KEGIATAN V
PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA
Disusun Oleh :
Puji Hanani
4411413023
4411414002
4411414037
Kelompok 11
Biologi
Rombel 1 2014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
A. TUJUAN
1. Mengenal beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri
alel ganda
2. Mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas
Biologi
3. Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan)
kedua pada populasi kelas
B. TINJAUAN PUSTAKA
Alel ganda adalah suatu keadaan dimana sebuah gen memiliki lebih
dari satu alela. Peristiwa ini disebut multiple allelisme, sedangkan
perangkat dari alel-alel tersebut disebut deretan alel. Alel ganda terjadi
karena gen mengalami beberapa kali mutasi. Adanya alel ganda individu
diploid tidak hanya memiliki 3 kemungkinan genotip, tetapi kemungkinan
genotipnya menjadi lebih dari 3. Beberapa sifat yang ditentukan oleh alel
ganda aantara lain sifat golongan darah sistem ABO dan tumbuhnya
rambut pada segmen digitalis kedua dari jari tangan pada manusia, sifat
warna rambut pada kelinci dan sifat warna mata pada lalat Droosophila
melanogaster (Widianti dan Habibah, 2016).
Alelmerupakanbentukalternatifsebuah gen yang terdapatpadalokus
(tempattertentu). Individudengangenotipe AA dikatakanmempunyaialel A,
sedangindividuaamempunyaialel
a.
Demikian
pula
2011).Namun,
yang
bersangkutan
kenyataannya
(Susanto,
yang
sebenarnyalebihumumdijumpaiadalahbahwapadasuatulokustertentudimung
kinkanmunculnyalebihdarihanyaduaduamacamalel,
sehinggalokustersebutdikatakanmemilikisederetanalel.Fenomenasemacami
nidisebutsebagaialelganda (multiple alleles).
Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel . Alelalelnya
disebut alel ganda (multiple allele). Sedangkan peristiwa sebuah gen dapat
mempunyai lebih dari satu alel disebut multiple allelomorphy (Henuhili
dan Suratsih, 2003).
Alelgandaadalahfaktor
sekalipuntidakadasatu
yang
pun
memilikilebihdariduamacamalel,
makhluk
diploid
yang
mempunyailebihdariduamacamaleluntuktiapfaktor.Sebabtimbulnyaalelgan
daadalahperistiwamutasi gen. Stanfield (1983) mengatakanKarenasuatu
gen
dapatberubahmenjadibentuk-bentukalternatifoleh
proses
mutasi,
secarateoritis di dalamsuatupopulasimungkindijumpaisejumlahbesaralela
(Corebima, 1997)
Alel ganda merupakan suatu peristiwa dimana lokus dalam sebuah
kromosom ditempati oleh lebih dari satu alel atau suatu seri alel. Pengaruh
penempatan alel yang berbeda pada lokus tersebut akan menyebabkan
perbedaan fenotip. Pada kelinci, seri alel ganda yang dimiliki mempunyai
dominansi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pengaruhalelgandadapatdilihatsalahsatucontohnyapadasistemgolongan
darah ABO.Darahterdiridariduakomponen, yaitu :sel-sel (antara lain
eritrositdanleukosit)
dancairan
(plasma).
Karl
Landsteenerdalampenelitiannyamenemukanadanyaduaantibodialamiah
dalamdarahdandua
di
antigen
padapermukaaneritrosit.Inilahpenyebabterjadinyapenggumpalan
(beraglutinasi)
sel-seldarahmerah
(eritrosit)
antigen
kata
isoaglutinin,
suatu
protein
yang
B,
sedangkan
yang
tidakmempumembentuk
antigen
samasekalimemilikialelresesif.
Kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa dalam suatu
populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari dua.
Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah golongan darah pada manusia.
Di kenal ada empat jenis golongan darah, yaitu A, B, AB dan O, yang
dikendalikan oleh tiga alel, yaitu IA, IB, dan i. Alel-alel tersebut
bertanggung jawab dalam mengendalikan pembentukan antigen sel darah,
alel IA dan alel IB masing-masing mengendalikan pembentukan antigen A
dan antigen B, sedangkan alel i tidak membentuk antigen.
Antara alel IA dengan alel IB terdapat hubungan kodominan, yang
berarti genotipe IA IB dapat emproduksi antigen A dan antigen B. Alel IA
dan alel IB kedua-duanya terhadap alel i. Dengan keterangan tersebut maka
akan diperoleh genotype IA IA dan IA Ii (golongan darah A) akan
memproduksi antigen A, genotype IB IB dan IB Ii (golongan darah B) akan
menghasilkan antigen B; genotype IA IB (golongan darah AB) mempunyai
antigen A dan B, sedangkan genotype ii (golongan darah O) tidak
memproduksi antigen(Jusuf, 2001).
Pengertian alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua
macam alel, sekalipun tidak ada satu pun makhluk diploid yang mempunyai
lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda
adalah peristiwa mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan Karena suatu
gen dapat berubah menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi,
secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin dijumpai sejumlah besar
alela (Corebima, 1997).
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan
yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang
ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan
oleh Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh alel
ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda
IA, IB, dan i (Hartati, 2009).
Banyak para ilmuan mengikuti penemuan Landsteiner tentang
penggumpalan sel-sel darah merah dan pengertian tentang reaksi antigenantibodi, maka penyelidikan selanjutnya memberi penegasan mengenai
adanya dua antibodi alamiah di dalam serum darah dan dua antigen pada
permukaan dari eritrosit. Salah seorang dapat membentuk salah satu atau
dua antibodi atau sama sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan
antigennya. Dua antigen itu disebut antigen A dan antigen B, sedangkan
dua antibodi disebut anti A (atau ) dan anti B (atau ).
Melalui tes darah maka setiap orang dapat mengetahui golongan
darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B merupakan
mukopolisakharida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu
bagian proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar
kekhasanantigen-antibodi. Golongan darah seseorang ditentukan oleh
macamnya antigen yang dibentuknya (Suryo, 1986).
Ada bermacam golongan darah pada manusia, salah satu contoh itu
herediter (keturunan) yang ditentukan oleh alel ganda. Berhubungan dengan
itu, golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam
kehidupan. Pada permulan abad ini (tahun 1900 dan 1901) K. Landsteiner
menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi
apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan
penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi
orang menjadi tiga golongan, yaitu A, B dan O. Golongan yang keempat
jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB, telah ditemukan oleh dua
orang mahasiswa Landsteiner dalam tahun 1902, ialah A. V. von Decastello
dan A. Sturli (Suryo, 1984).
Dilihat dari golongan ABO, manusia dikelompokkan menjadi 4
golongan. Penggolongan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu
di dalam sel darah merah, yaitu yang dikenal dengan nama aglutinogen
(antigen). Ada dua macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen
B. Aglutinogen merupakan polisakarida, dan terdapat tidak saja terbatas di
dalam sel darah merah tetapi juga kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal,
paru-paru, testes dan semen. (Kartolo, 1993).
Alel merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus
(tempat) tertentu. Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel
A, sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa
memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat ditempati oleh
sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa atau aa, bergantung kepada genotipe
individu yang bersangkutan.
Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah
bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya
dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel.
Fenomena
semacam
ini
disebut
sebagai
alel
ganda
(multiple
Maka, genotipe individu diploid yang mungkin akan muncul antara lain
X1X1, X1X2, X1X3, X2X2 dan seterusnya.
Beberapa Contoh Alel Ganda
Alel ganda pada lalat Drosophila sp
Lokus w pada Drosophila melanogaster mempunyai sederetan alel
dengan perbedaan tingkat aktivitas dalam produksi pigmen mata yang dapat
diukur
menggunakan
spektrofotometer.
yang
merupakanperistiwadarialelgandaadalahtumbuhnyarambutpadasegmen
digitalis
tengahjari-jaritangan.
Penentuandominasipadarambut
tengahjaritanganadalahsebagaiberikut.
H1 > H2 > H3 > H4 > H5
Dimana :
H1 = Rambutterdapatpadasemuajari
H3 = Rambutpadajarimanisdanjaritengah
H4 = Rambuthanyapadajarimanissaja
digitalis
H5 = Tidakadarambutpadakeempat
C. METODE
1. Alat dan Bahan :
Kegiatan 1 :
Kegiatan 2 :
1. Darah
1. Jari tangan
2. loup
3. Kaca obyek
3. Alat tulis
4. Blood lancet
5. Kapas, alkohol
6. Pengaduk/ tusuk gigi
2. Cara Kerja
Kegiatan 1 (Golongan darah Sistem ABO) :
1. Menguji golongan darah setiap mahasiswa menggunakan tes
anti sera
D. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan Golongan Darah
a.Data Kelas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Nama Mahasiswa
Dyken
Husni
Gilang
Tyas
Nisa
Irma
Wahyu I
Evita
Ikhsan
Fahmi
Rizal
Taufiq
Susanti
Kuncara
Adninta
Eni
vanessa
Murinah
Putri
Hana
Devi
Alfat
Wulan
Yossa
Golongan darah
B
B
B
B
AB
O
O
A
B
O
B
A
O
O
B
B
B
O
B
O
B
O
A
A
Segmen
Digitalis
H3
H5
H2
H4
H4
H5
H5
H2
H3
H5
H3
H5
H5
H5
H3
H5
H2
H5
H5
H5
H4
H2
H5
H5
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Faizah
Rizka
Arterio
Agnes
Mega
Endang
Evi
Dewi
Wendy
Wahyu M
A
B
B
A
A
O
O
O
B
A
Golongan Darah
A
B
AB
O
Perhitungan persentase :
1. Golongan Darah A :
Gol . A=
n .Gol A
n
8
35
x 100 %
= 22.85 %
2. Golongan Darah B :
Gol . B=
n. Gol B
n
14
35
x 100 %
Jumlah
8
14
1
12
H5
H5
H5
H4
H5
H5
H5
H5
H3
H4
Persentase
22,85%
40%
2,85%
34,28%
= 40 %
3. Golongan Darah AB :
Gol . AB=
n . Gol AB
n
1
35
x 100 %
= 2.85 %
4. Golongan Darah O :
Gol .O=
12
35
n .Gol O
n
x 100 %
= 34.28 %
2. Tabel Pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Kedua
Alel Ganda
H1
H2
H3
H4
H5
Perhitungan Persentase
1. Alel Ganda H1
Hasil Kelas
Jumlah
0
5
3
4
23
Persentase
0%
14,28%
8,57%
11,42%
65,71%
Alel Ganda H 1=
0
35
n. H1
n
x 100 %
=0%
2. Alel Ganda H2
Alel Ganda H 2=
5
35
n. H2
n
x 100 %
= 14,28 %
3.
Alel Ganda H3
Alel Ganda H 3=
3
35
n. H 3
n
x 100 %
= 8,57 %
4. Alel Ganda H4
Alel Ganda H 4=
4
35
x 100 %
= 11,42 %
n. H 4
n
5. Alel Ganda H5
Alel Ganda H 5=
23
35
n. H 5
n
x 100 %
= 65,71 %
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul Pewarisan Sifat yang ditentukan oleh Alel
Ganda bertujuan untuk mengetahui pewarisan sifat pada manusia yang
dipengaruhi oleh alel ganda. Pada praktikum kali ini beberapa sifat genetik pada
manusia yang ditentukan oleh alel ganda yang kita kenal diantaranya sifat
golongan darah dan frekuensi tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua
pada manusia.
Pada praktikum golongan darah bahan utama yang digunakan dalam
identifikasi golongan darah adalah serum anti A, anti B, dan anti AB yang
diteteskan pada darah probandus. Jika pada anti serum A terjadi penggumpalan
sedangkan anti B tidak, maka golongan darah probandus adalah A. Apabila
terjadi sebaliknya, maka golongan darah probandus adalah B. Bila ketiga anti
F. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah mengenal beberapa sifat genetik pada manusia yang
ditemtukan oleh seri alel ganda diantaranya golongan darah sistem
ABO dan frekuensi rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan
manusia.
2. Distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi rombel 1 Biologi
2014 yaitu Golongan darah A = 22,85%, Golongan darah B = 40%,
Golongan darah AB = 2,85%, dan Golongan darah O = 34,28% .
Dimana golongan darah B yang paling dominan.
3. Frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan pada
rombel 2 pendidikan Biologi adalah H 1 = 0%, H2 = 14,28%,
H3=8,57%, H4= 65,71%, dan H5 = 65,71%. Dimana H5 yang paling
dominan.
JAWABAN PERTANYAAN
4. Berdasarkan data ada tidaknya rambut pada ruas tengah jari tangan,
alel yang paling banyak dijumpai dalam populasi kelas adalah H 5 yaitu
65,71%.
DAFTAR PUSTAKA
Boettcher, B. 1966. Modification of Bernsteins Multiple Allele Theory for the
Inheritance of the ABO Blood Groups in the Light of Modern Genetical
Concepts. Vox Sang : 129-136
Corebima, AD. 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press
Hartati.
2009.
PenuntunPraktikumGenetika.
Makassar:
UniversitasNegeriMakassar
Jusuf, Muhammad. 2001. Genetika I. Jakarta: CV. INFOMEDIKA
Matsuki, T. 1994. O-Gene Detection By Allele Specific Amplificatio in the ABO
Blood Group System. Jpn J Human Genet 39: 293-297
Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Yogyakarta: GadjahMada University Press
Kartolo.
S.
1993.
Prinsip-PrinsipFisiologiHewan.
Jakarta:
DepartemenPendidikan danKebudayaan
YongWang et al. 2009. The Role of MC1R gene in Buffalo Coat Color.Sci China
Life Sci 53:267-272