PENDAHULUAN
Kondisi hutan di Indonesia baik dari segi kuantitas maupun kualitas hutan
memasuki awal tahun 2016 kini sangat memprihatinkan. Tahun 2015 Indonesia
kembali menjadi pusat perhatihan dunia setelah dilanda bencana kebakaran hutan
yang mengakibatkan kerugian bagi negara sampai menimbulkan dampak ke
negara-negara tetangga. Kejadian yang setiap tahun terjadi ini di sebabkan oleh
aktifitas manusia yang memiliki porsi yang paling besar dalam penyulutan api
dibandingkan
Peranan penginderaan jauh dalam mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan
dalam memonitoring dan merekam hotspot yang dimanfaatkan dalam membuat
model prediksi dalam usaha perencanaan pencegahan dan pemadaman kejadian
kebakaran hutan dan lahan. Data perekaman hotspot tersebut dalam pembuatan
model prediksi ini digunakan sebagai salah satu faktor dalam membuat model
prediksi kebakaran hutan dan lahan suatu wilayah.
1.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Pulau Kalimantan dengan menggunakan
metode analisis data sekunder. Pembuatan model prediksi kebakaran hutan dan
lahan dilakukan proses analisa spasial dengan metode skoring dan pembobotan
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Faktor
faktor tersebut meliputi kondisi meteorologis (curah hujan dan suhu permukaan
tanah), kepadatan hotspot, aksesbilitas jalan,serta penggunaan lahan. Hasil
skoring dan pembobotan tersebut kemudian di overlay untuk menghasilkan peta
kerawanan bencana. Untuk menentukan prediksi lokasi terjadinya kebakaran
hutan dan lahan, dari data kerawanan bencana kita gabungkan dengan data history
kejadian bencana kebakaran tahun sebelumnya, sehingga menghasilkan peta
lokasi prediksi kebakaran hutan.
Kalimantan