Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Pantai

Gelombang mula-mula terbentuk di daerah pembangkit (generated area) selanjutnya


gelombang-gelombang tersebut akan bergerak pada zona laut dalam dengan panjang dan
periode yang relatif pendek. Setelah masuk ke badan parairan dangkal, gelombang akan
mengalami refraksi (pembelokan arah) akibat topografi dasar laut yang menanjak sehingga
sebagian kecepatan gelombang menjadi berkurang periodenya semakin lama dan tingginya
semakin bertambah, gelombang kemudian akan pecah pada zona surf dengan melepaskan
sejumlah energinya dan naik kepantai (swash) dan setelah beberapa waktu kemudian
gelombang akan kembali turun (backswash) yang kecepatnnya bergantung pada kemiringan
pantai atau slope. Pantai dengan slope yang tinggi akan lebih cepat memantulkan gelombang,
sedangkan pantai dengan slope yang kecil pemantulan gelombangnya relatif lambat. Kennet
(1982) membagi zona gelombang atas tiga bagian, yaitu zona pecah gelombang (breaker
zone), zona surf (surf zone), dan zona swash (swash zone). Pada zona surf, terjadi angkutan
sedimen karena arus sepanjang pantai terjadi dengan baik. Pada kedalaman dimana
gelombang tidak menyelesaikan orbitalnya, gelombang akan semakin tinggi dan curam, dan
akibatnya mulai pecah (Kennet, 1982)
Menurut Sandy (1996), pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut rata-rata
terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi. Bird (1984) mendifinisikan pantai sebagai
shore, beach dan coast. Shore adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air laut
pada saat surut hingga batas tertinggi atau efektif yang dapat dicapai gelombang, yaitu
meliputi:
1. pantai bagian depan (foreshore), yaitu daerah antara pasang tersurut sampai daerah pasang
2. pantai bagian belakang (backshore), yaitu daerah antara pasang tertinggi sampai daerah
tertinggi terkena ombak

3. pantai lepas (offshore), yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah
laut
Beach adalah daerah tempat akumulasi dari sedimen lepas seperti kerikil, pasir, dan lainnya
yang kadang-kadang hanya sampai pada batas backshore tapi lebih sering sampai pada
foreshore. Coast adalah daerah dengan lebar bervariasi yang meliputi shore dan perluasannya
sampai pada daerah pengaruh penetrasi laut, seperti tebing pantai, estuaria, laguna, dune dan
rawa-rawa.
Proses yang Terjadi di Pantai
Pasang surut atau pasang naik mempunyai bentuk yang sangat kompleks sebab dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti hubungan pergerakan bulan dengan katulistiwa bumi, pergantian
tempat antara bulan dan matahari dalam kedudukannya terhadap bumi, distribusi air yang
tidak merata pada permukaan bumi dan ketidak teraturan konfigurasi kolom samudera
(Ceppenberg,1992).
Gelombang
Gelombang merupakan fenomena alam penaikan dan penurunan air secara periodik
dan dapat dijumpai di semua tempat di seluruh dunia. Gross (1993) mendefenisikan
gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air. Sedangkan Sverdrup at al,
(1946) mendefenisikan gelombang sebagai sesuatu yang terjadi secara periodik terutama
gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang surut.
Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan
oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi
gelombang dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan
tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk,
gelombang jenis ini disebut Sea. Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar
menjauhi pusat asal gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke

pantai dalam bentuk empasan gelombang. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak
ribuan kilometer sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut Swell.
Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian
beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m.
Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat merusak
(Tsunami) serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang tetap yang
dikenal sebagai gelombang pasang surut.
Mekanisme Tektonik Lempeng
Salah satu teori yang dipercaya dapat menggerakkan lempeng adalah arus konveksi. Arus
ini muncul ketika terdapat perbedaan densitas pada fluida. Sebagai contoh ketika suatu bejana
berisi air dipanaskan di atas kompor, maka molekul air mendapatkan enegi kinetik lebih
banyak
sehingga dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Konsekuensinya molekul air
tersebut akan mendapatkan ruang gerak yang lebih besar dan densitasnya menjadi lebih
ringan, sehingga dapat bergerak ke atas permukaan. Selanjutnya air tersebut terus bergerak di
sepanjang permukaan hingga menjadi lebih dingin dan turun kembali ke bawah. Selama
sumber panasnya masih menyala, maka arus konveksi akan terus berlangsung sebagai siklus.
Proses yang sama juga dapat terjadi di bagian mantel Bumi. mencapai dasar lempeng litosfer
dan kemudian menggerakkan lempeng litosfer secara perlahanlahan.
Lempeng litosfer yang menjauhi sumber panas akan mendingin dan berkurang energi
kinetisnya. Akibatnya ruang gerak molekul lempeng menjadi terbatas, menyebabkan densitas
semakin besar dan pada akhirnya akan menenggelamkan lempeng litosfer ke dalam mantel
Bumi dan mengakibatkan terjadinya subduksi.
Lempeng Tektonik

Ketika dua lempeng saling mendekat maka keduanya akan bertabrakan dan salah satunya
akan tenggelam ke dalam mantel Bumi. Secara umum hanya lempeng benua yang akan
mengalami subduksi karena memiliki densitas lebih besar. Konvergen dapat terjadi diantara
lempeng samudera dengan samudera, samudera dengan benua, dan benua dengan benua.
Zona pertemuan kedua lempeng tersebut disebut sebagai jalur subduksi. Laju pergerakan
subduksi lempeng yang tenggelam ke dalam mantel adalah sama dengan terbentuknya
lempeng litosfer baru pada zona pemekaran (spreading zone).
Gempa
Gempabumi dapat dikategorikan sebagai pergerakan tiba-tiba lempeng Bumi yang
disebabkan oleh pelepasan energi yang tersimpan di dalam batuan (Thompson & Turk, 1997).
Berdasarkan teori lempeng tektonik, maka batas-batas lempeng dunia menjadi tempat
terjadinya gempabumi dimana lempeng-lempeng dunia saling mendekat, menjauh, dan saling
melewati satu sama lainnya.
Setiap pergerakan di batuan yang diakibatkan oleh kedua gaya tersebut akan menghasilkan
suatu perpindahan energi dalam bentuk gelombang yang dapat dirasakan oleh manusia di
permukaan. Gelombang tersebut menjalar ke permukaan melalui batuan kerak bumi yang
jaraknya mencapai puluhan hingga ratusan kilometer di bawah permukaan. Gelombang yang
menjalar tersebut dinamakan dengan gelombang seismik. Pada saat gempabumi terjadi,
gelombang seismik membawa dua jenis gelombang, yaitu gelombang tubuh (body waves)
dan gelombang permukaan (surface waves).
Gelombang tubuh terbagi menjadi gelombang primer (P waves) dan gelombang sekunder (S
waves). Gelombang primer memiliki kecepatan gelombang yang lebih cepat (sekitar 14.000
hingga 28.000 km/jam) daripada gelombang sekunder (9.000 hingga 14.000 km/jam),
sehingga gelombang primer akan lebih dulu sampai di permukaan. Pergerakan gelombang
primer akan searah dengan arah rambatnya sedangkan gelombang sekunder akan bergerak

tegak lurus terhadap arah rambatnya. Gelombang permukaan akan tiba di permukaan setelah
gelombang primer dan sekunder. Gelombang inilah yang menjadi penyebab terjadinya
kerusakan di permukaan karena getaran yang dirasakan oleh manusia dapat berupa
gelombang naikturun
(gelombang Rayleigh) atau kiri-kanan (gelombang Love) yang searah arah rambatnya.

Anda mungkin juga menyukai