P.I.C.O
Kelompok
: A1
1102013015
1102013081
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016
Skenario :
Laki-laki berusia 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut kanan atas
dan mual dan muntah sudah 1 minggu ini. Dokter melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis pasien mengaku suka mengkonsumsi minuman
beralkohol dan Penggunaan obat-obatan terlarang disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sclera ikterik +/+, abdomen: nyeri tekan (+), hepatomegali 4 jari b.a.c / 3
jari b.p.x, permukaan rata, tepi rata dan tajam, setelah pemeriksaan diagnosis
sementara adalah hepatitis alkaholik dan akan di lakukan pemeriksaan lab. Saat
kontrol selanjutnya hasil pemeriksaan Lab menunjukkan bilirubin 9 mg / dl, AST 250
IU / dL, ALT 115 IU / dL, waktu protrombin 22 detik, INR 2,7, kreatinin 0,9 mg / dL,
HbsAG (-) dan leukosit jumlah 15.000 / cu mm dengan 70% neutrofil. dokter
menegakkan diagnosis hepatitis alkaholik dan memberikan obat prednisolone
(kortikosteroid), pasien sebelumnya membaca bahwa pentoxifylline bisa di gunakan
untuk pengobatan hepatitis alkaholik dan dia menanyakan mana yang lebih baik
antara kedua obat itu.
Pertanyaan : Pemberian kortikosteroid atau pentoxifylline yang paling baik pada
hepatitis alkaholik?
P
: kortikosteroid (prednisolone)
: pentoxifylline
Keyword
Source
: http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1412278
Limitation
: 10 tahun, research
Result
:7
Artikel terpilih : Mark R. Thursz, M.D., Paul Richardson, M.D., Michael Allison,
Ph.D et al. Prednisolone or Pentoxifylline for Alcoholic Hepatitis N Engl J Med 2015;
372:1619-1628