Anda di halaman 1dari 15

1

Pengembangan Modul Struktur dan Fungsi Sel Berbasis Multiple


Representations dengan Fun Assessment untuk Kelas XI
I.

LATAR BELAKANG
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang unik karena mempelajari
tentang seluk beluk kehidupan serta interaksinya dengan lingkungan. Dalam
penerapannya, pembelajaran Biologi harus mengembangkan rasa ingin tahu
melalui penemuan/inkuiri berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan
melalui kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip,
teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk berpikir kreatif,
kritis, analitis, dan divergen (Tim KTSP 2006). Untuk mencapai tujuan
pembelajaran Biologi diperlukan suatu bahan ajar yang dapat merangsang
kemampuan berpikir kritis siswa serta mampu mengaktifkan siswa dalam
mengekplorasi kemampuannya. Eksplorasi kemampuan siswa tidak hanya
dilakukan secara sistematis di sekolah tetapi juga ketika di luar sekolah secara
mandiri. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan
menggunakan bahan ajar berupa modul.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar (Mulyasa 2006). Pembelajaran
menggunakan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju
konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan
seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Sanyasa 2009).
Modul

yang

baik

hendaknya

mampu

mengaktifkan,

memotivasi

dan

memahamkan siswa mengenai pelajaran Biologi.


Tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam memaknai
materi. Individu yang satu berbeda kemampuan intelektualnya dengan individu
yang lain (Hartono 2008). Penyusunan modul harus memperhatikan perbedaan
individu sehingga siswa mempunyai kesempatan berkembang secara optimal
dengan kadar yang sama. Dengan modul, siswa seharusnya dapat belajar sesuai
dengan kecepatan mereka dalam menguasai pelajaran. Untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan suatu pendekatan yang memberikan representasi secara bebas
mengenai suatu materi, yaitu pendekatan multiple representations yang dapat

memberikan informasi yang berbeda akan suatu hal sesuai dengan kebutuhan
siswa (Ainsworth 2008). Melalui modul multiple representations, siswa dapat
menciptakan

representasi

tersendiri

mengenai

materi

sehingga

dapat

memahamkan siswa dalam pembelajaran.


Pemahaman materi pelajaran akan maksimal jika siswa berada pada kondisi
yang menyenangkan dan tidak tertekan. Siswa bersemangat mengikuti pelajaran
bila guru berkualitas, proses pembelajaran tidak membosankan, materi mudah
dipelajari, menarik, dan berkaitan dengan fenomena di sekitar (Aritonang 2008).
Untuk lebih memancing perhatian siswa dalam pembelajaran, dapat digunakan
fun assessment sebagai media penilaian untuk siswa. Fun assessment merupakan
sistem penilaian menggunakan games menarik. Dengan adanya fun assessment
siswa akan termotivasi dalam belajar karena berada dalam kondisi yang santai dan
tidak tertekan.
Sejauh ini modul yang dikembangkan biasanya hanya berorientasi pada satu
representasi atau penyajian dengan latihan soal yang minim. Berdasarkan hasil
penelitian Silmiyati (2010) disimpulkan bahwa modul struktur dan fungsi sel
dengan crozzword puzzle dapat menarik dan mengundang minat belajar, tetapi
modul tersebut hanya menggunakan teka teki silang sehingga kurang memancing
daya kreativitas siswa. Modul yang dikembangkan sudah melalui representasi
kata, gambar dan tabel namun belum mencantumkan keterkaitan antara organel
dan perbedaan antar organel. Representasi kata yang disajikan terlalu banyak
sehingga masih membingungkan siswa. Hasil penelitian Arini (2010) dengan
pengembangan modul struktur dan fungsi sel berbasis mind map menyimpulkan
bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan modul menyenangkan bagi siswa.
Akan tetapi, siswa kurang bisa mempelajari modul berbasis mind map secara
mandiri karena merasa masih perlu dibimbing oleh guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dikembangkan modul yang lebih
inovatif berupa modul berbasis multiple representations dengan fun assessment
pada materi struktur dan fungsi sel. Modul struktur dan fungsi sel berbasis
multiple representations dengan fun assessment akan disajikan dengan berbagai
representasi dan soal latihan mandiri yang lebih banyak untuk siswa sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara mandiri.

Pemilihan materi struktur dan fungsi sel dikarenakan materi struktur dan fungsi
sel merupakan materi dasar yang harus dikuasai untuk menuju ke materi
selanjutnya. Pemahaman yang kuat mengenai materi struktur dan fungsi sel akan
mempermudah pembelajaran materi selanjutnya yang masih berhubungan satu
dengan lainnya. Melalui modul ini diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam belajar akan meningkat dalam suasana yang menyenangkan sehingga
nantinya akan meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi tersebut.
II.

ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan penafsiran kata-kata yang tercantum dalam

judul Pengembangan Modul Struktur dan Fungsi Sel Berbasis Multiple


Representations dengan Fun Assessment

untuk Kelas XI maka ditegaskan

beberapa istilah sebagai berikut.


1. Multiple Representations (MP)
Menurut Ainsworth (dalam Gilbert et.al. 2008), multiple representations
adalah pemberian informasi yang berbeda untuk mempresentasikan suatu hal yang
paling tepat sesuai kebutuhan pembelajar. Dalam modul Struktur dan Fungsi Sel,
MP yang ditekankan adalah gambar, kata, tabel, grafik serta keterkaitan konsep
satu dengan konsep lainnya.
2. Pengembangan Modul
Modul yang dikembangkan adalah modul materi struktur dan fungsi sel.
Modul ini berisi materi , latihan soal (teka-teki silang, word square, menjodohkan,
flip chart, cryptogram, bahan diskusi, missing blank, soal evaluasi akhir), kegiatan
praktikum serta jurnal harian siswa. Modul dikembangkan sesuai dengan
panduan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan
modul mengikuti standar kompetensi serta indikator ketercapaian dalam
BSNP.
3. Materi Struktur dan Fungsi Sel
Materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang diajarkan di kelas XI
semester I. Standar kompetensi materi ini adalah siswa mampu menginterpretasi
organisme seluler serta mengaitkan struktur jaringan dan fungsi pada sistem organ
tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. Kompetensi dasar materi struktur dan

fungsi sel adalah mendeskripsikan struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil
kehidupan.
4. Fun Assessment
Fun assessment merupakan jenis evaluasi yang dikemas dengan berbagai
bentuk yang menyenangkan seperti word square, teka - teki silang, cryptogram
dan flip chart serta teknis evaluasi tes yang bervariasi seperti menjodohkan, tes
pilihan ganda, missing blank, dan essay. Di samping itu, digunakan jurnal harian
untuk mengukur pemahaman siswa secara mandiri.
5. Kelayakan
Kelayakan modul dalam penelitian ini dinilai menurut tiga hal yaitu validitas,
efektivitas dan keterterapan modul. Validitas modul ditentukan berdasarkan hasil
penilaian pakar, efektivitas modul ditentukan berdasarkan hasil belajar dan
aktivitas siswa, serta keterterapan modul ditentukan berdasarkan tanggapan siswa
dan tanggapan guru.
A. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang dalam
bahasa Yunani disebut instructus atau intruere yang berarti menyampaikan
pikiran. Menurut Miarso dalam Warsita (2008) menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk
diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar (BSNP 2006). Dengan kata lain pembelajaran harus dilakukan secara
terstruktur dan terpusat pada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Warsito (2008), ada lima prinsip yang melandasi pengertian
pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku.
2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses.
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan
adanya suatu tujuan yang akan dicapai.
5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.

Maka dari itu, dibutuhkan strategi pembelajaran untuk mewujudkan prinsipprinsip pembelajaran. Strategi pembelajaran yang baik akan menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran muncul untuk mengatasi masalah belajar dan
pembelajaran. Menurut Uno dalam Warsito (2008) stategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Menurut

pandangan

kontruktivisme,

beberapa

hal

yang

terkait

pembelajaran adalah sebagai berikut.


1. Bersifat keteraturan atau keberagaman, peserta didik dihadapkan kepada
lingkungan belajar yang bebas, karena kebebasan itu merupakan unsur yang
esensial.
2. Keberhasilan atau kegagalan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat
sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.
3. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar
dipegang oleh peserta didik sendiri.
4. Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman yang
menuntut aktivitas kreatif, produktif dalam konteks nyata.
Mata Pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi KTSP termasuk dalam
rumpun mata pelajaran IPA dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang memiliki karakteristik (Tim KTSP 2006) sebagai berikut.
a. Mata pelajaran biologi mempelajari permasalahan yang berkait dengan
fenomena alam. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan berbagai
permasalahan yang berkait dengan penerapannya untuk membangun
teknologi guna mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat.
Fenomena alam dalam mata pelajaran biologi dapat ditinjau dari objek,
persoalan, tema, dan tempat kejadian.
b. Struktur keilmuan Biologi menurut Biological Science Curriculum
Study (BSCS), Biologi memiliki objek berupa kerajaan/kingdom
Plantae (tumbuhan), Animalium (Hewan), Fungi (Jamur), Protista,

Monera yang dikaji dari tingkat molekul, sel, jaringan dan organ,
individu, populasi, komunitas, sampai tingkat bioma. Persoalan yang
dikaji meliputi Sembilan tema dasar, yaitu: biologi sebagai proses penemuan
(inquiry) , sejarah konsep biologi, evolusi, keanekaragaman dan
keseragaman, genetik dan kelangsungan hidup, organism dan lingkungan,
perilaku, struktur dan fungsi, regulasi
c. Pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan penyelidikan/eksperimen
sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang
dilandasi sikap ilmiah. Pembelajaran Biologi mengembangkan rasa ingin
tahu melalui penemuan/inkuiri berdasarkan pengalaman langsung yang
dilakukan melalui kerja ilmian untuk memanfaatkan fakta, membangun
konsep, prinsip, teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih
untuk berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen. Pembelajaran Biologi
diharapkan dapat membentuk sikap peserta didik dalam kehidupan seharihari sehingga mereka akhirnya menyadari keindahan, keteraturan alam dan
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan.
d. Keterampilan proses dalam Biologi mencakup keterampilan dasar dan
keterampilan

terpadu.

Keterampilan

dasar

meliputi

keterampilan

mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, melakukan pengukuran


metrik, memprediksi, menyimpulkan, dan menafsirkan. Keterampilan
terpadu

mencakup

mengidentifikasi

variabel,

menentukan

variabel

operasional, menjelaskan hubungan antarvariabel, menyusun hipotesis,


merancang prosedur dan melaksanakan penyelidikan/eksperimen untuk
pengumpulan data, memproses/menganalisis data, menyajikan hasil
penyelidikan/eksperimen dalam bentuk table/grafik, serta membahas,
meyimpulkan, dan mengomunikasikan secara tertulis maupun lisan
B. Modul
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis
untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama sistem
modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di

sekolah baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara
optimal (Mulyasa 2006).
Menurut Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan yang diacu dalam Prastowo (2011), yang dimaksud modul
adalah satu unit program kegiatan belajar mengajar terkecil yang secara
terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut.
1. Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang pencapaiannya.
2. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
3. Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan dicapai siswa.
4. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
5. Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang
lebih luas.
6. Peranan guru di dalam proses belajar mengajar.
7. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai.
8. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid
secara berurutan.
9. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid
10. Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses
belajar mengajar.
Secara umum, modul dapat diartikan sebagai bahan belajar mandiri
siswa yang berisi materi, alat evaluasi dan kegiatan yang dapat
mengaktifkan siswa. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan
efisisensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah baik waktu, dana maupun
kegiatan untuk mencapai pemahaman konsep dan kemampuan berfikir secara
kritis siswa. Modul diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa secara
mendalam terhadap suatu topik.
Modul merupakan bahan ajar yang memiliki karakteristik tersendiri.
Menurut Mulyasa (2006), modul memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas.
b. Modul merupakan pembelajaran individual.
c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin.
d. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis.
e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan
belajar peserta didik.

Sedangkan menurut Vembriarto yang diacu dalam Prastowo (2011)


dikemukakan bahwa karakteristik modul adalah unit (paket) pengajaran terkecil
dan lengkap, memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan
sistematis, memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dan spesifik,
memungkinkan siswa belajar mandiri, dan sebagai bentuk realisasi pengakuan
perbedaan individual.
Modul pembelajaran memiliki komponen berupa lembar kegiatan peserta
didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban serta kunci
jawaban (Mulyasa 2006). Komponen-komponen tersebut berfungsi sebagai
panduan belajar mandiri serta kemampuan berfikir kritis dan ilmiah sesuai dengan
ciri pembelajaran Biologi.
Menurut Santyasa (2009), keunggulan pembelajaran dengan modul sebagai
berikut.
a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul
yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka
belum berhasil.
c. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.
d. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
e. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut
jenjang akademik.
C. Pendekatan Multiple Representations
Multiple representations dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai
representasi ganda. Representasi ganda merupakan penciptaan pemahaman
yang lain mengenai suatu konsep melalui cara cara tertentu seperti
gambar, grafik atau diagram serta pengaitan antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya. Multiple representations memasukkan grafik dan
diagram, tabel dan garis, rumus, simbol, kata, mimik, kode software, video,
model nyata, manipulasi fisik dan virtual, gambar dan suara.
Menurut Ainsworth dalam Gilbert (2008) multiple representations pada
konsep sains memberikan alasan edukasi yang baik. Multiple representations
memberikan informasi yang berbeda untuk merepresentasikan cara yang paling
tepat bagi kebutuhan pembelajar.

Keuntungan pendekatan multiple representations adalah sebagai berikut.


1. Menciptakan lingkungan asli yang didesain agar peneliti dan guru
mengkreasikan simulasi instruksional untuk siswa.
2. Menggunakan banyak representasi yang berbeda untuk membantu siswa
memahami topik.
3. Menyediakan sebuah gambaran dari fenomena sehingga dapat di
deskripsikan secara utuh.
Fungsi multiple representation adalah sebagai berikut.
1. Pelengkap peran
Penggunaan multiple representation untuk mendukung proses melengkapi
ditekankan pada pengamatan yang menyatakan bahwa representasi yang
informasinya setara masih berbeda dalam komputasi mereka. Sebagai contoh,
diagram dapat mengeksploitasi proses persepsi dengan mengelompokkan
bersama-sama informasi yang relevan sehingga membuat pencarian dan
pemahaman lebih mudah. Tabel membuat informasi lebih eksplisit, penekanan sel
kosong, memungkinkan penyampaian yang cepat serta dapat menyoroti pola dan
keteraturan.
2. Membatasi interpretasi
Beberapa representasi dapat digunakan sehingga satu representasi
membatasi interpretasi lainnya. Seringkali peserta didik dapat menemukan bentuk
baru dari representasi kompleks dan dapat salah menafsirkan. Representasi
digunakan

untuk

mendukung

peserta

didik

dalam

memahami

representasi rumit yang baru. Peran representasi sederhana adalah untuk


membatasi interpretasi yang dibuat pelajar dari representasi dari baru.
Cara kedua yang menghambat interpretasi dapat dicapai dengan
mengandalkan sifat yang melekat pada salah satu representasi untuk membantu
peserta didik mengembangkan

interpretasi yang dimaksud dari representasi

kedua. Sejumlah tertarik pada perbedaan antara penggambaran dan deskripsi.


3. Membangun pemahaman yang lebih mendalam
Beberapa representasi dapat mendukung pembangunan pemahaman yang
lebih dalam ketika peserta didik menghubungkan representasinya. Abstraksi
adalah proses dimana peserta didik membuat kesatuan mental yang berfungsi
sebagai dasar untuk prosedur dan konsep baru pada tingkat yang lebih tinggi dari
sebuah organisasi. Perpanjangan dapat dianggap sebagai cara mentransfer

10

pengetahuan yang pembelajar memiliki dari representasi yang diketahui menjadi


representasi yang tidak diketahui.
Kerangka Desain, Fungsi, Tugas (DeFT) menunjukkan bahwa beberapa
dimensi bergabung untuk mempengaruhi apakah seseorang dapat memperoleh
manfaat dari belajar dengan kombinasi tertentu dari representasi. DeFT adalah
parameter desain yang unik untuk belajar dengan lebih dari satu representasi,
fungsi pedagogis yang berbeda yang dapat dimainkan menggunakan multiple
representations, dan tugas-tugas kognitif yang harus dilakukan oleh pelajar ketika
berinteraksi dengan multiple representations (Ainsworth 2006).
Dalam pembuatan bahan pembelajaran harus memperhatikan efektivitas
representasi baik informasi yang diberikan maupun cara penyajian. Menurut
Ainsworth (2006), ada satu set desain dimensi unik yang berlaku pada multiple
representations yang ditinjau dari lima sisi sebagai berikut.
1. Jumlah representasi
Multiple representations setidaknya menggunakan dua representasi. Namun
biasanya disajikan secara bersamaan selama dilakukan interaksi dengan
peserta didik.
2. Cara informasi didistribusikan
multiple representations memungkinkan

adanya

fleksibilitas

dalam

pendistribusian informasi melalui representasi yang berdampak baik pada


kompleksitas representasi masing-masing dan informasi yang berlebih.
3. Bentuk sistem representasi
Sistem multimedia yang khas dapat menampilkan beragam representasi
seperti gambar, teks, animasi, suara, persamaan, dan grafik atau bisa
divariasikan menjadi representasi yang lain.
4. Urutan representasi
5. Dukungan untuk menerjemahkan antar representasi.
D. Penilaian dan Fun Assessment
Penilaian adalah proses, cara, perbuatan menilai. Penilaian didefinisikan
sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar
peserta didik. Prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis, dan
mendorong kualitas pembelajaran. Akurat berarti hasil penilaian mengandung
kesalahan sekecil mungkin, dan ekonomis berarti sistem penilaian mudah
dilakukan dan murah. Sistem penilaian yang digunakan harus mendorong
peningkatan kualitas pembelajaran (Ridlo 2005).

11

Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari
istilah evaluation. Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, penilaian tidak
hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat
menyeluruh yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai (Arifin 2012).
Penilaian dan evaluasi mempunyai persamaan dan perbedaan. Menurut
Arifin (2012), persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai
atau menentukan nilai sesuatu. Di samping itu, alat yang digunakan untuk
mengumpulkan datanya juga sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang
lingkup (scope) dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan
biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi
belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks
internal, yakni orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem
pembelajaran yang bersangkutan. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat
komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat
(instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang
bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik
(learning progress), sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Menurut Ridlo (2005), penilaian memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut.
a. Membandingkan tujuan dengan hasil.
b. Studi yang mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu.
c. Mencakup penilaian formal (apa yang baik) dan intuitif (apa yang
diharapkan) mengenai kemajuan peserta didik.
Menurut Yamin (2009), bentuk soal yang dapat digunakan dalam pengujian
berbasis kompetensi adalah sebagai berikut.
1. Pilihan Ganda
Pilihan ganda merupakan bentuk soal yang dibuat dalam option/pilihan
2. Ujian objektif
Ujian objektif paling tepat dalam mata pelajaran IPA (Fisika, Kimia, dan
Biologi) dan matematika. Dalam penskoran diperlukan pedoman, dimana

12

setiap orang dapat melakukan pengoreksian dan hasilnya akan tetap sama
meskipun diperiksa oleh orang yang berbeda.
3. Ujian non objektif/uraian bebas
Penskoran hasil cenderung subjektif, namun dapat dibuat pedoman
penilaian seperti ujian objektif.
4. Isian singkat
Soal ini cenderung mengukur kemampuan siswa tingkat rendah.
5. Menjodohkan
Soal ini mengukur fakta dan konsep dengan tingkat berfikir cenderung
rendah.
6. Performans
Performans merupakan bentuk/alat untuk mengukur siswa dalam melakukan
suatu pekerjaan, berdasarkan mekanisme dan procedural.
7. Portfolio
Portfolio adalah bentuk alat ukur untuk mengetahui perkembangan
pekerjaan yang diperintahkan kepadanya.
Minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar sebab dengan
minat seseorang akan melakukan apa yang diminatinya (Aritonang 2008). Salah
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalah instrumen penilaian. Penilaian
hendaknya tidak memberatkan siswa melainkan dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar. Penilaian menggunakan sistem yang menyenangkan
kemungkinan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Fun assessment atau diartikan sebagai penilaian yang menyenangkan
merupakan sistem penilaian menggunakan beraneka macam alat penilaian baik tes
maupun non tes yang dipadukan dengan games seperti teka-teki silang, word
square dan cryptogram. Harris dan Brown (2008) menyatakan bahwa
. fun assessments tasks motivated students and the use of praise
reinforced this positive affective feeling
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tugas dengan fun assessment memotivasi
siswa dan penggunaan pujian yang dikuatkan melalui perasaan sikap positif.
Penilaian menggunakan tes biasa sering dianggap siswa sebagai tekanan.
Harris dan Brown (2008) menambahkan bahwa selain sebagai tambahan untuk
berkompetisi, guru mengatakan bahwa siswa juga termotivasi ketika penilaian
dilakukan secara enjoyable (menyenangkan) dan ketika guru menawarkan pujian
sepanjang memberikan tugas. Penilaian menggunakan sisi menyenangkan terlihat

13

memotivasi ketika peringkat dan nilai tidak diberikan, siswa seringkali tidak
mengetahui kalau mereka sedang dinilai.
Selain menggunakan tes yang menyenangkan, untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa diterapkan sistem penilaian non tes yaitu jurnal. Melalui jurnal
harian siswa, guru dan siswa dapat menganalisis kebutuhan belajar serta kesulitan
yang diperoleh siswa.
E. Pengembangan Modul berbasis Multiple Representations dengan Fun
Assessment
Biologi sebagai bagian dari sains, memerlukan suatu proses ilmiah/proses
sains untuk mempelajarinya. Proses sains dapat terwujud melalui kegiatan
ilmiah/metode ilmiah yang terdiri dari keterampilan proses ilmiah. Keterampilan
proses ilmiah meliputi observasi, klasifikasi, prediksi, inferensi, membuat
hipotesis,

mendesain

dan

melakukan

percobaan,

menggunakan

alat

ukur/pengamatan, identifikasi variabel, mengontrol variabel, mengumpulkan data,


mengorganisasi data (tabel, grafik), memaknakan data (tabel, grafik), menyusun
kesimpulan, mengkomunikasikan hasil secara tertulis maupun lisan (KBK, 2003).
Pengembangan bahan ajar merupakan proses pengemasan kembali
informasi dengan memanfaatkan buku-buku teks SMA maupun perguruan tinggi
yang telah beredar di pasaran (Sadiyati 2011). Selain berasal dari buku teks,
informasi juga dapat dipeoleh dari internet, majalah maupun lingkungan sekitar
yang bersangkutan dengan materi. Informasi tersebut dikemas dalam bentuk
modul dengan basis multiple representations atau representasi ganda.
Modul multiple representations dikemas dengan mencantumkan beberapa
jenis representasi berupa kata, gambar, grafik, tabel dengan hubungan antara
pokok bahasan satu dengan pokok bahasan lainnya. Melalui beberapa representasi
ini siswa diharapkan mampu memahami materi struktur dan fungsi sel dengan
baik melalui representasi mereka yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
siswa dan daya pemahaman siswa. Pengembangan modul ini berpijak pada sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) KTSP.
Pembelajaran akan berlangsung dengan maksimal jika siswa berada pada
lingkungan yang santai dan menyenangkan. Dalam kondisi tersebut, terlebih
dalam memahami materi dengan kapasitas yang cukup banyak dan sulit, siswa

14

dapat melakukan representasi tersendiri sehingga pembelajaran akan berlangsung


dengan maksimal. Penilaian berupa tes merupakan momok bagi siswa. Untuk itu,
siswa menjadi tertekan ketika dilakukan penilaian berupa tes sehingga dapat
mengakibatkan kurang optimalnya hasil belajar siswa. Untuk itu, dikembangkan
adanya bahan ajar berupa modul berbasis multiple representations dengan fun
assessment sebagai wahana belajar mandiri dengan representasi yang berbeda
oleh siswa. Di samping itu, disertakan pula alat penilaian yang menyenangkan
meliputi tes yang bervariasi, games, dan jurnal harian siswa untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.

Penilaian
yang digunakan
membebani
i dituntut untuk melatih keterampilan berpikirAda
Bahan
kritis,
perbedaan
ajar
sikapyang
mandiri
individu
digunakan
dan sikap
sebelumnya
ilmiah bersifat
representasi
tunggal siswa dal

Modul yang ada sebagian besar dikembangkan dengan representasi tunggal dengan soal evaluasi yang minim dan membeba

Mengembangkan modul berbasis multiple representation dengan fun assessment yang sesuai dengan standar BSNP

Materi disajikan dengan


Penilaian
beragam
menggunakan
representasi
soal evaluasi games danTampilan
jurnal harian
modul
Bahasa
siswa
menarik
komunikatif dan berpusat pada sisw

III.

KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN

Memenuhi kriteria kelayakan


Hasil belajar dan aktivitas Dapat
meningkat
diterapkan dalam pembelajaran

Modul layak digunakan dalam pembelajaran

15

DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth S. 2006. DeFT: A Conceptual Framework for Considering Learning
with Multiple Representations. Journal Learning and Instruction No.
6, 2006, pp. 183-198.
Aritonang KT. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur No.1, Mei 2016.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006a. Instrumen Penilaian Tahap II Buku
Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. On line at
http :www.bsnp_indonesia.org. [Accessed 26 maret 2016].
Waldrip B, V Prain & J Carolan. 2006. Learning Junior Secondary Science
through Multi-Modal Representations. Electronic Journal of Science
Education Vol.1, No.1, 2006.
Warsita B. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Yamin HM. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung
Persada Pers.

Anda mungkin juga menyukai