ASKEPnapza
ASKEPnapza
Respon maladaptive
Eksperimental
Rekreasional
Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan
Gambar 1: Rentang respon penggunaan zat adiktif
1. Penggunaan zat adiktif secara eksperimental ialah:
Kondisi penggunaan pada taraf awal, disebabkan rasa ingin tahu, ingin
memiliki pengalaman yang baru, atau sering dikatakan taraf coba- coba.
2. Penggunaan zat adiktif secara rekreasional ialah:
Menguunakan zat od saat berkumpul bersama-sama dengan teman sebaya,
yang bertujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.
3. Penggunaan zat adiktif secara situasional ialah:
Orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara individual,
sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali penggunaan zat
ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang
dihadapinya. Biasanya digunakan pada saat sedang konflik, stress, frustasi.
4. Penyalahgunaan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara
rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi
penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan
social dan pendidikan.
5. Ketergantungan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya toleransi dan sindroma
putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana
orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti
menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga
menimbulkan gejala pemutusan zat.
B. Faktor pendukung
1. Faktor biologis
a. Genetic: tendensi keluarga
b. Infeksi pada organ otak
c. Penyakit kronis
2. Faktor psikologis
a. Gangguan kepribadian: anti sosial (resiko relatif 19,9%)
b. Harga diri rendah: depresi (resiko relatif: 18,8%), faktor social,
ekonomi.
c. Disfungsi keluarga
d. Orang/ remaja yang memiliki perasaan tidak aman
e. Orang/ remaja yang memiliki ketrampilan pemecahan masalah
yang menyimpang
f. Orang/ remaja yang mengalami
gangguan idetitas
diri,
yang
ambivalensi
tentang
penggunaan
dan
(CP)
HDR
Gangguan Konsep Diri
Atau
Koping Mal Adaptif
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ancaman kehidupan
a. Gangguan keseimbangan cairan: mual, muntah berhubungan dengan
pemutusan zat opioda
b. Resiko terhadap amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif
hipnotik
c. Resiko cidera diri berhubungan dengan intoksikasi aklkohol, sedatif,
hipnotik
d. Panik berhubungan dengan putus zat alkohol
3. Intoksikasi
a.
5. Pasca detoksikasi
a. Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak
penggunaan zat adiktif
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
c. Resiko melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan
tehadap zat adiktif
Dari pohon masalah, diagnosa yang mungkin timbul :
1. Resiko tinggi menciderai diri sendiri berhubungan dengan intoksikasi
2. Intoksikasi berhubungan dengan menarik diri
3. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan konsep diri
4. Harga diri rendah berhubungan dengan koping mal adaptif
III.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Kondisi overdosis
a. Tujuan : Klien tidak mengalami ancaman kehidupan
Rencana tindakan:
-
Menemani klien
2. Kondisi intoksikasi
Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi, kecemasan berkurang/hilang
Rencana tindakan:
a. Membentuk hubungan saling percaya
b. Mengkaji tingkat kecemasan klien
Daftar pustaka:
1.
2.
3.
4.
Stuart, Gail W.,1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa Yani,
Achir, Edisi 3, Jakarta, EGC
5.
Hawari,
Dadang.,2003,
Penyelahgunaan
dan
ketergantungan