Kasus Kompleks Diare Akut Dispepsia
Kasus Kompleks Diare Akut Dispepsia
Nama Perceptee
Ruangan/Kamar
: VIP Interna/Langsat
Tanggal Pengkajian
: 9 November 2015
Tanggal Pulang
Pertemuan
: I (Pertama)
1. Biodata Pasien : Pasien dengan nomor RM 048760/15 bernama Tn. S, umur 35 tahun
beralamat di Jalan A. Padu, pasien masuk diruang Perawatan Interna pada hari Jumat, 6
November 2015 pukul 14.55 WITA. Pasien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati yang
dialami sejak kemarin, mual muntah, demam, sesak dirasakan kemarin, nyeri kepala,
batuk, BAB encer dengan frekuensi BAB 7x, ada lendir pada feces.
P = Muncul secara tiba-tiba
Q = Tertusuk-tusuk
R = Ulu hati + kepala
S = Skala 5 (Sedang)
T = Terus menerus
2. Klasifikasi Data dan Diaganosa Keperawatan
a) Klasifikasi Data
1) Data Subjektif
- Pasien mengeluh nyeri pada ulu hati dan kepala.
- Pasien mengatakan badannya terasa lemas.
- Pasien mengatakan sulit untuk tidur.
- Pengkajian nyeri
P
= Muncul secara tiba-tiba
Q
= Tertusuk-tusuk
R
= Ulu hati + kepala
S
= Skala 5 (Sedang)
T
= Terus menerus
2) Data Objektif
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemah
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis yang ditandai dengan :
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pengkajian nyeri
DS :
-
P
= Muncul secara tiba-tiba
Q
= Tertusuk-tusuk
R
= Ulu hati + kepala
S
= Skala 5 (Sedang)
T
= Terus menerus
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum yang ditandai
dengan:
DO :
- Pasien tampak lemah
DS :
- Pasien mengatakan badannya terasa lemas.
3) Insomnia berhubungan dengan nyeri yang ditandai dengan:
DO :
- Pasien tampak lemah.
DS :
-
3. Intervensi
a) Dx. 1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.
1) Kaji tingkat nyeri, lokasi, durasi serta intensitas nyeri.
2) Berikan tindakan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri misalnya teknik
relaksasi nafas dalam.
3) Observasi TTV
4) Berikan kompres air dingin pada daerah yang mengalami nyeri.
5) Kolaborasikan pemberian obat analgetik.
b) Dx. 2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
1) Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri,
ambulasi.
2) Tentukan penyebab keletihan misalnya perawatan, nyeri dan pengobatan).
3) Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam penggunaan teknik napas
terkontrol selama aktivitas, jika perlu.
4) Bantu dengan aktifitas fisik teratur (misalnya ambulasi, berpindah, mengubah
posisi dan perawatan personal), jika perlu.
5) Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu
faktor penyebab.
c) Dx. 3 Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik; nyeri.
1) Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (misalnya, apnea
saat tidur, sumbatan jalan napas, nyeri/ketidaknyamanan, dan sering berkemih)
atau faktor-faktor psikologis (misalnya ketakutan atau ansietas) yang dapat
mengganggu pola tidur pasien.
c. Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minum saat akan tidur
yang dapat mengganggu tidur.
d. Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, ciptakan
lingkungan yang tenang, damai, minimalkan gangguan.
e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat disore hari.
6. Analisa Permasalahan
Berdasarkan pengkajian di atas dapat dianalisis bahwa intoleransi aktifitas dan insomnia
sudah teratasi dan nyeri pada ulu hati dan kepala pada Tn. S belum teratasi karena
intervensi yang dilakukan masih dalam proses, tapi pada saat pengkajian pasien
mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan sudah berkurang jika dibandingkan pada saat
pertama masuk.
Preceptor Institusi
Preceptor Klinik