Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

ANALISA UKURAN BUTIR


(GRAIN SIZE ANALYSIS)
I.

MAKSUD DAN TUJUAN

Analisa Tapis
1. Untuk mengetahui ukuran butir tanah.
2. Untuk mengklasifikasikan tanah.
3. Untuk mendapatkan koefisien keseragaman (CU) dan koefisien gradasi (CC) dari
grain size curve distribution.

Analisa Hidrometer

Analisa hidrometer adalah suatu cara dari analisa mekanis basah. Analisa
hidrometer ini dipergunakan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang
berbutir halus, yaitu tanah yang melalui (lolos) ayakan nomor 200. Dalam analisa
hidrometer dipergunakan aquades sebagai media, sehingga disebut analisa mekanis
basah.
II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
Analisa Tapis
1. Satu set ayakan dengan ukuran standar yaitu nomor : 4, 10, 20, 40, 100, 200, dan
Pan.
2. Mesin Pengguncang.
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Panci besar.
5. Sendok pencampur.
6. Sikat pembersih ayakan.

1.
2.
3.
4.

Analisa Hidrometer
Hidrometer.
Gelas pengukur dengan volume 1000 cc.
Bak perendam.
Alat pengaduk (mixer).
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

5. Larutan

pengurai

(Sodium

Hexametafosfat),

berfungsi

mencegah

penggumpalan butir-butir tanah dalam larutan.


6. Thermometer.
7. Pencatat waktu (stopwatch).
8. Tapis nomor 200.
9. Pinggan pengaduk.
10. Alat-alat pembantu lainnya.
III.

PROSEDUR PERCOBAAN
Analisa Tapis
1. Ayakan dan pan dibersihkan dengan menggunakan sikat, sehingga lubanglubang dari ayakan bersih dari butir-butir yang menempel.
2. Masing-masing ayakan dan pan ditimbang beratnya.
3. Siapkan contoh tanah yang kering udara kurang lebih 2400 gram, kemudian
lakukan QUARTERING, yaitu dengan cara mengaduk-aduk tanah dan
membagi tanah menjadi 4 bagian, kemudian ambil satu bagian dan timbang
tanah kurang lebih 600 gram.
4. Susun ayakan menurut nomor ayakan, lalu masukkan contoh tanah ke dalam
ayakan yang paling atas dan kemudian ditutup.
5. Susunan ayakan diguncang dengan menggunakan mesin pengguncang selama
kurang lebih 10 menit.
6. Diamkan selama 5 menit agar debu-debu pada ayakan dan pan mengendap
terlebih dahulu.
7. Masing-masing ayakan dengan contoh tanah yang tertahan ditimbang.
8. Berat yang diperoleh dari langkah 7 dikurangi dengan berat yang diperoleh dari
langkah 2, sehingga diperoleh berat tanah yang tertahan.

Analisa Hidrometer
1. Buat kurva kalibrasi yang akan digunakan
2. Ambil contoh tanah yang lolos tapis nomor 200 kurang lebih 50 gram.
Kemudian contoh tanah diberi akuades dan diaduk sampai membentuk pasta.
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

3. Tambahkan larutan pengurai, yaitu Sodium Hexametafosfat, kekentalannya

gram/liter, agar butir-butir tanah tidak berflokulasi.


4. Pindahkan seluruh suspensi ke dalam alat pengaduk, tambahkan aquades
sampai 2/3 penuh, kemudian aduk selama 10 menit.
5. Setelah itu suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur dan tambahkan aquades
hingga mencapai tanda 1000 cc.
6. Dengan menggunakan telapak tangan untuk menutup mulut gelas pengukur,
kocok suspensi dengan cara membolak-balikkan gelas kira-kira 60 kali hingga
suspensi mencapai kondisi dispersi total.
7. Letakkan gelas pengukur ke atas meja dan masukkan hidrometer dengan hatihati, lalu jalankan pencatat waktu.
8. Catat pembacaan pada hidrometer pada menit ke , , 1 dan menit ke 2 tanpa
mengeluarkan hidrometer.
9. Keluarkan hidrometer dari dalam suspensi dengan gerakan memutar dan catat
temperaturnya.
10. Ulangi langkah 6 sampai dengan langkah 9, ini dilakukan 2 kali dan diambil
harga rata-ratanya.
11. Ulangi langkah 6 dan masukkan gelas ukur ke dalam bak perendam. Pada
waktu gelas ukur menyentuh dasar bak perendam, pencatat waktu dijalankan.
12. Masukkan hidrometer dan thermometer ke dalam bak perendam. Dua puluh
detik sebelum menit ke 2, pindahkan hidrometer ke dalam gelas ukur dengan
hati-hati. Catat pembacaan hidrometer tepat pada menit 2. Setelah itu
pindahkan hidrometer ke dalam bak perendam dan catat temperatur pada gelas
ukur.
13. Ulangi langkah 12 untuk menit-menit ke 4, 8, 15, 30, 60, 120, 240, 240, 480,
sampai keesokan harinya.
14. Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang ke dalam wadah yang telah
ditimbang beratnya (jangan sampai ada yang terbuang), kemudian masukkan
ke dalam oven untuk mendapatkan berat keringnya.

Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

IV.

PERHITUNGAN

Analisa Tapis
1. Wt. Soil Retained

= (Wt. Sieve + Soil) Wt. Sieve

2. % Retained

= (Wt. Soil Retained / Wt. Soil Retained) x 100 %

3. % Cumulative (a)

= % Retained (a)

% Cumulative (b)

= % Cumulative (a) + % Retained (b)

% Cumulative (c)

= % Cumulative (b) + % Retained (c) , dst.

4. % Finer

= 100 % - Cumul Percent

Analisa Hidrometer
1. Coor. R = Rh + Ct X + 1,8
Dimana : Rh = Rh + Cm
Rh = pembacaan hidrometer sebenarnya
Cm = koreksi meniskus
Ct = koreksi temperatur
X = koreksi dispersent = 2

2. N =

Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

3. D = k
Dimana : D = Diameter butir
Zr = Effective depth (cm), dari kurva kalibrasi. Kurva A untuk
ellapsed time kurang dari 2 menit. Kurva B untuk ellapsed
time lebih dari 2 menit
t = Ellapsed time (menit)
k =
= viskositas aquades (poise)
GS = Specific grafity of soil
GT = Specific grafity of water

Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

V. PENYAJIAN HASIL

Analisa Tapis
1. Dari hasil percobaan tersebut digambarkan suatu grafik dalam suatu susunan
koordiant semilog, yaitu dimana ukuran diameter butir sebagai absis dalam
skala log dan % lebih halus sebagai ordinat dalam skala biasa.
2. Dari grafik didapat koefisien keseragaman CU dan koefisien gradasi CC :

CU =

CC =

Dimana :
D60 = diameter sehubungan dengan 60% lebih halus.
D10 = diameter sehubungan dengan 10% lebih halus.
D30 = diameter sehubungan dengan 30% lebih halus.

Analisa Hidrometer
Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grafik grain size distribution curve,

seperti pada analisa tapis.


DASAR PERCOBAAN DAN PEMBUKTIAN HUKUM STOKES
Dasar perhitungan di atas adalah Hukum Stokes, yang mempunyai keberatan
antara lain:
1.

Butir-butir tanah dianggap seperti bola, sedangkan kenyataannya tidak


demikian. Untuk mengatasi hal ini maka dipergunakan diameter ekivalen yaitu
diameter dari bola fiktif yang terdiri dari material yang sama dan mempunyai
kecepatan pengendapan yang sama dengan butir tanah sesungguhnya.

2.

Tempat dimana butir tanah mengendap adalah semi tak berhingga dan hanya
ditinjau satu butir saja, pada kenyataannya adalah terhingga dan butirnya saling
mempengaruhi satu sama lain, hal ini diatasi dengan hanya mengambil jumlah
tanah yang relatif sedikit 50 gram dalam 1 liter, sehingga keberatan diatas
dapat diabaikan.
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

3.

Berat jenis yang dipergunakan adalah berat jenis rata-rata dalam kenyataannya
berat jenis sesungguhnya dari masing-masing butir tanah adalah tidak sama
denga rata-ratanya, tetapi dalam hal ini tidak merupakan keberatan yang
berarti.

Pembuktian Hukum Stokes :


gaya gesekan F = 6 R v
berat = mg = 4/3 R3 s g
gaya ke atas = 4/3 R3 w g
Jadi untuk butiran yang jatuh dalam larutan
4/3 R3 w g + 6 R v + 4/3 R3 s g

sehingga v =

v = 1/18
dimana : D

= diameter butir

= kecepatan termal

= berat jenis butir = Gs . w = Gs

= berat jenis air = 1 gram/cm2

= viskositas larutan (air)

v = 1/18
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Jl. Prof. Drg. Soeria Soemantri No. 65 Bandung 40164

D=

Bila partikel / butir berdiameter D jatuh pada ketinggian Z r cm dalam waktu t menit
maka :
v = Zr/60 (cm/detik)

D=

D=k

Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)

Anda mungkin juga menyukai