Makalah Kita
Makalah Kita
PENDAHULUAN
diterbitkan pada tahun 2001 sebagai ISO / IEC 14496-1:2001, yang merupakan
revisi dari MPEG-4 Bagian 1: Sistem spesifikasi yang diterbitkan pada tahun
1999 (ISO / IEC 14496-1:1999). Pada tahun 2003, versi pertama dari format file
MP4 direvisi dan diganti dengan MPEG -4 Bagian 14: MP4 format file (ISO / IEC
14496-14:2003), secara umum disebut sebagai MPEG-4 format file versi 2. Pada
tahun 2005 diperkenalkan MPEG-4 Bagian 10 yang dikenal sebagai
H.264/MPEG-4 AVC, pengembangan ISO / IEC 14496-10.
MPEG-4 menyerap banyak fungsi dari MPEG-1 dan MPEG-2 dan standar
berhubungan lainnya, menambahkan fungsi baru seperti dukungan VRML
(extended) untuk perenderan 3D, file komposit berorientasi objek (termasuk
audio, video, dan VRML), dukungan spesifikasi-luar Manajemen Hak Cipta
Digital dan banyak interaktivitas lainnya.
Format MPEG-4 sangat tepat untuk memampatkan format video yang
besar,seperti .avi atau .vob karena konsep dasar dari kompresi MPEG-4 adalah
mengompres file ketika menyimpan video,lalu ketika video tersebut diputar,codec
MPEG-4 akan mengembangkan lagi ukuran file ini, jadi tingkat penurunan
kualitas video maupun audio menjadi sangat minimal dengan ukuran kompresi
file yang maksimal.
Kelebihan MPEG-4 adalah bisa melakukan kinerja MPEG-1, MPEG-2 dan
standar lainnya. Fungsi tambahannya yaitu mendukung VRML (Virtual Reality
Modeling Language) untuk rendering 3D. yang paling penting adalah MPEG-4
mampu melakukan fungsi interaktif dalam audio.
Untuk audio, kinerja dan kualitas MPEG-4 di kenal sebagai Advance
Audio coding (AAC). AAC ini adalah inti dari MPEG-4, 3GPP dan 3 GPP2. ACC
menyediakan kemampuan untuk memadatkan format suara menjadi lebih kecil
tetapi kualitasnya jauh lebih baik daripada format lain seperti MP3. Dengan
kualitas yang hampir setara dari CD Audio. AAC di kembangkan oleh group
MPEG termasuk didalamnya Dolby, Fraunhofer , AT & T, Sony dan Nokia.
Perusahaan ini juga mengembangkan Dolby Digital. Karena kualitasnya yang
bagus, banyak produsen audio yang memakai ACC. Adapun keunggulan ACC dari
MP3 yaitu:
1. Meningkatkan pemadatan audio ke kualitas yang lebih baik dengan ukuran file
yang lebih kecil.
2. Mendukung audio multichannel, sampai 48 saluran frekuensi.
3. Resolusi suara yang lebih tinggi sampai 96 kHz. Dengan 128 Kbps (kilo byte
per second) AAC mengalahkan MP3 di tingkatan yang sama. Bahkan pada
tingkatan 98 Kbps, AAC jauh lebih baik dari MP3 di 128 Kbps.
4. Meningkatkan efisiensi decoding dengan mengurangi energy pemrosesan.
1.3 Kelebihan MPEG-4
Pertama, MPEG-4 mampu memberi kualitas yang sama baiknya seperti
MPEG-2 dengan bitrate yang jauh lebih kecil dari MPEG-2. Efisiensi tinggi ini
didapat berkat teknologi Scalable Video Coding. Dengan bitrate yang kecil berarti
file size-nya juga menjadi kecil, hingga sebuah file video yang dibuat memakai
MPEG-4 hanya memiliki file size seperempat dari video yang dibuat memakai
MPEG-2. sehingga sekeping DVD dapat menampung beberapa film yang
dikompres memakai format MPEG-4 dengan kualitas yang tetap baik.
Kedua, MPEG-4 menghasilkan gambar yang lebih baik daripada MPEG-2
pada pemakaian bit rate yang rendah. Pada kompresi MPEG-2, kualitas gambar
hanya dapat dipertahankan apabila kita memakai pilihan bit rate tinggi, dan begitu
nilai bit rate diturunkan maka kualitasnya akan langsung turun. Namun MPEG-4
mampu memberi kualitas gambar lebih baik pada bit rate rendah sehingga cocok
untuk ruang simpan yang terbatas seperti pada peranti genggam.
Tabel 1.1 Bit Rate for MPEG-4
MPEG-4 secara umum dapat memberikan kualitas gambar yang lebih baik
dan mampu mengurangi artefak atau noise akibat proses kompresi. Teknik-teknik
baru diperkenalkan disini untuk memperbaiki kualitas gambar, seperti Multipicture inter-picture prediction, Lossless macroblock coding, Increased precision
in motion estimation dan deblocking filter baru.
Selain itu, MPEG-4 dapat diimplementasikan pada bermacam perangkat
dengan berbagai format dari streaming melalui jaringan 3G beresolusi QCIF
dengan 15 fps hingga full High Definition video beresolusi 1920 x 1080 dengan
60 fps. Oleh karena itu format ini akan dapat dinikmati oleh pemakai telepon
genggam, internet, Set-top-boxes, hingga HD-DVD.
Tabel 1.2 Macam-macam Perangkat yang dapat diimplementasikan MPEG-4
1.4 Standarisasi Kompresi Video Moving Pictures for Digital Storage Media
(MPEG-4)
MPEG-4 merupakan standar untuk kompresi video, transport, dan object
oriented framework yang didesain untuk mendukung aplikasi video digital
konvensional maupun interaktif yang mempunyai bit rate berkisar dari 5 Kbps
hingga 4 Mbps. MPEG-4 menyediakan fungsi-fungsi baru untuk content
1.5.1
Mode INTRA
Pengkodean bentuk pertama didasarkan pada CAE intraVOP. Pada
peluang untuk 1024 konteks yang mungkin. Setelah itu, blok dikodekan dengan
menggunakan nilai peluang dan kode aritmatika.
1.5.2
Mode INTER
Jika metode pengkodean bentuk intraVOP selalu dilakukan langsung,
maka empat mode pengkodean bentuk tambahan lainnya (mode iiv) terdapat
pada VOP yang diprediksi (misalnya VOPP, B, dan sprite terbatas pada global
motion compensation S (GMC)). Kompensasi gerakan digunakan untuk estimasi
awal suatu BAB. Untuk menghitung estimasi ini, encoder memberi tanda apakah
nilai diferensial atau absolut yang diterapkan. Jika diferensial diterapkan, Moving
Vector MV direcover dengan cara menjumlahkan nilai selisih dengan nilai
estimasi yang diturunkan dari BAB tetangga ataupun informasi luminansi pada
lokasi yang sesuai (pemilihan MV yang sesuai dispesifikasikan dalam standar
MPEG4).
1.5.3
Pengkodean Lossy
Selain
pengubahan
mode
pengkodean,
mekanisme
tambahan
dispesifikasikan untuk mengontrol mutu dan laju bit informasi bentuk biner.
Metode pertama, MB dapat dikodekan dengan resolusi lebih rendah. Setelah
mengurangi resolusi dengan faktor dua atau empat, BAB 88 atau 44 yang
dihasilkan kemudian dikodekan dengan menggunakan mode kompresi yang
tersedia. Pada sisi penerima, BAB resolusi rendah tesebut didekodekan dan
7
Skalabilitas Spasial
Selain mengurangi resolusi BAB, terdapat dua pilihan lain yang dapat
mempengaruhi laju bit dan mutu informasi bentuk. Pertama, efisiensi CAE
bergantung pada orientasi dari informasi bentuk. Untuk meningkatkan efisiensi
ini, encoder dapat melakukan transpose BAB sebelum pengkodean. Ini harus
diberitahukan kepada decoder, yang kemudian akan mentranspose BAB setelah
langkahlangkah
decoding.
Sebagai
pilihan
kedua,
skalabilitas
spasial
diperkenalkan pada MPEG4 versi 2. Pada metode ini terdapat lapis dasar dan
lapis penguat. Lapis dasar didekodekan dengan menggunakan salah satu metode
yang telah dibahas di atas. Sedangkan lapis penguat akan memperhalus informasi
bentuk dari lapis dasar.
1.5.5
dan spasial agar representasi data menjadi efisien. Dalam lingkungan yang
cenderung banyak error, hal ini mengakibatkan peningkatan kepekaan terhadap
derau kanal dan paket loss. Ketika mode error resilience diaktifkan, modifikasi
pada pengkodean bentuk dapat mengurangi kepekaan terhadap kesalahan
transmisi. Perubahan dilakukan pada komputasi CAE. Pada mode nonresilience,
konteks yang digunakan untuk pengkodean aritmatika bergantung pada data
bentuk MB sekarang dan tetangga. Untuk, memperkecil potensi kehilangan paket,
MPEG4 memodifikasi konteks CAE ketika encoder menghidupkan mode error
resilience.
Metode kedua untuk melindungi data dari bentuk adalah partisi data.
Pendekatan ini memisahkan informasi tekstur dari header MB, informasi bentuk
biner, dan MV. Penanda resinkronisasi (penanda gerakan) mempertegas
perbatasan antara kedua komponen tersebut. Ada dua keuntungan dari pendekatan
ini. Pertama, kesalahan data tekstur tidak mempengaruhi dekoding bentuk. Kedua
partisi data mendukung unequal error protection, yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perlindungan terhadap informasi gerakan dan bentuk.
Metode terakhir dalam spesifikasi MPEG4 adalah penyisipan header
paket video. Header ini muncul secara periodik dalam aliran bit. Header berfungsi
sebagai penanda resingkronisasi dan menunjukan awal MB. Selain itu, header
berisi informasi untuk decoding MB, bahkan jika MB sebelumnya hilang. Header
paket video juga menyediakan informasi redundan yang diambil dari header VOP.
Dalam praktek, hal ini membantu decoding VOP yang header-nya rusak. Akan
tetapi, ini hanya mungkin jika tidak terdapat informasi bentuk dalam aliran bit.
Ketika pengkodean bentuk digunakan, decoder lebih rentan terhadap kesalahan
dalam header VOP, karena didalamnya terdapat informasi mengenai ukuran dan
lokasi spasial dari suatu bentuk.
1.6 MPEG-4 video coding
Proyek MPEG-4 dimulai sebagai standar untuk kompresi video pada bitrate
yang sangat rendah. Setelah bekerja pada proyek ini selama dua tahun, anggota
komite, menyadari bahwa pesatnya perkembangan aplikasi multimedia dan
layanan akan memerlukan standar kompresi yang lebih, direvisi pendekatan
mereka. Alih-alih standar kompresi, mereka memutuskan untuk mengembangkan
satu set alat ("Toolbox") untuk menangani objek AV.
Gambar 1.5 An MPEG-4 video encoder splits the video into VOs as required by
the application
Video MPEG-4 juga mendukung berbasis sprite coding dalam kasus video
alami, di mana besar hasil gambar komposit dari campuran piksel milik berbagai
instansi temporal objek video. VOP A dapat dianggap sebagai hanya bagian dari
sprite yang terlihat pada suatu saat waktu tertentu.
1.6.2
Coding of VOPs
Sebuah objek video yang alami terdiri dari urutan VOPs 2D. Yang efisien
coding dari VOPs eksploitasi baik redudansi temporal dan spasial. Jadi
representasi kode dari VOP yang meliputi bentuk, gerakan, serta teksturnya. VOS
10
Motion-compensated coding
Estimasi gerak untuk tekstur dan abu-abu bentuk skala dilakukan dengan
menggunakan nilai pencahayaan. Algoritma ini terdiri dari tiga langkah berikut :
(1). Padding of the reference VOP
(2). Full-search polygon matching with single-pixel accuracy
(3). Polygon matching with half-pel accuracy
11
12