Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat
berlimpah dan memerlukan pengelolaan yang cermat serta profesional. Sumber
daya alam Indonesia belum banyak memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
rakyat Indonesia. Bahan baku pertanian baik yang berupa hasil pertanian sendiri,
hasil perikanan dan perkebunan merupakan modal besar untuk mengembangkan
negara ini menjadi negara yang memiliki kekuatan untuk berkompetisi di
perdagangan global. Berdasarkan data yang ada, ternyata produk pertanian
memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian negara, sehingga
sangatlah tepat jika dilakukan pengembangan agroindustri modern dan
profesional di Indonesia saat ini.
Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan
dari usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian tanaman pangan,
maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan
industrialisasi di bidang pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan
daya saing produk pertanian. Agroindustri merupakan solusi penting untuk
menjembatani keinginan konsumen dan karakteristik produk pertanian yang
variatif dan tidak bisa disimpan. Agroindustri mempunyai rentang pengertian
yang sangat lebar. Dari yang sangat paling mudah berupa pengolahan pasca
panen seperti pembuatan ikan asin yang hanya memerlukan teknologi

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

pengawetan sampai mempunyai nilai jual yang tinggi di mana produk pertanian
diekstrak dan dikombinasikan dengan produk lain.
Nilai tambah produk pertanian bisa meningkat melalui industri
pengolahan. Hanya saja industri dalam konteks masa kini tidak perlu
memaksakan makna produksi barang yang sama secara massal. Ketika konsumen
sudah semakin demanding, industri harus bisa didesain dan menyesuaikan
tuntutan customization konsumen. Industri zaman sekarang harus sanggup
menyediakan beragam produk sesuai permintaan sekelompok kecil bahkan
masing - masing konsumen. Pengembangan agroindustri dengan memanfaatkan
bioteknologi diperhitungkan akan mampu memberikan kontribusi yang
bermakna bagi upaya pemulihan krisis ekonomi sekaligus peningkatan daya
saing produk agroindustri di era globalisasi yang sangat kompetitif ini.
Kebutuhan dunia akan produk hasil agroindustri cenderung semakin
mengandalkan pasokan dari negara berkembang. Agroindustri merupakan suatu
kegiatan yang pada saat ini seharusnya mampu mengangkat pendapatan nasional
Indonesia. Potensi sumber daya Indonesia dinilai sangat melimpah sehingga
pemanfaatannya

harus

mendapat

prioritas

tersendiri

dalam

kegiatan

pembangunan. Penerapan hasil riset dan teknologi dalam pemanfaatan sumber


daya pertanian ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah yang
dihasilkan. Akan tetapi semuanya dilakukan dengan memperhatikan berbagai
aspek sosial agar di satu pihak dapat menghasilkan manfaat yang sebesar besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan di lain pihak menjaga keberlanjutan
bagi generasi mendatang.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

Dalam makalah ini berisi pengertian, karakteristik, teknis pengolahan, dan


pengembangan agroindustri serta strategi - strategi yang digunakan untuk
memasarkan produk agroindustri guna menciptakan sektor industri yang kuat di
Indonesia.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agroindustri?
2. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh agroindustri?
3. Bagaimana teknis pengolahan dalam agroindustri?
4. Bagaimana cara penerapan dan pengembangan agroindustri yang benar?
5. Prinsip - prinsip apa yang harus ditanamkan dalam membuka suatu usaha
agroindustri?
6. Aspek - aspek apa saja yang perlu diperhatikan yang ada dalam manajemen
pemasaran produk agroindustri?
I.3. Tujuan Penulisan
1. Supaya kita dapat mengerti apa yang dimaksud dengan agroindustri secara
lebih dalam.
2. Supaya kita semua mengerti karakteristik dari agroindustri dan teknis
pengolahan dalam agroindustri.
3. Supaya kita dapat mengetahui tujuan dari pengembangan sektor agroindustri.
4. Untuk mengetahui cara - cara pengembangan sektor agroindustri.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

5. Untuk mengetahui strategi - strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam
pengembangan sektor agroindustri guna membentuk industri yang kuat.
6. Untuk memahami prinsip - prinsip dasar dalam pemasaran produk hasil
agroindustri.
I.4. Manfaat Penulisan
1. Kita dapat mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan agroindustri
dan karakteristiknya.
2. Kita dapat memiliki pengetahuan guna membuka suatu usaha di bidang
agroindustri nantinya.
3. Kita dapat mengerti cara - cara pengembangan dari agroindustri dan
penerapannya dalam kehidupan.
4. Kita dapat mengerti aspek - aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen
pemasaran usaha agroindustri.
5. Kita dapat mengetahui strategi - strategi yang digunakan dalam bidang
manajemen pemasaran.
6. Kita dapat mengerti prinsip - prinsip dalam membuka suatu usaha.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

BAB II
PEMBAHASAN

Krisis ekonomi yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini telah
banyak menyebabkan kemiskinan makin kuat dan juga mencengkeram hidup
masyarakat kecil di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa jumlah masyarakat
miskin tahun 2010 ini makin menurun ada pula yang mengatakan bahwa jumlah
masyarakat miskin makin meningkat. Terlepas dari itu semua, kita harus sadar
bahwa salah satu penyebab utama timbulnya kemiskinan di Indonesia ini adalah
banyaknya angka pengangguran baik yang lulusan sekolah biasa atau sarjana pun
adalah akibat kurangnya atau tidak adanya lapangan kerja untuk mereka semua.
Untuk itu agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif yang sangat
menguntungkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi
pengangguran serta membangun sektor industri yang kuat di Indonesia.
Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil pertanian
menjadi barang yang mempunyai nilai tambah dan pada akhirnya dapat di konsumsi
oleh masyarakat atau konsumen. Berbeda dengan industri lain, agroindustri tidak
harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari luar negeri melainkan telah
tersedia banyak di dalam negeri kita sendiri yaitu Indonesia. Karena Indonesia
merupakan negara yang banyak memiliki sumber daya alam yang baik sehingga
dapat dikelolah dan dapat bermanfaat bagi penggunanya. Dengan mengembangkan
agroindustri dengan baik maka secara tidak langsung kita telah membantu
meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

industri. Ingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa agraris dengan sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai petani, untuk itu industri yang paling potensial
dikembangkan adalah industri pertanian karena mencakup hidup masyarakat
Indonesia itu sendiri bukan industri lain yang sebagian besar bahan bakunya
diimpor dari luar negeri.
Pada tahun 2004 ada sekitar 3 juta unit Industri Kecil dan Menengah (IKM)
yang mampu menyerap lebih dari 12 juta tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan
industri besar hanya 7.000 unit usaha. Kendati demikian dari kontribusi ekspor non
migas nasional, Industri Kecil dan Menengah (IKM) baru menyumbang devisa
sekitar 10 persen dari total non migas per tahun. Dari data tersebut dapat kita
simpulkan bahwa apabila agroindustri dapat dikembangkan terus - menerus maka
jumlah pengangguran akan terus menurun dan akan berdampak pada peningkatan
ekonomi masyarakat Indonesia.
Dari

sektor

pemerintah,

Departemen

Perindustrian

(Deprind)

akan

memfokuskan pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor agro atau
industri yang berbasis hasil pertanian, karena memiliki potensi yang paling besar
dan mudah untuk dikembangkan di seluruh Indonesia. Sektor agroindustri memiliki
wahana yang bagus karena produksi pertanian tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, selain itu Industri Kecil dan Menengah (IKM) agro juga labour intensive
(padat karya) dan sudah familiar karena Indonesia merupakan negara agraris.
Sumer daya alam yang dimiliki oleh bangsa kita belum cukup untuk
mengembangkan agroindustri tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang
berkualitas. Untuk itu kita sebagai generasi muda harus optimis dengan kompetensi
yang kita miliki dan bekerja keras untuk mengintegrasikan ilmu yang kita dapatkan

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

sehingga memiliki rancangan inovasi yang lebih kreatif sebagaimana merancang


agroindustri ke depan sebagai basis peningkatan taraf hidup masyarakat kecil
dan peningkatan perekonomian negara. Bidang ekonomi meruapakan suatu bidang
kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya di samping alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai
bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa
seperti halnya pada sektor agroindustri. Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan
dengan faktor - faktor lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan
dengan wilayah geografi suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya
manusia, cita - cita masyarakat yang lazimnya disebut ideologi, akumulasi kekuatan,
kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan
distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan negara yang akan
memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa. Proses tersebut
akan mempunyai dampak positif dalam arti meningkatkan kesejahteraan suatu
bangsa manakala kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan
antara permintaan dan penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa. (Parmono,
1995)
Ketahanan

ekonomi

merupakan

suatu

kondisi

dinamis

kehidupan

perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional


dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian
baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Indonesia, dan secara
langsung maupun tidak langsung menjamin kelangsungan dan peningkatan
perekonomian bangsa dan negara republik Indonesia yang telah diatur berdasarakan
Undang Undang Dasar 1945. Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi
kehidupan perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang
sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata. Dengan
demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi
melalui suatu iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta
meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global. Di Indonesia
perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang berupa kegiatan badan badan usaha milik negara, namun juga masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan
perekonomian dalam bentuk usaha - usaha swasta dalam berbagai bidang seperti
usaha agroindustri. Dengan mengembangkan sektor agroindustri maka dapat
menciptakan sektor industri yang kuat dan dapat meningkatkan perekonomian
negara. Berikut adalah pengertian agroindustri secara lebih dalam, karakteristik hasil
pertanian, teknis pengolahan dan pengembang agroindustri serta strategi - strategi
untuk mengembangkan sektor agroindustri.
II.1. AGROINDUSTRI DAN HASIL PERTANIAN
II.1.1. Pengertian Agroindustri
Agroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian agroindustri pertama kali
diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati
(yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses
yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik
atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini
dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi oleh masyarakat ataupun
sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer,


industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.
Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara produksi,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi
produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri
(pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agri bisnis
yang disepakati, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan.


Subsistem usaha tani.
Subsistem pengolahan hasil.
Subsistem pemasaran.
Subsistem sarana dan pembinaan.
Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil

Pertanian (IPHP), Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP), dan Industri
Jasa Sektor Pertanian (IJSP).
Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya
karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain - lain.
3. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non
kayu seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

4. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil


laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan
laut.
5. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan
hasil samping lainnya.
Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua
kegiatan, yakni sebagai berikut :
1. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan
lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
2. IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas

pertanian,

misalnya

mesin

perontok

gabah,

mesin

penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya.


Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan, yakni
sebagai berikut :
1. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan
serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri
pengolahan pertanian.
2. IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan
mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
3. IJSP

Komunikasi,

menyangkut

teknologi

perangkat

lunak

yang

melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.


Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah
sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

10

menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari


pertanian untuk diolah dan didistribusikan langsung kepada konsumen. Nilai
strategis

agroindustri

terletak

pada

posisinya

sebagai

jembatan

yang

menghubungkan antara industri hulu sektor pertanian dan sektor industri pada
kegiatan hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat - alat dan
mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses
budidaya pertanian.
mengolah hasil

Sedangkan industri

pertanian menjadi

hilir

merupakan

industri

yang

bahan baku atau barang yang siap

dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil


pertanian.
Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan
penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang
akan datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan
nasional sehinggaperanan agroindustri akan semakin besar. Dengan begitu,
dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien
sehingga mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus
ditunjang melalu pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang
tangguh, maju serta efisien.
Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus
disesuaikan

dengan

karakteristik

dan

permasalahan

agroindustri

yang

bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan


agroindustri adalah :
1. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan berukuran besar serta
memerlukan tempat banyak (bulky). Sehingga diperlukan teknologi
pengemasan dan transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

11

2. Sebagian besar produk


dipengaruhi

pertanian bersifat

musiman dan sangat

oleh kondisi iklim. Sehingga aspek kontinuitas produksi

agroindustri menjadi tidak terjamin.


3. Kualitas produk
umumnya

masih

pertanian dan agroindustri


rendah

sehingga

yang dihasilkan pada

mengalami

kesulitan

dalam

persaingan pasar, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.


4. Sebagian besar industri berskala kecil dengan teknologi yang rendah.
Efek multiplier yang ditimbulkan dari pengembangan agroindustri
meliputi semua industri dari

hulu sampai

pada

industri

hilir. Hal ini

disebabkan karena karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan


dibandingkan dengan industri lainnya, antara lain :
1. Memiliki keterkaitan yang kuat baik dengan industri hulunya maupun ke
industri hilir.
2. Menggunakan sumber daya alam yang ada dan dapat diperbaharui.
3. Mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar
internasional maupun di pasar domestik.
4. Dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.
5. Produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berdampak pada
semakin luasnya pasar, khususnya pasar domestik.
Jadi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi empat
bagian yang meliputi :

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

12

1. Agroindustri pengolahan hasil pertanian.


2. Agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian.
3. Agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain - lain).
4. Agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services).
Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat
meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan
devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil
pertanian dan penyediaan bahan baku industri.
II.1.2. Argoindustri Hasil Pertanian
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari
agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman,
binatang dan ikan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa
proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi,
penyimpanan,

pengepakan,

dan

distribusi.

Pengolahan

dapat

berupa

pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan


atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan
(milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction),
penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan
proses pabrikasi lainnya.
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan
operasi terhadap suatu bahan mentah kemudian diubah bentuknya atau
komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri
pengolahan hasil pertanian berada di antara petani yang memproduksi dengan

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

13

konsumen atau pengguna dari hasil agroindustri. Dengan demikian dari uraian
di atas menunjukan bahwa agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai
ciri ciri sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan nilai tambah.
2. Dapat menghasilkan produk yang dapat di pasarkan atau digunakan atau
dimakan.
3. Dapat meningkatkan daya saing.
4. Dapat menambah pendapatan dan keuntungan produsen.
Menurut Austin (1992), agroindustri hasil pertanian mampu memberikan
sumbangan yang sangat nyata bagi pembangunan di kebanyakan negara
berkembang sehingga dapat memperkuat sektor industri di negara berkembang
tersebut dikarenakan empat alasan, yaitu:
Pertama,

agroindustri

hasil

pertanian adalah pintu untuk sektor

pertanian. Agroindustri melakukan transformasi bahan mentah dari pertanian


termasuk transformasi produk subsisten menjadi produk akhir untuk
konsumen.

Ini

berarti

bahwa

suatu

negara

tidak

dapat

sepenuhnya

menggunakan sumber daya agronomis tanpa pengembangan agroindustri.


Disatu sisi, permintaan terhadap jasa pengolahan akan meningkat sejalan
dengan adanya peningkatan produksi pertanian. Di sisi lain, agroindustri tidak
hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan permintaan ke belakang, yaitu
peningkatan permintaan jumlah dan ragam produksi pertanian. Akibat dari
permintaan ke belakang ini adalah :

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

14

1. Petani terdorong untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas


dapat meningkat.
2. Produksi pertanian dan pendapatan petani dapat meningkat.
3. Dapat memperluas pengembangan prasarana (jalan, listrik, dan lain-lain).
Kedua, agroindustri hasil pertanian sebagai dasar sektor manufaktur.
Transformasi penting lainnya dalam agroindustri kemudian terjadi

karena

permintaan terhadap makanan olahan semakin beragam seiring dengan


pendapatan masyarakat dan urbanisasi yang meningkat. Indikator penting
lainnya tentang pentingnya agroindustri dalam sektor

manufaktur adalah

kemampuan menciptakan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat misalnya, usaha


tani hanya melibatkan 2 persen dari angkatan kerja, agroindustri melibatkan 27
persen dari angkatan kerja.
Ketiga,

agroindustri

pengolahan

hasil

pertanian

menghasilkan

komoditas ekspor penting. Produk agroindustri, termasuk produk dari proses


sederhana seperti pengeringan, mendomonasi ekspor kebanyakan negara
berkembang sehingga menambah perolehan devisa. Nilai tambah produk
agroindustri cenderung lebih tinggi dari nilai tambah produk manufaktur
lainnya yang diekspor karena produk manufaktur lainnya sering tergantung
pada komponen impor.
Keempat, agroindustri pangan merupakan sumber penting nutrisi.
Agroindustri dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehilangan produksi
pascapanen dan menjadikan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat
memberikan keuntungan nutrisi dan kesehatan dari makanan yang dipasok
kalau pengolahan tersebut dirancang dengan baik.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

15

II.2. KARAKTERISTIK DAN TEKNIS PENGOLAHAN AGROINDUSTRI


II.2.1. Karakteristik Argoindustri
Sebelum mengembangkan agroindustri pemilihan jenis agroindustri
merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjutan
agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh
kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar
agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran.
Pemasaran biasanya merupakan titik awal dalam analisis proyek agroindustri.
Analisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau respon terhadap
produk agroindustri yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik
konsumen, pengaruh kebijaksanaan dari pemerintah dan pasar internasional.
Kelangsungan agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam pengadaan
bahan baku. Tetapi pengadaan bahan baku jangan sampai merupakan isu yang
dominan sementara pemasaran dipandang sebagai isu kedua,

karena baik

pemasaran maupun pengadaan bahan baku secara bersama menentukan


keberhasilan dari suatu agroindustri. Tetapi karena pengkajian agronomi
memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup banyak maka identifikasi
kebutuhan pasar sering dilakukan terlebih dahulu. Alasan lain adalah karena
lahan dapat digunakan untuk berbagai tanaman atau ternak, sementara
pengkajian pemasaran dapat memilih berbagai alternatif tanaman atau ternak.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

16

Karakteristik agroindustri yang menonjol sebenarnya adalah adanya


ketergantungan antara elemen - elemen agroindustri, yaitu pengadaan bahan
baku, pengolahan, dan pemasaran produk. Agroindustri harus dipandang
sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat keterkaitan sebagai berikut :
1. Keterkaitan mata rantai produksi, adalah keterkaitan antara tahapan tahapan operasional mulai dari arus bahan baku pertanian sampai ke
proses pengolahan dan kemudian ke konsumen.
2. Keterkaitan kebijaksanaan makro - mikro, adalah keterkaitan berupa
pengaruh kebijakan makro pemerintah terhadap kinerja agroindustri.
3. Keterkaitan kelembagaan, adalah hubungan antara berbagai jenis
organisasi yang beroperasi dan berinteraksi dengan mata rantai produksi
agroindustri.
4. Keterkaitan internasional, adalah saling ketergantungan antara pasar
nasional dan pasar internasional dimana agroindustri berfungsi.
Pengelolaan agroindustri dapat dikatakan unik, karena bahan bakunya
yang berasal dari pertanian (tanaman, hewan, ikan) mempunyai tiga
karakteristik, yaitu musiman (seasonality), mudah rusak (perishabelity), dan
beragam (variability). Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian
adalah :
Pertama, karena adanya komponen biaya bahan baku umumnya
merupakan komponen terbesar dalam agroindustri maka operasi mendatangkan
bahan

baku

sangat

menentukan

operasi

perusahaan

agroindustri.

Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan ketidakstabilan harga


bahan baku sehingga merumitkan pendanaan dan pengelolaan modal kerja.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

17

Kedua, karena banyak produk - produk agroindustri merupakan


kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas penting bagi
perekonomian suatu negara, maka perhatian dan keterlibatan pemerintah dalam
kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi.
Ketiga, karena suatu produk agroindustri mungkin diproduksi oleh
beberapa negara, maka agroindustri lokal terkait ke pasar internasional sebagai
pasar alternatif untuk bahan baku impor bersaing, dan peluang ekspor.
Fluktuasi harga komoditas yang tinggi di pasar internasional memperbesar
ketidakpastian finansial di sisi input dan output.
Salah satu permasalahan yang timbul akibat sifat karakteristik bahan
baku agroindustri dari pertanian adalah tidak berlanjutnya pasokan bahan
baku, sehingga seringkali terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku
dengan produksi dalam kegiatan agroindustri (idle investment). Sebagai salah
satu contoh pada tahun 1986 dari 6 jenis kegiatan agroindustri terjadi idle
investment sekitar 20 - 60 persen dengan urutan agroindustri adalah margarine,
minyak kelapa, makanan ternak, dan pengolahan ikan (Soekartawi, 1991).
II.2.2. Teknis Pengolahan Agroindustri
Pemahaman tentang komponen komponen pengolahan memerlukan
pemahaman pada fungsi - fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan
agroindustri adalah merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima
konsumen, dan tahan lama. Fungsi pengolahan harus dapat dipahami sebagai
kegiatan strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan
menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran - sasaran ini bisa dicapai dengan
merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

18

dengan

meragamkan

produk.

Fungsi

teknis

pengolahan

seharusnya

dipandang dari perspektif strategis tersebut. Dengan demikian manfaat


agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk
yang lain sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya perubahan

fungsi

waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang mudah rusak (perishable) menjadi
tahan lebih lama dan dapat disimpan, serta meningkatkan kualitas dari produk
itu sendiri, sehingga akan meningkatkan harga dan nilai tambah.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi (1991), bahwa
agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil,
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen,
dan meningkatkan pendapatan. Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah
penyebaran marjin dari meningkatnya nilai tambah tersebut antar mata rantai
pemasaran. Untuk itu, diperlukan kebijaksanaan yang dapat mendistribusikan
manfaat dari terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas yang
merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda
sama sekali. Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah penggilingan (milling),
penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan
(roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi
lainnya. Pada umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin
atau pabrik yang terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk
pertanian mentah hingga bentuk siap konsumsi berupa barang

yang telah

dikemas. Klasifikasi tahapan perubahan bentuk pada proses pengolahan dan


bentuk produk dalam agroindustri hasil pertanian adalah sebagai berikut :

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

19

Tabel 1. Aktivitas Pengolahan, Bentuk Produk, dan Tingkatan Proses Perubahan


Bentuk dalam Kegiatan Agroindustri Hasil Pertanian

LEVEL DARI PROSES PERUBAHAN BENTUK


I

II

III

IV

Aktivitas pengolahan
Cleaning

Ginning

Cooking

Chemical

Grading

Milling

ateurization

Altertion

Cutting

Canning

Texturization

Mixing

ehydration
Weaving
Extraction
assembly
Aktivitas Pengolahan

Frest fruits

Cereal grains

Dairy Products

Instant foots

Frest vegetables

Meats

Fruits & Vegetable

Textured veg

Eggs

Animal Feeds

Meats

products

Jute

Sauces

Tires

Cotton

Taxtiles and

Lumber

Garments Oils

Rubber

Furniture
Sugar
Beverages

Sumber : Austin, 1981

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

20

II.3. PENERAPAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

Pengembangan agroindustri di Indonesia terbukti mampu membentuk


pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 - 1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas
ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami
kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam
jumlah unit usaha yang beroperasi. Dalam penerapan dan pengembangan
agroindustri hasil pertanian masih ada alternatif teknologi yang tersedia untuk
pengolahan hasil hasil pertanian, bervariasi mulai dari teknologi tradisional
yang digunakan oleh industri kecil (cottage industry) sampai kepada teknologi
canggih yang biasanya digunakan oleh industri besar. Dengan demikian
alternatif teknologi tersebut bervariasi dari teknologi yang padat karya sampai
ke teknologi yang padat modal.
Teknologi maju dan mesin mesin berkapasitas besar dapat mengurangi
biaya pengubah (variable cost) seperti biaya tenaga kerja per unit output serta
dapat memperkuat kedudukan perusahaan di pasar produk bersangkutan,
karena kualitas outputnya yang tinggi, standar kualitasnya yang konsisten, dan
volume produksinya yang

besar sehingga dapat menarik pembeli dengan

jumlah pembelian besar. Tetapi tingkat produksi dan teknologi yang tinggi
menuntut pengembangan prasarana, pengelolaan, dan tenaga kerja terampil.
Disamping itu, karena biaya tetap (fixed cost) yang tinggi maka perusahaan
seperti itu harus memiliki kepastian penyediaan bahan baku serta kepastian

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

21

pasar untuk produk yang dihasilkan dan beroperasi mendekati kapasitas


efektifnya agar perusahaan yang mejalankan agroindustri tersebut dapat
berjalan sehat (viable).
Perlu diingat bahwa pilihan teknologi pada kebanyakan operasi
pengolahan dapat di kelompokan ke dalam dua kategori. Pertama, pilihan
diantara berbagai jenis peralatan dan mesin mesin untuk menyelesaikan
proses yang sama. Kedua, pilihan diantara proses proses yang menghasilkan
produk akhir yang sama. Proses agroindustri tidak hanya terdiri dari operasi
tunggal tetapi terdiri dari beberapa tahap dengan sistem sistem penunjang.
Masing masing sistem mempunyai kendala dan alternatif teknis. Jenis
teknologi

yang digunakan untuk masing - masing sistem harus ditetapkan

secara terpisah, tetapi kemudian dirangkaikan dalam konteks perusahaan secara


keseluruhan
Pada tahap - tahap produksi, setiap perusahaan agroindustri terdiri dari
komponen komponen fisik sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penerimaan dan penyimpanan bahan mentah.


Pengkondisian bahan mentah
Pengolahan utama (pemisahan, pemusatan pencampuran, dan stabilitas)
Pengemasan
Penyimpanan produk - produk yang dihasilkan
Pengiriman produk - produk yang dihasilkan.
Disamping komponen - komponen fisik tersebut diatas, perusahaan

agroindustri memerlukan sistem sistem penunjang seperti sumber energi,


air, bahan-bahan, perlakuan dan pembuangan limbah, pemeliharaan dan
perbaikkan. Kebanyakan agroindustri juga mempunyai sistem penerimaan,
penyimpanan, dan penyiapan bahan bahan yang diperlukan dalam
pengolahan secara terpisah, dan paling sedikit mempunyai sistem produk

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

22

sampingan yang dilengkapi dengan tahap tahap pengolahan, pengemasan,


penyimpanan, dan distribusi. Sistem administrasi dan pengolahan serta
perumahan staf juga diperlukan untuk menjamin operasi pabrik secara efisien.
Untuk menemukan teknologi atau paket

barang modal

yang

tepat

untuk suatu perusahaan agroindustri, perusahaan tersebut harus memahami


pasar yang dilayani dan memahami ketersediaan bahan baku. Setelah
menetapkan produk yang diinginkan serta semua semua parameter dalam
sistem penyediaan bahan baku, faktor - faktor yang berkaitan dengan teknologi
pengolahan atau faktor - faktor yang berkaitan dengan persyaratan produk dan
proses perlu diidentifikasi. Dalam menyelidiki pilihan teknologi, beberapa
pertanyaan berikut ini perlu mendapat jawaban :
1. Sampai tingkat mana penggunaan kapasitas yang mungkin dan
bagaimana pengaruhnya terhadap biaya produksi?
2. Secara relatif, bagaimana pentingnya tenaga kerja, modal, dan faktor
- faktor produksi lainnya dalam biaya setiap alternatif teknologi di lokasi
yang direncanakan?
3. Bagaimana setiap alternatif teknologi mempengaruhi produksi dan
fleksibilitas pemasaran?
4. Infrastruktur apa dan pelayanan pendukung apa yang diperlukan oleh
masing- masing alternatif teknologi?
5. Apa implikasi pengelolaan dari masing-masing teknologi dan faktor
faktor sosial ekonomi apa yang mempengaruhi penyediaan bahan baku,
pekerja dan pelanggan?

Pemilihan teknologi adalah satu keputusan yang sangat penting dalam


pelaksanaan agroindustri, dengan pemilihan teknologi yang tepat guna dalam
usaha

agroindustri

akan

berdampak

baik

bagi

pengembangan

sektor

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

23

agroindustri dan dapat memperkuat industri di Indonesia serta memunculkan


kemungkinan yang cukup besar guna bersaing dengan usaha agroindustri lain
di tingkat internasional. Austin (1981) menunjukkan bahwa kriteria utama yang
harus

diperhatikan

dalam

pemilihan

teknologi

guna

mendukung

pengembangan agroindustri diantaranya adalah :


1. Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang
dipilih harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar terutama yang
menyangkut kualitas. Karena preferensi konsumen sangat beragam, maka
teknologi yang dipilih pun harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Kebutuhan pengolahan (process requirements). Sudah barang tentu bahwa
setiap

jenis alat

mengolah suatu

pengolahan memiliki
bahan

baku

menjadi

kemampuan
berbagai

tertentu untuk

bentuk

Semakin tinggi kemampuan suatu alat untuk menghasilkan

produk.
berbagai

jenis produk, maka akan semakin kompleks jenis teknologinya dan akan
semakin mahal investasinya. Oleh karena itu, pemilihan teknologi

harus

memadukan pertimbangan antara kompleksitas teknologi dan biaya yang


dibutuhkan.
3. Penggunaan kapasitas (capacity

utilization). Pemilihan teknologi

harus

disesuaikan dengan kapasitas yang akan digunakan, sedangkan kapasitas


yang akan digunakan sangat tergantung dari

ketersediaan

dan

kontinuitas bahan baku (raw material).


4. Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Biasanya suatu
pengelolaan

akan berjalan baik pada tahap awal karena besarnya

kegiatan masih berada dalam cakupan pengelolaan yang optimal


(optimum management size). Setelah besar, masalah biasanya mulai muncul
dan hal itu menandakan bahwa skala usaha sudah melebihi kapasitas
pengelolaan.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

24

Dalam

penerapan

dan

pengembangan

sektor

agroindustri

guna

mendukung tumbuhnya industri yang kuat, seorang pengusaha agroindustri


harus memiliki prinsip prinsip dasar dalam suatu usaha agroindustri sebagai
strategi untuk pemasaran. Ada dua belas prinsip dasar yang perlu ditekankan
dalam diri seorang pengusaha agroindustri, yaitu:

Prinsip Pertama : Hormati Pelanggan


Bila pelanggan anda tidak membeli produk atau jasa anda, tidak ada lagi yang
penting.
Prinsip Kedua : Mengatur Inteligensi
Kenali pasar anda dan kenali diri anda sendiri.
Prinsip Ketiga : Mempertahankan Tujuan
Kehendak yang jelas dan tujuan yang teguh.
Prinsip Keempat : Posisi yang Aman
Kuasai posisi yang tidak dengan mudah dapat direbut oleh pesaing anda.
Prinsip Kelima : Tindakan Menyerang
Tetap menyerang untuk mengamankan kebebasan tindakan.
Prinsip Keenam : Kejutan
Kejutan adalah cara yang terbaik untuk memperoleh dominasi psikologis dan
mementahkan inisiatif lawan anda.

Prinsip Ketujuh : Manuver


Rute paling mudah sering meruapakan jalan paling berat untuk dipertahankan,
jalan memutar yang paling panjang mungkin jalan paling pendek untuk pulang.
Prinsip Kedelapan : Konsentrasi Sumber daya
Memiliki kekuatan massal superior yang memadai di tempat dan waktu yang
paling menentukan.
Prinsip Kesembilan : Ekonomi Kekuatan
Nilai secara akurat di mana anda menyebarkan sumber daya anda.
Prinsip Kesepuluh : Struktur Komando
Proses manajemen yang baik melepaskan ikatan kekuatan sumber daya manusia.
Prinsip Kesebelas : Kepemimpinan Pribadi

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

25

Diperlukan kepercayaan pemimpin pada bawahannya dan kepercayaan mereka

pada kemampuan pemimpin untuk menang.


Prinsip Kedua belas : Kesederhanaan
Bahkan rencana yang paling sederhana pun sulit dilaksanakan.
Selain itu, dalam pengembangan agroindustri juga perlu memperhatikan

aspek aspek yang ada dalam manajemen pemasaran agroindustri. Aspek


aspek tersebutlah yang dapat membantu kita semua dalam membuka suatu
usaha agroindustri kemudian proses penjualannya. Apabila suatu perusahaan
memperhatikan aspek aspek dalam manajemen pemasaran dengan baik dan
benar, maka perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik, memiliki
kekuatan yang cukup besar dalam pasar, dan akan menghasilkan produk yang
berkualitas. Berikut adalah aspek aspek dalam manajemen pemasaran:

1. Aspek Perencanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri

Pada berbagai buku literatur pemasaran, definisi tentang perencanaan


juga berbeda beda walaupun prinsipnya sama. Shuchman (1978), lebih
menekankan pengertian tujuan daripada definisi perencanaan pemasaran itu
sendiri. Menurut Shuchman, tujuan perencanaan pemasaran adalah:
..is integrate and coordinate marketing resources and efforts to accommodate the
needs of the market place subject to the constraints of the firms external environment.
Sedangkan Sofyan Assauri (1987), memberikan pengertian bahwa:
..perencanaan pemasaran adalah perumusan usaha yang akan dilakukan dalam
bidang pemasaran dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam suatu perusahaan
guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu di bidang pemasaran pada suatu waktu
tertentu di masa yang akan datang.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

26

Dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


perencanaan ini penting karena merupakan alat yang mampu dipakai untuk:
a. Mendorong tercapainya target tertentu yang telah digariskan oleh
perusahaan agroindustri.
b. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran hasil agroindustri.
Karena itu, maka di dalam kegiatan pemasaran, aplikasi perencanaan
pemasaran ini dibedakan menjadi tiga tahapan berdasarkan dimensi waktu,
yaitu:
a. Perencanaan pemasaran jangka pendek atau yang biasa disebut emergency
plan. Perencanaan ini biasanya dimaksudkan untuk mengatasi krisis
perusahaan agroindustri khususnya dalam jangka pendek.
b. Perencanaan pemasaran jangka menengah atau yang biasa disebut shortmiddle-range-plan. Biasanya dibuat dalam waktu 2 s/d 3 tahun disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan.
c. Perencanaan pemasaran jangka panjang atau yang biasa disebut longrange-plan. Perencanaan seperti ini dibuat dalam jangka waktu 5 tahun
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Apakah perencanaan pemasaran tersebut dibuat untuk keperluan jangka
pendek, menengah atau jangka panjang, diperlukan tahapan tahapan tertentu
dalam merancang perencanaannya. Bell (1972), memberikan garis garis besar
tahapan dalam melaksanakan proses perencanaan yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Identifikasi gejala ekonomi yang relevan dengan pengembangan pokok.


Identifikasi kesempatan pasar.
Identifikasi dan penetapan tujuan pemasaran.
Evaluasi dari berbagai alternatif perencanaan pemasaran.
Menetapkan perencanaan yang optimal.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

27

Berikut adalah macam - macam perencanaan dalam pemasaran :


1.1. Perencanaan Strategis
Perencanaan startegis merupakan salah satu dari macam perencanaan
pemasaran. Dengan perencanaan strategis akan mengarahkan kita sebagai
pengusaha agroindustri untuk mencapai tujuan pemasaran. Ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan strategis ini, yaitu:
a. Konsumen yang akan dilayani. Di sini aspek kepentingan konsumen
berikut tingkah laku konsumen perlu diperhatikan.
b. Persaingan yang akan dihadapi. Di sini identifikasi pesaing (dari berbagai
aspek) perlu diketahui dengan jelas. Misalnya, macam dan kualitas
produk, omset produksi dan penjualan, lokasi dan distribusi pemasaran
produk dan sebagainya.
c. Ciri pasar yang ada, berikut ciri segmen pasar yang bersangkutan.
d. Perubahan lingkungan yang mempengaruhi pasar.
Keempat aspek tersebut tidak terlepas dari kemampuan sumber daya
yang dimiliki perusahaan agroindustri, misalnya besarnya asset, Profesionalisasi
tenaga yang ada dan aspek sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan
agroindustri. Di dalam berbagai literatur pemasaran atau manajemen pemasaran
yang ada, seringkali aspek perencanaan ini diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Perencanaan pemasaran perusahaan (corporate marketing plan)
b. Perencanaan pemasaran produk (product marketing plan)
Perbedaan tersebut timbul karena pentingnya masing masing
perencanaan dalam kaitannya dengan strategi perusahaan dalam memasarkan
produk yang dihasilkan. Pembahasan tentang hal ini disajikan dengan oleh

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

28

Assael (1985) dan Panglaykim (1987). Pada prinsipnya perencanaan perusahaan


ini mencakup kegiatan:
a. Penetapan maksud dan tujuan perusahaan.
b. Penetapan pedoman tentang macam produk.
c. Penetapan alokasi sumber daya pada masing masing unit usaha.
Di lain fihak pada perencanaan pemasaran produk, dicakup kegiatan
yang meliputi:
a. Maksud dan tujuan.
b. Pengembangan produk atau mix-product.
c. Strategi pemasaran.
Dua macam klasifikasi perencanaan tersebut berbeda satu sama lain
karena berbagai hal, antara lain seperti pada tabel 1.1. Dari dua konsep di atas,
dapat dikatakan bahwa baik perencanaan pemasaran sama sama mempunyai
proporsi yang penting dalam upaya untuk memajukan perusahaan. Gabungan
dari dua macam perencanaan tersebut dalam praktiknya sering disebut dengan
perencanaan pemasaran yang strategis (strategic marketing plan), yaitu bagaimana
mencapai tujuan perusahaan agroindustri dengan melakukan pemasaran yang
terpadu dan berhasil.

Tabel 1.1. Perbedaan Perencanaan Perusahaan dan Perencanaan Pemasaran

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

29

Perencanaan

No.

Perusahaan

Pemasaran Produk

Menetapkan tujuan perusahaan

Menetapkan tujuan pemasaran

Menetapkan mix-product

Menetapkan mix-marketing dari

pemasaran yang dimiliki

produk yang dihasilkan

Menetapkan integrasi sumber

Menetapkan integrasi sumber

sumber perusahaan

sumber pemasaran

Menetapkan alokasi sumber daya Menetapkan strategi pemasaran

Tanggung jawab berada pada


manajemen puncak

Jangka waktu sekitar 5 10


tahun

Tanggung jawab berada pada


manajemen madya
Jangka waktu sekitar 1 3tahun

1.2. Perencanaan Pemasaran Strategis


Perencanaan pemasaran strategis biasanya merupakan konsep yang
terpadu antara empat kegiatan, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Strategi produk
Strategi harga
Strategi distribusi
Strategi promosi

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

30

Dengan keterpaduan antara empat strategi tersebut, maka sasaran pasar


dapat ditetapkan. Sebagai contohnya, penentuan sasaran pasar meliputi
konsumen perorangan (yang berpendapatan tinggi, sedang, dan rendah);
konsumen institusi (skala besar, skala menengah, dan skala kecil); dan konsumen
kantor kantor pemerintah. Dengan sasaran seperti itu akan diketahui berapa
persen masing masing sasaran konsumen tersebut harus dicapai. Untuk itu,
diperlukan strategi strategi seperti yang dijelaskan di atas, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Strategi produk
Strategi harga
Strategi distribusi
Strategi promosi

2. Aspek Pelaksanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri


Suatu perusahaan agroindustri tentu tidak akan terlepas dari pengaruh
lingkungan karena keduanya saling berkaitan. Sehingga dikenal istilah informasi
dalam perusahaan dan informasi yang masuk ke dalam perusahaan. Variabel
lingkungan, seperti variabel ekonomi, teknologi, sosial-budaya-politik, dan
hukum (peraturan) adalah variabel variabel yang sering mempengaruhi
penampilan suatu perusahaan.
Untuk itu manajer dan peneliti pemasaran perlu memahami hal tersebut.
Pemahaman seperti ini biasa disebut dengan diagnosa. Untuk itu manajer atau
peneliti pemasaran dalam perusahaan agroindustri harus senantiasa memantau
variabel variabel lingkungan tersebut, kemudian suatu diagnosa. Suatu
diagnosa memerlukan kriteria kriteria tertentu untuk dapat dipakai apakah
suatu gelagat ekonomi atau lainnya dikatakan mengganggu atau tidak terhadap
penampilan perusahaan atau kalau mengganggu, seberapa besar pengaruhnya.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

31

Bila gangguan tersebut ada dan sekiranya akan mempengaruhi perusahaan


maka pemegang saham, pekerja, konsumen, suppliers, kreditor, masyarakat, atau
fihak fihak yang berkaitan dengan posisi perusahaan perlu diberitahu dan
diminta partisipasinya untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan ini
penting untuk mengambil sikap dalam penentuan sasaran pasar.
Di dalam strategi pasar ini, salah satu variabel penting adalah strategi
segmentasi, yaitu segmentasi produk dan segmentasi konsumen. Kemudian
kalau strategi pasar ini sudah diidentifikasi dengan baik, baru kemudian
ditetapkan strategi penjualan atau strategi peramalan penjualan. Berbagai cara
dapat dipakai dalam melakukan strategi penjualan ini, antara lain adalah:
a. Analisa diskriminan berganda, mengelompokkan produk apa yang paling
disenangi dan yang kurang disenangi pada tiap segmen konsumen.
b. Analisa faktor, mengelompokkan barang berdasarkan kaitan faktor yang
relatif sama.
c. Analisa ranting keputusan, analisa yang mendasarkan pada teori peluang.
d. Analisa regresi, untuk melakukan identifikasi faktor faktor yang
mempengaruhi omset penjualan.

3. Aspek Organisasi Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri


Organisasi pemasaran adalah salah satu aspek dari manajemen
pemasaran. Jadi setelah produk dihasilkan, dilakukan pemasaran. Kemudian
agar pelaksanaan pemasaran dapat bekerja sesuai dengan apa yag diharapkan,
maka perlu pengorganisasian. Agar setiap tugas dan wewenang efektif, maka
perlu didesain suatu organisasi pemasaran dengan tujuan, antara lain:
a. Untuk pembagian tugas hak dan wewenang agar masing masing
pegawai dan pimpinan dapat melaksanakan tugas tugasnya dengan baik
dan efesien.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

32

b. Untuk memudahkan tugas tugas koordinasi dan pengawasan. Dengan


mengklasifikasi sumberdaya manusia menurut struktur organisasi maka
pengorganisasian dan pengawasan menjadi lebih muda.
c. Untuk memudahkan mengatur atau mengelola perusahaan agar efesien.
Pada kebanyakan perusahaan agroindustri sering pula ditambahkan atau
dibentuk secara tersendiri tentang organisasi yang dikhususkan pada kepetingan
konsumen. Hal ini sangat penting karena :
a. Penjual (perusahaan) harus dapat sebsesar mungkin memuaskan pembeli.
b. Keragaman konsumen sedapat mungkin harus disederhanakan, sehingga
semua konsumen dapat dilayani dengan baik.
c. Penyampaian produk harus cepat dan tepat waktu manakala produk
tersebut diperlukan.
Sehingga dengan demikian, manajer perusahaan agroindustri dapat
dengan mudah mengidentifikasi:
a. Siapa yang melakukan produk barang dengan kualitas tertentu. Golongan
b.
c.
d.
e.

konsumen yang mana.


Kapan konsumen tersebut biasanya melakukan pembelian.
Macam barang apa yang kebanyakan diinginkan oleh konsumen.
Mengapa mereka membeli produk tersebut.
Bagaimana konsumen membeli produk tersebut. Apakah dilakukan
secara kontan atau kredit.
Tentu saja membagi klasifikasi seperti dijelaskan di atas perlu didasarkan

pada pemikiran yang rasional, pertimbangan situasi dan kondisi, proses difusi
dan sebagainya. Organisasi pemasaran itu dapat bersifat formal atau tidak
formal tergantung situasi dan kondisi. Begitu pula aplikasi pengorganisasian
suatu perusahaan juga beragam menurut kebutuhan. Oleh karena itu, organisasi
dalam komponen manajemen adalah lebih merupakan satu proses. Oleh karena
itu, seperti yang dijelaskan oleh Peter Drucker (1954), bahwa proses organisasi

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

33

ini merupakan pembentukan dari analisa aktivitas atau kegiatan, nalisa


membuat keputusan, dan analisa hubungan satu sama lain. Dalam proses
pengorganisasian suatu perusahaan seperti yang dijelaskan oleh Koontz dan
ODonnell (1964), terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penetapan tujuan perusahaan.


Formulasi tujuan, kebijaksanaan, dan pelaksanaan.
Penentuan kegiatan untuk melaksanakan.
Klasifikasi pembagian pekerjaan.
Pembagian pekerjaan menurut sumberdaya yang ada.
Penugasan pada setip pelaksana.
Koordinasi pelaksana seefisien mungkin baik secara vertikal atau
horizontal.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

34

Gambar 3. Contoh organisasi suatu perusahaan.

Direktur Utama

Manajer Penjualan

Direktur Pemasaran

Direktur Produksi

Manajer Promosi

Manajer Lainnya

Direktur Lainnya

Supervisi Penjualan

Salesman Daerah I

Konsumen
Salesman Daerah II

Konsumen
Salesman Daerah
Lainnya

Konsumen

Supervisi Penjualan
Supervisi Penjualan
Lainnya

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

35

4. Aspek pengawasan dan Pengendalian Dalam Manajemen Pemasaran


Agroindustri
Dalam

sistem

pengawasan

dan

pengendalian

pada

perusahaan

agroindustri terdapat berbagai macam jenis bergantung dari macam kegiatan.


Dilihat dari segi tanggung jawab seorang manajer, maka pengawasan dan
pengendalian dapat dibedakan pada:
a. Tenaga pemasaran (jumlah, profesional, gaji, hasil kerja)
b. Organisasi pemasaran (efektif atau tidak efektif)
c. Sasaran dan prasarana ( memadai/mendukung atau tidak)
Maka sistem pengawasan dan pengendalian ini dapat dibedakan menjadi
empat aspek, yaitu:
a. Mengawasi dan menyelidiki perencanaan. Apakah sudah efektif, sesuai
dengan yang ditetapkan atau belum.
b. Mengawasi dan mengendalikan strategi pemasaran yang sedang berjalan.
c. Mengawasi dan mengendalikan penampilan perusahaan, apakah dalam
posisi untung atau defisit.
d. Mengawasi dan mengendalikan efektivitas semua aspek yang ada.
Dengan melakukan sistem pengawasan dan pengendalian yang baik, maka
suatu perusahaan agroindustri dapat berkembang dengan baik dan produknya
dapat disukai oleh semua konsumen.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

36

Dari berbagai penjelasan yang telah diberikan di atas tentang pengertian,


karakteristik, teknis pengolahan dan pengembangan agroindustri serta strategi
strategi pengembangan pemasaran hasil agroindustri, kita dapat membuka suatu
usaha agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia
dan berbagai macam hasil pertanian yang ada di Indonesia. Dalam mendirikannya
pun kita tidak perlu membuat perusahaan yang sangat besar, dengan membuka
usaha home industri kecil dan menengah. Dengan memahami kemampuan dan
memahami strategi pemasaran yang ada, secara perlahan usaha tersebut dapat
meningkat dan berkembang dengan pesat sehingga menghasilkan suatu perusahaan
yang

bergerak

di

bidang

agroindustri

dan

mampu

mengurangi

tingkat

pengangguran yang ada di Indonesia, meningkatkan perekonomian bangsa, dan


menciptakan sektor industri yang kuat di Indonesia serta berbagai hal lainnya.
Telah kita ketahui bahwa, target pencapaian pengurangan angka kemiskinan
global di bawah program PBB yang disebut tujuan pembangunan milenium pada
2015 tersisa lima tahun. Namun, komitmen pemerintah untuk mencapai target yang
ditetapkan

dalam

tujuan

pembangunan

milenium

(millennium

development

goals/MDGs) makin menurun seiring dengan lambatnya penurunan jumlah orang


miskin di Indonesia, terutama di perdesaan. Kunci sukses untuk mengurangi
setengah dari total jumlah orang miskin dan kelaparan pada 2015 adalah
mengembalikan arah pembangunan ke sektor primer seperti pertanian dan
perkebunan.
Pasalnya, hingga kini sekitar 60 persen rakyat Indonesia menggantungkan
hidup mereka dengan mencari nafkah dalam sektor primer ini dan para petani itu
masih tergolong kaum miskin. Dalam konteks itu, dibutuhkan iklim yang kondusif
agar proses pembangunan pertanian yang masih digarap secara konvensional bisa

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

37

diarahkan ke pengembangan agroindustri modern yang dapat memberi nilai tambah


yang lebih besar bagi petani.
Hingga kini kendala pengembangan agroindustri belum teratasi dengan baik.
Kecenderungan para pelaku agroindustri yang lebih suka mengekspor komoditi
pertanian dalam bentuk bahan baku menyebabkan pengembangan ilmu dan
teknologi pertanian di Indonesia mengalami perlambatan sehingga kita belum
berhasil menciptakan produk olahan pertanian yang berdaya saing tinggi. Sebagai
contoh, komoditas yang pemanfaatannya belum optimal adalah produk olahan
kelapa sawit seperti CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah). Produk olahan
kelapa sawit Indonesia sebagian besar masih diekspor dalam bentuk CPO, belum
berupa produk turunan yang bernilai tambah tinggi.
Sementara itu, Malaysia, hampir 95 persen ekspornya sudah dalam bentuk
turunan CPO dan produk oleochemical telah menjadi hasil lanjutan CPO yang mampu
menambah penerimaan devisa Malaysia (Sibuea, 2007). Pemerintah patut memberi
perhatian serius untuk mengembangkan agroindustri sebagai salah satu pilar
pembangunan ekonomi kerakyatan yang pro poor, pro job, dan pro growth. Kita harus
belajar dari keberhasilan Thailand dalam pembangunan agroindustri. Berbagai hasil
pertanian seperti buah dan sayuran baik dalam bentuk segar maupun olahan telah
lama diekspor oleh Thailand untuk menambah pundi - pundi devisa negaranya.
Komoditas pertanian kita seperti jeruk berastagi, mangga samosir, salak bali
dan sidempuan, rambutan binjai, dan durian sidikalang, kini kalah bersaing dengan
jeruk, mangga, salak, rambutan, dan durian thailand. Bahkan beras pun harus kita
datangkan dari negara itu sekalipun lahan pertanian kita amat luas dan subur. Dapat
diperkirakan jika pemerintah mau serius mengembangkan agroindustri, seperti
halnya Malaysia yang menguasai agroindustri kelapa sawit dari hulu hingga hilir,

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

38

harapan agar Indonesia dapat mencapai target MDGs 2015 dapat terwujud.
Pengembangan agroindustri tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan kegiatan
di sektor itu sendiri, tetapi sekaligus menjadi mesin penggerak lokomotif
perekonomian kerakyatan guna mengurangi angka kemiskinan lewat peningkatan
kesempatan kerja.

BAB III
Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

39

PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Dengan apa yang telah dijelaskan dalam Bab II tentang pembahasan
agroindustri, dapat disimpulankan bahwa :

Pengembangan agroindustri dengan memanfaatkan bioteknologi akan


mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya pemulihan
krisis ekonomi di Indonesia sekaligus peningkatan daya saing produk
agroindustri di era globalisasi yang sangat kompetitif ini.

Dengan mengembangkan sektor agroindustri dengan baik maka secara


tidak langsung kita telah membantu meningkatkan perekonomian para
petani sebagai penyedia bahan baku untuk industri dan perekonomian
negara.

Apabila agroindustri dapat dikembangkan terus - menerus maka


jumlah pengangguran akan terus menurun dan akan berdampak pada
peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia.

Generasi muda zaman sekarang harus optimis dengan kompetensi yang


mereka miliki dan bekerja keras untuk mengintegrasikan ilmu yang
meraka dapatkan sehingga memiliki rancangan inovasi yang lebih
kreatif sebagaimana merancang agroindustri ke depan sebagai basis
peningkatan

taraf

hidup

masyarakat

kecil

dan peningkatan

perekonomian negara.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

40

Ada dua belas prinsip dasar yang perlu ditekankan dalam diri seorang
pengusaha agroindustri, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Prinsip Hormati Pelanggan


Prinsip Mengatur Inteligensi
Prinsip Mempertahankan Tujuan
Prinsip Posisi yang Aman
Prinsip Tindakan Menyerang
Prinsip Kejutan
Prinsip Manuver
Prinsip Konsentrasi Sumber daya
Prinsip Ekonomi Kekuatan
Prinsip Struktur Komando
Prinsip Kepemimpinan Pribadi
Prinsip Kesederhanaan

Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan


sektor agroindustri guna menciptakan industri yang kuat, yaitu:
1.

Aspek perencanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

2.

Aspek pelaksanaan dalam manajemen pemasaran agroindustri

3.

Aspek organisasi dalam manajemen pemasaran agroindustri

4.

Aspek pengawasan dan pengendalian dalam manajemen pemasaran


agroindustri

III.2. Saran
Pada zaman yang modern ini, berbagai hal perlu kita kembangkan agar
kita semua dapat bersaing dengan negara negara lain di era globalisasi ini.
Sektor agroindustri merupakan bidang yang dapat kita kembangkan dengan
mudah apabila kita telah mengetahui bagaimana cara mengembangkannya.
Pengembangan sektor agroindustri dapat mengurangi tingkat pengangguran di

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

41

negara

Indonesia,

dengan

pemerintah

memberikan

peluang

terhadap

masyarakat untuk mengembangkannya seperti memberikan pinjaman modal


untuk membuka usaha agroindustri. Selama ini pemerintah tidak melakukan
hal tersebut dengan benar. Seharusnya pemerintah juga memperhatikan
masyarakat yang ada di pelosok pelosok negeri ini, dengan begitu
pengembangan sektor industri dapat berjalan dengan maksimal.
Selain itu pemerintah juga perlu membantu masyarakat masyarakat
kecil agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam mendirikan suatu
usaha dan bagaimana cara utntuk mengembangkannya, telah kita ketahui
bahwa sumber daya manusia yang ada saat ini kurang memenuhi kualitas yang
ada. Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil pertanian yang
sangat baik, dengan mengolah hasil pertanian tersebut kita juga dapat
meningkatkan perekonomian para petani. Dengan pengembangan sektor
agroindustri dengan baik dan benar maka kita semua dapat menumbuhkan
industri yang kuat dan dapat meningkatkan perekonomian negara dan dapat
mengurangi tingkat kemiskinan pada masyarakat saat ini.
Generasi muda pun perlu untuk mengembangkan sektor agroindustri
ini. Generasi muda zaman sekarang sangat pandai dalam teknologi dan ilmu
ilmu pengetahuan yang ada, sehingga dengan begitu generasi muda dapat
menciptakan produk produk agroindustri dengan menggunakan kreatifitas
yang mereka miliki. Generasi muda juga dapat menjadi pelopor dalam bidang
ini dan dapat membantu masyarakat yang belum memiliki pekerjaan untuk
mengembangkan usaha tersebut. Telah kita ketahui bahwa generasi muda
zaman sekarang telah terpengaruh oleh hal hal negatif dari dunia
internasional seperti seks bebas, narkoba, dan berbagai hal lainnya yang dapat
merusak hidup mereka. Dengan ikut berpartisipasi dalam pengembangan

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

42

sektor agroindustri maka generasi muda yang ada dapat dicegah agar tidak
terjerumus ke dalam pengaruh negatif dunia internasional yang ada.

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

43

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic


Development. Washington, D.C. USA.
Kaelan, Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Paradigma. Yogyakarta.
Michaelson, Gerald A., dan Steven W Michaelson. 2004. SUN TZU Strategi Untuk
Pemasaran. Karisma. Batam.
Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil Hasil Pertanian. Teori
dan Aplikasinya. Rajawali. Jakarta.
Soekartawi. 1991. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
www.wikipedia.com/agroindustri.
conandole.wordpress.com/agroindustri-masa-depan-kita-semua.
www.stoppemiskinan2015.org/Kemiskinan,MDGs,Agroindustri.
www.research.mercubuana.ac.id/PENERAPAN_DAN_PENGEMBANGAN_
AGROINDUSTRIAL.pdf

Pengembangan Sektor Agroindustri Guna Mendukung Tumbuhnya Industri yang Kuat

44

Anda mungkin juga menyukai