PENDAHULUAN
Sindrom Turner atau disebut juga Sindrom Ullrich Turner, Sindrom
Bonnevie-Ullrich, Sindrom XO, atau monosomi X adalah suatu kelainan genetik
pada wanita karena kehilangan satu kromosom X. Wanita normal memiliki 1
pasang kromosom seks yaitu XX dengan jumlah total kormosom sebanyak 46,
namun pada penderita Sindrom Turner hanya memiliki kromosom X O dan total
kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang atau terjadi
nondisjunction saat atau selama gametosis ataupun pada tahap awal pembelahan
zigot.
Sindrom Turner merupakan suatu sindrom yang terdiri dari postur pendek,
disgenesis gonad, dan anomali kongenital mayor dan minor. Keluhan utama yang
menyebabkan penderita datang berobat adalah amenore dan infertilitas. 2 Sindrom
turner merupakan kelainan kromosom seks yang paling sering terjadi pada wanita,
kira-kira 3% dari seluruh wanita hamil. Lebih dari 99% janin dengan kariotip
kromosom 45,X mengalami abortus spontan pada trimester pertama kehamilan
atau hanya 1 dari 100 embrio yang bertahan hingga aterm. 2,3,6 Angka prevalensi
Sindrom Turner diperkirakan 1 dari setiap 2000-5000 kelahiran hidup bayi
perempuan.2,3 Lebih dari separuh Sindrom Turner tidak terdiagnosa sampai usia
12-14 tahun, dan dan akan disadari oleh penderita ketika postur tubuhnya yang
pendek dengan kegagalan berkembangnya tanda kelamin sekunder, bahkan pada
masa dewasa karena abortus berulang.2
Karakteristik penderita Sindrom Turner pada anak yakni perawakan
pendek, dengan gambaran stigmata somatik lainnya, seperti limfedema, webbed
neck, law posterior hairline, dan cubitus valgus, tidak selalu disertai kelainan
yang jelas sehingga sering tidak terdiagnosis pada masa bayi. 3,4 Tinggi rerata
penderita yang tidak diterapi adalah 143 cm, kira-kira 20 cm di bawah tinggi
populasi normal atau 20 cm di bawah potensi tinggi genetik (PTG) kecuali pada
wanita dengan gambaran kromosom mosaik.1,5
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1
2.2
Identitas Pasien
Nama
: SR
Tanggal Lahir
: 03 Agustus 2000
Umur
: 15 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Alamat
: Batoh
No CM
: 1-06-36-47
Tanggal Masuk
: 28 Oktober 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 02 November 2015
Anamnesis
KeluhanUtama :
Tinggi badan tidak sesuai dengan umur
KeluhanTambahan :
Tidak menstruasi
Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara, lahir secara spontan,
bayi lahir segera menangis dengan BBL : 3000 gr cukup bulan sesuai masa
2.3
a.
kehamilan.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Makanan
0-1 bulan
: ASI
1 bulan - 24 bulan
: ASI + MPASI (biskuit bayi dan pisang)
25 bulan - sekarang
: Makanan keluarga
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum
: tidak sakit
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Heart Rate
: 84 x / menit
3
b.
Respiratory Rate
Temperatur
Antropometri
: 20 x / menit
: 36,6 C
BB sekarang
: 31 kg
TB
: 133 cm
BBI
: 28 kg
HA
: 9 tahun
Status gizi
BB/U : 60% (p < 5) gizi kurang
TB/U : 82% (p < 5) tinggi kurang
BB/BBI : 110%
Kesan : Gizi Baik
Kebutuhan Cairan : 1500 + ( n x 20 )
1500 + ( 11x 20 ) = 1500 + 220 = 1720 cc/hari
Kebutuhan Kalori : RDA (menurut usia tinggi (height age) x BB ideal
70 x 28 = 1960 kkal/hari
Kebutuhan Protein : RDA (menurut usia tinggi (height age) x BB ideal
1 x 28 = 28 gr/hari
c.
d.
1)
2)
: sawo matang
Nevi pigmentosa
Turgor
: kembali cepat
Parut/skar
: tidak dijumpai
Sianosis
: tidak dijumpai
Ikterus
: tidak dijumpai
Pucat
: tidak dijumpai
Kepala
Bentuk
: normocephali
Rambut
Mata
3)
4)
5)
Telinga
Hidung
Mulut
Bibir
Lidah
: granul (-)
Tonsil
Faring
: hiperemis (-)
Leher
Inspeksi
Palpasi
Thoraks
Inspeksi
Statis
Dinamis
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor (+/+)
Auskultasi
(-/-)
Jantung
6)
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
5
7)
8)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani (+)
Auskultasi
: peristaltik 3x/menit
Genitalia
Ekstremitas
Superior
: jari-jari tangan pendek, kuku-kuku jari kecil, cubitus valgus
(-/-) ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat, CRT
Inferior
Hasil
07/09/2015
Nilai Normal
14,2 gr/dl
42%
5,5 x 106/mm3
8,3 x 103/mm3
408 x 103/mm3
77 Fl
26 pg
34%
20mm/jam
12,0-14,5 gr/dl
37-47 %
4.500-10.500/mm3
4,2-5,4x106/mm3
150.000-450.000/mm3
80-100 fL
27-31 pg
32-36%
<20 mm/jam
1%
1%
0%
0%
67%
0-6 %
0-2 %
2-6%
50-70%
20-40%
6
Monosit
Imunoserologi
Free T4
TSHs
Kimia Klinik
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Endokrinologi (17/09/2015)
LH
FSH
Estrogen, total, serum
26%
2-8%
12,09 pmol/L
4,740 IU/mL
9-20 pmol/L
0,25-5 IU/mL
143 mmol/L
4,2 mmol/L
103mmol/L
10,2 mmol/L
135-145 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
90-110 mmol/L
8,6-10,3mmol/L
32,46 mIU/mL
102,22 mIU/mL
18 pg/mL
<15,97 mIU/mL
0,57-0,77 mIU/mL
20-68 pg/mL
(usia 14-16 thn)
Ekspertise :
Alignment tulang normal
Trabeculasi tulang normal
Celah dan permukaan sendi normal
Tampak gambaran os metacarpal dan digiti 1,2,3,4,5
Tampak gambaran os caputatum dan hamatum
Tampak gambaran ossifikasi di distal epifisis dari osradius dan os ulna
Tampak os triquetral dan os lunatum
Tampak gambaran epifisis proksimal metcarpal 1yang sudah berkembang
Tak tampak fractur
Tak tampak soft tissue swelling/mass
Kesimpulan : Foto manus bone age anak perempuan sesuai dengan usia 7
tahun 10 bulan
2.5 Diagnosis Banding
1. Sindrom Turner
2. Sindrom Noonan
2.6 Terapi
2.7 Prognosis
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Kromosm Seks
Kromosom X dan Y merupakan kromosom seks yang perannya sangat
penting dalam penentuan jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin bergantung pada
komplemen kromosom seks pada embrio, didahului dengan tahapan molekuler
yang mengarahkan pertumbuhan sel benih, migrasi kearah urogenital, dan
pembentukan testis, dengan keberadaan kromosom Y (46,XY) atau ovarium
dengan ketiadaan kromosom Y dan keberadaan kromosom X (46,XX).7
10
Definisi
Sindrom Turner adalah suatu kelainan genetik yang ditemukan pada wanita
yang disebabkan oleh tidak adanya sebagian atau seluruh kromosom X. Wanita
normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom sebanyak
11
46, namun pada penderita Sindrom Turner hanya memiliki kromosom seks X O
dengan total kromosom 45. Sindrom ini ditandai dengan gambaran perawakan
pendek serta kegagalan pembentukan ovarium. Umumnya tidak terjadi gangguan
IQ (Intelegence Quotion), kemampuan verbal yang baik.12
3.3
Epidemiologi
Insiden kelainan kariotip kromosom kelamin yang mengakibatkan hilangnya
Etiopatogenesis
Sindrom Turner biasanya disebabkan oleh hilangnya kromosom X.
12
yang tertinggal pada fenotip Turner adalag gen terkait X yang lolos inaktivasi.
Kromosom x tunggal 75% berasal dari ibu pada penderita kromosom 45X.
Ovarium janin normal berisi sekitar 7 juta oosit dan oosit ini mulai menghilang
dengan cepat pada umur kehamilan 5 bulan. Pada saat lahir hanya ada 3 juta, pada
menarche ada 400.000, pada menopause tinggal 10.000. Bila tidak ada 1
kromosom X maka proses ini akan lebih cepat terjadi dan akan lenyap pada usia 2
tahun.17
13
3.5
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada sindrom ini sangat bervariasi, dimana gangguan
pertumbuhan menjadi keluhan utama. Gambaran klinis yang dapat dijumpai pada
anak Sindrom Turner, sebagai berikut :13,14,15
1. Perawakan pendek (short stature)
Saat lahir anak sudah pendek dan pada pertumbuhan selanjutnya biasanya
berada di bawah persentil ketiga. Bila dewasa umumnya tidak lebih tinggi dari
150 cm.
2. Webbed neck
Webbed neck merupakan lipatan kulit berbentuk segitiga (triangular skin fold)
yang terbentang dari belakang telinga samapi ke akromion. Batas rambut biasanya
rendah sekali, kadang-kadang sampai skapula.
14
Wajah biasanya tampak lebih tua dari usianya. Ujung muka agak miring ke
bawah (anti mongoloid) dengan lipatan epikantus. Jarak interorbital agak kecil.
Telinga besar dan rendah (low set) dan kadang-kadang disertai dengan cacat.
Pertumbuhan dagu dan rahang bawah kurang sempurna sehingga tampak kecil.
Hal ini juga akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan gigi. Langit-langit
melengkung tinggi.
pektus ekskavatus, pigeon chest, gabungan beberapa tulang rusuk atau spina
bifida, skoliosis, cubitus valgus, kelainan pergelangan tangan (Madrlungs
deformity) dan kelainan lutut. Sering tampak jari tangan dan kaki yang pendek
dan kecil, sindaktili, dan haluks valgus.
Gambar 6. Shield like chest dengan puting susu yang letaknya berjauhan
Anomali tulang cukup penting untuk diagnosis. Anomali tulang ditemukan
secara radiologic terutama setelah berusia 7 tahun. Terutama ditemukan pada lutut
(tanda Kosowicz) yaitu condylus femoralis interna memanjang secara vertikal dan
permukaan dalam tibia interna miring ke bawah, terlihat rarefaction pada
condylus femoralis interna. Tanda ini khas terutama pada kariotip 45,X O.
Kelainan pada tangan cukup sering tapi kurang khas yaitu metacarpal 4 dan 5
dibandingkan dengan 3 yang pertama serta sudut karpal kurang 125 derajat
(normal > 125 derajat) disebut sebagai tanda Archibald.
16
5. Kelainan kulit
Webbing di tempat lain seperti di jari dan aksila. Sering ditemukan keloid
dan nevi pigmentosa. Kadang-kadang ditemukan vitiligo. Caf au line spot dan
neurofibromatosis. Kuku sering kecil dan tipis (hipoplastik), letaknya dalam
dengan pinggir kulit yang lebar.
6. Sistem kardiovaskular
Kira-kira 25% dari kasus Sindrom Turner disertai dengan koartasio aorta.
Kadang-kadang ditemukan pula stenosis subaortik. Limfedema sering ditemukan
pada bayi, dan sering pula ditemukan hipertensi dengan sistolik 135-150 mmHg
dan diastolik 90-110 mmHg, tetapi tidak memiliki kecenderungan untuk naik.
Kelainan ginjal tidak ditemukan, namun kadang-kadang ditemukan kelainan
bawaan seperti horse shoe kidney.
7. Kelainan mata
Sering ditemukan ptosis, strabismus, koloboma, katarak congenital dan
retinitis pigmentosa dan kadang-kadang buta warna.
(a)
(b)
17
18
3.6
Pemeriksaan Penunjang
1)
Pemeriksaan laboratorium
Penentuan kadar gonadotropin plasma merupakan cara yang paling praktis
normal.
Produk-produk
endokrin
lain
(17-ketosteroid,
17-
19
Pemeriksaan radiologik
Penentuan umur tulang (bone age) mampu membantu diagnosis, follow up
Diagnosis banding
Ada beberapa kondisi yang mirip dengan Sindrom Turner yaitu Sindrom
20
telinga rendah, leher yang pendek, kelainan bentuk dada, payudara tidak tumbuh
dan payudara letak rendah, kifoskoliosis dan clinodactyly pada tangan kanan.23
3.8
Penatalaksanaan
Usaha memperbaiki tinggi badan penderita Sindrom Turner belum berhasil
dengan terapi apapun. Obat steroid anabolik yang sering digunakan juga
memberiksan hasil yang kurang berarti17, sebagai berikut :
Nandrolon 1mg/kgBB/hari
21
3.9
Prognosis
Pada penderita Sindrom Turner pertumbuhan badan tidak akan normal,
namun tanda kedewasaan jasmani bisa tercapai. Kehidupan seksual bisa normal,
tetapi akan tetap infertil.16
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien berjenis kelamin perempuan berusia
15 tahun datang dengan keluhan tinggi badan yang tidak sesuai usia (postur
pendek) dengan tinggi badan 133 cm, belum menstruasi sampai di usia yang
sekarang yaitu 15 tahun, dan tidak adanya pertumbuhan payudara, rambut ketiak
serta rambut kemaluan. Hal ini mendukung kearah Sindrom Turner yang
merupakan kelainan kromosom seks yang paling sering terjadi pada wanita, kirakira 3% dari seluruh wanita hamil. Lebih dari separuh Sindrom Turner tidak
22
terdiagnosis sampai usia 12-14 tahun, dan akan disadari oleh penderita ketika
postur tubuhnya yang pendek dengan kegagalan berkembangnya tanda kelamin
sekunder. Biasanya keluhan utama yang menyebabkan penderita datang berobat
adalah amenore dan infertilitas.2
kehilangan aksi gen pengatur perkembangan dan fungsi ovarium, sehingga terjadi
disgenesis gonad. Disgenesis gonad menyebabkan tidak berkembangnya ovarium
sehingga
estrogen
tidak
diproduksi.
Ketidakadaan
produksi
estrogen
24
15,20
dengan dosis minimal yaitu 100 mg/hari untuk 3 bulan pertama, yang berguna
untuk perkembangan payudara dan vagina. Setelah itu diberikan etinil estradiol
200-500 mg/hari selama 21 hari setiap bulannya, untuk membuat siklus
menstruasi artificial. Terapi diulang dari hari pertama pada bulan berikutnya dan
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasniewska M, Luca DF, Bergamaschi R, Guarneri MP, Mazzanti L,
Matarazzo P, et al. Early treatment with gh alone in Turner syndrome:
prepubertal catch-up growth and waning effect. Euro J Endocrinol. 2004; 151:
67-72
2. Maryland. The Endocrine Society Endocrinology and Turners Syndrome.
2001. www.endo-society.org/pubaffai/factshee/turner.htm
3. Arimbawa M, Jose RL, Tridjaya BPulungan AB. Karakteristik Sindrom
Turner. Sari Pediatri. 2008; 9(6): 386-390
4. Tyler C, Edman JC. Down syndrome, Turner syndrome, and Klinefelter
syndrome: primary care throughout the life span. Prim Care Clin Office Pract.
26
20. Lippe BM. Turners syndrome. In: Kaplan SA, ed. Clinical pediatric and
adolescent endocrinology. 3rd ed Philadelphia: WB Saunders. 2008; 272-96
21. Davenport ML. Approach to the patient with Turner Syndrome. J Clin
Endocrinol Metab. 2010;95(4): 1487-95
22. Behman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson: Sindrom
turner. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. Ed 16. p. 1992-1994
23. Cunningham FG,Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Obstetri williams: genetika. Edisi 21, vVolume 2. Jakarta: EGC; 2005. p.
1052-53
28