Analisa Tapis
1. Untuk mengetahui ukuran butir tanah.
2. Untuk mengklasifikasikan tanah.
3. Untuk mendapatkan koefisien keseragaman (CU) dan koefisien gradasi (CC) dari
grain size curve distribution.
Analisa Hidrometer
Analisa hidrometer adalah suatu cara dari analisa mekanis basah. Analisa
hidrometer ini dipergunakan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang
berbutir halus, yaitu tanah yang melalui (lolos) ayakan nomor 200. Dalam analisa
hidrometer dipergunakan aquades sebagai media, sehingga disebut analisa mekanis
basah.
II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
Analisa Tapis
1. Satu set ayakan dengan ukuran standar yaitu nomor : 4, 10, 20, 40, 100, 200, dan
Pan.
2. Mesin Pengguncang.
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Panci besar.
5. Sendok pencampur.
6. Sikat pembersih ayakan.
1.
2.
3.
4.
Analisa Hidrometer
Hidrometer.
Gelas pengukur dengan volume 1000 cc.
Bak perendam.
Alat pengaduk (mixer).
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
5. Larutan
pengurai
(Sodium
Hexametafosfat),
berfungsi
mencegah
PROSEDUR PERCOBAAN
Analisa Tapis
1. Ayakan dan pan dibersihkan dengan menggunakan sikat, sehingga lubanglubang dari ayakan bersih dari butir-butir yang menempel.
2. Masing-masing ayakan dan pan ditimbang beratnya.
3. Siapkan contoh tanah yang kering udara kurang lebih 2400 gram, kemudian
lakukan QUARTERING, yaitu dengan cara mengaduk-aduk tanah dan
membagi tanah menjadi 4 bagian, kemudian ambil satu bagian dan timbang
tanah kurang lebih 600 gram.
4. Susun ayakan menurut nomor ayakan, lalu masukkan contoh tanah ke dalam
ayakan yang paling atas dan kemudian ditutup.
5. Susunan ayakan diguncang dengan menggunakan mesin pengguncang selama
kurang lebih 10 menit.
6. Diamkan selama 5 menit agar debu-debu pada ayakan dan pan mengendap
terlebih dahulu.
7. Masing-masing ayakan dengan contoh tanah yang tertahan ditimbang.
8. Berat yang diperoleh dari langkah 7 dikurangi dengan berat yang diperoleh dari
langkah 2, sehingga diperoleh berat tanah yang tertahan.
Analisa Hidrometer
1. Buat kurva kalibrasi yang akan digunakan
2. Ambil contoh tanah yang lolos tapis nomor 200 kurang lebih 50 gram.
Kemudian contoh tanah diberi akuades dan diaduk sampai membentuk pasta.
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
IV.
PERHITUNGAN
Analisa Tapis
1. Wt. Soil Retained
2. % Retained
3. % Cumulative (a)
= % Retained (a)
% Cumulative (b)
% Cumulative (c)
4. % Finer
Analisa Hidrometer
1. Coor. R = Rh + Ct X + 1,8
Dimana : Rh = Rh + Cm
Rh = pembacaan hidrometer sebenarnya
Cm = koreksi meniskus
Ct = koreksi temperatur
X = koreksi dispersent = 2
2. N =
3. D = k
Dimana : D = Diameter butir
Zr = Effective depth (cm), dari kurva kalibrasi. Kurva A untuk
ellapsed time kurang dari 2 menit. Kurva B untuk ellapsed
time lebih dari 2 menit
t = Ellapsed time (menit)
k =
= viskositas aquades (poise)
GS = Specific grafity of soil
GT = Specific grafity of water
V. PENYAJIAN HASIL
Analisa Tapis
1. Dari hasil percobaan tersebut digambarkan suatu grafik dalam suatu susunan
koordiant semilog, yaitu dimana ukuran diameter butir sebagai absis dalam
skala log dan % lebih halus sebagai ordinat dalam skala biasa.
2. Dari grafik didapat koefisien keseragaman CU dan koefisien gradasi CC :
CU =
CC =
Dimana :
D60 = diameter sehubungan dengan 60% lebih halus.
D10 = diameter sehubungan dengan 10% lebih halus.
D30 = diameter sehubungan dengan 30% lebih halus.
Analisa Hidrometer
Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grafik grain size distribution curve,
2.
Tempat dimana butir tanah mengendap adalah semi tak berhingga dan hanya
ditinjau satu butir saja, pada kenyataannya adalah terhingga dan butirnya saling
mempengaruhi satu sama lain, hal ini diatasi dengan hanya mengambil jumlah
tanah yang relatif sedikit 50 gram dalam 1 liter, sehingga keberatan diatas
dapat diabaikan.
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
3.
Berat jenis yang dipergunakan adalah berat jenis rata-rata dalam kenyataannya
berat jenis sesungguhnya dari masing-masing butir tanah adalah tidak sama
denga rata-ratanya, tetapi dalam hal ini tidak merupakan keberatan yang
berarti.
sehingga v =
v = 1/18
dimana : D
= diameter butir
= kecepatan termal
v = 1/18
Ayuni Kresnadiyanti Putri (1121016)
D=
Bila partikel / butir berdiameter D jatuh pada ketinggian Z r cm dalam waktu t menit
maka :
v = Zr/60 (cm/detik)
D=
D=k