PENDAHULUAN
Dana Desa merupakan wujud nyata pemerintah dalam berkomitmen
memajukan pembangunan dari
sebagaimana
Dengan Lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi berkah bagi
desa-desa di seluruh Indonesia. Undang-undang yang telah melewati proses
pembahasan selama 7 tahun tersebut mengatur sumber pendanaan bagi 73 ribu desa
berasal dari sumbangan pemerintah pusat dan suntikan kas daerah. Menurut UU
tersebut, terdapat aturan bahwa setiap desa akan mendapat alokasi dana yang
jumlahnya cukup banyak bahkan bisa Rp1 miliar per desa. Oleh karena itu
diharapkan kepada Pemerintah Desa untuk dapat menyusun laporan keuangan.
di
bawah
kecamatan
didalam
lingkup
pemerintahan
daerah
yang
otonom
untuk
mengatur
perencanaan,
pengelolaan,
dan
desa akan didanai dari APBD, sedangkan pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai oleh APBN.
Dalam pelaksanaan pemerintahan, pemerintah desa wajib mengelola
keuangandesa secara transparan, akuntabel, dan partisipatif.. Transparan berarti
dikelolasecara terbuka, akuntabel berarti dipertanggungjawabkan secara hukum,
danpartisipatif bermakna melibatkan masyarakat dalam prosesnya. Disamping
itu,keuangan desa harus dibukukan dan dilaporkan sesuai dengan kaidah system
Akuntansi keuangan pemerintahan.
Kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa yang mewakili pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
desa. Tugas dan kewenangan kepala desa dalam kaitan pengelolaan keuangan antara
lain; menetapkan kebijakan pengelolaan barang desa, dan menetapkan kebijakan
pelaksanaan APBDesa, dan menetapkan Bendahara Desa. Kepala desa dibantu oleh
sekertaris desa sebagai koordinator pelaksana pengelolaan keuangan desa dan
pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa lainnya.
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. PP ini mengatur
mengenai penganggaran dana desa, pengalokasian dana desa, baik dari pusat ke
kabupaten/kota maupun dari kabupaten/kota ke desa, penyaluran dana desa,
penggunaan dana desa, serta monitoring dan evaluasi dana desa.
desa
dan
BPD
yang
ditetapkan
melalui
Perdes.
APBDesa
pemberdayaan masyarakat
Peningkatan infrastruktur pedesaan
Peningkatan pendalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka
Pada akhir periode anggaran setiap tahunnya, kepala desa wajib membuat atau
menyusun Laporan Keuangan Desa. Laporan keuangan tersebut merupakan bagian
dari laporan kinerja pemerintahan desa selama periode anggaran pemerintahan desa
terkait. Laporan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah desa kepada
pemerintah dan masyarakat.
Komposisi laporan keuangan pemerintah desa sejatinya juga mengikuti
Laporan Keuangan Pemerintah sesuai PSAP Nomor 01 paragraf 14 yang menyatakan
bahwa laporan keuangan terdiri atas:
Laporan Finansial;
o
Neraca
o
Laporan Operasional (LO)
o
Laporan Arus Kas (LAK)
o
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
o
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia
10
11
pemerintahan,
pembangunan,
dan
kemasyarakatan
sesuai
kewenangannya;
2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan desa dalam menyusun
rencana, melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan dan memelihara, serta
mengembangkan pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa;
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat desa;
4. Menumbuhkembangkan dinamika
masyarakat
dalam
pemberdayaan
masyarakat;
5. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat.
Dalam usaha untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut diatas maka dalam
proses pengelolaan dana desa sangat diperlukan adanya akuntabilitas agar semua
kegiatan pemerintahan desa dapat berhasil. Akuntabilitas sendiri merupakan prinsip
pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran keuangan mulai
dari proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Masyarakat tidak hanya
memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut
R.Dedi Darma Pramana
12
13
Potensi tumpang tindih kewenangan antara Kementerian Desa dan Ditjen Bina
Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri;
Formula pembagian dana desa dalam PP No. 22 tahun 2015 tidak cukup
transparan dan hanya didasarkan atas dasar pemerataan;
Pengaturan pembagian penghasilan tetap bagi perangkat desa dari ADD yang
diatur dalam PP No. 43 tahun 2014 kurang berkeadilan; serta
berubah disebabkan dari PP No. 60 tahun 2014 menjadi PP No. 22 tahun 2015. Pada
Pasal 11 PP No. 60 tahun 2014 formulasi penentuan besaran dana desa per
14
Kerangka waktu siklus pengelolaan anggaran desa sulit dipatuhi oleh desa;
Satuan harga baku barang/jasa yang dijadikan acuan bagi desa dalam
menyusun APBDesa Belum Tersedia;
Aspek Pengawasan
15
Saluran pengaduan masyarakat tidak dikelola dengan baik oleh semua daerah;
dan
Ruang lingkup evaluasi dan pengawasan yang dilakukan oleh camat belum
jelas.
KESIMPULAN
Dengan Lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi berkah bagi
desa-desa di seluruh Indonesia. Undang-undang yang telah melewati proses
pembahasan selama 7 tahun tersebut mengatur sumber pendanaan bagi 73 ribu desa
berasal dari sumbangan pemerintah pusat dan suntikan kas daerah. Menurut UU
tersebut, terdapat aturan bahwa setiap desa akan mendapat alokasi dana yang
jumlahnya cukup banyak bahkan bisa Rp1 miliar per desa yang tentunya
mengharuskan perangkat desa mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai
penatausahaan pengelolaan keuangan. Tentunya ini menjadi suatu tantangan bagi
penyelenggara keuangan di desa. Pemahaman yang baik atas Pengelolaan Keuangan
Desa akan sangat membantu para Kepala Desa dan perangkat desa lainnya termasuk
bendahara desa. Nah, disinilah pemerintah daerah memainkan peranan yang penting
dalam memberikan perhatian atas kapabilitas para penyelenggara pengelola keuangan
desa, dengan membuat suatu petunjuk pengelolaan keuangan desa yang lebih rinci
dalam
rangka
penyeragaman
penyelenggaraan
16
penatausahaan
dan
lembaga
yang
posisinya
paling
dekat
di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukry. 2008. Pengelolaan Keuangan Desa: Apa yang Baru?, (Online),
(http://syukry.wordpress.com/2008/06/16/pengelolaankeuangan-desa-apayang-baru/, diakses 27 Desember 2012).
17
Hadi, Ilham. 2012. Kedudukan Pemerintah Desa dalam Konstitusi dan PerundangUndangan, (Online), (http://hukumonline/.../kedudukanpemerintah-desadalam-konstitusi-dan-perundang-undangan.html,
diakses29
Desember
2012).
Santosa, Joko. 2012. Perlukah Desa Menyusun Laporan Keuangan?, (Online),
(http://jokosantosa21.wordpress.com/2012/05/19/perlukah-menyusunlaporan-keuangan/, diakses 27 Desember 2012).
Subroto, Agus. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.
Tesis tidak
18
19