Air berpengaruh bagi kualitas bahan pangan. Air bebas dalam bahan
pangan, dapat menjadi media pertumbuhan bagi mikroorganisme. Selain itu, Air
bebas (Aw) yang terdapat diantara ruang sel dapat menyebabkan pembusukan.
Pembusukan digolongkan menjadi 2: kimia & mikrobiologi
a. Kimia: proses oksidasi (senyawa lain dan proses fisik --> paparan sinar
matahari)
b. Mikrobiologi: degragasi enzimatik ( jamur dan bakteri)
2.
a.
Menurut derajat keterikatan air, air terikat dapat dibagi atas empat tipe.
Tipe I
molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu ikatan
hidrogen yang berenergi besar. Air tipe ini tidak dapat membeku pada proses
pembekuan, tetapi sebagian air ini dapat dihilangkan dengan cara pengeringan
biasa. Air tipe ini terikat kuat dan sering kali disebut air terikat dalam arti
sebenarnya.
b.
molekul air lain, terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya agak berbeda dengan
air minum. Air ini lebih sukar dihilangkan dan penghilangan air tipe II akan
mengakibatkan penurunan Aw (water activity). Jika air tipe II dihilangkan
seluruhnya, kadar air bahan akan berkisar 3-7 % dan kestabilan optimum bahan
makanan akan tercapai, kecuali pada produk-produk yang dapat mengalami
oksidasi akibat adanya kandungan lemak tidak jenuh.
c.
Tipe III adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan
seperti membran, kapiler, serat, dan lain-lain. Air tipe III inilah yang sering kali
disebut dengan air bebas. Air tipe ini mudah diuapkan dan dapat dimanfaatkan
untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi kimiawi. Apabila air
tipe ini diuapkan seluruhnya, kandungan air bahan berkisar antara 12-25 %
dengan Aw (water activity) kira-kira 0,8% tergantung dari jenis bahan dan suhu.
d.
Tipe IV adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air
3. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut
dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan
kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara
kadar air seimbang dengan kelembaban relatif.
Aktivitas air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Aw = ERH/100
Aw = aktivitas air
ERH = kelembaban relative seimbang
Bila diketahui kurva hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban
relatif pada hakikatnya dapat menggambarkan pula hubungan antara kadar air dan
aktivitas air. Kurva sering disebut kurva Isoterm Sorpsi Lembab (ISL). Setiap
bahan mempunyai ISL yang berbeda dengan bahan lainnya. Pada kurva tersebut
dapat diketahui bahwa kadar air yang sama belum tentu memberikan Aw yang
sama tergantung macam bahannya. Pada kadar air yang tinggi belum tentu
memberikan Aw yang tinggi bila bahannya berbeda. Hal ini dikarenakan mungkin
bahan yang satu disusun oleh bahan yang dapat mengikat air sehingga air bebas
relatif menjadi lebih kecil dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang
rendah (Wulanriky,2011).