Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan mulai dari tanggal 1 april 2016
dan berakshir pada tanggal 30 april 2016 bertempat di Rumah Sakit Umum Ujung
berung dengan alamat
BAB II ISI
nomor
keputusan
menteri
kesehatan
983/menkes/SK/XI/1992,
republic
rumah
sakit
yang
permanen
menyelengarakan
pelayanan
tenaga
profesi
kesehatan
lainnya
yang
pendidikan
serta
penelitian
kedokteran
Rumah
sakit
adalah
sebuah
institusi
perawatan
dan
pencegahan
penyakit
(preventif)
kepada
Jenis Pelayanan
Rumah sakit yang memberi pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit.
2)
Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,
atau kekhususan lainnya.
1. b.
Pengelolaannya
Rumah sakit yang dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan
Hukum yang bersifat nirlaba.
2)
Rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
Perseroan Terbatas atau Persero.
1. Klasifikasi Rumah Sakit
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi
rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit.
1. Klasifikasi Rumah Sakit Umum terdiri atas:
1)
Yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12 spesialis lain, dan 13
subspesialis dasar.
2)
Yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
yang paling sedikit 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medik, 8 spesialis lain, dan
2 subspesialis dasar.
3)
Yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang medik.
4)
Yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 2 spesialis dasar.
1. Klasifikasi Rumah sakit Khusus terdiri atas:
1)
Yaitu rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit
palayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
lengkap.
2)
Yaitu rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
terbatas.
3)
Yaitu rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan pelayanan medik subspesialis
sesuai kekhususan yang minimal.
2.1.4 struktur organisasi di rumah sakit
Setiap rumah sakit memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis,
komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan
dan keahlian di bidang perumahsakitan. Tenaga struktural yang menduduki
jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia. Pemilik Rumah
Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit (Anonim, 2009).
2.1.5 instalasi farmasi di rumah sakit
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
A. Farmasi Rumah Sakit
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen / unit / bagian disuatu
rumah sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang
Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
dan kompeten secara profesional, bertanggung jawab terhadap tempat atau fasilitas
penyelenggaraan, bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan farmasi, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit,
palayanan farmaklinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada
pasien dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara
keseluruhan.
Ketentuan tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) menurut surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992
pasal 41:
1.
2.
3.
Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan rumah sakit serta
kebutuhan masysarakat.
4.
Perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh direktur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pelayanan farmasi di Rumah Sakit Daerah Kebumen memacu pada
pengobatan yang rasional. Ada beberapa hal yang harus dijiwai oleh tenaga
kefarmasian agar pengobatan yang dicapai optimal dan rasional, yaitu 4T dan 5W :
a)
Tepat indikasi
Yaitu pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
b)
Tepat dosis
Yaitu pengobatan sesuai dengan keadaan pasien, sebagai contoh yaitu berdasarkan
berat badan, usia, tinggi badan dan jenis kelamin.
c)
Tepat obat
Yaitu pemberian obat sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien dan keadaan
dari pasien
d)
Tepat Penderita
Yaitu pemberian obat sesuai dengan pasien yang membutuhkan.
e)
1.
a)
Falsafah
Pelayanan Farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
b)
Visi
Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang cepat, tepat, aman, lengkap dan
terjangkau dengan informasi yang profesional serta sentuhan manusiawi.
c)
Misi
a.
Menyediakan perbekalan farmasi yang aman dan bermutu sesuai dengan peraturan
yang belaku.
b.
c.
d)
Motto
CITRA
C : Cepat
I
: Informatif
: Tepat
R : Ramah
A : Aman
Menyelenggarakan
kegiatan
pelayanan
profesional
berdasarkan
prosedur
c)
Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun dengan fasilitas yang telah tersedia.
d)
Mengawasi dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.
e)
f)
g)
3.
a)
Tugas Pokok
a.
Fungsi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Memilih perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Farmaklinik
a.
b.
c.
a.
b.
berperan sebagai pengumpul dan pengatur informasi yang dibutuhkan oleh Apoteker
pemimpin untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan instalasi farmasi.
Di dalam kerangka stuktur organisasi RSUD KabupatenKebumen, instalasi
farmasi berada dibawah penunjang medik untuk menjalankan tugas hariannya.
Instalasi farmasi dibagi menjadi lima koordinator, yaitu koordinator gudang,
koordinator rawat jalan, koordinator rawat inap, koordinator Askes Sosial dan
koordinator Jamkesmas yang masing masing dipimpin oleh seorangFarmasis dan
Tenaga Teknis Kefarmasian.
2.
3.
4.
Mempunyai SK Penempatan
Supaya pelayanan kefarmasian lebih efektif dan efisien maka waktu
pelayanannya dibuat system shift yang dibagi menjadi tiga, yaitu pukul 07.00
14.00, pukul 14.00 21.00 dan pukul 21.00 07.00.
3. Jenis Pelayanan
1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
2. Pelayanan ICCU dan ICU
3. Pelayanan Kamar Bedah Sentral
4. Pelayanan Resep di Rawat Inap
5. Pelayanan Konseling di Rawat Jalan
6. Pelayanan Informasi Obat kepada keluarga pasien serta kepada tenaga kesehatan
7. Penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi
8. Pelayanan produksi dan pengemasan kembali.
Fasilitas
Fasilitas bangunan, ruang dan peralatan yang ada di Instalasi Farmasi
RSUD Kabupaten Kebumen diupayakan harus memenuhi persyaratan dan ketentuan
perundangan kefarmasian yang berlaku dan juga harus dapat menjamin mutu
pelayanan kefarmasian yang optimal.
Beberapa persyaratan tersebut adalah :
i.
ii.
iii.
Terdapat ruang konseling farmasi yang dapat menjaga privasi antara konselor
penyimpanan obat yang kuat, lemari pendingin dengan pemantauan temperature yang
ketat ( pemantauan harian ), serta perlengkapan dispensing obat.
2.
Bangunan
i.
Ruang perkantoran
Ruang yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu
manajemen farmasi ( ruang pimpinan, ruang staf, ruang administrasi ) terpisah dari
ruangan ruangan pelayanan distribusi dengan dilengkapi fasilitas akses komunikasi
langsung agar memudahkan pemantauan proses konsul farmasi sewaktu waktu.
ii.
Ruang pelayanan
Ruang pelayanan obat dan alat kesehatan kepada pasien dirancang seperti
desain apotek, yang dilengkapi dengan loket penerimaan resep, tempat peracikan
serta loket penyerahan obat dan pemberian informasi kepada pasien atau keluarga
pasien.
Ruang pelayanan resep untuk pasien rawat jalan dan rawat inap tersentralisasi
dalam satu lingkup area.
iii.
Ruang konseling
Ruang konseling ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kenyamanan serta dapat menjaga privasi antara konselor dengan pasien, sehingga
sasaran konseling dapat tercapai dengan optimal, yaitu kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat. Ruangan ini terletak dibelakang ruang pelayanan rawat jalan
umum dan rawat jalan askes.
v.
dan teknik
Peralatan
Peralatan yang ada di instalasi farmasi RSUD Kebumen sesuai dengan
PERMENKES RI No. 922/MENKES/Per/X/1993 tentang standar pelayanan farmasi
rumah sakit, misalnya :
Fasilitas pengemas seperti plastik klip, botol kaca berwarna coklat ( obat yang peka
terhadap cahaya ) maupun plastik putih, pembungkus kertas perkamen yang bersih
dan kering untuk obat serbuk, cangkang kapsul berbagai ukuran, etiket putih dan biru,
serta label khusus ( seperti KOCOK DAHULU , DISIMPAN DALAM ALMARI
PENDINGIN, dll).
Fasilitas rak almari penyimpanan yang memadai baik digudang penyimpanan,
maupun dipelayanan, sehingga menjamin FIFO dan FEFO dapat diterapkan dengan
baik., serta terdapat almari pendingin yang temperaturnya terpantau setiap hari.
Fasilitas administrasi yang memadai ditempat pelayanan seperti blangko kopi resep,
kartu stok, formulir laporan narkotik, yang jumlah dan kondisinya memadai, fasilitas
pemberian informasi obat baik kepada pasien ataupun tenaga kesehatan lain dengan
jenis dan kualitas yang memadai, seperti : Formularium Rumah Sakit, ISO, MIMS
yang merupakan bagian dari kepustakaan, sertaKomputer dan jalur internet, telepon,
dll.
E. Kegiatan Farmasi Rumah Sakit
1.
a.
b.
c.
d.
a)
resikonya serta mempunyai kontrol kualitas yang baik dan memilih obat yang belum
terbukti kemanfaatanya.
ii.
Apabiaa ada obat yang baru dengan manfaat besar dan toksisitas
rendah hendanya dibandingkan dulu dengan obat standar yang sudah ada.
iii.
yang dipilih.
iv.
yaitu tablet, sirup, kapsul dan injeksi sebaiknya dievaluasi bentuk sediaan apa yang
benar-benar diperlukan.
b)
a)
b)
c)
d)
Penetapan prioritas.
e)
Sikus penyakit.
f)
g)
Sisa persediaan.
h)
c)
d)
menyertakan MSDS ( Maerial Sakty Data Sheet ) minima dalam pengiriman pertama
kali.
iv.
v.
pesanan.
vi.
vii.
Certificate of origin
viii.
i.
disimpan di rak sediaan yang kering paling atas kemudian setengah kering (salep da
krim ) yang disimpan di tempat yang terlindung cahaya serta dengan kelembapan
tertentu. Untuk perbekala farmasi disimpan di almari pendingin seperti vaksin,
suppositoria, serum, dll.
iv.
Expire First Out ) dimana agar sistem penyimpanan ini berjalan dengan baik maka
perlu disiapkan rak, estalase dan almari penyimpanan yang baik.
g)
Pengemasan kembali
Pengemasan embali sediaan farmasi ini dolakkukan agar perawatan bagi
pasien lebih efisien dan juga dilakukan untuk sediaan yang mempunyai kemasan
lebih kecil, seperti povidon iodida, dll.
h)
Prescribing Ward Floor Stock, Unit Dose Dispening atau kombinasi sistem-sistem
tersebut
iii.
Efisiesi dan efektifitas sumber daya yang ada, temasuk efisiensi sumber
c.
i)
kesehatan lain untuk membuat kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan obat,
terutama bagi panitia farmasi dan terapi.
ii.
Kebumen.
iii.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh RSUD Kebumen diantaranyan yaitu
memberikan informasi kepada pasien serta menjawab ppertanyaan dari pasien,
memuat liflet atau brosur, serta melakukan kegitan pendidikan berkeanjutan bagi
masiswa