Anda di halaman 1dari 18

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LABORATORIUM

HEMOGLOBIN ( cara sahli)


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan penambahan larutan


HCl, lalu kadar asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang
terjadi dengan warna standar.

Tujuan

Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan alat :
Hemoglobinometer (hemometer) sahli terdiri dari :
Gelas berwarna sebagai warna standar.
Tabung hemometer dengan perubahan skala putih 2 sampai dengan 22 skala
merah untuk hematokrit.
Pengaduk dari gelas.
Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ l.
Pipet Pasteur.
Kertas saring / tissue/kain kasa kering.
Reagen.
Larutan HCl 0,1 N
Aquades.
Pelaksanaan :
Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
1.

2. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 l.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas
tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
4. Masukkan darah sebananyak 20 l ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl
tadi tanpa menimbulka gelombang udara.
5. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl
dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.
6. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
7. Asam hematin yangterjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes
sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapt warna yang
sama dengan warna standar.
8. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ni adalah permukaan
terendah dari larutan.
Pelaporan :
Dinyatakan dalam gr/dl
Unit Terkait

Laborat
HITUNG LEOKOSIT
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Menghitung jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.

Tujuan

Menghitung lekosit dalam darah.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan alat :
1. Pipet lekosit.

2. Kamar hitung.
3. Mikroskop.
4. Counter tally (bila ada).
Reagen
1. Larutan turk
Pelaksanaan :
1. Hisaplah darah kapiler / darah EDTA dengan pipet lekosit sampai tepat pada
garis 0,5.
2. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan cara
menghapus dari pertengahan pipet kebawah dengan kertas saring/ tissue secara
cepat.
3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan turk sambil menahan darah pada garis
tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 dan larutan turk dihisap perlahan-lahan
(jangan sampai timbul gelembung udara sampai garis 11)
4. Angkatlah pipet dari airan dan tutup ujungnya dan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap.
5. Kocoklah pipet dengan menutup ujung-ujung pipet dengan ibu jari dan jari
tengah selama 2-3 menit.
Bila tidak akan segera diperiksa, letakkan pipet tersebut dalam posisi
horizontal.
6. Ambilah kamar hitung improved neubauer yang bersih, letakkan kamar hitung
ini di dengan kaca penutup terpasang mendatar diatasnya.
7. Kocokklah kembali pipet yang telah diisi tadi, kemudian buangla cairan ke
dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung
pipet dengan sudut 30C pada permukaan kamar hitung serta menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi secara perlahan-lahan
dengan sendirinya.
8. Biarkan kamar hitung berada di atas mikroskop selama 2 menit agar lekosit
mengendap. Bila tidak segera hitung dapat disimpan dalam petridish tertutup
yang berisi kapas basah.
Unit Terkait

Laborat
HITUNG JENIS LEOKOSIT

UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns

Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian

Menghitung jumlah lekosit yang ada dalam volume tertentu.

Tujuan

Menghitung jumlah tiap-tiap jenis lekosit dalam darah.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.

Persiapan alat :
Mikroskop.
Kaca obyek yang kering bebas debu dan lemak.
Lancet steril.
P;encatat waktu.
Rak pengecatan.
Rak pengering.
Minyak imersi.
Kaca penggeser.
Pisnsil kaca.
Reagen :
Larutan wright.
Larutan penyanggah dengan pH6,4.
Cara Pemeriksaan :
Pembuatan sediaan apus darah.
Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek 2cm dari tepi.
letakkan kaca tersebut di atas meja dengan darah sebelah kanan.
Dengan kanan tangan diletakkan kaca penggeser di sebelah kiri tetesan darah.
Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut.
Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca penggeser.
Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 30 - 45. Jangan menekan
kaca penggeser tersebut ke bawah.
Biarkan kesediaan tersebut kering di udara. Lalu tulislah nama pasien, pada
bagian tebal dari sediaan dengan pinsil kaca.
Pewarnaan sediaan apus.
Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada rak pewarna dengan lapisan darah
di atas. Kemudian teteskan 20 tetes larutan wright dan biarkan selama 20
menit.
Lalu teteskan sama banyaknya lsrutsn penyanggah ke atas sediaan dan biarkan
5 menit.
Siramlah sediaan itu dengan aquades. Mula-mula perlahan-lahan kemudian
keras-keras untuk membersihkan sediaaan dari kotoran.

Unit Terkait

Laborat
LED
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Laju Endap Darah

Tujuan

Untuk mengetahui banyaknya sel-sel darah yang mengendap dalam waktu


tertentu.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Bahan :
1. Darah vena dengan antikoagulen.
Persiapan alat :
1. Pipet westergren.
2. Rak westergren.
Pelaksanan :
1. Pipetlah larutan NaCl 0,85% (PZ) sebanyak 0,25 ml (menggunakan pipet
westergren sampai tanda 150)
2. Pipetlah darah sebanyak 1 ml (menggunakan pipet westergren sampai tanda
nol (0), masukkanlah kedalam tabung reaksi yang berisi PZ, lalu kocok.
3. Pipetlah campuran darah tersebut dengan menggunakan pipet yang sama
sampai tanda nol.
4. Letakkanlah pada`rak westergren dalm sikap tegak \lurus.

5. Tunggulah selama 1 jam, baca nilai L.E.D nya.

Unit Terkait

Laborat

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Suatu tindakan pemeriksaan golongan darah

Tujuan

Untuk mengetahui golongan darah seseorang

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan darah harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.


Prosedur

Persiapan Alat :
1. Kaca`obyek.
2. Lancet.
3. Kapas alkohol.

a.
b.
c.
d.

Reagen :
1 set antisera yang berisi :
Serum anti A.
Serum anti B.
Serum anti AB.
Anti Rh faktor.

Cara pemeriksaan :
1. Taruhlah pada kaca objek :
a. 1 tetes serum anti A.
b. 1 tetes serum anti B.
c. 1 tetes serum anti AB
d. 1 tetes anti Rh factor.
2. Setetes kecil darah kapiler atau diteteskan pada serum-serum tersebut diatas.
Campur dengan ujung lidi (satu lidi untuk satu macam campuran).
3. Goyangkan kaca obyek dengan mmbuat gerakan melingkar selama 4 menit.
4. Lihat bagian mana yang ada aglutinasinya
Perhatian !
Bila :
1. Anti A aglutinasi positif
Anti B aglutinasi negatif
golongan darah A
Anti AB aglutinasi positif
2. Anti A aglutinasi negatif
Anti B aglutinasi positif
golongan darah B
Anti AB aglutinasi positif
3. Anti A aglutinasi positif
Anti B aglutinasi positif
golongan darah AB
Anti AB aglutinasi positif
4. Anti A aglutinasi negatif
Anti B aglutinasi negatif
golongan darah O
Anti AB aglutinasi negative
5. Anti Rh faktor aglutinasi positif Rh+
Anti Rh faktor aglutinasi negatif RhUnit Terkait

Laborat

BTA
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pemeriksaan sputum BTA


Pengertian
Tujuan

Untuk menemukan adanya bakteri tahan asam dalam dahak penderita.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan Alat :
Kaca obyek yang bersih tidak berminyak dan tidak bergores.
Lampu spritus.
Pensil kaca.
Rak pewarna.
Rak pengering.
Reagen :
Larutan Ziehl neelsen.
Cara Pembuatan :
Kaca obyek diberi nomor kode/nomor pasien/nama pasien pada sisi kanan
kaca`obyek.
Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning kehijauan, ada`perkejuan,
ada`pus atau darah. Ambil sedikit bagian teresebut dengan memakai
sengkelit/ose yang sebelumnya dibakar dahulu sampai pijar. Kemudian
didinginkan.
Ratakan diatas kaca obyek dengan ukuran 2 3 cm. apusan dahak jangan
terlampau tebal atau terlampau tipis. Keringkan pada suhu kamar.
Ose sebelum dibakar dielupkan dulu kedalam botol yang berisi campuran
alkohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 dengan tujuan untuk
melepaskan partikel yang melekat pada ose (untuk mencegah terjadinya
perikan atau aerosol pada waktu ose dibakar yang dapat menularkan kuman
tubercoluse).
Kemudian rekatkan/fiksasi dengan cara melakukan di atas lidah api dengan
cepat sebanyak 3 kali selama 3 5 detik. Setelah itu sediaan langsung
diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
Pewarnaan Ziehl Neelsen :
Letakkan sediaan di atas rak pewarna. Kemudian tuang larutan Carbol
Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan.
Panasi sediaan secara hati-hati idatas api selama 3 menit sampai keluar uap,
tetapi jangan sampai mendidih atau kering. Kemudian api digeser dan sediaan
didiamkan selama 5 menit.
Cuci dengan aquadest yang mengalir sampai zat warna yang bebas terbuang.
Tuang HCl alcohol 3% sampai warna merah dari fuchsin hilang.
Bilas dengan air mengalir.
Tuangkan larutan Methylen blue 0,1% sampai menutupi seluruh permukaan
dan tunggu 10 20 detik.
Bilas dengan air mengalir.
Keringkan di rak pengering (jangan dibawah sinar matahari langsung).
Baca`pada mikroskop dengan perbesaran 100x.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

3.
4.

5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Unit Terkait

Laborat

WIDAL
UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Pemeriksaan untuk mengetahui adanya antibody (uji kualitatif) titor antibody


(uji kuantitatif) terhadap infeksi slmonela typhosa.

Tujuan

Untuk membantu diagnosa penyakit thypus.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan Alat :
1. Obyek glass.
2. Pipet.
3. Pengaduk.
1.
a)
b)
c)
2.
a)
b)
c)

Prosedur :
Kualitatif
0,06 ml serum diteteskan pada 4 tempat terpisah pada obyek glass.
Masing-masing ditetesi dengan antigen salmonella.
Diaduk, digoyang melingkar, dibaca aglutinasi.
Kuantitatif
Dilakukan pengenceran serum.
Tiap pengenceran diteteskan pada obyek glass.
Dari masing-masing pengenceran dilakukan test seperti pada test kualitatif.
Interpretasi Hasil :

Unit Terkait

Serum (ml)
0,04
0,02
0,02
0,005

Titer antibody
1 : 40
1 : 80
1 : 160
1 : 320

Laborat

TES KEHAMILAN
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

02 - 01 - 2014

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya hormon human chorionie gonadotropin


(HCG) dalam urine.

Tujuan

Untuk membantu diagnose kehamilan dini.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur
1.

Persiapan Alat :
Strip tes kehamilan.

Prosedur :
1. Strip tes dan urine harus pada suhu (15 30c) untuk pengujian.
2. Lepaskan strip tes ke dalam kemasan yang disegel.
3. Celupkan strip ke dalam urine dengan panah menunjuk kearah urine. Ambil
strip setelah 3 derik lalu letakkan strip ditempat datar, permukaan bersih,
kering dan nonpenyerap (jangan biarkan tingkat urine melebihi MAX pada
garis penanda).
Cara Membaca Hasil Tes :
1. Negatif, artinya tidak hamil, jika hanya satu warna yang muncul di zona
kontrol.
2. Positif, artinya sedang hamil, jika terlihat warna yang berbeda muncul di zona
control dan zona uji. Intensitas warna dari tes mungkin bervariasi karena
berbagai tahap kehamilan memiliki konsentrasi yang berbeda dari hormon
hCG.
3. Invalid, tidak terlihat warna sama sekali, atau hanya terlihat di zona uji dan
tidak di daerah control
Positif
Invalid
Invalid
Negatif

Laborat
Unit Terkait
SEDIMEN URINE
UPT. Puskesmas
Kupang
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

No Dokumen

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns

Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006
Pengertian
Tujuan

Menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan anorganik dalam urine


secara mikroskopik.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan Alat :
Sentifuge.
Mikroskop.
Obyek glass.
Cover glass.
Pipet.

2.
3.
4.
5.
6.

Prosedur :
Kocok urine dalam botol supayasdimen tercampur rata.
Masukkan 5 10 ml urine ke dalam tabung sentifuge.
Disentifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm.
Tuang urine bagian atas hingga tersisa ml urine.
Kocok tabung untuk mencampur sedimen.
Dengan pipet tetes, diteteskan 1 tetes sedimen pada obyek glass, kemudian
ditutup dengan cover glass.
7. Periksa dibawah mikroskop.
Mula-mula dengan perbedaan obyektif 10x (lapang pandang keci/LPK)
kemudian dengan pembesaran obyektif 40x lapang pandang besar / LPB)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Unit Terkait

Laborat

UPT. Puskesmas
Kupang

PEMERIKSAAN DAHAK
No Dokumen

No. Revisi

Halaman

0
Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian

Pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung untuk diagnosa dalam


program penanggulangan TB.

Tujuan

Menegakkan diagnosis dan menetukan klasifikasi / tipe, menilai kemajuan


pengobatan, menentukan tingkat penularan.

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan Alat :
1.
2.
3.
4.
5.

Kaca sediaan / obyek glass.


OSG.
Lampu spirtus.
Pinset.
Botol berisi pasir dan alkohol 70%
Prosedur :

1. Ambil pot dahak dan kaca sediaan yang beridentitas dama dengan pot dahak.
2. Buka pot dengn hati-hati untuk menghindari terjadinya droplet (percikan
dahak).
3. Buat sediaan hapus dengan oase (sengkelit) dengan urutan sebagai berikut :
a) Panaskan oase diatas nyala api spirtus sampai merah dan biarkan sampai
dingin.
b) Ambil sedikit dahak dari bagian yang kental dan kuning kehijau-hijauan
(purulen) menggunakan oase yang telah disterilkan diatas.
c) Oleskan dahak secara merata (janga terlalu tebal tapi jangan terlalu tipis) pada

permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm.


d) Masukkan oase ke dalam botol (berukuran 300 500 cc) yangberisi pasir dan
alkohol 70% (setinggi 3-5 cm diatas pasir), kemudian digoyang-goyangkan
untuk melepaskan partikel yang melekat pada oase / sengkelit.
e) Setelah itu dekatkan oase tersebut pada api spirtus sampai kering, kemudian
f)

dibakar pada api spirtus tersebut sampai membara.


Keringkan sediaa diudara terbuka, jangan terkena sinar matahari langsung
atau diatas api, biasanya memerlukan waktu sekitar 15 30 menit, sebelum

sediaan hapus tersebut fiksasi.


g) Gunakan pinset untuk megambil sediaan yang sudah kering pada sisi berlabel
dengan hapusan dahak menghadap keatas.
h) Lewatkan di atas lampu spirtus sebanyak 3 kali (memerlukan waktu sekitar 3
5 detik) untuk fiksasi (kalau terlalu lama dapat merubah bentuk kuman dan
membuat sediaan pecah).
Unit Terkait

Laborat

PEEWARNAAN ZIEHL NEELSEN


UPT. Puskesmas
Kupang

No Dokumen

No. Revisi

Halaman

Tanggal Terbit
STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR

Di Tetapkan
Kepala UPT. Puskesmas Kupang

02 - 01 - 2014
BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns
Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian
Tujuan

Untuk melakukan pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam (BTA) antara


lain mycobacterium tuberculosis, mycobacterium non tuberculosis dan
mycobacterium leprae

Kebijakan

Dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur

Persiapan Alat :
1.
a)
b)
c)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kit reagen Ziehl Neelsen berisi :


Carbol fuctisin 0,3%.
Asam alkohol 3%.
Methylene blue 0,3%
Rak pengecatan.
Corong dengan kertas filter.
Pipet.
Pinset.
Lampu spirtus.
Air mengalir.
Rak pengering.
Prosedur :

1.

Letakan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke atas pad arak


pewarnaan, beri jarak kurang lebih satu jari antara satu sediaan dengan sediaan
yang lain.
2. Tuangkan karbol fuchsion 0,3% melalui kertas saring hingga mengenangi
seluruh permukaan sediaan.
3. Panasi dari bawah menggunakan sulut api setiap sediaan sampai keluar uap
(jangan sampai mendidih).
4. Diamkan selama 5 menit.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

1.
2.
3.
4.
5.

Bilas sediaan dengan hati-hati menggnaka air mengalir.


Genangi dengan asam alkohol 3%.
Bilas sediaan dengan hati-hati menggunkan air mengalir.
Ulangi pemberian asam alkohol sampai tidak tampak warna mera fuchsion.
Genangi sediaan dengan methylene blue 0,3% selama 0-20 detik.
Bilas sediaan dengan hati-hati mengunakan air mengalir.
Keringkan sediaan pad arak pengering.
Baca sediaan dengan menggunakan mikroskop binokuler pembesar 1000X
Interpretasi Hasil :
Positif : BTA akan terlihat berwarna merah terang dengan latar belakang biru
tanpa ada kotoran dan pewarnaan.
Pembacaan Hasil :
Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan
skala IUATLD sebagai berikut :
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negative.
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut + + atau (2+).
Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut + + + atau (3+).
Penulisan gradasi hasil bacaan penting untuk menunjukkan keparahan
penyakit dan tingkat penularan penderita tersebut.
Catatan :
Bila ditemukan 1 3 BTA dalam 100 lapang pandang,

Unit Terkait

Laborat

Anda mungkin juga menyukai