54
54
02 Desember 2014
ISSN 1693-3591
ISSN 1693-3591
jaringan
Pendahuluan
konvensional,
Secara
sekunder
dikembangkan.
metabolit
dapat
terbukti
biasa
tanaman
berbagai
tanaman
berpembuluh
terrestrial.
Golongan
senyawa
dari
Namun,
menerus
pada
Selain
organ
tanaman.
berpengaruh
itu,
dibutuhkan
budidaya
penelitian
diproduksi
berbagai
dilakukan
2004).
pengembangan
metode
intensif
terhadap
ini
sifat
dengan
menggunakan
pendekatan
bioteknologi,
produksi
senyawa
bioaktif
sebagai
vitro.
118
ISSN 1693-3591
produksinya
berbagai
antaranya
2004):
kelebihan,
Pengendalian
dengan
di
menjaga
pembiakan
tetap
stabil
tumbuhan
klonal didasarkan
pada
Perbaikan
penggunaan
produk
suplai
tetap
tinggi,
jika
induk
dipisahkan
dan
dari
ditempatkan
dalam kultur.
menggunakan
pestisida berbahaya.
bebas
mikroba
tanaman
induk;
dari
dan
serangga.
Kemungkinan mensintesis senyawa
media
yang kondisinya
mampu
mendorong
steril
dan
pertumbuhan
yang
analog
dengan
senyawa
alami.
mendapatkan
mempunyai
hasil
potensi
genetik
seperti
difokuskan
tanaman
pada
isolasi
aktivitas
induknya,
atau
akan
menjadi
setiap
sel
tanaman
dilakukan
dengan
mengoptimalkan
119
ISSN 1693-3591
culture)
Merupakan
dari
tanaman
induknya.
Hal
ini
kultur
yang
menggunakan
ditumbuhkan
sebagai
berasal
dari
bagian
dan
shaker
bahan
eksplannya.
berupa
meristem.
kalus
atau
jaringan
5. Kultur protoplasma
tanaman induknya.
menggunakan
bantuan
et al., 2001) :
media
padat,
dibiarkan
agar
protoplas
biasanya
untuk
tanamnya
menggunakan
organ,
6. Kultur haploid
mikrospora),
yang
Merupakan
bahan
kultur
eksplannya
(bahan
tanaman).
120
ISSN 1693-3591
7. Adsorpsi
Strategi
Peningkatan
Produksi
Metabolit Sekunder melalui Kultur
Jaringan Tanaman
kemajuan
dalam
untuk
metabolit
yang sesuai
stimulasi
di
antaranya
(Rao
Elisitor
&
respon
cell
pertumbuhannya
lines
yang
tinggi
untuk
menginisiasi
pada
atau
meningkatkan
Tanaman
menghasilkan
metabolit
sekunder
pembentukan
sekunder
metabolit
menstimulasi
stres.
jalur
paling
efektif
produktivitas
dalam meningkatkan
metabolit
sekunder
fluks
Berbagai
mempengaruhi
mekanisme
dihipotesiskan,
merespon
metabolik
perubahan
dalam
meningkatkan
yang
pertahanan
biotransformasi.
menginduksi
mekanisme
memicu
memfasilitasi
untuk
2007).
(Namdeo,
sebagai
6. Permeasi
stres
a. Mutasi sel.
karbon
diinduksi
dengan
yang
untuk pertumbuhan
abiotik
molekul
Ravishankar, 2002):
2. Skrining
merupakan
yang
untuk
mempengaruhi
integritas
downstream processing
121
ISSN 1693-3591
dan
bervariasi
lain-lain.
Beberapa
peneliti
berdasarkan
spesifisitas,
fisikokimia,
sitoplasma
dari
2+
kadar,
asalnya,
lingkungan
tahapan
siklus
lain.
lingkungan
Elisitor
biotik
pertama
kali
Ca2+.
(2001)
patogen
protein
Penelitian
elisitasi.
kinase
Romeis
sebagai
Sementara
mekanisme
penelitian
menginduksi
respon
lain
terdiri
(elisitor
H+-ATPase,
penurunan
pH
pada
tanaman.
contohnya
sedangkan
ekstraselular
Pugin
terjadi
et
al.
(1997)
dari
oligosakarida
eksogen),
tetapi
adalah
atau
dalam
polisakarida
(glukomanosa,
superoksida
dan
H2O 2
yang
glukan,
poli-L-lisin,
enzim
selulase), dan
arakidonat,
122
poliamin,
chitosan),
glikoprotein),
(poligalakturonase,
lyase,
asam
eikosapentanoat).
contohnya
adalah
ISSN 1693-3591
dodeka--1,4-D-
2. Elisitor Abiotik
et al., 2010).
senyawa
yang
integritas
membran.
Elisitor
biotik
dan
abiotik
mengganggu
Senyawa
berlebihan,
dan
kurangnya
tekanan tinggi.
Produksi Flavonoid
Jaringan Tanaman
Produksi
1. Elisitor Biotik
tanaman
(pektin
dengan
berat
molekul rendah.
dalam
melalui
atau
Asam
flavonoid
Kultur
melalui
merespon
atau bakteri.
bahwa
Proteinkinase
dimungkinkan
dilakukan
123
ISSN 1693-3591
Kemampuan
memanipulasi
spesies
menjadi
penggunaannya,
bidang
dan
metabolik,
biosintesis
pangan,
flavonoid
seperti
kualitas
nutraceutical.
pada
di
makanan,
Rekayasa
teknik
yang
dapat
Azeez
meningkatkan
produksi
dengan
A.
genetik,
tumefaciens
atau
baik
A.
jumlah
faktor
mengaktifkan
atau
transkripsi
metabolit
sekunder
yang
(2013)
transformasi
Ibrahim
sel
melalui
&
jamur
yang
Aspergillus
oxysporum,
menonaktifkan
dan
niger,
Fusarium
ragi
komersial
Data
124
yang
diperoleh
menunjukkan
ISSN 1693-3591
Ibrahim, 2013).
total
produksi
dilakukan
dengan
metode
fenil
chitosan
dibandingkan kontrol.
terelisitasi
menunjukkan
20
Baque
adanya
mg
selama
et
24
jam
(2012)
al.
akumulasi
(50
pada
kultur
menyebabkan
meningkatkan
dibandingkan
kontrol.
memiliki
flavus
mg/mL)
flavonoid
dengan
kandungan
flavanol
dan
biosintesis
dibandingkan
7.
oleh Mendhulkar
dengan
metabolit
kultur
tanpa
125
ISSN 1693-3591
tumbuh
kultur
Mardilea
tambahan
media
MS.
quadrifolia
medium
MS
dengan
naphthalene-acetic
acid
penelitian
pertumbuhan
penambahan
menunjukkan
Hasil
dalam
di
bahwa
elisitor
jamur
dalam
diradiasi,
kadar
dengan
mengalami peningkatan.
menunjukkan
HPLC.
isovitexin
flavonoid
Hasil
bahwa
adalah
yaitu
penelitian
vitexin
flavonoid
dan
yang
antara
biosintesis flavonoid
aktivitas
radikal
dari
perlakuan
dosis
meningkat
20
dosis
peningkatan
penangkapan
126
tingkat
ketiga
UV-B
diferensiasi
pada
flavonoid
UV-B
kali
12,6
dan
jaringan
tersebut
25,3
lipat
kJ/m2
daripada
kJ/m2, diperoleh
kandungan
ketiga
ISSN 1693-3591
kontrol.
menunjukkan
UV-B
sintesis
regulasi
bahwa
radiasi
transkripsi
biosintesis
ekspresi
flavonoid.
gen
dan
Secara
kandungan
1,5
mM
ditambahkan
total
pada
suspensi
merupakan
untuk
strategi
Karena
sekunder
efektif
produksi
kultur
metabolit
suspensi
sel
flavonoid
A.
paniculata
dan
Trifolium
jam
dengan
kadar
0,05
mM
elisitasi.
(2012)
menggunakan 2-(2-fluoro-6-nitrobenzil
sulfanil)
piridin-4-karbotioamida
mg/g).
Kasparova
et
al.
Senyawa
baru
yaitu
pyrazinecarboxamide,
mol/L.
bromo-3-methylphenyl)-5-tert-
Kandungan
maksimum
turunan
N-(2-
telah
butylpyrazin-2-carboxamide
127
dengan
metode
HPLC.
ISSN 1693-3591
defisiensi
Senyawa
nitrogen,
dan
lysate
A.
yang
aktivitas
-6
menyebabkan
bakterisidal
peningkatan
dari
ekstrak
fenilalanin
dan
deplesi
nitrogen
akumulasi
kuersetin
menyebabkan
Praseodymium
produksi
ternyata
jalur
(Pr)
sebagai
mirisetin
yang
dan
bertindak
pelindung
terhadap
senyawa
flavonoid,
enzim
hanya
fenolik
biosintesis
termasuk
pada
flavonoid
produktivitas
flavonoid
mg/L/hari.
total
menunjukkan
dalam
kultur
sebesar
Tekanan
suspensi
12
osmotik
1.2
yang
manitol
3+
menurunkan
produktivitas
fluoro-6-nitrobenzylsulfanyl) pyridine-4-
carbothioamide
menunjukkan
positif
peningkatan
pada
efek
kadar
128
ISSN 1693-3591
(4PU-30),
2-(2-fluoro-6-nitrobenzylsulfanyl)
efek
menurun
dengan
pyridine-4-carbothioamide
menunjukkan
tetapi
2+
elisitasi
terbaik
difraksinasi
HPLC-PAD
g/g),
dengan
luteolin
(464,5
g/g),
dan
kaempferol-3-rhamnosida
meningkat
30.
Pada
produksi
tunggal
ataupun
mengenai
pertama,
efek
terhadap
studi
pengujian
dalam
kandungan
kombinasi
flavonol
dari
2+
Kesimpulan
Adanya
memperoleh
129
keterbatasan
metabolit
dalam
sekunder
ISSN 1693-3591
Untuk
produksinya
meningkatkan
diperlukan
berbagai
elisitor,
baik
elisitor
beberapa
penelitian
Bota, C., Deliu, C., 2011. The effect of
copper sulphate on the
production of flavonoids in
Digitalis lanata cell cultures.
Farmacia, 59(1):113-118.
faktor
lingkungan
yang
Bourgaud, F., Gravot, A., Milesi, E.,
Gontier, E., 2001. Production of
plant secondary metabolites: a
historical perspective. Plant
Science, 161:839-851.
merugikan.
Daftar Pustaka
Alvero-Bascos, E.M., Ungson, L.B., 2012.
Ultraviolet-B (UV-B) radiation as
an
elicitor
of
flavonoid
production in callus cultures of
jatropha (Jatropha curcas L.).
Philipp
Agric
Scientist,
95(4):335-43.
Chattopadhyay,
S.,
Farkya,
S.,
Srivastava, A.K., Bisaria, V.S.,
2002. Bioprocess considerations
for production of secondary
metabolites by plant cell
suspension cultures. Biotechnol.
Bioprocess Eng, 7:138-149.
130
ISSN 1693-3591
M.S.,
Balachandran,
S.,
Chaudhury, S., 2012. Influence
of incubation temperatures on
total
phenolic,
flavonoids
content and free radical
scavenging activity of callus
from Heliotropium indicum L.
Asian J. Pharm. Res, 2(4):148152.
131
ISSN 1693-3591
of secondary metabolites in
cultured plant cells through
stress
stimulus.
American
Journal of Plant Physiology,
6(2):50-71.
132