Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus


varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan
reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes zoster disebabkan
oleh reaktivasi virus varicella zoster yang laten di dalam ganglion posterior
atau ganglion intrakranial. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang
setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini
juga menyerang gangglion, bagian motorik kranialis sehingga memberikan
gejala-gejala gangguan motorik.1,2,3.
Penularan zoster dapat secara kontak langsung dengan lesi aktif
penderita herpes zoster. Bila seluruh lesi sudah menjadi krusta pasien tidak lagi
infeksius. Penularan melalui sekresi pernafasan mungkin terjadi pada individu
imunokompromais dari pasien herpes zoster aktif. Pada seseorang yang tidak
pernah mengalami infeksi VVZ primer atau imunokompromais akan rentan
tertular virus tersebut dari seseorang dengan herpes zoster dan bermanifestasi
sebagai varisela.4
Pentingnya pemahaman terhadap herpes zoster, sehingga dapat
mencegah komplikasi terutama neuralgia pasca herpetic dan memberikan
penanganan yang tepat terhadap komplikasi yang ditimbulkan.
Berikut dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis herpes zoster pada
seorang laki-laki berumur 59 tahun yang datang berobat ke Poli Kulit Kelamin
RSUD Abdul Manaf Jambi.

BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama

: Tn. D

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 59 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jl. Sari Bakti Rt.10 Bagan Pete

Status

: Menikah

Bangsa

: Indonesia

2.2 Anamnesis : Autoanamnesis pada tanggal 23 April 2016


Keluhan Utama :
Muncul gelembung berisi cairan dan gelembung yang sudah pecah
yang terasa perih dan panas di Kelopak mata kanan dan di dahi kanan sejak
2 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Mata terasa perih dan nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang :
6 hari yang lalu pasien mengeluh demam, demam tidak terlalu tinggi,
hilang timbul, badan terasa lemah sehingga pasien hanya beristirahat saja
dirumah. Kemudian keesokkan harinya pasien mengeluh kelopak mata
kanan dan dahi kanan terasa perih dan panas.

4 hari yang lalu os mengeluh timbul bintil-bintil kemerahan sebesar


jarum pentul dibagian kelopak mata kanan dan di dahi kanan. Bintil-bintil
kemerahan tersebut terasa rasa perih dan panas seperti terbakar. Pasien juga
mengatakan terasa nyeri di daerah tempat munculnya bintil. Rasa nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Bintil kemerahan dirasakan makin banyak
namun tidak bertambah di bagian tubuh lainnya.
3 hari yang lalu bintil-bintil kemerahan tersebut menjadi gelembunggelembung yang berisi cairan berwarna bening dan disertai warna
kemerahan dikulit sekitar gelembung-gelembung itu muncul dan disertai
bengkak. Gelembung tersebut makin lama makin membesar yang terasa
perih dan nyeri. Gelembung-gelembung makin lama makin membesar
seperti melepuh yang terasa sangat perih, beberapa gelembung pecah dan
membentuk keropeng yang mengering. Gelembung tersebut juga dirasa
perih dan panas.
2 hari yang lalu pasien mengaku keluhan tidak ada perbaikan dan
kelopak mata pasien disebelah kanan pasien sulit untuk dibuka maka
akhirnya pasien mengunjungi RS untuk berobat. Pasien mengaku dirumah
hanya dikompres dengan air biasa dan diberi salap namun lupa namanya.
Pasien mengaku pernah menderita cacar diwaktu kecil. Riwayat kontak
dengan orang yang mengalami penyakit serupa dan lingkungan sekitar
yang mempunyai keluhan yang sama disangkal. Riwayat terkena benda
panas, mengoleskan bahan tertentu di tempat kelainan kulit disangkal.
Pasien menyangkal menggunakan obat-obatan. Keluhan perih dan panas
tidak bertambah saat berkeringat atau pada waktu malam hari, gatal (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
-

Riwayat menderita penyakit ini sebelumnya disangkal


Riwayat penyakit kulit sebelumnya (+)
Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-)

Riwayat kencing manis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat keluarga memiliki penyakit yang sama di sangkal
- Riwayat keluarga memiliki riwayat alergi (-)
- Riwayat keluarga memiliki penyakit kulit (+)
2.3 Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
1. Keadaan Umum
: Baik, tampak sakit ringan
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: Afebris
Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
: Normocephal
Ekspresi
: Biasa
Simetris
: Simetris
2. Mata
Exopthalmus : (Sulit dinilai/-)
Conjungtiva : anemis (sulit dinilai/-)
Sklera
: ikterik (sulit dinilai/-)
Pupil
: isokor, reflex cahaya (+) normal
3. THT
Telinga
: Normotia, fungsi pendengaran baik
Hidung
: Deviasi septum (-), rinore (-), pembesaran konka (-),
perdarahan (-), sumbatan (-),
Tenggorokan : Tonsil T1-T1
4. Mulut
:
Mukosa bibir : lembab, sianosis (-), atropi papil lidah (-) sariawan (-)
5. Leher
Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-), JVP : 5-2 cmH2O
6. Thoraks
Paru :
- Inspeksi

: Simetris, tidak ada gerakan paru yang tertinggal, otot

bantu pernafasan (-), pelebaran sela iga (-)

Palpasi : Fremitus sama kanan dengan kiri, nyeri tekan (-), krepitasi

(-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+) di kedua lapangan paru, wheezing (-/-),

ronkhi (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis teraba 2 jari ICS V linea MCS, thrill (-)
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)
7. Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-), organomegali (-), timpani (+),
BU (+) normal
8. Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), deformitas (-)
CRT < 2 detik, pergerakan normoaktif
9. Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), sianosis (-), deformitas (-)
CRT < 2 detik, pergerakan normoaktif

2.4 Status Dermatologis :

Regio : Orbita dextra & Frontalis Dextra (Dermatom : Optalmika dextra)


Efloresensi : Vesikel, Multiple, Herpetiformis Unilateral, sirkumskripta, tepi
tidak aktif. Keadaan kulit sekitar eritema dan edem, nyeri (+). Terdapat Erosi,
Multipel, unilateral, eksudat purulen, sirkumskripta, tepi tidak aktif, nyeri (+).
Terdapat Krusta, Multiple, Unilateral, berwarna kekuningan, sirkumskripta,
nyeri (+)
Gambar 1 : Regio Orbita Dextra dan Frontalis dextra

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
2.6 Diagnosis Banding
1. Herpes simpleks
2. Impetigo vesikobulosa
3. Dermatitis Seboroik
2.7 Diagnosis Kerja
Herpes Zoster
2.8 Penatalaksanaan
Non farmakologis :
Memberikan edukasi pada pasien mengenai penyakit yang dideritanya, seperti
istirahat yang cukup, memberikan penjelasan atas jalannya penyakit, rencana
pengobatan, menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk
meminimalkan resiko infeksi bakteri serta menjelaskan tentang cara
penggunaan obat.
Farmakologis :

Topical
Kompres terbuka dengan NaCl
Sistemik
Asiklovir 5 x 800 mg
Cetirizin 2x 10mg
PCT 3x1

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai