PENDAHULUAN
Berkaitan dengan tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan kepada siswa. Terutama guru BK
(Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa
yang bermasalah / atau butuh pemecahan masalah. Dan salah satu metode konseling adalah
metode konseling behavior yang tujuannya adalah untuk mengahapus/menghilangkan tingkah
laku maldaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku
adaptif yang diinginkan siswa. Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam
perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia
membantu mencapai tujuan tersebut; (c) klien dapat mencapai tujuan tersebut; (d)
dirumuskan
secara
spesifik.
Konselor
dan
klien
bersama-sama
(bekerja
sama)
aktif guru BK, begitu juga dengan keberhasilan siswa dari segi emosional. Hal ini pun di
tentukan oleh guru, khususnya guru BP/BK yang mampu memberi motivasi dan dapat
menciptakan iklim / suasana yang harmonis, kondusif, menyenangkan dan mampu memberi
semangat kepada siswa.
dilaksanakan namun belum terprogram. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam dengan judulKONSELING KELOMPOK DENGAN
PENDEKATAN BEHAVIOR DI KELAS .. SMP.. KABUPATEN
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, perubahan perilaku dan sikap negatif ke positif akan terjadi jika metode behavior
ini dilaksanakan sesuai prosedur
2. Bagi guru, menambah pengetahuan dan hazanah kelmuan serta bisa juga dijadikan sebagai
refrensi.
4. Menambah hasanah penelitian yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi civitas akademik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSELING KELOMPOK
Corey & Corey (2006) menjelaskan bahwa seorang ahli dalam konseling
kelompok mencoba membantu peserta untuk menyelesaikan kembali permasalahan hidup
yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial, belajar/akademik, dan
karir. Konseling kelompok lebih memberikan perhatian secara umum pada permasalahanpermasalahan
jangka
pendek
dan
tidak
terlalu
dalam sebuah kerangka berpikir here and now (di sini dan saat ini).
interaktif
1. Masing-masing konseli mampu menemukan dirinya dan memahami dirinya sendiri dengan
lebih
baik.
Berdasarkan
pemahaman
diri
tersebut,
konseli
rela
menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif kepribadiannya.
yang
lain,
sehingga
mereka
dapat
saling
memberikan
bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada setiap fase-fase
perkembangannya.
3.
lingkungan
kelompoknya.
4.
Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih
mampu menghayati/ memahami perasaan orang lain. Kepekaan dan pemahaman ini akan
membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis diri sendiri dan orang lain.
5.
yang
6. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai
kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan
diterima oleh orang lain.
7.
orang
lain.
Dengan demikian, konseli tidak akan merasa terisolir lagi, seolah-olah hanya dirinyalah yang
mengalami masalah tersebut.
8.
Para
konseli
belajar
berkomunikasi
dengan
seluruh
anggota
kelompok
secara
B.
PENDEKATAN BEHAVIOR
1.
Latar Belakang
Pendekatan konseling behavioral ini berhubungan dengan skinner, Pavlov yang mana
pada penemuan itu selalu mengembangkan yang namanya stimulus dan respon. Pada tahun
1927 penerjemahan karya Pavlov kedalam bahasa Inggris mendorong pengambilalihan
pendekatan behavioristik dalam mempelajari psikologi amerika serikat. Salah satu study yang
paling penting adalah hal ini adalah yang dilakukan oleh Wathson dan Ray yang
menggunakan seorang anak kecil membuktikan bahwa rasa takut itu dipelajari.
2.
John. D. Krumbolitz
3.
Orientasi Pendekatan
4.
HAKEKAT MANUSIA:
Manusia bersifat mekanistik (merespon pada lingkungan dengan kontrol yang terbatas)
5.
PRIBADI SEHAT :
Tidak kurang dan tidak berlebihan dalam tingkah laku memenuhi kebutuhan
Mempunyai derajat kepuasan yang tinggi atas tingkah laku ber tingkah laku dengan tidak
mengecewakan diri dan lingkungan
PRIBADI MALASUAI
6.
KARAKTERISTIK KONSELOR
KARAKTERISTIK KLIEN :
7.
Hubungan personal
8.
Keterlibatan
Kehangatan
Permisi
Keaslian
Empati
Kerjasama
Kesepakatan
Acception
Kehangatan
PERAN KONSELOR :
Memberi kuliah, informasi dan menjelaskan proses yang dibutuhkan anggota untuk
melakukan perubahan
Memberikan reinforcement
FUNGSI KONSELOR :
Sebagai guru
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Karakteristik Penelitian
2012-2013 dengan
PENDEKATAN
permasalahan KONSELING
BEHAVIOR
KELOMPOK
DENGAN
DI
KELAS.SMP..KABUPATEN
C. Variable Penelitian
1. Konseling Kelompok
Konseling kelompok yang dimaksud disisni adalah suatu pemusatan hal peribadi,
huungan bersemuka antara dua manusia apabila seorang konselor dengan kemampuan yang
ada padanya menyediakan satu situasi pembelajaran yang membolehkan kliennya mengenali
dirinya sendiri, membuat keputusan dan pemilihan bagi memenuhi keperluan diri mereka
sendiri
2. Pendekatan Behavior
Pendekatan
Behavior yang
dikmaksud
dalam
penelitian
ini
adalah:metode
mempelajari , memodifikasi tingkah tingkah laku tidak adaptif , Fokus tingkah laku yang laku
melalui penguatan melalui proses belajar yang tampak dan spesifik yang di lakukan pada
siswa SMP..
Dari kondisi awal pelaksanaan tindakan ini terekam data siswa di SMP sebagai
berikut :
a. Ada sebagian siswa yang bermasalah dan membutuhkan konseling kelompok dengan
pendekatan behavior
b. Ada sebagian siswa yang harus di terapi dengan model pendekatan konseling behavior
D. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 3 siklus. Penelitian ini diawali
dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan tindakan yang telah dilakukan oleh
guru. Dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan
tindakan.
Rencana penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari
proses penelitian siklus 1 , ditindaklanjuti proses penelitian siklus 2 dan seterusnya sampai
pada siklus 3. Dalam setiap siklus tindakan meliputi :
Perencanaan (Planning)
Pengamatan (Observing)
Refleksi (Reflekting)
Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi masalah siswa yang harus di
konseling dengan teknik behavior
c. Pengamatan (Observing)
Observasi
pelaksanaan
pembelajaran
dilakukan
secara
kolaboratif
dengan
d. Refleksi (Reflekting)
Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh , kemudian
dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi dasar untuk melakukan refleksi diri
untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.
e. Pengumpulan data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi :
Data siswa
g.
siswa. Untuk mengukur keberhasilan ini, maka indikator kinerja berikutnya apabila hasil
penelitian ini dengan valid dapat menunjukkan :
f. Sekurang-kurangnya 65 % siswa dapat mengambil keputusan atas masalahnya
g. Terjadi kondusifitas suasana konseling kelompok disekolah
h. Sekurang-kurangnya 65% siswa mendapatkan relayanan konseling yang efektif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru BK selaku peneliti menyusun perencanaan penelitian tindakan kelas terhadap
siswa kelas . SMP. Peneliti melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan,
implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.
1). Perencanaan, tahap perencanaan peneliti melakukan :
a. Menyiapkan alat ukur penelitian
b. Menyiapkan setting tempat sesuai
2). Implementasi
Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dilakukan di ruang kelas
SMP.:
a. Tahap Awal
Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti mengecek mana saja siswa yang
membutuhkan konseling kelompok dengan pendekatan behavior
b. Tahap pertengahan
Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti menerapkan pendekatan behavior
dalam konseling kelompok.
c. Tahap akhir
4). Refleksi
Mengecek hasil pengamatan dan wawancara.Menggambarkan Konseling Kelompok
dengan Pendekatan Behavior di KelasSMPKabupaten..
A.
HASIL PENELITIAN
Dari langkah penelitian di atas, maka hasil penelitian menggambarkan bagaimana
B. PEMBAHASAN
1. Siklus Pertama
Pada siklus pertama ini di dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Pada pertemuan
pertama ini peneliti sudah langsung menerapkan pendekatan yang ditawarkan pendekatan
behavior
dalam
konseling
dengan
konseling
siswa
kelas
. SMP.
yang mendapat konseling kelompok dengan pendekatan behavior dengan masalah tertentu
dapat mengamil keputusan terbaik atas masalahnya.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua ini adalah sebagai refleksi dari siklus yang pertama.
yang
terjadi
di
siklus
yang
pertama,
diharapkan
tidak
Kesalahan
terulang
lagi
pada siklus yang kedua ini. Pada siklus pertama ada permasalahan yaitu
tentang pemberian pendekatan behavior pada siswa kelas .. SMP..yang tidak tepat
sasaran, artinya siswa dengan masalah tertentu yang seharusnya tidak di konseling kelompok
dengan menggunakan metode behavior maka tidak akan memunculkan problem solving pada
diri siswa. sehingga proses konseling kelompok dengan pendekatan behavior kurang
mengena. Jadi, pada siklus kedua ini diharapkan pemberian pendekatan behavior pada
konseling kelompok pada siswa kelas SMP.tepat sasaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada BAB terdahulu, maka
penulis membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP..,
yaitu: Penerapan
pendekatan
behavior
dalam
konseling
kelompok
dapat membuat siswa kelas . Dengan masalah yang harus di terapi dengan pendekatan
behavior menghasilkan problem solving yang efektif.
B. Saran
Berrdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis membuat saran-saran berikut:
1. Untuk penerapan konseling kelompok dengan pendekatan behavior
Penerapan metode behavior ini harus tepat sasaran pada siswa yang memang
membutuhkan terapi behavior.
2. Konseling kelompok
Konseling kelompok ini juga harus tepat sasaran pada siswa yang membutuhkan konseling
kelompok.
3.
Pendekatan Behavior
Begitu juga dengan Pendekatan Behavior harus tepat sasaran dalam penggunaaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Aunurrahman. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Dimyati Mahmud. 2000. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Edi Legowo.2003. Analisis Pengubahan Tingkah Laku. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Elizabeth Hurlock. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Hamalik Oemar. 2004. Prses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia
____________.2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi
Aksara
Margaret Bell. 2001. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali Pers
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Bagian
Muhibbin Syah.
Rosdakarya
Bandung:
2005. Psikologi
Pendidikan.
Penerbitan
Remaja