Anda di halaman 1dari 6

EKSPERIMEN ALIRAN AIR PADA PIPA KAPILER

DENGAN VARIASI PANJANG PIPA


Sigit Prayogo, 2013/347637/PA/15342
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengentahuan Alam
Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Fluida air memiliki sifat dapat meresap ke dalam celah-celah contohnya pada pipa
kapiler. Kecepatan air dalam pipa kapiler dipengaruhi oleh panjang pipa dan perbedaan
tekanan, karena tekanan yang bekerja pada fluida ialah tekanan hidrostatis maka
bergantung juga pada perubahan ketinggian. Jumlah air akan terus berkurang secara
eksponensial seiring berjalannya waktu, waktu yang diperlukan untuk air berkurang hingga
menjadi setengahnya dari keadaan awal disebut waktu paruh. Besarnya waktu paruh
bergantung pada konstanta pemerosotan jumlah air () dan panjang pipa kapiler. Percobaan
ini berhasil membuktikan bahwa waktu paruh (t1/2) berbanding lurus dengan
panjang pipa dan berbanding terbalik dengan .
I.

Pendahuluan
Fluida merupakan suatu zat yang
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari

terhadap perubahan bentuk sangat kecil


sehingga fluida dapat dengan mudah

kehidupan manusia. Sepanjang hidupnya

mengikuti bentuk ruang.


Selain sifat air

manusia akan selalu berhubungan dengan

mengubah bentuknya mengikuti wadah, air

fluida. Fluida adalah suatu zat yang bisa

juga memiliki sifat mengalir dari tempat

mengalami

yang

perubahan

bentuk

secara

tinggi

ketempat

yang

yang

dapat

rendah,

kontinu atau terus-menerus bila terkena

permukaannya selalu datar, memberikan

tekanan atau gaya geser, meskipun gaya itu

tekanan ke segala arah, dan air dapat

relatif kecil. Atau dengan kata lain fluida

meresap melalui celah-celah. Dikarenakan

adalah suatu zat yang mengalir, mencakup

air memiliki partikel yang sangat kecil, air

zat cair dan zat gas. Fluida mempunyai

bahkan bisa meresap ke celah-celah sempit

partikel yang kecil hingga kasat mata dan

sekali pun, seperti pada pipa kapiler.


Pada
kehidupan
sehari-hari

mereka dapat dengan mudah bergerak


serta

berubah-ubah

pemisahan

massa.

bentuk

tanpa

Ketahanan

fluida

pemanfaatan aliran air dalam pipa kapiler

dapat digunakan seperti pada alat suntik


II.

dan infus.
Dasar Teori
Pipa kapiler yang dihubungkan
pada ujung biuret yang memiliki skala
ketinggian, ketika kerannya dibuka (air
mulai mengalir) hubungan h dan t

Sedangkan

dimaksud

viskositas adalah sifat kekentalan zat cair.


Viskositas

dapat

dinyatakan

sebagai

tahanan aliaran fluida yang merupakan


gesekan antara molekul molekul cairan
satu dengan yang lain. Jadi semakin kental
cairan

adalah,

yang

itu,

semakin

tinggi

tetapan

viskositasnya, dan semakin susah pula


h ~ t

cairan itu mengalir. Sebaliknya jika cairan

dengan h adalah pengurangan tinggi air


dalam biuret dan t merupakan selang

itu encer, maka ia mudah mengalir, dan


tetapan viskositasnya akan lebih kecil.

waktu pengaliran.

Utuk aliran air dalam biuret,

Debit air yang mengalir secara


laminar lewat pipa kapiler menurut Hukum

Q= A

h
t

Poisoille dapat dituliskan,


h=

Q=

V r P
=
t
8 L

Q
t
A

A merupakan luas penampang biuret.


dimana:
V

Dengan Q yang didapat dari persamaan


volume

air

yang

mengalir

melalui pipa kapiler selama waktu


pengaliran t.
t

= selang waktu pengaliran.

= radius pipa kapiler.

= beda tekanan antara kedua ujung

kedua, maka,
h=

r 4 P t
8 AL

Beda tekanan antara kedua ujung pipa


kapiler P sebanding dengan tinggi air
dalam biuret (h).

piap kapiler.

= tetapan viskositas air.

= panjang pipa kapiler.

P=gh
dimana massa jenis dan g adalah
percepatan gravitasi. Karena h~P maka
dari persamaan (3) dan (4) didapat,

kapiler diukur, nilai ini sebagai

h=

r gh t
8 AL

h0.
3. Air dituangkan ke dalam biuret

atau,

sampah sedikit melebihi skala


0.
4. Keran dibuka, kemudian ketika

dh=h dt
dimana merupakan suatu tetapan yang
disebut tetapan peluruhan. Tetapan ini
digunakan untuk menghitung waktu paruh
suatu bahan. Sedangkan pengertian waktu
paruh

adalah

adalah

waktu

yang

dibutuhkan untuk jumlah bahan tersebut


berkurang
jumlah

menjadi
semula.

setengahnya
Penyelesaian

dari
dari

persamaan (5) adalah,


t

h=h0 e
III.

Alat dan Bahan


1. Air
2. Biuret dengan keran
3. Statif
4. Mistar
5. Gelas penampung
6. Stopwatch
7. 2 buah pipa kapiler
- buah dengan panjang 10 cm
diameter 0,1 cm
- 1 buah dengan panjang 16,5

IV.

cm diameter 0,1 cm
Tata Laksana Percobaan
1. Pipa kapiler berukuran L=16,5

level air turun sampai ke skala


0 stopwatch mulai dihidupkan.
5. Penurunan level air diamati,
waktu ketika air telah turun 3
cm dicatat.
6. Pengambilan data dilakukan
sampai mendapatkan 10 data.
7. Selanjutnya
pipa
diganti
dengan pipa kapiler berukuran
L=10

cm

dan

2 diulang kembali.
Grafik
Grafik dalam hasil perhitungan
menggunakan analisa data sebagai berikut,
t

h=h0 . e

h
=et
h0
hln h0=t
ln

t=

bawah keran pada biuret

pada biuret dengan ujung pipa

D=0,1

langkah percobaan dari nomor

cm D=0,1 cm dipasang di
secara vertikal.
2. Tinggi antara batas skala 0

cm,

ymx

1
1
. ln h+ . ln h0

Grafik Pemerosotan Air pada Pipa 16,5 cmt vs ln h


30
f(x) = - 57.05x + 253.52
R = 1

20

pipa

bermacam-macam

kapiler.

adalah

15

Metode

yang

metode

grafik

dengan

membuat grafik antara t dan ln h.

10

Berdasarkan analisa data yang

5
0
3.9

untuk

digunakan dalam percobaan ini

25

t (s)

(t1/2)

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

ln h

digunakan,

gradien

dari

tersebut

digunakan

grafik
untuk

mencari besarnya dan t1/2.


Setelah
dilakukan
perhitungan didapatkan konstanta
peluruhan atau pemerosotan air

Grafik Pemerosotan Air pada Pipa 10 cm


t vs ln h

15

cm

adalah
s-1

sedangkan

merupakan
diperlukan
4

4.1

4.2

4.3

ln h

pipa

0,00009) s-1 . Waktu paruh

5
3.9

(0,0175

dengan panjang 10 cm (0,02206

f(x) = - 45.34x + 198.04


R = 1

t (s) 10
0
3.8

16,5

0,0001)

25
20

() untuk pipa dengan panjang

4.4

waktu
untuk

air

yang
merosot

menjadi setengah dari keadaan


awal, sehingga dari konstanta
yang diperoleh didapatkan waktu
paruh untuk masing-masing pipa

kapiler dengan rumus

1
2

t =

ln2

adalah (39,5 0,3) s untuk pipa


16,5 cm dan (31,4 0,1) s untuk
pipa 10 cm.
Pipa kapiler dengan tetapan
VI.

Pembahasan
Pada percobaan
praktikan

akan

kali

mencari

ini

waktu

paruh pemerosotan eksponensial

peluruhan

()

tinggi,

memiliki

waktu paruh yang cepat. Hal ini


sesuai

dengan

rumus

waktu

paruh. Sehingga besarnya waktu

paruh berbanding terbalik dengan

(t1/2 t1/2) = (31,4 0,1) s

besarnya tetapan peluruhan.


Dari hasil yang didapat
dapat juga dilihat bahwa waktu
paruh yang dimiliki pipa kapiler

Staff Laboratorium Fisika

dengan panjang 16,5 cm lebih

Dasar. 2013. Buku

lama dibandingkan pipa kapiler

Panduan Praktikum

10

menunjukkan

Fisika Dasar.

waktu

Yogyakarta:

cm.

Hal

hubungan

ini

antara

paruh

dan variasi panjang pipa dimana

Laboratorium Fisika

semakin

Dasar, Jurusan Fisika

panjang

pipa

maka

semakin lama waktu paruhnya.


Air

membutuhkan

lama

waktu

lebih

mengalir

dan

pemerosotan

pada

untuk

mengalami
pipa
VII.

Daftar Pustaka

yang

lebih

panjang

dibanding pipa yang pendek.


Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat
ditarik

beberapa

yaitu,
1. Lamanya
sebanding
pipa kapiler.
2. Lamanya
berbanding

kesimpulan

waktu

paruh

dengan

panjang

waktu

paruh

terbalik

dengan

besarnya tetapan peluruhan.


3. Besarnya waktu paruh dan
tetapan

viskositas

untuk

masing-masing pipa adalah,


a. Pipa dengan panjang L=
16,5 cm
(t1/2 t1/2) = (39,5 0,3) s
b. Pipa dengan panjang L= 10
cm

FMIPA UGM.
Alit Adi Untara, Ketut. 2009.
http://ketutalitfisika.blog
spot.com/2009/11/
laboratorium-fisikaviskositas-air.html.
Mahayanti, Dewi. 2012.
http://www.scribd.com/d
oc/81213521/Aliran-AirDalam-Pipa-Kapiler
Tipler, Paul. A. 1998. Fisika
untuk Sains dan Teknik
(Jilid 2). Jakarta:
Erlangga
Winarto, Dwi. 2013.
http://www.ilmukimia.org
/2013/02/teoriviskositas-cairan.html
Wulandhari. 2013.
Perbandingan Nilai
Viskositas Air dan
Waktu Paruh
Pemerosotan
Eksponensial.

http://www.scribd.com/d

Ketinggian-Permukaan-

oc/185604555 /

Air-Dengan-Metode-

Perbandingan- Nilai-

Volume-Air

Viskositas-Air-Metode-

Anda mungkin juga menyukai