Anda di halaman 1dari 52

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Istilah-Istilah:
1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi
materi dengan energi pada level mikroskopis
2. Spektrometri : Ilmu yang mempelajari teknik
pengukuran interaksi materi dengan energi
3. Spektrofotometri : Ilmu yang mempelajari teknik
pengukuran interaksi materi dengan energi
/sinar/komponen sinar matahari
4. Spektrofotometer : alat/instrumen

Spektrofotometer spektrometer + fotometer


Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu
Fotometer alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorpsikan
Spektrofotometer untuk mengukur energi secara
relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan.

Berdasarkan jenis materi yang berinteraksi


dengan radiasi elektromagnetik, dibagi :
Spektrometri molekul radiasi
elektromagnetik berinteraksi dengan
molekul
Contoh : NMR, IR, UV-Vis, XRD
Spektrometri atom radiasi
elektromagnetik berinteraksi dengan
atom
Contoh : AAS, AFS

Spektrum Elektromagnetik
Tipe
Radiasi
gamma-rays
X-rays
ultraviolet

Frekuensi
(Hz)
1020-1024
1017-1020
1015-1017

visible

4-7.5x1014

nearinfrared

1x1014-4x1014

infrared

1013-1014
11

13

Panjang
Gelombang
<1 pm
1 nm-1 pm
400 nm-1 nm
750 nm-400
nm
2.5 m-750
nm
25 m-2.5
m


warna yang teramati

Warna yang diserap

Panjang gelombang

Green

Red

700 nm

Blue-green

Orange-red

600 nm

Violet

Yellow

550 nm

Red-violet

Yellow-green

530 nm

Red

Green

500 nm

Orange

Blue

450 nm

Yellow

Violet

400 nm

Spektrofotometri UV/VIS
Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh
suatu
molekul yang dapat menyebabkan eksitasi
elektron
dalam orbital molekul tersebut dari tingkat energi
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Proses :
Tahap 1 : M + hv M*
Tahap 2 : M* M + heat

HUKUM LAMBERT BEER


Jika suatu cahaya monokromatis dengan kekuatan
Po dilewatkan kepada balok yang tegak lurus pada
permukaan dengan ketebalan b dan mengandung n
partikel pengabsorbsi, maka kekuatan cahaya
menurun menjadi P.
Syarat Hukum Beer :
Konsentrasi harus rendah
Zat yang diukur harus stabil
Cahaya yang dipakai harus monokromatis
Larutan yang diukur harus jernih

Skema susunan UV/Vis spektrofotometer


Sumber
radiasi

Monokromator

Sampe
l

Detektor

Recorder

Sumber radiasi Terdiri atas bahan yang


dapat tereksitasi ke tingkat energi yang
tinggi melalui: a. proses pemanasan dengan
bantuan arus listrik b. proses pelepasan
elektron pada beda tegangan yang tinggi.
Ketika kembali ke tingkat energi yang lebih
rendah, bahan akan melepaskan sejumlah
foton.

Sumber radiasi
Panjang gelombang yang dihasilkan beragam pada
daerah pita energi yang luas.
Intensitas radiasi yang dihasilkan harus sama dan
tetap sehingga tidak ada beda Po pada saat
standarisasi dengan Po pada saat pengukuran
Penting untuk model single-beam.
Pada double-beam, setiap saat Po dan P selalu
diukur dan dibandingkan secara simultan sehingga
kestabilan sumber radiasi tidak terlalu penting.
Sumber radiasi UV:
Lampu hidrogen
Lampu deutorium
Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang
180-350 nm.

Lampu xenon menghasilkan radiasi UV dengan


intensitas yang lebih tinggi tetapi tidak sestabil
lampu hidrogen.
Lampu pijar tungsten panjang gelombang pada
daerah sinar tampak dan near infrared (panjang
gelombang 350-2500 nm)
Monokromator Fungsi : untuk memecah radiasi
polikromatis dengan pita energi yang lebar yang
dihasilkan sumber radiasi menjadi radiasi dengan pita
energi yang lebih sempit atau menjadi radiasi
monokromatis.

Keuntungan radiasi dengan lebar pita (band width)


yang sempit adalah:
Batas daerah yang terabsorpsi sangat berdekatan
sehingga kecepatan hasil pengukuran absorbansi
menjadi tinggi.
Sensitivitas meningkat karena pengukuran dapat
dilakukan tepat pada absorpsi maksimum.
Kecenderungan mengikuti hukum Beer lebih besar
karena yang terukur betul-betul hanya yang dapat
terabsorpsi.
Monokromator mampu menghasilkan radiasi dengan
lebar pita efektif sebesar 35 - 0,1 nm.
Lebar pita efektif yaitu kisaran panjang gelombang
dimana nilai transmitansi minimal dari nilai
maksimalnya.

Komponen komponen monokromator


Celah untuk masuknya radiasi polikromatis dari
sumber radiasi.
Lensa/cermin untuk menyerap cahaya
Pendispersi cahaya yang berupa prisma atau
grating yang dapat memecah radiasi menjadi
komponen-komponen panjang gelombang.
Lensa/cermin pemfokus cahaya
Celah keluar

Wadah sampel (cuvet)


Cuvet terbuat dari kuarsa atau silika untuk radiasi
UV dan gelas biasa atau kuarsa untuk radiasi sinar
tampak. Tebal cuvet bervariasi dari 1-10 cm.
Cuvet ditempatkan setelah monokromator supaya
kemungkinan terjadinya dekomposisi/fluorescence
oleh panjang gelombang berenergi tinggi yang
masih ada di dalam radiasi polikromatis dapat
diminimalkan.
Posisi permukaan cuvet tegak lurus datangnya
radiasi sehingga kehilangan radiasi akibat
pantulan/ refraksi dapat dikurangi.

Detektor Fungsinya adalah mengabsorpsi foton yang


menumbuknya dan mengubahnya menjadi kuantitas yang dapat
diukur seperti arus listrik atau perubahan suhu. Sebagian
besar detektor modern mengubah energi foton menjadi sinyal
listrik yang segera mengaktifkan meteran/recorder.
Syarat detektor:
Sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang kecil dapat
terdeteksi.
Waktu response yang singkat
Stabil.
Sinyal elektronik yang dihasilkan mudah diperkuat sehingga
dapat dipakai untuk mengoperasikan alat pembaca hasil
pengukuran Contoh: Photoelectric detector (Jumlah arus
listrik yang dibangkitkan berbanding lurus dengan daya
radiasi foton yang terabsorpsi)

Operasi single-beam dan double-beam


Single-beam
Radiasi dari monokromator yang masuk didispersikan
oleh prisma/ grating. Ketika alat pendispersi
dirotasikan, berbagai pita radiasi yang telah
terpecah difokuskan pada celah keluar. Radiasi
dilewatkan sampel dan diterima detektor.

Double-beam
Sinar dari monokromator diarahkan ke sel blangko dan sel
sampel dengan bantuan beam splitter (chopper). Kedua
sinar dibandingkan terus menerus/ bergantian secara
berulang-ulang.
Fluktuasi pada intensitas sumber cahaya respon detektor
dan hasil penguat sinyal dikompensasi dengan mengamati
perbandingan sinyal antara blangko dengan sampel.

Pengukuran konsentrasi Pengukuran konsentrasi zat


dalam sampel dengan UV/Vis dapat dilakukan untuk:
Single komponen mengandung satu zat terlarut
dan pelarutnya.
Multi komponen mengandung lebih dari 1 zat
terlarut dengan satu pelarut.
Sistem single komponen
Tahap penentuan konsentrasi meliputi
1.Penentuan max (panjang gelombang yang terserap
paling banyak oleh sampel)
2.Penyiapan larutan standar dan sampel
3.Pembuatan kurva standar (kurva kalibrasi)
4.Pengukuran absorbansi sampel.

Penentuan max
Zat tertentu max tertentu
Benzen : max = 254 nm
Data max untuk beberapa zat tersedia di literatur.
Bila tidak ada data max, maka harus dilakukan
scanning terhadap sampel yang akan ditentukan
konsentrasinya.
Kurva standar
Untuk mengetahui hubungan konsentrasi dengan
absorbansi pada max.

Untuk membuat kurva standard perlu larutan


standar (larutan yang konsentrasinya diketahui
dengan pasti).
Dibuat larutan dengan konsentrasi nol (blangko)
sampai konsentrasi tertentu.
Pelarut harus dapat melarutkan sampel dengan
sempurna dan dapat menghantarkan gelombang
dengan daerah panjang gelombang yang dipakai
pada analisis.
Contoh: pelarut air (200 nm) pelarut metanol (215
nm) pelarut etanol 95 % (205 nm) Absorbansi
untuk tiap konsentrasi diukur pada max.

Keakuratan hasil pengukuran yang terbaik


diperoleh pada % transmitansi 36,8 %.
Hasil pengukuran dengan tingkat keakuratan yang
masih dapat diterima yaitu pada % transmitansi
15 % - 65 %.
Pada % transmitansi < 15 % maka ketidakpastian
hasil pengukuran sangat tinggi. Oleh karena itu
sampel harus diencerkan sampai memberikan %
transmitansi pada kisaran yang diinginkan.
Pelarut yang dipakai harus sama dengan yang
dipakai pada pembuatan kurva standar.
Pengukuran absorbansi larutan sampel dan larutan
standar harus dengan cara dan alat yang sama.
Berdasarkan absorbansi sampel konsentrasi
sampel dibaca pada kurva standar.

Sistem multi komponen


Pada sistem multi komponen, lebih dari 1
komponen terlarut yang mengabsorpsi radiasi.
Tiap komponen dianggap tidak saling
mempengaruhi absorbansi satu sama lain dan
absorbansinya bersifat aditif.
Pada absorbansi maksimum komponen I, 1,
komponen II juga punya absorbansi dalam jumlah
yang berarti. Pada absorbansi maksimum
komponen II, 2, komponen I juga menyerap
radiasi.
Spektrum absorpsi untuk campuran I dan II
merupakan jumlah dari masing-masing kurva
individual.

Absorptivitas molar tiap komponen ditentukan secara


terpisah dengan melakukan pengamatan terhadap
spektrum absorpsi dari larutan yang telah diketahui
konsentrasinya. Jadi nilai cI dan cII dapat dihitung
dari persamaan (1) dan (2) berdasarkan data
pengukuran A campuran pada 1 dan 2.
Secara umum bila ada n komponen dalam campuran,
absorbansi total pada panjang gelombang memenuhi
persamaan:

Pada prinsipnya pengukuran n absorbansi pada n


panjang gelombang yang berbeda diperlukan untuk
menentukan konsentrasi n komponen di dalam
campuran maka ada n persamaan simultan dengan
n besaran yang tidak diketahui. Bila mungkin, pilih
panjang gelombang sehingga hanya 1 komponen yang
dapat menyerap panjang gelombang itu. Pilih panjang
gelombang yang memberikan nilai absortivitas
komponen-komponen dalam campuran yang jauh
berbeda satu sama lain.

Masalah yang sering timbul pada pengukuran


Nilai absorbansi terukur negatif cuvet untuk pengukuran
sampel dan blangko berbeda selalu menggunakan cuvet yang
sama untuk semua pengukuran.
Nilai absorbansi terukur > nilai sebenarnya
ocuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda
odinding cuvet tidak bersih (tersentuh jari pemakai)
ocuvet baru saja dipakai mengukur konsentrasi larutan yang
lebih pekat. Oleh karena itu maka:
1 cuvet untuk semua pengukuran
dinding cuvet yang dilewati sinar jangan disentuh dengan jari
setiap selesai mengukur absorbansi suatu larutan, cuvet
dicuci dengan pelarut yang dipakai untuk membuat sampel
sampai benar-benar bersih

Nilai absorbansi terukur < nilai sebenarnya


sama dengan atas.
Titik nol yang tidak stabil -sumber radiasi tidak
stabil -adanya noise pada alat penguat sinyal cek
titik nol setiap kali pengukuran

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai