Anda di halaman 1dari 23

rikimulyadi

Minggu, 24 Mei 2015

ASKEP VERTIGO LENGKAP


ASKEP VERTIGO
A. Definisi
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan
orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan
mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem
diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut
diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya
bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar
namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak
ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)
Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam
sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di
sekelilingnya

menjadi

serasa

'berputar'

ataupun

melayang.

Vertigo

menunjukkan

ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan
perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau juga dapat
disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar.

Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan
benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak naik turun karena gangguan
pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002)
A.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN


System syaraf dibagi menjadi dua sistem syaraf pusat yang terdiri dari otak dan medula spinalis dan system
syaraf perifer terdiri dari: saraf kranial dan syaraf spinal.
1. Jaringan syaraf
a.
Neuron
Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan
merupakan unit anatomis dan fungsional system persyarafan. Biasanya terdiri dari dendrit sebagai bagian peneriman
rangsangan dari saraf saraf lain; badan sel yang mengandung inti sel; akson yang menjadi perpanjangan atau serat
tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel: serta terminal sel; serta terminal akson yang
menjadi pengirim sinyal untuk disampaikan ke dendrit atau badan sel neuron kedua dan apabila disusunan saraf
perifer, sinyal disampaikan ke sel otot atau kelenjar. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 2)
Neuron neuron yang membawa informasi dari susunan saraf perifer ke sentral disebut neuron sensorik atau
aferen. Neuron yang membawa informasi keluar dari susunan saraf pusat ke berbagai organ sasaran (suatu sel otot
atau kelenjar) disebut neuron motorik atau eferen. Kelompok ketiga yang membawa sebagian besar neuron susunan
saraf pusat, menyampaikan pesan pesan antara neuron aferen dan eferen, neuron ini disebut interneuron. (Arif
Muttaqin, 2008, hlm. 3)
b. Transmisi sinap
Neuron menyalurkan sinyal sinyal saraf ke seluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang kita kenal dengan
impuls saraf. Impuls saraf bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia di antara neuron. (Arif
Muttaqin, 2008, hlm. 4)
c.
Neutransmiter
Neurotrasmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaps
pada ujung akson. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 4)
2. Sistem Syaraf Pusat
a.
Otak
Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama
berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinue, tanpa
ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10 detik saja, maka kesadaran mungkin sudah akan hilang, dan
penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan yang tidak irreversible.(Valeria C. Scanlon
Tina Sanders, 2006, hlm. 157)
b.
Cerebrum
Menurut Arif Muttaqin, (2008, hlm. 9) Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar, kira-kira 80% dari
berat otak. Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh Korpus Kallosum yaitu hemisfer substansia
alba, yang menghubungkan bagian bagian otak dengan bagian yang lain dan substansia grisea yang terdapat
diluar terbentuk dari badan badan sel saraf. Keempat lobus serebrum yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan
oksipital. Dapat dilihat pada gambar 2. 2 di bawah.
1)
Lobus Prontal
Berfungsi sebagai aktivitas motorik, fungsi intelektual, emosi dan fungsi fisik. Pada bagian prontal kiri
terdapat Area Broca yang berfungsi sebagai pusat motorik bahasa dan mengontrol ekspirasi bicara.
2)
Lobus parietal
Terdapat sensasi primer dari korteks berfungsi sebagai proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba,
tekan, perubahan suhu ringan dan pendengaran.
3)
Lobus temporal
Mengandung area auditorius, tempat tujuan area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan
mencakup Area Wernicke tempat interpretasi bau dan penyimpanan bahasa.
4)
Lobus occipital
Mengandung area visual otak, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna refleks visual.
Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.
c.
Batang Otak

1)
2)
3)
d.

e.

f.
g.

h.

3.
a.

Menurut Arif Muttaqin, (2008. Hlm 12-14) Batang otak terdiri dari otak tengah atau Mesencephalon, pons
dan medula oblongata, berfungsi pengaturan reflek untuk fungsi vital tubuh
Otak tengah berfungsi sebagai kontrol refleks pergerakan mata akibat adanya stimulus pada nervus kranial III dan
IV,
Pons
Menghubungkan otak tengah dengan medula oblongata, berfungsi sebagai pusat-pusat refleks pernafasan.
Medula oblongata
Mengandung pusat reflek yang penting untuk jantung, vasokontriktor, pernafasan, bersin, menelan, batuk,
muntah, sekresi saliva. saraf kranial IX, X, XI dan XII keluar dari medula oblongata.
Cerebellum
Besarnya kira-kira dari cerebrum, antara cerebellum dan cerebrum dibatasai oleh tentorium serebri. Fungsi
utama cerebrum koordinasi aktivitas muskuler: kontrol tonus otot, mempertahankan postur dan keseimbangan
dan melakukan program akan gerakan gerakan pada keadaan sadar dan tidak sadar. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 11)
Hipotalamus
Berfungsi memproduksi Anti Diuretik Hormon, mengatur suhu tubuh, mengatur asupan makanan, mengatur
aktivitas organ, seperti jantung, pembuluh darah dan usus, merangsang respons organ viseral selama dalam kondisi
emosional, mengatur ritme tubuh seperti siklus tidur, perubahan mood dan kesiagaan mental. (Valeria C. Scanlon
Tina Sanders, 2006, hlm. 159)
Thalamus
Terletak diatas hipotalamus dibawah serebrum, fungsi thalamus serkait dengan sensasi pengindraan sehingga
serebrum akan memahami secara keseluruhan. (Valeria C. Scanlon Tina Sanders, 2006, hlm. 160)
Sirkulasi serebral
Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001, hlm. 2078) menjelaskan Sirkulasi serebral. Sirkulasi serebral menerima
kira kira 20% dari curah jantung atau 750 ml permenit.
Darah arteri yang disulai ke otak berasal dari dua arteri karotis internal dan dua arteri vertebral dan meluas ke
sistem percabangan. Karotisinternal dibentuk dari percabangan dua karotis dan memberikan sirkulasi darah otak
bagian anterior. Arteri arteri vertebral adalah cabang dari arteri subklavia, mengalir ke belakang dan naik pada satu
sisi tulang (Lihat pada gambar 2. 4) belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen
magnum. Kemudian saling berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasialis paling
banyak menyuplai darah ke otak bagian posterior. Arteri basilaris membagi menjadi dua cabang pada arteri
serebralis bagian posterior.
Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk diantara rangkaian arteri
karotis internal dan vertebral. Lingkaran ini disebut sirkullus willisi (Lihat gambar 2.5) yang dibentuk dari cabang
cabang arteri karotis internal, anterior dan arteri serebral bagian tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior.
Aliran darah dari sirkulus willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan posterior serebral, arteri
arteri pada sirkulus willisi memberi rute alternatif pada aliran darah jika salah satu peran arteri mayor tersumbat.
Gambar 2. 5: Sirkulus Willisi dan beberapa variasi anatomik yang sering dijumpai. Anormali diberi tanda panah. A.
Sirkulus willisi yang normal. B. Reduplikasi arteri komunikans anterior. C. Arteri serebri anterior yang menyempit
seperti tali. D. Arteria komunikans posterior yang menyempit seperti tali. E. Arteria serebri posterior yang secara
embrionik berasal dari arteri interna. ACA. Arteria serebri anterior. AcomA, arteria komunikans anterior. MCA,
arteria serebri media. ICA, arteria korotis interna. PcomA, arteria komunikans posterior. PCA, arteria serebri
posterior. SCA, arteri serebri superior. BA, arteria basilaris. AICA, arteri serebralis inferior anterior. PICA,arteri
serebralis inferior posterior. VA, arteria vertebralis
Jika arteri tersumbat karena spasme vaskuler, emboli atau karena trombus, dapat menyebabkan sumbatan aliran
darah ke distal neuron neuron dan mengakibatkan sel neuron cepat nekrosis. Keadaan ini mengakibatkan stroke
(cedera serebrospinal atau infark). Pengaruh sumbatan pembuluh darah tergantung pada pembuluh darah dan pada
daerah otak yang terserang.
Medula Spinalis
Medula Spinalis atau sum-sum tulang belakang bermula pada medula oblongata. Fungsi medula spinalis
sebagai gerakan otot tubuh dan pusat refleks.
Sistem Saraf Perifer
Sistem Saraf Perifer terbagi atas Saraf Spinal dan Saraf Kranial
Saraf Spinal
Terdiri atas 31 pasang Saraf Spinal yang terbagi atas :

1)
2)
3)
4)
5)
b.

8 pasang Saraf Servikal


12 pasang Saraf Torakal
5 pasang Saraf lumbal
5 pasang Saraf Sacral
1 pasang Saraf Coccigeal
Saraf Kranial
Menurut Sylvia A. Price, dkk, (2006, hlm. 1034), bahwa ada 12 saraf kranial yang masing-masing terbagi
berdasarkan fungsinya masing-masing, diantaranya adalah:

B. Etiologi
1. Otologi 24-61% kasus
a) Benigna Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
b) Meniere Desease
c) Parese N VIII Uni/bilateral
d) Otitis Media
2. Neurologik 23-30% kasus
a) Gangguan serebrovaskuler batang otak/ serebelum
b) Ataksia karena neuropati
c) Gangguan visus
d) Gangguan serebelum
e) Gangguan sirkulasi LCS
f)

Multiple sklerosis

g) Vertigo servikal
3. Interna kurang lebih 33% karena gangguan kardiovaskuler
a) Tekanan darah naik turun
b) Aritmia kordis
c) Penyakit koroner
d) Infeksi
e)

< glikemia

f)

Intoksikasi Obat: Nifedipin, Benzodiazepin, Xanax,

4. . Psikiatrik > 50% kasus


a) Depresi
b) Fobia

c) Anxietas
d) Psikosomatis
5. Fisiologik
Melihat turun dari ketinggian.
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu
makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),
nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien
akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari
satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau
jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadangkadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat
mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang
dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar
secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala
dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan
berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan
THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan melakukan
manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa,

lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan
nistagmus posisi dengan gejala :
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Tiba - tiba muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan

(http://perawatyulius.blogspot.com)

D. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya saraf VIII
(Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan
berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk
berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat
menyebabkan kelemahan otot.
E. Patofisiologi dan Pathway
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere, parese N VIII, otitis
media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga tersebut menimbulkan gangguan

keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis
media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan visus,
multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII
yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang
menyebabkan terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan
sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan yang tinggi
diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga akan keseimbangan
terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan darah yang rendah dapat
mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga sehingga dapat menyebabkan parese N
VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi tekanan
darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan dapat menimbulkan
vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-beda.
WOC

F. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan
diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e)

Pemeriksaan fisik umum


2. Pemeriksaan khusus

a) ENG
b)

Audiometri dan BAEP

c) Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a) Radiologik dan Imaging
b) EEG, EMG

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika
Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
i.

Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam

ii.

Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.

Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
a) Terapi kausal
b) Terapi simtomatik
c) Terapi rehabilitatif
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam
kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo
pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat
merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya
sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring
dengan kedua mata ditutup.
c) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya vertigo, maka
rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.

e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang belum
dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat
dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah
pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan
vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa
kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f)

Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini untuk
rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
(http://niarahayu9.blogspot.com)

H. Asuhan Keperawatan sesuai teori


1. P.
1)

Pengumpulan data

Identitas
Data klien, mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku
bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM/CM, tanggal masuk, tanggal kaji,
dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab, mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.

2)

Riwayat Kesehatan Klien


Riwayat kesehatan pada klien dengan gangguan sistem Persarafan akibat vertigo hal
hal sebagai berikut :

a) Alasan Masuk Perawatan


Kronologis yang menggambarkan prilaku klien dalam mencari pertolongan.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya klien dengan gangguan sistem Persarafan akibat vertigo berupa pusing
seperti berputar.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama dan data yang
menyertai dengan menggunakan pendekatan PQRST, yaitu :

P:

Paliatif / Propokative: Merupakan hal atau faktor yang


mencetuskan terjadinya penyakit, hal yang memperberat
atau memperingan. Pada klien dengan vertigo biasanya
klien mengeluhpusing bila klien banyak bergerak dan
dirasakan berkurang bila klien beristirahat.

Q:

Qualitas: Kualitas dari suatu keluhan atau penvakit yang


dirasakan. Pada klien dengan vertigo biasanya pusing yang
dirasakan seperti berputar.

R:

Region : daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan.


pada klien dengan vertigo biasanya lemah dirasakan pada
daerah kepala.

S:

Severity :derajat keganasan atau intensitas dari keluhan


tersebut. Pusing yang dirasakan seperti berputar dengan
skala nyeri (0-5)

T:

Time : waktu dimana keluhan dirasakan, time juga


menunjukan lamanya atau kekerapan. Keluhan pusing pada
klien dengan vertigo dirasakan hilang timbul.

d) Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan dengan system persyarafan maupun
penyakit sistemik lainnya.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit-penyakit keluarga perlu diketahui terutama yang menular dam merupakan penyakit
turunan.
f)

Riwayat Psikososial
Apabila mengkaji pasien dengan gangguan system persyarafan perhatikan juga lingkungan
rumah dan pekerjaan yang bersangkutan, ketegangan yan g bersumber dari rumah, adanya
kontak terhadap bahan toksik tertentu dan pemahaman akan kondisi psikososial klien penting
untuk dikaji.

3)

Data Biologis dan Fisiologis

Meliputi hal-hal sebagai berikut :


a) Pola Nutrisi
Dikaji mengenai makanan pokok, frekuensi makan, makanan pantrangan dan napsu makan, serta
diet yang diberikan. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi, biasanya pada klien
dengan vertigo terdapat mual-mual selama fase akut yang diakibatkan karena peningkatan TIK
(Tekanan Intra Kranial).
b) Pola Eliminasi
Dikaji mengenai pola BAK dan BAB klien, pada BAK yang dikaji mengenai frekuensi
berkemih, jumlah, warna, bau serta keluhan saat berkemih, sedangkan pada pola BAB yang
dikaji mengenai frekuensi, konsistensi, warna dan bau serta keluhan-keluhan yang dirasakan.
c) Pola Istirahat dan Tidur
Dikaji pola tidur klien, mengenai waktu tidur, lama tidur, kebiasaan mengantar tidur serta
kesulitan dalam hal tidur. Biasanya klien dengan vertigo akan mengalami gangguan istirahat
tidur karena adanya nyeri kepala yang hebat.
d) Pola Aktivitas
Dikaji perubahan pola aktivitas klien, klien dengan vertigo akan merasa kesulitan untuk
melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis serta merasa mudah
lelah, susah beristirahat karena nyeri kepala.
d) Pola Personal Hygiene
Dikaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi, oral
hygiene, gunting kuku, keramas). Klien dengan vertigo akan tergantung pada orang lain dalam
memenuhi personal hygiene karena adanya keterbatasan aktivitas fisik atau kelemahan.
4)

Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum
Dikaji mengenai tingkat kesadaran. Klien dengan vertigo biasanya akan mengalami
kesadaran, kadang tampak lemas.
b) Pemeriksaan Persistem
(1) Sistem Persarafan

Pada system pesarafan yang dikaji adalah tingkat kesadaran diorientasi orang, waktu, dan
tempat, perubahan tanda-tanda vital, kemampuan klien mengingat kejadian sebelum dan sesudah
sadar.
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan adanya gangguan kesadaran dimana klien sadar
dapat terlihat linglung atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.
(2) Sistem kardiovaskuler
Ditemukan perubahan yaitu tekanan darah menurun kecuali apabila terjadi peningkatan tekanan
intracranial, maka tekanan darah meningkat, denyut nadi bradicardi, dan kemudian takikardi dan
iramanya tidak terarah.
(3) Sistem Pernafasan
Pada klien dengan vertigo biasanya terjadi pola napas umumnya klien sesak karena terjadi
penyumbatan trakeo brokial karena adanya secret pada trakeogrankeolus irama nafas tidak
teratur nutrisi kedalam maupun frekuensi cepat dan dangkal.
(4) Sistem musculoskeletal
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan terjadinya gangguan fungsi motoris yang dapat
berakibat terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada motor neuron mengakibatkan
perubahan pada kekuatan otot tonus otot dan aktifitas reflek .
(5) Sistem eliminasi
Pada klien dengan vertigo sistem eliminasi akan terdapat referensi atau trikontinen dalam BAB
dan BAK, terdapat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dimana terdapat hiporat remia atau
sipokalemia.
5)

Data Psikologis
Menurut (Keliat, 2006 : 77) konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :

a) Citra tubuh
Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai. Biasanya klien denganvertigo menyadari akan keterbatasan aktivitasnya.
b) Ideal diri
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan terhadap penyakitnya.
Klien dengan vertigo berharap akan sembuh seperti sediakala.
c) Harga diri

Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain. Biasanya klien
dengan vertigo mengalami penurunan harga diri.
d) Identitas
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status dan posisinya.
Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dengan keadaannya karena fungsinya tidak bisa
berjalan dengan baik.
e) Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan klien dalam
melaksanakan tugas. Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dalam melaksanaan tugas
dan peran tersebut karena penyakitnya sekarang.
6)

Data Sosial dan Budaya


Dikaji mengenai hubungan atau komunikasi klien dengan keluarga, tetangga,
masyarakat dan tim kesehatan termasuk gaya hidup, faktor sosio kultural dan support
sistem (Keliat, 2006 :78)

7)

Stresor
Setiap faktor yang menentukan stress atau menaganggu keseimbangan. Seseorang
yang mempunyai stresor akan mempersulit dalam proses suatu penyembuhan penyakit.

8)

Koping Mekanisme
Suatu cara bagaimana seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang
dihadapi (Keliat, 2006 :78).

9)

Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan Perlu dikaji agar tim kesehatan
dapat memberikan bantuan dengan
efisien

10) Data Spiritual


Pada data spiritual ini menyangkut masalah keyakinan terhadap tuhan Yang Maha
Esa, sumber kekuatan, sumber kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan dan kegiatan
keagamaan yang ingin dilakukan selama sakit serta harapan klien akan kesembuhan
penyakitnya (Keliat, 2006 :78).
11) Data Penunjang
a) Farmakoterafi

Dikaji obat yang diprogramkan serta jadwal pemberian obat


b) Prosedur Diagnostik Medik
c) Pemeriksaan Laboratorium
pengkajian data keperawatan
a)

Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia,
bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan
postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.

b)

Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan

c) Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,
ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala,
mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d) Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur,
daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah,
anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
e) Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore,
perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan
refleks tendon dalam, papiledema.
f)

Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster,
tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus
menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,
gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

g)

Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia,
paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

h)

Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit

i)

Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain
termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive
2. Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis
3. Nyeri akut b/d agen injuri biologi
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
no

Diagnosa keperawatan

Tujuan Intervensi

Intervensi keperawatan

Risiko infeksi dengan factor risiko :

NOC:

Intervensi NIC:

prosedur invasif

Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat

1.Pemberian vaksinasi:

pemahaman mengenai pencegahan dan

untuk mencegah penya

pengendalian infeksi

2.Pengendalian infeksi

Pengendalian risiko: tindakan untuk

agen infeksius

menghilangkan atau mengurangi ancaman

3. Perlindungan terhada

kesehatan actual, pribadi serta dapat


dimodifikasi
Aktivitas keperawatan:

Pantau tanda/ gejala in


Tercapai setelah menjalani perawatan selama
3 hari

jantung,suhu kulit, lesi k

malaise,sekresi, penam

luka
Criteria hasil:

Kaji factor yang mening

faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan

Pantau hasil laboratori

oleh keadekuatan status imun klien

serum,dll

memantau factor risiko lingkungan dan


perilaku seseorang
menghindari pajanan terhadap ancaman

Amati penampilan prak


perlindungan infeksi

Jelaskan kepada klien/

kesehatan

sakit/pengobatan menin

Menguah gaya hidup untuk mengurangi

infeksi

risiko

Ajarkan kepada klien u


tangan yang benar

Lindungi klien terhadap


2

Mual b/d stimulasi mekanisme

NOC:

Intervensi NIC:

neurofarmakologi

Tingkat kenyamanan:perasaan lega secara

1.penatalaksanaan cair

fisik dan psikologis

keseimbangan cairan d

Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan

2.pemantauan cairan :

dalam ruang intraseular dan ekstraselular

data klien untuk menga

tubuh

3.pemantauan nutrisi

Status nutrisi: asupan makanan dan cairan:


jumlah makanan dan cairan yang masuk

Aktivitas keperawatan:

kedalam tubuh dalam 24 jam

pantau gejala subyekti

pantau adanya peningk


Tercapai setelah menjalani perawatan selama
3 hari

pantau tingkat energy,


kelelahan.
Pantau turgor kulit

Criteria hasil:

Berat badan stabil

Ajarkan klien tehnik na

Tidak tedapat mata cekung

reflex muntah

Hidrasi kulit tidak terganggu

Ajarkan klien untuk ma

keseimbangan asupan dan haluaran dalam


24 jam
klien melaporkan tidak mual
menunjukkan keseimbangan cairan dengan
indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan,

sering

Kolaboratif : obat antim

Naikkan bagian kepala

lateral untuk mencegah


Pantau status nutrisi

tidak bermasalah

3.

Nyeri akut b/d agen injuri biologi

NOC:

Intervensi NIC:

Tingkat kenyamanan: perasaan senang

1.pemberian analgesic

secara fisik dan psikologi

2.penatalaksanaan nye

Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri

3.sedasi sadar : pembe

terhadap emosi kliendan perilaku yang

respon klien dan pembe

diamati

yang dibutuhkan selam

Perilaku mengendalikan nyeri: tindakan


seseorang untuk mengendalikan nyeri
Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan
dan di tunjukkan

Aktivitas keperawatan :

Meminta klien untuk m

menggunakan skala 0-1

nyeri/ketidaknyamanan
Tercapai setelah menjalani perawatan selama

Lakukan pengkajian ny

3 hari:

meliputi lokasi, karakter

Bantu klien untk mengi


Criteria hasil:

pemenuhan kebutuhan

Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator

berhasil dilakukan sepe

1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak

kompres hangat atau d

sama sekali.

positif dengan tujuan un

Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi

respon klien terhadap a

secara individual yang efektif untuk mencapai

Bantu klien untuk lebih

Kenyamanan.

daripada ketidaknyama

Klien mampu meningkatkan konsentrasi

pengalihan melalui tele

Klien dapat tidur dengan efektif

Observasi ketidaknyam

pada mereka yang tida

mengkomunikasikanny

Instruksikan klien untuk

kepada perawat jika pe


dicapai

Masukkan pada instruk


mengenai pengobatan

dikonsumsi, frekuensi p
dll
4

Nutrisi kurang dari kebutuhan

NOC:

Intervensi NIC:

tubuh b/d hilangnya nafsu makan,

Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia

1.Pengelolaan ganggua

mual dan muntah

untuk memenuhi kebutuhan metabolic

2.Pengelolaan nutrisi

Status gizi: asupan makanan dan cairan:

3.Bantu menaikkan BB

jumlah makanan dan cairan yang di


konsumsi tubuh selama waktu 24 jam

Aktivitas keperawatan:
Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi
yang dikonsumsi tubuh

Timbang BB klien pada

Tentukan BB idea klien


Tercapai setelah menjalani perawatan selama
3 hari

Berikan informasi men


yang tersedia . seperti:

latihan.
Criteria hasil:

Diskusikan dengan klie

Klien akan mempertahankan berat badan

yang mempengaruhi BB

ideal

Diskusikan tentang risi

Klien menyatakan toleransi terhadap diet ang

kelebihan atau kekuran

dianjurkan

Bantu klien dalam men

Mempertahankan massa tubuh dan berat

makan yang seimbang

badan dalam batas normal

tingkat penggunaan en

Melaporkan keadekuatan tingkat energy

A.
1.
a.

c.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN


System syaraf dibagi menjadi dua sistem syaraf pusat yang terdiri dari otak dan medula spinalis dan system
syaraf perifer terdiri dari: saraf kranial dan syaraf spinal.
Jaringan syaraf
Neuron
Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan
merupakan unit anatomis dan fungsional system persyarafan. Biasanya terdiri dari dendrit sebagai bagian peneriman
rangsangan dari saraf saraf lain; badan sel yang mengandung inti sel; akson yang menjadi perpanjangan atau serat
tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel: serta terminal sel; serta terminal akson yang
menjadi pengirim sinyal untuk disampaikan ke dendrit atau badan sel neuron kedua dan apabila disusunan saraf
perifer, sinyal disampaikan ke sel otot atau kelenjar. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 2)
Neuron neuron yang membawa informasi dari susunan saraf perifer ke sentral disebut neuron sensorik atau
aferen. Neuron yang membawa informasi keluar dari susunan saraf pusat ke berbagai organ sasaran (suatu sel otot
atau kelenjar) disebut neuron motorik atau eferen. Kelompok ketiga yang membawa sebagian besar neuron susunan
saraf pusat, menyampaikan pesan pesan antara neuron aferen dan eferen, neuron ini disebut interneuron. (Arif
Muttaqin, 2008, hlm. 3)
b. Transmisi sinap
Neuron menyalurkan sinyal sinyal saraf ke seluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang kita kenal dengan
impuls saraf. Impuls saraf bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia di antara neuron. (Arif
Muttaqin, 2008, hlm. 4)
Neutransmiter

2.
a.

b.

2)
3)
4)
c.
1)
2)
3)
d.

e.

f.
g.

Neurotrasmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaps
pada ujung akson. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 4)
Sistem Syaraf Pusat
Otak
Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama
berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinue, tanpa
ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10 detik saja, maka kesadaran mungkin sudah akan hilang, dan
penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan yang tidak irreversible.(Valeria C. Scanlon
Tina Sanders, 2006, hlm. 157)
Cerebrum
Menurut Arif Muttaqin, (2008, hlm. 9) Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar, kira-kira 80% dari
berat otak. Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh Korpus Kallosum yaitu hemisfer substansia
alba, yang menghubungkan bagian bagian otak dengan bagian yang lain dan substansia grisea yang terdapat
diluar terbentuk dari badan badan sel saraf. Keempat lobus serebrum yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan
oksipital. Dapat dilihat pada gambar 2. 2 di bawah.
1)
Lobus Prontal
Berfungsi sebagai aktivitas motorik, fungsi intelektual, emosi dan fungsi fisik. Pada bagian prontal kiri
terdapat Area Broca yang berfungsi sebagai pusat motorik bahasa dan mengontrol ekspirasi bicara.
Lobus parietal
Terdapat sensasi primer dari korteks berfungsi sebagai proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba,
tekan, perubahan suhu ringan dan pendengaran.
Lobus temporal
Mengandung area auditorius, tempat tujuan area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan
mencakup Area Wernicke tempat interpretasi bau dan penyimpanan bahasa.
Lobus occipital
Mengandung area visual otak, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna refleks visual.
Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.
Batang Otak
Menurut Arif Muttaqin, (2008. Hlm 12-14) Batang otak terdiri dari otak tengah atau Mesencephalon, pons
dan medula oblongata, berfungsi pengaturan reflek untuk fungsi vital tubuh
Otak tengah berfungsi sebagai kontrol refleks pergerakan mata akibat adanya stimulus pada nervus kranial III dan
IV,
Pons
Menghubungkan otak tengah dengan medula oblongata, berfungsi sebagai pusat-pusat refleks pernafasan.
Medula oblongata
Mengandung pusat reflek yang penting untuk jantung, vasokontriktor, pernafasan, bersin, menelan, batuk,
muntah, sekresi saliva. saraf kranial IX, X, XI dan XII keluar dari medula oblongata.
Cerebellum
Besarnya kira-kira dari cerebrum, antara cerebellum dan cerebrum dibatasai oleh tentorium serebri. Fungsi
utama cerebrum koordinasi aktivitas muskuler: kontrol tonus otot, mempertahankan postur dan keseimbangan
dan melakukan program akan gerakan gerakan pada keadaan sadar dan tidak sadar. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 11)
Hipotalamus
Berfungsi memproduksi Anti Diuretik Hormon, mengatur suhu tubuh, mengatur asupan makanan, mengatur
aktivitas organ, seperti jantung, pembuluh darah dan usus, merangsang respons organ viseral selama dalam kondisi
emosional, mengatur ritme tubuh seperti siklus tidur, perubahan mood dan kesiagaan mental. (Valeria C. Scanlon
Tina Sanders, 2006, hlm. 159)
Thalamus
Terletak diatas hipotalamus dibawah serebrum, fungsi thalamus serkait dengan sensasi pengindraan sehingga
serebrum akan memahami secara keseluruhan. (Valeria C. Scanlon Tina Sanders, 2006, hlm. 160)
Sirkulasi serebral
Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001, hlm. 2078) menjelaskan Sirkulasi serebral. Sirkulasi serebral menerima
kira kira 20% dari curah jantung atau 750 ml permenit.
Darah arteri yang disulai ke otak berasal dari dua arteri karotis internal dan dua arteri vertebral dan meluas ke
sistem percabangan. Karotisinternal dibentuk dari percabangan dua karotis dan memberikan sirkulasi darah otak
bagian anterior. Arteri arteri vertebral adalah cabang dari arteri subklavia, mengalir ke belakang dan naik pada satu
sisi tulang (Lihat pada gambar 2. 4) belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen

h.

3.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.

magnum. Kemudian saling berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasialis paling
banyak menyuplai darah ke otak bagian posterior. Arteri basilaris membagi menjadi dua cabang pada arteri
serebralis bagian posterior.
Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk diantara rangkaian arteri
karotis internal dan vertebral. Lingkaran ini disebut sirkullus willisi (Lihat gambar 2.5) yang dibentuk dari cabang
cabang arteri karotis internal, anterior dan arteri serebral bagian tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior.
Aliran darah dari sirkulus willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan posterior serebral, arteri
arteri pada sirkulus willisi memberi rute alternatif pada aliran darah jika salah satu peran arteri mayor tersumbat.
Gambar 2. 5: Sirkulus Willisi dan beberapa variasi anatomik yang sering dijumpai. Anormali diberi tanda panah. A.
Sirkulus willisi yang normal. B. Reduplikasi arteri komunikans anterior. C. Arteri serebri anterior yang menyempit
seperti tali. D. Arteria komunikans posterior yang menyempit seperti tali. E. Arteria serebri posterior yang secara
embrionik berasal dari arteri interna. ACA. Arteria serebri anterior. AcomA, arteria komunikans anterior. MCA,
arteria serebri media. ICA, arteria korotis interna. PcomA, arteria komunikans posterior. PCA, arteria serebri
posterior. SCA, arteri serebri superior. BA, arteria basilaris. AICA, arteri serebralis inferior anterior. PICA,arteri
serebralis inferior posterior. VA, arteria vertebralis
Jika arteri tersumbat karena spasme vaskuler, emboli atau karena trombus, dapat menyebabkan sumbatan aliran
darah ke distal neuron neuron dan mengakibatkan sel neuron cepat nekrosis. Keadaan ini mengakibatkan stroke
(cedera serebrospinal atau infark). Pengaruh sumbatan pembuluh darah tergantung pada pembuluh darah dan pada
daerah otak yang terserang.
Medula Spinalis
Medula Spinalis atau sum-sum tulang belakang bermula pada medula oblongata. Fungsi medula spinalis
sebagai gerakan otot tubuh dan pusat refleks.
Sistem Saraf Perifer
Sistem Saraf Perifer terbagi atas Saraf Spinal dan Saraf Kranial
Saraf Spinal
Terdiri atas 31 pasang Saraf Spinal yang terbagi atas :
8 pasang Saraf Servikal
12 pasang Saraf Torakal
5 pasang Saraf lumbal
5 pasang Saraf Sacral
1 pasang Saraf Coccigeal
Saraf Kranial
Menurut Sylvia A. Price, dkk, (2006, hlm. 1034), bahwa ada 12 saraf kranial yang masing-masing terbagi
berdasarkan fungsinya masing-masing, diantaranya adalah:

Diposkan oleh riki mulyadi di 09.53


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

Februari (1)
Agustus (2)
Juli (3)
Mei (6)
profil saya

riki mulyadi
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh wibs24.
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai