Anda di halaman 1dari 35

PENGENDALIAN BAN BERJALAN PADA APLIKASI

PENGISIAN BOTOL BERBASIS


MIKROKOMPUTER

Oleh :
Drs. Bisman Perangin-angin, M. Eng.Sc
NIP : 19560918 198503 1 002

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian :

PENGENDALIAN BAN BERJALAN PADA APLIKASI


PENGISIAN BOTOL BERBASIS MIKROKOMPUTER

Medan,

Mei 2008

Dikatahui Oleh :
Dekan FMIPA- USU

( Prof. DR. Eddy Marlianto, M.Sc)


NIP : 1955 0317 1986 011001

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
kegiatan penulisan makalah ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu
saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pendukung serta
fasilitas yang diberikan baik laboratorium maupun referensi yang banyak
mendukung dalam penulisan makalah ilmiah ini.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh staf pengajar
FMIPA-USU yang telah berkenan memberikan informasi pengetahuan untuk
mendukung penulisan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam makalah
ilmiah ini, untuk itu kami mengharapkan saran dari pembaca agar penulisan
makalah ini dapat ditingkatkan pada hari yang akan dating.
Akhir kata dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat menghasilkan
suatu manfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di USU
khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Medan,

Mei 2008

Penulis

( Drs. Bisman P, M. Eng. Sc )


NIP : 19560918 198503 1 002

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Daftar Isi
Pengesahan .................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii
Inti Sari...........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
II. DASAR TEORI ........................................................................................ 2
II.1. Pewaktu 555 sebagai multivibrator Astabil ......................................... 2
II.2. Sensor Cahaya Phototransistor ............................................................. 4
II.3. Motor Stepper (Motor Langkah) .......................................................... 5
II.4. Pengendalian Putaran Motor Stepper ................................................... 7
II.5. Pemicu Schmitt / Schmitt Trigger ........................................................ 8
II.6. Komporator 8-bit IC 74LS688 ............................................................. 9
II.7. Interface PPI 8255 ................................................................................11
II.7.1. Diagram Blok Internal PPI 8255 .......................................................11
II.7.2. Mode Operasi dan Inisialisasi ...........................................................13
II.7.3. Kata Kendali (Control Word) 8255 ...................................................15
II.7.4. Pengalamatan PPI ..............................................................................16
II.8. Slot Ekspansi IBM PC ..........................................................................18
III. METODE PENELITIAN .......................................................................20
III.1. Diagram Blok Penelitian .....................................................................20
III.1.1. Perangkat Lunak (Software) ............................................................21
III.2. Metode Pengambilan Data ..................................................................25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................30

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Inti Sari
Telah dirancang dan direalisasikan suatu system peralatan Pengendalian ban
berjalan yang diaplikasikan pada pengisian botol yang dikendalikan dengan
sebuah Personal Komputer ( PC ). Untuk interface ke komputer dimanfaatkan IC
PPI 8255 dan komponen-komponen pendukung yang mudah diperoleh di pasaran.
Sistem peralatan ini telah diuji coba dan diperoleh hasil yang cukup memuaskan.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

I. PENDAHULUAN
Komputer pribadi (personal computer) dewasa ini perkembangannya sudah
cukup cepat dengan kemampuan yang semakin bertambah. Disamping itu harga di
pasaran juga sudah semakin terjangkau sehingga dewasa ini komputer pribadi
sudah bukan merupakan barang mewah lagi. Pemanfaatan komputer pribadi dalam
bidang pengendalian perangkat keras masih sedikit digunakan, padahal komputer
pribadi mempunyai kemampuan dalam bidang ini.
Teknik antar muka sebagai metode untuk menghubungkan perangkat luar
dengan suatu sistem komputer juga sudah banyak dikenal. Dengan metode ini
maka pengendalian sistem pengisian botol secara otomatis dengan menggunakan
komputer pribadi (personal computer) juga dimungkinkan.
Dari lataR belakang pemikiran di atas, penulis mencoba merancang suatu
sistem pengisian botol minuman secara otomatis berbasis komputer pribadi dan
dengan memanfaatkan sensor-sensor yang sudah umum digunakan dan mudah
didapatkan di pasaran. Dengan keakuratan yang masih memadai dan biaya yang
relatif cukup rendah penulis mencoba merealisasikannya dalam bentuk simulasi.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II. DASAR TEORI


II.1. Pewaktu 555 sebagai multivibrator Astabil
Gambar 2.1 menunjukkan skema rangkaian dari IC NE555 sebagai
multivibrator astabil.

Gambar 2.1 Rangkaian Multivibrator Astabil NE555


Prinsip kerja 555 sebagai astabil adalah berdasarkan pengisian dan
pengosongan kapasitor. Pengisian kapoasitor terjadi melalui kedua resistor yaitu
R1 dan R2. Batas terendah dari tegangan kapasitor yaitu 1/3 Vcc, sedangkan batas
teratas dari tegangan kapasitor ini adalah 1/3 Vcc sampai Vcc dan pada T1
tegangannya sama dengan 2/3 Vcc, sehingga :
2/3 Vcc = (Vcc-1/3 Vcc)(1-e-1(R1+R2)C1) + 1/3 Vcc

(2.1)

Dengan hilangnya Vcc maka diperoleh bahwa waktunya tergantung dari


tegangan sumber yakni :
T1 = (R1+R2).C.ln 2

(2.2)

T1 = 0,693(R1+R2).C

(2.3)

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Demikian pula ketika outputnya rendah kapasitor akan mengosongkan


muatan mulai dari 2/3 Vcc pada saat T2 nantinya. Konstanta waktu sekarang adalah
R2C atau dengan kata lain operasi kerjanya sama dengan pengisian. Waktu T2
adalah :
T2 = R2.C.ln2

(2.4)

T2=0,693.R2.C

(2.5)

Kemudian perioda dari gelombang ouput segi empat (square wave) merupakan
penjumlahan T1 dan T2.
T1 = 0,693(R1+2R2).C

(2.6)

1,44
...........
( R1 + 2 R2 ).C

(2.7)

Atau :
=

Sedangkan Duty cycle-nya merupakan perbandingan antara waktu dalam keadaan


tinggi dengan perioda dan dinyatakan dengan rumus :
Duty cycle =

T1

T1 + T2

(2.8)

Sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian diatas berupa sinyal pulsa yang
memiliki duty cycle yaitu persentase lebar pulsa pada saat tinggi (berlogika 1)
terhadap satu periode sinyal. Besarnya duty cycle dari rangkaian diatas dapat
dihitung dengan rumus :
D=

R1 + R2

( R1 +2 R2 )

(2.9)

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II. 2. Sensor Cahaya Phototransistor.

Ketika cahaya dengan frekuensi diatas frekuensi ambang suatu bahan


semikonduktor transistor pada daerah basisnya, maka terbentuklah pasangan
elektron dan hole (lubang) sehingga menyebabkan arus seolah-olah mengalir
masuk kedalam basis.
Besarnya arus ini bergantung kepada besarnya intensitas cahaya yang
diberikan kepadanya. Daerah utama dari terbentuknya arus ini adalah daerah
persambungan kolektor dan basis.
IC = hFE.IB + (1+hFE)ICBO
Umumnya sensitifitas suatu phototransistor tidak besar. Ini dikarenakan
perbedaan intensitas cahaya, yang dalam hal ini berupa arus IP tidak menghasilkan
pembesaran yang cukup pada keluarannya. Hal ini mengakibatkan banyak
rangkaian menggunakan phototransistor digandeng dengan transistor penguat
yang lain secara kaskade, sehingga penguatan yang dihasilkan menjadi lebih
besar. Selain itu untuk menghasilkan penguatan arus yang lebih besar,
phototransistor dapat digandengkan secara darlington yang disebut dengan
photodarlington seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini :
VCC

Vo

(a)

(b)

Gambar 2.2. (a) Rangkaian Phototransistor (b) Photodarlington

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II.3. Motor Stepper (Motor Langkah)

Motor stepper banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dipergunakan


apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau diperlukan sebagian dari
putaran motor. Suatu contoh dapat dijumpai pada disk drive, untuk proses
pembacaan atau penulisan data dari atau ke cakram (disk), head bacatulis
ditempatkan pada tempat yang tepat diatas jalur atau track pada cakram, untuk itu
head tersebut dihubungkan dengan sebuah motor stepper.

Aplikasi penggunaan motor stepper dapat dijumpai dalam bidang industri


atau untuk jenis motor stepper kecil dapat dgunakan dalam perancangan suatu
alatb mekatronik atau robot. Motor stepper berukuran besar digunakan misalnya
dalam proses pengoboran logam yang mengkehendaki ketepatan posisi
pengeboran, dalam hal ini dilakukan oleh sebuah robot yang memerlukan
ketepatan posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain.
Motor stepper (motor langkah) merupakan salah satu jenis motor yang
dirancang berputar sebesar berapa derajat untuk setiap pulsa listrik yang diterima
oleh bagian pengaturnya. Motor stepper dipergunakan dalam sistem pengaturan
digital, dimana motor menerima sebuah deretan pulsa untuk memutar bagian
motor.
Motor stepper dirancang dengan suatu lilitan stator fasa banyak dan
dengan jumlah kutub (pole) yang banyak pula. Jumlah kutub menentukan
perubahan sudut yang digerakkan diatas pulsa masukan. Rotor dapat berupa jenis
magnet permanen atau reluktansi variabel. Gambar berikut ini menunjukkan
diagram motor stepper dengan 4 kutub.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

B
C
D
A

B
C
D

S
dst

Gambar 2.3 Diagram Motor Langkah


Jenis motor stepper yang sering digunakan adalah motor stepper magnet
permanen. Motor stepper jenis ini menggunakan bahan rotor yang terbuat dari
bahan magnet permanen. Bentuk dasar motor stepper ini cukup sederhana, yang
terdiri dari rotor (magnet permanen) dan stator yang dililiti kumparan sehingga
dapat membentuk magnet listrik.
Jika stator diberi arus listrik maka sisi-sisi stator akan membentuk kutubkutub magnet. Jika kutub magnet stator yang terbentuk sama dengan kutub
magnet rotor maka akan terjadi gaya tolak menolak sehingga mengakibatkan
poros akan berputar, dimana arah putaran dapat terjadi pada dua arah.
motor stepper ditunjukkan

Symbol

pada gambar 2.6 .

Gambar2.3 Simbol motor Stepper

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II. 4.. Pengendalian Putaran Motor Stepper.

Untuk menggerakkan motor stepper dibutuhkan empat buah sinyal


masukan berbentuk pulsa yang urutannya mengikuti prosedur tertentu. Urutan
pemberian sinyal masukan uintuk menggerakkan motor stepper ditunjukkan pada
gambar 2.4 berikut ini.

Gambar 2.4 Urutan Pemberian Sinyal Masukan pada Motor Stepper

Pada gambar diatas terlihat bahwa paling awal mendapat logika 1 (tinggi)
adalah masukan A. Dengan demikian kutub (pole) A pada stator akan rotor
beberapa derajat. Selanjutnya pada urutan berikutnya masukan B mendapat logika
1 dan masukan A kembali rendah. Lilitan pada kutub B tereksitasi dan kutub
(pole) B menjadi magnet dan menggerakkan rotor beberapa derajat pula.
Selanjutnya masukan C mendapat logika 1, masukkan B kembali menjadi rendah.
Demikian seterusnya hingga masukan D. Jika urutan sinyal pulsa tersebut diulang
beberapa kali maka rotor stepper ini akan berputar dengan arah putaran tertentu.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Jika urutan pemberian pulsa masukan tersebut dibalik, sehingga masukan


D yang pertama mendapat logika 1 disusul masukan C dan B. Masukan A
mendapat logika 1 pada urutan terakhir maka arah putaran rotor akan berlawanan
dengan arah putaran sebelumnya.

II.5. Pemicu Schmitt / Schmitt Trigger


Schmitt trigger (pemicu schmitt) merupakan suatu perangkat yang

digunakan untuk menghasilkan bentuk gelombang persegi (pulsa). Schmitt trigger


sering digunakan sebagai detektor puncak. Gambar berikut merupakan diagram
yang mengilustrasikan operasi dasar dari schmitt trigger. Schmitt trigger
menerima masukan gelombang sinus, maka bentuk keluarannya adalah pulsa segi
empat. Lebar pulsa keluaran lebih kecil dari setengah panjang gelombang T
terhadap masukan gelombang sinus.
Schmitt trigger dapat mengubah tegangan masukan dengan perubahan
yang sangat lambat ke dalam keluaran yang berubah tajam bentuk gelombangnya
(hampir tidak kontinu) dan timbul tepat pada harga tertentu dari tegangan
masukan.
Sinyal masukan dapat diambil sembarangan selama bentuk gelombangnya
periodik yang mempunyai amplitudo cukup besar untuk melawati titik
perpindahan atau batas jangkauan histeris sehingga menghasilkan keluaran
persegi.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Input

Schmitt
Trigger

Output

< T/2

T/2

Gambar 2.5 Diagram Operasi Dasar Schmitt Trigger

IC 7414 merupakan salah contoh IC gerbang NOT schmitt trigger. Dalam


tiap kemasannya terdapat 6 buah gerbang NOT schmitt trigger. Gambar 2.6
menunjukkan diagram pin IC 7414.

Gambar 2.6 Diagram Pin IC7414


II.6. Komporator 8-bit IC 74LS688

IC komporator 8 bit 74LS688 membandingkan dua buah jalur data digital


8 bit pada masing-masing masukan P (P0-P7) dan masukan Q (Q0-Q7).
Perbandingan ini menghasilkan keluaran rendah apabila P = Q. Keluaran ini

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

dikendalikan lagi oleh sebuah masukan G yang aktif rendah. Gambar 2.7
menunjukkan diagram pin dan skema masukan keluaran bagi IC 74LS688.

U1
2

P=Q

P0

4
6
8

P1
P2
P3

11
13
15

P4
P5

17

P6
P7

Q0

5
7
9

Q1
Q2
Q3
Q4
Q5

12
14
16
18

19

Q6
Q7
G

74LS688

Gambar 2.7 Diagram Pin IC 74LS688


Sedangkan tabel kebenaran IC 74LS688 ditunjukkan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tabel Kebenaran IC 74LS688
INPUT

OUPUT

P,Q

P=Q

P=Q

P>Q

P<Q

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II.7. Interface PPI 8255

PPI 8255 merupakan antarmuka (interface) yang dikemas dalam bentuk


chip yang dirancang untuk berbagai keperluan pada sistem mikrokomputer untuk
dapat berkomunikasi dengan perangkat di luar komputer.
Ada tiga port 8-bit yang disediakan (A, B dan C) dan dapat diprogram
untuk dioperasikan masing-masing ataupun gabungan. Ketiga port ini dibagi
menjadi dua grup dan dapat digunakan dalam tiga jenis mode pengoperasian.

II.7.1. Diagram Blok Internal PPI 8255

Gambar 2.8. menunjukkan diagram blok internal dari PPI 8255. Pada sisi
sebelah kanan terlihat ke 24 jalur I/O 3-port seperti yang disebutkan di atas.
Port A dapat digunakan sebagai port masukan 8 bit atau sebagai port
keluaran 8 bit. Seperti halnya dengan port A, port B juga dapat digunakan sebagai
port masukan 8 bit atau port keluaran 8 bit, Port C dapat digunakan sebagai port
masukan ataupun keluaran 8-bit, sebagai dua port 4 bit, atau menghasilkan sinyal
handshaking bagi port A dan port B.

GROUP
A
PORT A
(8)
+ 9V

POWER
SUPPLY

GND

GROUP
A
CONTROL

GROUP
A
PORT
C UPPER
(4)

BIDIRECTIONAL
DATA BUS

RESET

GROUP
B
PORT
C LOWER
(4)

I/O
PC...PC

GROUP
B
CONTROL

RD
WR
A1

I/O
PC...PC

DATA
BUS
BUFFER
8 BIT
INTERNAL
DATA BUS

A0

I/O
PA...PA

READ
WRITE
CONTROL
LOGIC

GROUP
B
PORT B
(8)

I/O
PB...PB

CO

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

U2
34
33
32
31
30
29
28
27

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7

PA0
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7

4
3
2
1
40
39
38
37

5
36
9
8
35
6

RD
WR
A0
A1
RESET
CS

PB0
PB1
PB2
PB3
PB4
PB5
PB6
PB7

18
19
20
21
22
23
24
25

PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
PA7

14
15
16
17
13
12
11
10

Gambar 2.8. Diagram Blok Internal dan Konfigurasi Pin 8255.


Pada sisi sebelah kanan terlihat adanya jalur-jalur sinyal untuk dihubungkan
ke perangkat dan bus system. Jalur data digunakan untuk menuliskan byte atau
register kendali ke port yang dituju, membaca data byte atau register status dari
port dibawah kendali jalur RD dan WR. Jalur masukan alamat A0 dan A1
digunakan untuk memilih akses ke salah satu port atau ke register kontrol.
Pengalamatan internal untuk 8255 adalah 00 untuk port A, 01 untuk port B,
10 untuk port C, dan 11 untuk kontrol. Masukan sinyal rendah pada CS akan
menyebabkan 8255 dapat mengakses penulisan maupun membaca data. Masukan
CS ini dihubungkan pada keluaran sebuah rangkaian decoder alamat untuk
memilih perangkat melalui pengalamatan dari mikrokomputer.
Masukan riset dari 8255 dihubungkan ke-kaki riset pada system, sehingga
setiap kali system di-riset, semua port dan jalur diinisialisasikan sebagai masukan.
Hal ini dilakukan untk mencegah kerusakan rangkaian yang dihubungkan ke jalur
port.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II.7.2. Mode Operasi dan Inisialisasi

Gambar 2.9. memperlihatkan mode pengoperasian 8255 dan inisialisasi


yang dapat dilakukan untuk masing-masing port.

ADDRES BUS

ADDRES BUS

ADDRES BUS

D0 - D7

RD,WR

A0,A1,CS

8255

MODE 2

PB0-PB7

PC0-PC3

I/O

PC4-PC7

PA0-PA7

CONTROL
OR I/O

PA0-PA7

PB0-PB7

I/O

MODE 1

I/O

I/O

B
8

MODE 0

CONTROL
OR I/O

PB0-PB7

I/O

I/O

PA0-PA7

Gambar 2.9. Mode Pengoperasian 8255

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

1. Mode 1
Bila ingin menggunakan port A dan port B untuk suatu operasi I/O yang
membutuhkan handshaking atau strobed, 8255 dapat diinisialisasi pada mode 1.
dalam operasi ini, sebagian kaki port C difungsikan sebagai jalur handshaking.
Kaki PC0, PC1 dan PC2 difungsikan sebagai jalur handshaking bagi port B jika
diinisialisasikan pada mode 1, kaki PC3, PC4, PC5 difungsikan sebagai sinyal
handshaking. Sedangkan kaki PC6 dan PC7 disediakan untuj digunakan sebagai
jalur masukan maupun keluaran. Jika port A diinisiallisasikan sebagai keluaran
pada mode 1, maka port C kaki PC3, PC6 dan PC7 difungsikan sebagai sinyal
handshaking. Port kaki PC4 dan PC5 disediakan untuk sebagai jalur masukan
maupun keluaran.
2. Mode 2
Pada mode ini port A yang dapat dinisialisasikan pada mode 2. pada mode 2,
port A dapat digunakan untuk transfer data bidirectional handshake. Hal ini berarti
data dapat dikeluarkan untuk dimasukkan pada jalur data yang sama. 8255 dapat
digunakan pada mode ini untuk mwnyambungkan bus sistem pada suatu
mikrokumputer slave atau untuk mentransfer byte data ke dan dari floppy disk
controller. Jika port A diinisialisasikan pada mode 2, maka PC3 sampai PC7
digunakan sebagai jalur handshaking bagi port A. Tiga kaki yang lain PC0 sampai
PC2 dapat digunakan untuk I/O jika port B diinisialisasi pada mode 0 dan sebagai
jalur handshaking untuk port B jika inisialisasi pada mode 1.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II.7.3 Kata Kendali (Control Word) 8255

Gambar 2.10 menujukkan format untuk dua kata kendali bagi 8255A.

CONTROL WORD
D7

D6

D5

D4

D3

D2

D1

D0

GROUP B
PORT C LOWER
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT B
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
0 = MODE 0
1 = MODE 1

GROUP A
PORT C UPPER
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT A
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
0 = MODE 0
1 = MODE 1
1X = MODE 2
MODE SET FLAG
1 = AKTIF
0 = SET RESET

Gambar 2.10 Format Kata kendali 8255 untuk Penetuan Mode.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Untuk menginisialisasikan sebuah PPI 8255, cukup dengan mengirimkan


kata kendali yang tepat sesuai dengan format yang diberikan diatas. Sebagai
contoh, untuk menginisialisasi 8255 dengan kondisi sebagai berikut :

Port A sebagai masukan

Port B sebagai masukan

Port C sebagai keluaran

Mode operasi bagi port A dan port B adalah mode 0


Format kata kendali untuk keadaan ini adalah 10010010B dalam bilangan

biner. Format biner tersebut diubah menjadi bilangan heksadesimal yakni 90H.
Langkah selanjutnya adalah dengan mengirimkan kata 90H kealamat register
kendali 8255.

II.7.4 Pengalamatan PPI

Pada sistem mikrokomputer IBM PC terdapat dua jenis alamat yaitu


alamat memori dan alamat masukan-keluaran (I/O). Alamat I/O inilah yang
dipergunakan bagi perangkat- perangkat eksternal untuk dapat diakses melalui
komputer. IBM PC mengeluarkan suatu standar alamat yang berlaku bagi
sebagiam besar sistem IBM PC baik XT maupun AT.
Tabel 2.4 menunjukkan alamat-alamat dari beberapa perangkat utama
sebuah sistem mikrokomputer IBM PC dan kompatibelnya.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Tabel 2.4 Alamat I/O untuk Sistem Mikrokomputer IBM PC


No Port
000H-00FH
010H-01FH
000H-02FH
000H-03FH
000H-05FH
000H-06FH
000H-07FH
000H-09FH
0A0H-0AFH
0B0H-0BFH
0C0H-0CFH
0D0H-0DFH
0E0H-0EFH
100H-1EFH
0E0H-0EFH
1F0H-1FFH
200H-20FH
210H-21FH
220H-24FH
250H-26FH
270H-27FH
280H-2AFH
2B0H-2DFH
2E0H-2EFH
2F0H-2FFH
300H-31FH
320H-32FH
330H-35FH
360H-36FH
370H-37FH
380H-38FH
390H-39FH
3A0H-3AFH
3B0H-3BFH
3C0H-3CFH
3D0H-3DFH
3E0H-3EFH
3F0H-3FFH

IBM PC XT
IBM PC AT
DMA controller
DMA controller
Undocumented
Reserved
Interrupt controller
Interrupt controller 1
Undocumented
Interrupt controller 1
Timer
Timer
Keyboard
Keyboard
Undocumented
RCT, NMI Mask
DMA page registers
DMA Page Register
NMI mask registers
Interrupt controller 2
Undocumented
Interrupt controller 2
Reversed
DMA controller 2
Undocumented
DMA controller 2
Reversed
Reserved
Undocumented
Math coprocessor
Undocumented
Available for I/O channel
Undocumented
Fixed disk
Game I/O adapter
Game I/O adapter
Expansion adapter
Reserved
Reserved
Available for I/O channel
Undocumented
Available for I/O channel
Parallel printer 2
Parallel printer 2
Undocumented
Available for I/O channel
Altarnate EGA
Altarnate EGA
Undocumented
GPIB 0, data acquisition 0
Secondary adapter
Serial port 2
Prototype card
Prototype card
Fixed disk adapter
Available for I/O channel
Undocumented
Available for I/O channel
Undocumented
PC network
Parallel printer
Parallel printer 1
Second bisyn controller Second bisyn controller
Undocumented
Cluster adapter
First bisyn controller
First bisyn controller
Monochrome display
Monochrome display
EGA adapter
EGA adapter
CGA
CGA
Reserved
Available for I/O channel
Floppy disk controller
Floppy disk controller

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

II.8. Slot Ekspansi IBM PC

Perangkat sistem minimum mikrokomputer IBM PC atau kompatibelnya


seperti mikroprosesor, prosesor bantu (co-prosesor), ROM, RAM dan sebagainya
dirakit pada sebuah papan rangkaian yang disebut motherboard. Untuk perangkat
tambahan umumnya dipasang pada suatu slot yang dinamakan Expansion Slot
atau slot ekspansi.
Beberapa contoh dari sistem yang menggunakan slot ekspansi ini adalah
port printer, adapter grafik, perangkat multimedia, dan sebaginya, sehingga
aplikasi sistem mikrokomputer IBM PC menjadi luas.
Slot ekspansi ISA pada IBM PC XT memiliki 62 pin yang berupa jalur
data, jalur alamat, sinyal clock, sinyal kendali masukan-keluaran, interupsi, dan
catu daya. Karena sistem IBM PC XT menggunakan mikroprosesor 8-bit, jalur
yang diakses adalah 8-bit. Sedangkan untuk IBM PC AT selain slot ekspansi ISA
juga terdapat slot tambahan yang terdiri dari 36 pin. Jalur data yang dapat diakses
oleh sistem ini adalah 16 bit dimana jalur data 8-bit tambahan diambil dari slot
tambahan diatas.
Gambar 2.11 berikut ini menunjukkan diagram pin dari slot ekspansi IBM
PC beserta nama-nama sinyal yang terdapat pada slot tersebut.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

GND
RESET DRV
+ 5V
IRQ 9
-5V
IRQ 2
- 12 V
CARD SELECT
+ 12 V
GND
MEMW(-)
MEMR(-)
I/0W(-)
I/OR(-)
DACK3(-)
IRQ 3
DACK1(-)
IRQ 1
DACK0(-)
CLOCK
IRQ 7
IRQ 6
IRQ 5
IRQ 4
IRQ 3
DACK2(-)
I/O
ALE
+ 5V
OSC
GND

I/O CHK
D7
D6
D5
D4
D3
D2
D1
D0
I/O CH RDY
AEN
A 19
A 18
A 17
A 16
A 15
A 14
A 13
A 12
A 11
A 10
A9
A8
A7
A6
A5
A4
A3
A2
A1
A0

Gambar 2.11 Konfigurasi pin Slot Ekspansi ISA IBM PC

Diagram pin ini dikeluarkan oleh IBM Corp. Sebagai standar bagi sistem
mikrokomputer IBM PC.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

III. METODE PENELITIAN


III.1. Diagram Blok Penelitian

Sebelum merealisaiskan sistem, perlu dibuat rancangan Diagram blok dari


rangkaian simulasi otomatisasi pengisian botol berbasis komputer pribadi
(Personal Computer) seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.

PEMANCAR
INFRAMERAH

SENSOR 1

PENGUAT
DAN FILTER

SCHMITT
TRIGGER

SENSOR 2

PENGUAT
DAN FILTER

SCHMITT
TRIGGER

SENSOR 3

PENGUAT
DAN FILTER

SCHMITT
TRIGGER

MOTOR
STEPPER 1

DRIVER
clock

MOTOR
STEPPER 2

DRIVER
clock

MOTOR
KOMPRESOR

Port A

B0-B3
C0

INTERFACE
8255

PERSONAL
COMPUTER
(PC)

Port B

B4-B7
C1
C2

Port C

DRIVER

Gambar 3.1 Diagram Blok Penelitian

Sebagai sumber sinar inframerah digunakan rangkaian pemancar


inframerah yang dibangkitkan oleh rangkaian multivibrator dan dioda inframerah
(infrared diode).

Sensor dalam hal ini berfungsi untuk menerima sinar

inframerah dan merubahnya menjadi energi listrik. Sensor yang digunakan untuk

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

keperluan ini adalah transistor foto (phototransistor). Pada penelitian ini


digunakan tiga buah sensor inframerah yaitu :

Sensor 1 (sensor posisi awal), diletakkan diawal landasan ban berjalan,


berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya botol yang akan diisi.

Sensor 2 (sensor posisi tengah), terletak ditengah ban berjalan tepat di


depan lengan pengisi, yang berfungsi untuk mendeteksi apakah botol telah
tepat berada pada posisi pengisian.

Sensor 3 (sensor posisi akhir), terletak diakhir landasan ban berjalan dan
siap untuk diambil dari tempatnya.

Ketiga sensor ini membutuhkan rangkaian penguat dan filter serta pemicu
schmitt (schmitt trigger). Seperti dinyatakan sebelumnya, penguat yang digunakan
adalah Op-Amp yang sudah umum digunakan. Selanjutnya keluaran pemicu
schmitt diumpankan ke port A dari IC 8255.

III.1.1. Perangkat Lunak (Software)

Bahasa pemograman yang digunakan pada penelitian ini menggunakan


bahasa pemograman tingkat tinggi (high level language), karena lebih mudah
untuk dipelajari dan digunakan. Dasar pemilihan bahasa pemograman tersebut
adalah bahasa pemograman tingkat tinggi lebih mudah dipelajari dan harus dapat
mengakses atau berinteraksi dengan perangkat keras (hardware). Pada bahasa
Basic atau Quick Basic dikenal perintah IN atau OUT untuk akses ke alamat
perangkat keras. Pada bahasa pemograman Turbo Pascal dikenal perintah
PORT.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Untuk keperluan pada penelitian ini penulis merencanakan menggunakan


bahasa pemograman Turbo Pascal.
Perangkat lunak (software) yang digunakan mencakup berbagai fungsi
antara lain :Bagian program/prosedur yang mengatur kerja perangkat keras,
meliputi pengiriman control word, pembacaan data dari pore masukan (port A)
dan pengiriman logika pengendali pada keluaran (port B) dan port C.

Prosedur pengolahan data, meliputi pembacaan data secara berulang-ulang


(looping) sesuai kebutuhan, penyusunan logika kendali dan lain-lain.

Bagian tambahan atau pelengkap, seperti pengaturan tampilan menu


pilihan, penyusunan data yang telah dibaca pada tampilan (monitor) dan
prosedur lainnya.
Untuk memudahkan dalam pembuatan program dengan perangkat lunak

(software) terlebih dahulu disusun diagram alir (flow chart) program seperti
gambar 3.2.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

MULAI

Inisialisasi 8255
port A : IN; port B:OUT;port C:OUT

B
Tampilkan Menu

Periksa Logika Port A

Tidak

Port A0 =0?

Ya
Aktifkan Motor Stepper 1 berputar ke kiri
Aktifkan Motor Stepper 2 berputar ke
kanan

Periksa Logika Port A

Tidak
Port A1 =0?

Ya
Non-aktifkan Motor Stepper 1 dan 2

Kirim 04H ke Port C untuk


Mengaktifkan
Motor Kompresor

Delay 5 detik
(lama pengisian botol)

Gambar 3.2 (a) Diagram Alir (Flow Chart) Sistem

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

A
Kirim 00H ke port C untuk menonaktifkan Motor Kompresor

Aktifkan Motor stepper 2 berputar ke


kanan hingga posisi awal

Aktifkan Motor Stepper 1 berputar ke


kiri

Periksa Logika Port A

Tidak
Port A3 =0?

Ya

Non-aktifkan Motor Stepper 1

Ya
Isi botol lagi ?

Tidak
SELESAI

Gambar 3.2 (b) Diagram Alir (Flow Chart) Sistem (lanjutan)

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

III.2. Metode Pengambilan Data.


Pengujian Rangkaian Pemancar & Penerima

Rangkaian penerima diuji dengan mengukur keluaran dari


rangkaian penerima dengan kondisi menghalangi phototransistor dari sinar infra
merah agar rangkaian memberikan respon terhadap ada tidaknya cahaya infra
merah yang dideteksi pada phototransistor.
Selanjutnya dilakukan pengamatan pada keluaran dari IC gerbang
NOT Schmitt trigger. Bila masukan mendekati atau sama dengan nol (0) maka
pada keluaran akan berlogika 1 (5 volt). Sedangkan bila tegangan masukan pada
IC (sekitar 3,5 volt atau lebih), maka pada keluaran harus berlogika 0 (mendekati
0 volt).
Rangkaian Penerima

Rangkaian penerima menggunakan phototransistor untuk mendeteksi sinar


infra merah yang dipancarkan rangkaian pemancar. Pada saat phototransistor
tidak disinari sinar infra merah (dalam hal ini terhalang oleh botol) maka tidak ada
arus basis pada phototransistor, sehingga pada saat tersebut phototransistor dalam
keadaan off. Nilai tahanan antara kolektor dan emitor sangat besar.
Sedangkan pada saat ada sinar infra merah yang mengenai phototransistor
(saat tidak ada botol melintas pada sensor) maka akan timbul arus pada basis
sehingga phototransistor akan on. Pada keadaan ini resistansi antara kolektor dan
emitornya relatif kecil. Sinar infra merah tersebut merupakan sinyal dengan
frekuensi tertentu. Maka dengan demikian resistansi antara kolektor dan emitor
juga berubah-ubah dari tinggi ke rendah mengikuti frekuensi gelombang yang
diterimanya.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Dengan harga penguatan sinyal sebesar 1000 kali tersebut diharapkan


nantinya sinyal sudah cukup kuat amplitudanya untuk diumpankan ke rangkaian
selanjutnya sehingga informasi pada sinyal tersebut tidak hilang.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa dengan adanya sinar infra merah
yang diterima phototransistor maka resistansi antara kolektor dan emitor juga
berubah-ubah sesuai dengan frekuensi infra merah yang diterimanya, sehingga
tegangan yang dihasilkan juga berubah-ubah. Sinyal ini kemudian diperkuat oleh
Op-Amp dan selanjutnya disearahkan oleh dioda (D2) dan kapasitor (C3) untuk

mendapatkan sinyal DC. Sinyal DC ini selanjutnya diumpankan ke basis


transistor. Saat botol tidak menghalangi sinar infra merah maka transistor Q1 akan
bekerja (saturasi). Pada saat ini masukan gerbang NOT menjadi rendah dan
dengan demikian nilai logika keluaran gerbang NOT menjadi tinggi (1).
Sebaliknya pada saat tidak ada sinar infra merah yang diterima
phototransistor (terhalang botol) maka resistansi antara kolektor dan emitor akan
tetap tinggi dan tegangan pada kaki kolektor relatif tinggi. Tegangan yang
amplitudonya tetap ini (DC) akan tertahan pada kapasitor C1. Demikian juga
tegangan keluaran op-amp akan tertahan oleh kapasitor C2. Dengan demikian pada
keadaan ini transistor 1 tidak bekerja, tegangan pada kaki kolektornya mendekati
5 volt. Tegangan pada kaki kolektor ini menjadi masukan bagi gerbang NOT,
artinya gerbang NOT mendapat masukan tinggi (1). Maka keluaran NOT ini
menjadi rendah (0).

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari harga-harga komponen komponen pada rangkaian pemancar infra
merah maka besarnya frekuensi (pulsa) keluaran dari rangkaian secara teori
dihitung dengan persamaan:

f=

1, 44
( R 1 + 2 R 2 ). C 1

f=

1,44
(10 K + 2.1,2 K).10nF

f=

1,44
(10 + 2.(1,2.10 3 )).10 8
4

f = 11612,9 hZ

dan harga duty cycle keluaran adalah :


Duty cycle

R1 + R 2
R1 + 2.R 2

10 4 + 1,2.10 3
10 4 + 2. * 1,2.10 3 )

11,2.10 3
12,4.10 3

= 90 %.
Tabel berikut ini menunjukkan data hasil pengukuran pada rangkaian pemancar:
Tabel 4.1. Tabel Pengukuran Pada Rangkaian Pemancar
Teoritis

Hasil Pengukuran

Vcc (V)
12

Frekuensi (Hz)

Duty Cycle (%)

Frekuensi (Hz)

Duty Cycle (%)

11612,9

90

11000

85

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Resistor 10 K pada masukan positip Op-Amp pada rangkaian penerima infra


merah berfungsi untuk memberikan tegangan referensi pada Op-Amp yang
besarnya adalah:
Vref =

R3
xVcc
R3 + R 4

Vref =

10 K
x12V
10 K + 10 K

Vref = 6 volt
Sedangkan besarnya penguatan sinyal yang terjadi pada keluaran Op-Amp
dapat dihitung sebagai berikut:
Av =

Av =

Rf
Rin

R5
R2

1M
1K

Av = 1000 kali
Dari data yang diperoleh pada label stepper motor diketahui bahwa besarnya
perputaran motor tiap step adalah : 7,5 o/langkah.
Dengan demikian untuk mencapai satu putaran penuh maka dibutuhkan :
360
= 48 langkah atau step.
7,5
Perubahan nilai 0H ke 3H pada port 302H (port C) adalah untuk memberikan
masukan clock bagi rangkaian driver motor stepper yang menggunakan IC 74175.
Sedangkan nilai tunda atau delay (5) berarti dilakukan penundaan selama 5
milidetik pada setiap pemberian sinyal step.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

V. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan perancangan alat pada penelitian hingga pengujian


dan analisa data maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Perancangan

sistem pengisian

botol

dapat

direalisasikan

dengan

memanfaatkan teknologi sinar infra merah dan komputer pribadi (Personal


Computer, PC) sebagai pusat pemrosesan dan pengendalian.
2. Mikrokomputer dalam hal ini personal computer (PC) berinteraksi atau
berkomunikasi dengan perangkat luar dengan menggunakan interface PPI
8255. IC ini sudah memadai untuk digunakan sebagai interfacing atau
antar muka sistem komputer dengan unit lainnya dengan menggunakan
sistem komunikasi data parelel.

V.2. Saran

Supaya dapat diaplikasikan pada keadaan yang sebenarnya perlu diperhatikan


faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kerja rangkaian, seperti jangkauan
maksimal dari pemancar infra merah, kemungkinan gangguan frekuensi dari
lingkungan sekitar (radio pemancar, remote control televisi, generator, telepon
selular dan lain-lain).

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

DAFTAR PUSTAKA

Bernard Grob, Prinsip-Prinsip Elektronika, Terjemahan Pakpahan, Sahat,


Penerbit Erlangga, 1991.
Coughlin D. Robert, Driscoll F. Frederick, 1991. Penguat Operasional dan
Rangkaian Terpadu Linier, Edisi Kedua, Jakarta, Erlangga.
Eko Putra, Agfianto, 2002, Teknik Antarmuka Komputer : Konsep dan
Aplikasi, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Gottfried Biro S., Programming With Pascal, Schaums Outline Series.
Hall, Doughlas, V., Microprocessor and Interfacing, Programming and
Hardware, Mc. Graw Hill Inc., New York. 1983.
Link, Wolfgang, Pengukuran, Pengendalian dan Pengaturan PC, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta, 1993.
Wasito, Data Sheet Book 1, Elex Media Komputindo, Jakarta, 1994.
Zack, Rodnay, Wirawan, Kusuma, Pengantar Pascal: Termasuk Turbo Pascal,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1998.

Bisman Perangin-Angin : Pengendalian Ban Berjalan Pada Aplikasi Pengisian Botol Berbasis Mikrokomputer,
2008

Anda mungkin juga menyukai