Kepada Yth Moderator
Kepada Yth Moderator
layaknya Kanisius. Disitulah saya mengerti bahwa pada saat melarutkan P 2O5 ke
dalam air, kita tidak menambahkan H 2O, tapi 3 kali H2O (berarti, H6O3), barulah
disederhanakan menjadi H3PO4.
4. Masih soal pengajarannya yang menyesatkan. Waktu itu, ia menyuruh kami
menghitung pH dari larutan HCl yang dicampur dengan H 2SO4. Dilihat dari
valensi H pada kedua unsur itu, pada HCl(asam klorida), H hanya bervalensi 1,
sedangkan pada H2SO4(asam sulfat) bervalensi 2. Harusnya, soal tersebut
dikerjakan dengan rumus: [H+]1 x V1 + [H+]2 x V2 = [H+]3 x V3. Namun, di kelas,
guru tersebut tidak mengkoreksi anak yang mengerjakan dengan rumus yang
salah: M1 x V1 + M2 x V2 = M3 x V3. Saya yang bingung, bertanya pada guru les
yang sama, yang menjawab, cara anak itu salah, karena kita tidak tahu, hasil
dari pencampuran HCl dan H2SO4 itu valensi H nya berapa.. Benar saja, pada
saat ulangan, cara anak itu dicoret dan diberi poin 0 untuk soal itu. Pada
akhirnya, anak itu harus mengikuti remedial.
Selanjutnya, kejadian-kejadian pada saat ulangan. Ada 2 kasus disini:
1. Yang pertama adalah saat ulangan harian. Saat itu, di tengah-tengah
mengerjakan ulangan, ia tiba-tiba bertanya, siapa yang sudah menyelesaikan
nomor 4?, 2 teman saya mengangkat tangannya. maaf nak, itu ada ralat,
semestinya angka 0.4 itu 0.04, ibu salah ketik, tolong dibenerin ya nak.
Akibatnya? Kedua orang itu harus mulai dari awal; menghapus jawaban
dengan tip-x, menunggu tip-x kering, dan mengerjakan ulang. Sangatlah rugi
bukan?
2. Kedua, kasus ini terjadi pada saat ulangan mid semester genap barusan,
dimana seluruh siswa dilarang menggunakan tip-x. Setelah berjalan sekitar 50
menit, tiba-tiba seorang guru masuk dan memberitahukan ralat soal, untuk
nomor 2 dan nomor 3. Ternyata, ada teman yang sudah selesai mengerjakan
soal-soal yang baru diralat tersebut. Tentu dia harus mengulang dari awal, dan
karena tidak boleh menggunakan tip-x, maka dia harus keluar, mencari guru
tersebut, meminta kertas, dan lalu mengulang pekerjaannya, yang total
memakan waktu 20 menit. Ia mengatakan pada saya, dari 120 menit waktu
mengerjakan, 20 menit saya hilang karena guru tersebut memberi ralat
dengan telat. Untuk catatan anda, ia sudah mendapat jawaban dari soal yang
belum diralat, dan hasilnya ada, dan angka yang didapat lebih bulat daripada
jawaban yang didapat setelah ralat soal, karena yang diubah hanyalah
volume: dari 100ml menjadi 200ml untuk nomor 2, dan dari 150ml menjadi
350ml untuk nomor
Keanehan juga terjadi saat melakukan remedial ulangan harian.
1. Bahan yang dikeluarkan tidak ada kaitannya dengan pelajaran. Pada saat
remedial sebuah ulangan, dimana bahan yang dipelajari adalah pembakaran,
pembentukan zat dan penguraian zat, guru ini malah mengeluarkan reaksi
fermentasi. Tujuan sebuah remedial tentu adalah agar murid-murid lulus,
walaupun dengan hasil KKM yaitu 75. Namun, dengan dikeluarkannya soal
fermentasi yang menyimpang jauh dari bahan, teman-teman saya yang
remedial hampir semuanya tidak bisa mengerjakan dan pada akhirnya tidak
lulus. Bahkan, ada yang mendapat nilai lebih buruk, dari 66 pada ulangan
harian menjadi 57 pada remedial.
2. Terakhir, saya tidak tahu apakah remedial pada saat jam pelajaran itu
diperbolehkan. Tapi yang pasti, pada ulangan terakhir, dimana yang tidak
mencapai nilai minimal sangat banyak, guru ini mengadakan remedial di jam
pelajaran, dan yang tidak mengikuti remedial disuruh menunggu di bagian
belakang kelas, belajar sendiri. Jika anda mau tahu, dalam ulangan ini, bahkan
ada 2 kelas dimana seluruh anak tidak lulus. Benar, 36 anak dari 36 anak
semuanya tidak lulus, dan pada kelas-kelas itu, akhirnya diadakan ulangan
ulang, juga di jam pelajaran. Saya tidak tahu apakah ini dimaksudkan agar
bapak tidak tahu atau bagaimana.
oleh siapapun juga, bahkan seorang pendidik yang menyiapkan para calon
pemimpin di masa mendatang.
Atas dasar semua itu, saya mohon dengan sangat amat kebijaksanaan
Pater untuk membuatkan sebuah solusi bagi kami, para siswa yang diperlakukan
tidak adil. Namun demikian, saya mohon dengan hormat, kiranya jangan
membuat keputusan gegabah yang pada akhirnya akan semakin menimbulkan
rasa benci guru ini terhadap kami, yang akan menimbulkan lebih banyak
masalah lagi, baik dalam ulangan, pelajaran, dan lain sebagainya. Sekedar
saran, mungkin pater bisa berdiskusi dengan Pater Kepala Sekolah atau Wakil
Kepala Sekolah bid. Kurikulum untuk mencari solusinya.
Tertanda,
Anonim
saya tuliskan anonim, namun anda bisa memanggil saya dengan Exe
Jika anda ingin memberikan jawaban, anda bisa tuliskan surat balasan anda
untuk saya,
dan anda pasang di papan di depan kantor moderator.
Petunjuk: Guru ini adalah guru yang mengatakan Goblok Kamu! pada saat
seorang murid meminta maaf padanya, beberapa waktu yang lalu.