Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ACARA VIII
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Oleh:
Kelompok 2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1. Achmad Fauzan G
Alifa Nur I
Atik Puji Lestari
Denik Aprita R
Ema Sarah R
Getsemani Femmy
Jessica Victoria B
Kiswah Choiru N
(H3114003)
(H3114004)
(H3114013)
(H3114019)
(H3114028)
(H3114037)
(H3114048)
(H3114053)
A. Tujuan
Tujuan praktikum dari acara VIII Pengukuran Antropometri adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis antropometri.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran antropometri.
3. Mahasiswa dapat menginteprestasikan indeks antropometri (BB/U, TB/U,
BB/TB).
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori
Istilah antropometri berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan
"metri" yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran
(tinggi, lebar dsb.) berat dll. Yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data
antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas, yaitu
perancangan areal kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan
produk-produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik.
Berkaitan dengan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa data
antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat
yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut (Raymundus, 2013)
Penilaian status gizi berdasarkan antropometri dapat diukur
menggunakan parameter tunggal seperi umur, berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal
lemak di bawah kulit. Pada umumnya penilaian status gizi ini
menggunakan parameter gabungan seperti Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
(Istiany, 2013).
Indeks masa tumbuh (IMT) merupakan instrument objektif yang
digunakan untuk mengukur hubungan antara tinggi dan berat badan
(Morris, 2011).
Status gizi juga diperlukan untuk memonitori perubahan-perubahan
status gizi selam terapi. Pengkajian status gizi pasien salah satunya dapat
dilakukan dengan cara antropometri misalnya pengukuran berat badan dan
tinggi badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dengan cara
pengukuran berat badan (BB) dengan menggunakan timbangan digital
dengan ketelitian 0,1 kg, dan tinggi badan (TB) dengan mikrotoice. Data
IMT diperoleh dengan formula BB/(TB). Berat badan dalam satuan
kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter. Untuk mencapai hasil yang
baik (validitas tinggi) dilakukan pengukuran sekurang-kurangnya tiga kali
(Dewi, 2011).
2. Bahan
Pengukuran berat badan
C. Metodologi
1. Alat
a. Timbangan
b. Penggaris
c. Alat Tulis
2. Bahan
a. Berat Badan Mahasiswa
b. Tinggi Badan Mahasiswa
c. Umur Mahasiswa
3. Cara Kerja
Ditimbang berat badan semua praktikan
Nama
Fauzan
Alifa
BB
(kg)
( Umur
Thn,
m Bln
)
BB
U
TB
U
BB
TB
BBI
IMT
Ket
66
1,72
18,11
3,66
0,095
38,37
64,8
22,30
Normal
51
1,48
18,11
2,83
0,082
34,45
43,2
23,28
Normal
Atik
Denik
Ema
Femmy
Jessica
Kiswah
42
1,58
18,11
2,33
0,087
26,58
52,2
16,82
Kurus
Seka
li
42
1,53
19
2,21
0,080
27,45
47,7
17,94
Kurus
53
1,52
19,1
2,78
0,08
34,86
46,8
22,93
Normal
45
1,55
19
2,36
0,081
29,03
49,5
18,73
Normal
62
1,62
19,4
3,26
0,085
38,27
55,8
23,62
Normal
53
1,52
18,10
2,94
0,084
34,86
46,8
22,93
Normal
Berat badan ideal merupakan dambaan dari setiap manusia baik tua
maupun muda, karena baik dari segi penampilan fisik maupun dari segi kesehatan.
Terutama kaum muda lebih banyak yang mendambakan karena dengan berat yang
ideal penampilan fisik akan menjadi lebih menarik. Berbagai cara dilakukan agar
dapat mencapai berat badan yang ideal baik dari mengatur pola makan, diet ketat,
berolahraga yang teratur sampai dengan meminum obat-obatan . Sering kali
dijumpai di tempat-tempat seperti apotik, praktek dokter umum, tempat kebugaran
orang yang sedang menimbang berat badan dan mengukur tinggi badannya pada
alat timbangan untuk mengetahui apakah berat badannya telah ideal atau tidak.
Umumnya masyarakat masih banyak yang belum mengetahui berapa berat badan
yang sesuai untuk dirinya dengan hanya menerka-nerka saja atau hanya melihat
sebatas pandangannya untuk menentukan berat badannya. Hal ini disebabkan
kurangnya penyebaran informasi untuk menentukan berat badan yang ideal. Oleh
karena itu bagi yang tidak mengetahui perhitungan rumus berat badan ideal akan
mengalami kesulitan dalam menentukan berat badan yang ideal untuk dirinya .
Menurut hasil survei yang telah dilakukan di beberapa penyedia alat timbangan
berat badan seluruhnya masih menyediakan alat timbang berat badan yang analog
dan pengukur tinggi hanya berupa mistar . Ada juga beberapa tempat yang hanya
menyediakan alat timbang berat badan saja tanpa ada alat untuk mengukur tinggi
badan. Sehingga dengan alat timbangan biasa hanya dapat mengetahui berat
badannya saja tanpa mengetahui berat badannya ideal atau tidak ideal.
2. Alifa
51
18
= 2,83
3. Atik
42
18
= 2,33
4. Denik
42
= 19
= 2,21
5. Ema
53
= 19
= 2,78
45
6. Femmy = 19 = 2,36
7. Jessica =
62
19
=,326
8. Kiswah =
53
18
= 2,94
2. Alifa
1,48
18
= 0,082
3. Atik
1,58
18
= 0,087
4. Denik
1,53
= 19
5. Ema
6. Femmy =
1,52
19
= 0,080
= 0,08
1,55
19 = 0,081
7. Jessica =
1,62
19
= 0,085
8. Kiswah =
1,52
18
= 0,084
2. Alifa
51
1,48
= 34,45
3. Atik
42
1,58
= 26,58
4. Denik
42
= 1,53
= 27,45
5. Ema
53
= 1,52
= 34,86
45
6. Femmy = 1,45 = 29,03
7. Jessica =
62
1,62
=38,27
8. Kiswah =
53
1,52
= 34,86
66
(1,72)2
= 22,30
2. Alifa
51
(1,48)2
= 23,28
3. Atik
42
(1,58)2
= 16,82
4. Denik
42
= (1,53)2
= 17,94
5. Ema
53
= (1,52) 2
= 22,93
45
6. Femmy = (1,45)2 = 18,73
7. Jessica =
62
(1,62)2
=23,62
8. Kiswah =
53
(1,52) 2
= 22,93
E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak
Untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta.
Istiany, Ari dan rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Morris, Jacqueline C. 2011. Pedoman Gizi Pengkajian & Dokumentasi. Jakarta:
Buku Kedokteran ECG.
Dewi, Thresia KB., Aswita Amir, Hendrayati dan Sri Dara Ayu. 2011. Studi
Komparasi Metode Penilaian Status Gizi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dengan Subjektif Global Assesment (SGA) Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Media Gizi Pangan.
Vol. 9,No. 1, Hlm. 8.
Fatmah. 2006. Persamaan (Equation) Tinggi Badan Manusia Usia Lanjut
(Manula) Berdasarkan Usia dan Etnis Pada 6 Panti Terpilih di DKI
Jakarta dan Tangerang Tahun 2005. Jurnal Kesehatan. Vol. 10, No. 1,
Hlm. 8-10.
Raymundus, 2013. Rancang Bangun Meja Tata Cara Kerja yang Ergonomis
Berdasarkan Data Antropometri untuk Praktikum Pengukuran Waktu
Kerja. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Hlm. 2
Chandra, Genta Amel dan Desto Jumeno. 2010.Perancangan Alat Bantu Jalan
Kruk Bagi Penderita Cedera Dan Cacat Kaki. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri. Hlm.2
Thomas., Johan K.W, dan Henhy. 2008. Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi
Badan Menggunakan Mikrokontroler At89s51. Vol. 10 No. 2. Hlm.1
Kusumo, Bijak Jati dan Tito Pinandita. 2011. Rancang Bangun Aplikasi Mobile
Perhitungan Indeks Massa Tubuh dan Berat Badan Ideal (A Design of
Mobile Application to Measure Body Mass Index and an Ideal Weight).
Vol. I No. 4. Hlm. 157-168