Anda di halaman 1dari 2

AFFA KIYSA/0710710037/PEND.

DOKTER A 2007
HYPERTENSIVE CRISES
Modul Task
A 45-years old man previously well presented with gradual blurring of vision in both eyes
over a period of one week. This was preceded by four weeks of intermittent occipital
headaches which were aggravated by eye straining to focus when reading. There was no
nausea or vomiting. He denied any limb weakness or numbness. On examination, visual
acuity was decreased. Dilated fundus examination showed bilateral papilloedema. His
blood pressure recorded as 230/130 mmHg with a pulse rate of 84 beats/minute.
Neurological and cardiovascular assessment were normal. The rest of systemic
examination was unremarkable.
Questions:
1. What are the patients problems?
Gejala:
o Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap dalam 1 minggu
o 4 minggu sebelumnya ada headache di occipital yang intermittent, yang
diperberat saat memfokuskan mata waktu membaca
o Tidak ada nausea, vomiting, limb weakness, dan paresthesi
Pemeriksaan fisik
o Penurunan visual acuity
o Pemeriksaan dilatasi fundus bilateral papilloedema
o BP: 230/130 mmHg hipertensi stage II
o Heart rate: 84x/menit normal tinggi
o Pemeriksaan lain: normal
Problem

pasien:

krisis

hipertensi

(hypertensive

emergency)

dengan

encephalopathy (gejala headache dan focal neurological sign yakni retinopathy dan
papiledema)
2. What is the initial therapy for this patient and what is your planning?
Initial therapy
o Menurunkan blood pressure dengan cepat namun terkontrol untuk membatasi
atau mencegah end-organ damage lebih lanjut
o Tapi penurunan tekanan darah tidak boleh hingga mencapai batas normal karena
biasanya pasien dengan hypertensive emergency punya hipertensi kronis (kurva
autoregulasi ginjal, otak, dan koroner sudah bergeser ke kanan) sehingga bila
diturunkan tiba-tiba dengan sangat cepat bisa ischemia dan infarct
o Perawatan pasien hypertensive emergency harus dilakukan di intensive care unit
o Pemilihan obat anti-hipertensi tergantung dari end-organ damage untuk
hypertensive encephalopathy Labetalol, Nicardipine, atau Fenoldopam
o Target penurunan diastolic pressure sebaiknya sekitar 20-25% jadi hasil akhir
sekitar 100 hingga 105 mmHg dengan infuse kontinyu agen antihipertensi
yang short acting dan titrable target harus bisa dicapai dalam 1 jam saat
telah tercapai mulai terapi maintenance oral

AFFA KIYSA/0710710037/PEND.DOKTER A 2007


Planning
o Pemberian anti-hipertensi intravena hingga tercapai target Blood Pressure

Labetalol ( dan adrenergic blocker) atau


o Dapat diberikan secara bolus atau infusion
o Bolus: awal 20 mg, diikuti dengan 20 80 mg tiap 10 menit dengan dosis
total 300 mg
o Infusion: 0.5 2 mg/menit

Nicardipine (calcium channel blocker) atau


o Infuse intravena
o Dosis awal: 5 mg/jam
o Dosis maksimum: 15 mg/jam

Fenoldopam (peripheral dopamine-1 receptor agonist)


o Diberikan infuse intravena
o Dosis awal: 0.1 g/kg/menit dosis dititrasi tiap interval 15 menit
tergantung dari respon tekanan darah

o Maintenance blood pressure dengan anti-hipertensi oral


o Monitoring blood pressure rutin
o Bila dapat ditemukan penyebab dari hipertensinya tangani penyebabnya
3. What is the choice of drug therapy will you give and what is your reasoning?
Labetalol atau
Nicardipine atau
Fenoldopam
Karena ketiga obat di atas termasuk fast acting, rapidly reversible, dan titratable serta
jarang menyebabkan hipotensi dan tidak menyebabkan intoksikasi sianida
4. What are the dangers of nifedipine in hypertensive crises and what is your
reasoning?
Nifedipine dapat menyebabkan ischemia pada cerebral, renal, dan myocard
outcome fatal karena nifedipine dapat menurunkan tekanan darah dengan sangat
signifikan dan tidak terkontrol (5 10 menit setelah administrasi; puncak 30 60
menit; durasi 6 8 jam)
Orang tua dengan kerusakan organ dan penyakit structural pada vascular lebih
rentan

Anda mungkin juga menyukai