Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Industri transportasi online di Tanah Air, dalam dua tahun belakangan ini semakin
menjamur. Layanan transportasi berbasis internet ini kian bermunculan, berkembang
dan dibutuhkan masyarakat, khususnya wilayah perkotaan. Transportasi online yang
muncul mulai dari kendaraan roda dua, atau kerap disebut ojek, hingga kendaraan roda
empat.
Dari kendaraan roda dua, layanan transportasi online diawali oleh Go-jek yang
didirikan oleh seorang pemuda kelahiran 4 Juli 1984 yang bernama Nadiem Makarim.
Pasca booming Go-Jek, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi para
penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi. Tak terkecuali bagi Grab (dahulu
GrabTaxi), startup asal Malaysia yang mulai melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru
Asia Tenggara. Pada 2015 GrabTaxi melakukan ekspansi dengan merilis layanan ojek
online pesaing Go-Jek, yakni GrabBike. Layanan ini pun bisa diterima dengan baik oleh
masyarakat.
Kemudian, pada kendaraan roda empat, konsumen mendapatkan beragam
pilihan. Setelah di kota makin dipenuhi taksi, maka muncul layanan transportasi online
seperti Uber, GrabCar yang makin memanjakan pengguna.

Uber bisa dibilang

merupakan pionir di bisnis layanan transportasi online roda empat berpelat hitam.

Perusahaan asal Amerika Serikat ini sudah beroperasi di 57 negara di berbagai penjuru
dunia. Di Indonesia sendiri Uber mulai masuk pada Agustus 2014.
.

Banyaknya aplikasi yang sekarang digunakan oleh konsumen dikarenakan

perilaku konsumen mencari harga yang lebih kompetitif dengan penggunaan yang
mudah. Maka munculah aplikasi-aplikasi yang layanananya lebih praktis dan fleksibel
untuk digunakan. Beberapa aplikasi online dapat membantu masyarakat dari bidang
jasa,

seperti

mencari

transportasi

kendaraan

umum,

memesan

makanan,

membersihkan rumah, bahkan memesan mobil box. Tapi dengan perkembangan


teknologi bisnis online berbasis aplikasi ini juga tak terhindar dari kontroversi yang
muncul dari beberapa pihak. Banyak beberapa pihak transportasi umum yang merasa
dirugikan dengan munculnya bisnis online berbasi aplikasi ini, karena menurut mereka,
pendapatan mereka menurun semenjak aplikasi aplikasi tersebut muncul di pasaran.
`Pihak pihak yang merasa dirugikan tersebut menginginkan untuk mencabut
ijin atau memblokir aplikasi yang belakangan marak digunakan oleh masyarakat,
khusunya masyarakat Jakarta. Pada tanggal 14 Maret 2016, beberapa masyarakat
yang merasa dirugikan, seperti supir-supir kendaraan umum, berdemo di depan gedung
Balai Kota Jakarta dan menyatakan bahwa bisnis online berbasis aplikasi harus dicabut
ijinnya atau di blokir sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Peneliti Centre for Indonesian Political and Social Studies Mohammad Hailuki
mengatakan,

tidak

diaturnya

regulasi

transportasi

online,

berarti

pemerintah

menyerahkan pengaturan usaha kepada mekanisme pasar. Taksi konvensional akan


bersaing bebas dengan transportasi online. Menurutnya, ketika persaingan pasar sudah

tidak sehat sebagai akibat adanya monopoli dan oligopoli bisnis transportasi, dalam hal
ini GrabCar, Uber, BlueBird dan Express, maka negara harus segera mengendalikan
keseimbangan pasar.
Ada

dua

pendekatan

yang

dilakukan

pemerintah

sehingga

akhirnya

menimbulkan gejolak yaitu antara kebutuhan dan aturan. Bagi para pengguna,
sepertinya

kecenderungannya

tidak

memedulikan

aturan

karena

keberadaan

transportasi berbasis online adalah kebutuhan yang menjadi solusi persoalan mobilitas
mereka.
Perlu dipahami bersama bahwa arus kemajuan teknologi merupakan sebuah
keniscayaan yang mau tidak mau harus kita ikuti. Jasa transportasi online merupakan
jasa transportasi yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Teknologi diciptakan
tujuannya untuk mempermudah segala aktivitas-aktivitas manusia yang dilakukan
sehari-hari. Begitu juga halnya dengan jasa transportasi online. Transportasi online
diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah seseorang yang ingin bepergian.
Sebagai contoh: mudah memesannya, efesien dan efektif. Ini merupakan sebuah
terobosan baru yang patut diberi apresiasi.
Namun memang, aturan mengenai transportasi yang ada saat ini masih
menggunakan aturan lama atau aturan yang tidak melihat dari segi kemajuan teknologi.
Sehingga dengan otomatis penyedia jasa transportasi online akan terkesan melanggar
aturan tersebut. Di sini dibutuhkan peran pemerintah selaku regulator (pembuat aturan)
agar dapat memberi jalan keluar atau solusi yang baik.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

1.3

Bagaimana perkembangan transportasi online di Indonesia?


Bagaimana dampak transportasi online terhadap transportasi konvensional ?
Apa tanggapan masyarakat terhadap kehadiran transportasi online?
Bagaimana solusi pemerintah terhadap kemunculan jasa transportasi online ?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui perkembangan transportasi online di Indonesia


2. Untuk mengetahui dampak transportasi online terhadap

transportasi

konvensional
3. Untuk mengetahui tanggapa masyarakat terhadap transportasi online
4. Untuk mengetahui solusi pemerintah terhadap kemunculan jasa transportasi
online

Anda mungkin juga menyukai