457,75 mol NO2
2. Tabung 2 (pH 6)
0,081 1000 1 5
1
ANR=
.
.
.
.
0,0142 0,3 0,5 0,4 1000
g1 jam1
= 475,35 mol NO2
3. Tabung 3 (pH 7)
0,100 1000 1 5
1
ANR=
.
.
.
.
0,0142 0,3 0,5 0,4 1000
1
g jam
= 586,85 mol NO2
4. Tabung 4 (pH 8)
0,152 1000 1 5
1
ANR=
.
.
.
.
0,0142 0,3 0,5 0,4 1000
g1 jam1
= 892,02 mol NO2
5. Tabung 5 (pH 9)
0,132 1000 1 5
1
ANR=
.
.
.
.
0,0142 0,3 0,5 0,4 1000
g1 jam1
= 774,65 mol NO2
B. Foto
Gambar 6. Uji enzim nitrat reduktase pada saat diinkubasi water bath
(Dokumentasi Pribadi, 2015).
Gambar 7. Uji enzim nitrat reduktase pada saat diinkubasi suhu runag
(Dokumentasi Pribadi, 2015).
ANR
1000
900
892.02
800
774.65
700
600
ANR
586.85
500
475.35
457.75
400
300
200
100
0
1
10
11