SIARANPERSAKHIRTAHUN2014update30Des2014FINAL 1421220001 PDF
SIARANPERSAKHIRTAHUN2014update30Des2014FINAL 1421220001 PDF
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
Uji Kepatuhan Produk Pengelolaan Investasi, Manajer Investasi (MI), Agen Penjual Efek
Reksa Dana (APERD), Bank Kustodian (BK), dan Penasihat Investasi (PI). ................. 11
4.
5.
6.
7.
Uji Kepatuhan dan Monitoring Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Serta
Pemeringkat Efek.......................................................................................................... 14
2.
2.
X.
XI.
PENUTUP ............................................................................................................................ 31
ii
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Indeks
China (Shanghai)
China (Shenzhen)
India (Sensex)
Philipina (PSEi)
Indonesia (IHSG)
Thailand (SET)
Jepang (Nikkei 225)
Singapore (STI)
Hong Kong (Hsi)
Australia (AS30)
Korea Selatan (Kospi)
Malaysia (KLCI)
2013
2.115,98
1.057,67
21.170,68
5.889,83
4.274,18
1.298,71
16.291,31
3.167,43
23.306,39
5.353,08
2.011,34
1.866,96
29 Desember 2014
3.168,02
1.418,49
27.420,37
7.230,57
5.178,37
1.499,41
17.729,84
3.367,69
23.773,18
5.446,95
1.927,86
1.768,41
Pertumbuhan (%)
49,72
34,12
29,52
22,76
21,15
15,45
8,83
6,32
2,00
1,75
-4,15
-5,28
Nilai Kapitalisasi pasar juga mengalami kenaikan sebesar US$ 68,75 miliar atau 19,90% dari
US$ 345,54 miliar pada tanggal 30 Desember 2013 menjadi US$ 414,29 miliar pada tanggal
24 Desember 2014.
Perbandingan Nilai Kapitalisasi Pasar beberapa Bursa (dalam miliar USD)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nilai Kapitalisasi
Korea Selatan (Kospi)
China (Shenzhen)
Philipina (PSEi)
India (Sensex)
Thailand (SET)
Indonesia (IHSG) *
Australia (AS30)
Hong Kong (HSI)
China (Shanghai)
Jepang (Nikkei 225)
Singapore (STI)
Malaysia (KLCI)
2013
2.493,06
1.450,98
143,18
571,84
348,71
345,54
1.789,94
406,29
1.084,99
2.900,71
1.423,81
318,6
29 Desember 2014
3.600,73
2.028,14
183,13
701,19
426,13
414,29
1.855,44
413,05
1.059,39
2.724,35
1.332,70
285,96
Pertumbuhan (%)
44,43
39,78
27,91
22,62
22,20
19,90
3,66
1,66
(2,36)
(6,08)
(6,40)
(10,24)
II.
Berikut adalah data pertumbuhan NAB Reksa Dana yang melakukan Penawaran Umum
sejak 2 Januari hingga 24 Desember 2014:
NAB Per Jenis Reksa Dana (Dalam Triliun Rupiah)
Bulan
Pendapatan
Tetap
Saham
Pasar
Uang
ETF
Syariah
Total
Januari
28,54
84,49
13,25
19,45
42,21
0,33
1,97
9,51
199,77
Februari
29,11
88,86
13,46
20,21
42,18
0,34
2,05
9,16
205,37
Maret
29,37
90,68
12,05
20,31
42,46
0,42
2,07
8,96
206,33
April
29,60
90,60
13,82
19,97
42,24
0,36
2,08
9,00
207,66
Mei
30,85
90,02
14,47
19,39
42,39
0,41
2,10
9,06
208,70
Juni
30,19
91,12
15,18
18,72
42,79
0,60
2,14
9,24
209,98
Juli
31,63
89,09
17,64
19,59
42,75
0,57
2,30
9,21
212,79
Agustus
31,59
90,23
17,28
19,64
43,37
0,56
2,29
9,38
214,34
September
31,72
91,41
19,17
19,26
43,91
0,57
2,23
9,45
217,73
Oktober
33,90
95,97
20,08
19,22
42,21
0,52
2,34
10,01
224,26
November
35,32
99,06
21,79
19,47
42,73
0,52
2,47
10,24
231,61
24
Desember
35,39
104,42
23,00
19,74
43,20
0,45
2,57
11,16
239,93
3. Di Bidang Perizinan
a. Self Regulatory Organization (Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan
serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Dalam rangka meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan dan
meningkatkan kualitas perubahan manajemen dan pengendali SRO. Pada tahun
2014 OJK telah melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test)
terhadap calon Komisaris PT Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 pada tanggal
3 Juni 2014 dengan hasil disetujuinya semua calon komisaris.
b. Perusahaan Efek : Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek
1) Sampai dengan tanggal 29 Desember 2014, total jumlah Perusahaan Efek yang
telah memiliki izin usaha adalah sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Periode 2 Januari 29
Jumlah Izin
Desember 2014
Jenis Izin
Penerbitan
Penerbitan Pencabutan Izin
Izin Baru
Izin Baru
Usaha
1
2
2
Perantara Pedagang Efek (PPE)
1
1
1
Penjamin Emisi Efek (PEE)
PPE & PEE
PPE & MI
PPE & PEE & MI
Total Perusahaan Efek saat ini yaitu 140 Perusahaan Efek yang terdiri dari 115
Perusahaan Efek Anggota Bursa dan 25 Perusahaan Efek bukan Anggota Bursa.
2) Dalam periode tersebut, 3 (tiga) izin usaha baru untuk Perusahaan Efek yang
diterbitkan OJK adalah:
No.
Perusahaan Efek
1.
PT Profindo
International Securities
PT Garuda Investindo
PT Standard Chartered
Securities Indonesia *)
2.
3.
Izin
Nomor SK
Usaha
Izin Usaha
PEE
Kep-26/D.04/2014
PPE
PPE
Tanggal SK
Izin Usaha
21 Mei 2014
Kep-40/D.04/2014
29 Agustus 2014
Surat Pengaktifan
20 Oktober 2014
yang ditandatangani
oleh KE PM nomor:
S-444/D.04/2014
*) Pengaktifan Izin Usaha Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek. Izin sebagai
Penjamin Emisi Efek nomor Kep-05/PM/PEE/2004 tanggal 8 Juli 2004.
3) Sementara, jumlah Perusahaan Efek yang dicabut izin usahanya oleh OJK yaitu
sebagai berikut:
No. Perusahaan Efek
PT Majapahit
1. Securities Tbk
PT Majapahit
2. Securities Tbk
Izin
Usaha
PEE
Nomor SK
Pencabutan
Kep-53/D.04/2014
Tanggal SK
Pencabutan
5 November 2014
PPE
Kep-54/D.04/2014
5 November 2014
3) Kegiatan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) Terhadap
Calon Direktur dan Komisaris MI
Selama periode Januari s.d. 29 Desember 2014, kegiatan penilaian kemampuan
dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Direktur dan Komisaris MI
adalah sebagai berikut:
a) Calon Direktur sebanyak 21 orang, dimana 2 orang diantaranya tidak disetujui
karena dinilai belum memenuhi persyaratan sebagai direksi dan 5 orang
masih dalam proses fit and proper test; dan
b) Calon Komisaris sebanyak 20 orang, dimana 1 orang diantaranya tidak
disetujui karena dinilai belum memenuhi persyaratan sebagai komisaris.
d. Wakil Perusahaan Efek: Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara
Pedagang Efek
Selama periode 2 Januari 2014 hingga 29 Desember 2014, OJK telah selesai
memproses sekaligus mengeluarkan Izin orang perseorangan sebagai Wakil
Perusahaan Efek, dengan rincian:
1) Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE);
Dari awal Januari 2014 29 Desember, izin Wakil Penjamin Emisi Efek yang
telah dikelurkan sebanyak 33 izin WPEE, sehingga jumlah izin yang telah
dikeluarkan hingga saat ini sebanyak 1.916 izin WPEE.
2) Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE);
Dari awal Januari 2014 29 Desember 2014, izin Wakil Perantara Pedagang
Efek yang telah dikeluarkan sebanyak 628 izin WPPE, sehingga jumlah izin yang
telah dikeluarkan hingga saat ini sebanyak 8.020 izin WPPE.
e. Wakil Perusahaan Efek: Wakil Manajer Investasi (WMI)
Dalam periode Januari s.d. 29 Desember, terdapat penerbitan 167 izin Orang
Perseorangan sebagai WMI sehingga jumlah WMI yang ada saat ini sebanyak 2.604
orang.
f.
Rekapitulasi jumlah perizinan, persetujuan, dan pendaftaran pelaku industri terkait dengan
penjaminan emisi, keperantara pedagangan Efek, dan pengelolaan investasi periode
Januari s.d 29 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Periode 2 Jan 29 Des 14
No
1
3
4
5
Uraian
Izin Baru
Perusahaan Efek
a. Perantara Pedagang Efek (PPE)
b. Penjamin Emisi Efek (PEE)
c. Manajer Investasi
Izin Orang Perseorangan Sebagai
Wakil Perusahaan Efek
a. Wakil Penjamin Emisi Efek
b. Wakil PPE
c. Wakil Manajer Investasi (WMI)
Agen Penjual Efek Reksa Dana
(APERD)
Wakil Agen Penjual Efek Reksa
Dana (WAPERD)
Penasihat Investasi
a. Perusahaan
b. Perorangan
Jumlah Pemegang
Pencabutan Izin Izin s/d 29 Des 14
2
1
3
1
1
-
2
1
78
33
628
167
1.916
8.020
2.604
23
3.299
21.484
1
-
1
1
2
4
22 Bank Kustodian;
12 Perusahaan sebagai BAE;
10 in-house BAE;
11 Wali Amanat
3 Pemeringkat Efek
Surat
puluh
telah
yang
Adapun data Profesi Penunjang Pasar Modal sampai dengan Desember 2014 adalah
sebagai berikut
Periode Desember 2014
No.
1.
2.
3.
4.
III.
Profesi
Konsultan
Hukum
Notaris
Akuntan
Penilai
Penerbitan STTD
Baru
13
715
28
28
10
9
1
-
1.689
570
167
Sampai dengan 29 Desember 2014, OJK telah menerbitkan 7 Peraturan OJK dan 1 Surat
Edaran tentang industri pengelolaan investasi, sebagai berikut:
1. Peraturan OJK Nomor 15/POJK.04/2014 tanggal 7 November 2014 tentang Laporan
Bulanan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (diundangkan 11 November
2014);
2. Peraturan OJK Nomor 22/POJK.04/2014 tanggal 18 November 2014 tentang Prinsip
Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal
(diundangkan 19 November 2014);
3. Peraturan OJK Nomor 23/POJK.04/2014 tanggal 18 November 2014 tentang
Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi
Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan (diundangkan 19 November
2014);
4. Peraturan OJK Nomor 24/POJK.04/2014 tanggal 18 November 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer Investasi, (diundangkan 19 November
2014)
5. Peraturan OJK Nomor 25/POJK.04/2014 tanggal 18 November 2014 tentang
Perizinan Wakil Manajer Investasi (diundangkan 19 November 2014);
6. Peraturan OJK Nomor 37/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Reksa
Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas (diundangkan 8
Desember 2014); dan
7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.04/2014 tanggal 29 Desember
2014 tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana.
8. Surat Edaran OJK Nomor 7/SEOJK.04/2014 tanggal 24 April 2014 Tentang
Penerapan Pelaksanaan Pertemuan Langsung Dalam Penerimaan Pemegang Efek
Reksa Dana Melalui Pembukaan Rekening Secara Elektronik, Serta Tata Cara
Penjualan dan Pembelian Kembali Efek Reksa Dana Secara Elektronik.
Adapun regulasi yang terkait pengelolaan investasi yang sedang dalam proses
penyusunan dan penyempurnaan oleh OJK adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan RPOJK sebagai penyempurnaan Peraturan Nomor V.G.1 Tentang
Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi;
b. Penyusunan rancangan Surat Edaran OJK tentang Pricing Error;
c. Penyusunan peraturan baru tentang Reksa Dana Berbasis Efek Luar Negeri; dan
d. Penyusunan peraturan baru tentang Hedge Fund.
Sepanjang tahun 2014 ini OJK telah menerbitkan beberapa ketentuan yang berbentuk
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK). Beberapa peraturan yang telah diterbitkan tersebut antara lain:
1. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9/SEOJK.04/2014 tanggal 3 Juni 2014
tentang Perubahan Surat Edaran Ketua Bapepam dan LK Nomor 16/BL/2012 tentang
Penjelasan Peraturan Bapepam Dan LK Nomor V.D.3 Tentang Pengendalian Internal
Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang
Efek menjadi Surat Edaran OJK;
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/POJK.04/2014 tentang Prinsip
Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal. Ketentuan
ini merupakan penyempurnaan dan menggantikan Peraturan Bapepam-LK Nomor
V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan Di Bidang
Pasar Modal. Ketentuan ini di Undangkan pada tanggal 19 November 2014.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa sebagai pengganti Peraturan Bapepam-LK Nomor
III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan III.B.7
tentang Dana Jaminan. Peraturan ini diundangkan tanggal 19 November 2014;
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.04/2014 tentang Perizinan Wakil
Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek yang menggantikan
Peraturan Bapepam-LK Nomor V.B.1 tahun 2010 tentang Perizinan Wakil
Perusahaan Efek. Peraturan ini ditetapkan dan diundangkan tanggal 19 November
2014;
Adapun regulasi yang terkait Transaksi dan Lembaga Efek yang sedang dalam
proses penyusunan dan penyempurnaan adalah
a. Penyusunan RPOJK terkait Pedoman Transaksi Repo Bagi Lembaga Jasa
Keuangan;
b. Penyusunan RPOJK sebagai penyempurnaan peraturan Perizinan Perusahaan Efek
Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara
Pedagang Efek; dan
c. Penyusunan Surat Edaran OJK tentang Kontribusi Dana Jaminan yang didasarkan
pada nilai Transaksi.
3. Pengaturan Pasar Modal terkait Emiten dan Perusahaan Publik
Pada 2014, OJK telah mengeluarkan regulasi terkait dengan Emiten dan Perusahaan
Publik sebagai berikut:
1. Surat Edaran Nomor 8/SEOJK.04/2014 tanggal 14 Mei 2014 tentang Pencabutan
Surat Edaran OJK Nomor 1/SEOJK.04/2013 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi
Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali
Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik;
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka (diundangkan 8 Desember 2014);
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik
(diundangkan 8 Desember 2014);
d.
e.
10
IV.
Penyempurnaan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep00406/BEI/10-2009 tentang Partisipan dan No.Kep-00405/BEI/10-2009 tentang
Pelaporan Transaksi Obligasi Melalui Centralized Trading Platform, saat ini surat
keputusan tersebut sedang dilakukan penyusunan kembali oleh BEI;
11
Dalam upaya mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan
efisien serta melindungi kepentingan pemodal, OJK telah melakukan proses
pemantauan, penelaahan dan pemeriksaan teknis yang dilakukan terhadap dugaan
transaksi perdagangan tidak wajar berdasarkan parameter tertentu yang
mengindikasikan ketidakwajaran pergerakan harga maupun volume suatu efek. Apabila
dalam pemantauan ditemukan indikasi awal pelanggaran UUPM maka akan dilanjutkan
pada tahap penelaahan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai untuk dilakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 UUPM.
Selama periode 2 Januari s.d 29 Desember 2014, OJK telah melakukan pemantauan
terhadap perdagangan 154 saham, melakukan proses penelaahan terhadap indikasi
perdagangan tidak wajar sebanyak 11 kasus (tindak lanjut proses pemantauan), dan
melakukan pemeriksaan teknis sebanyak 6 kasus (tindak lanjut proses penelaahan).
OJK melakukan tugas pengawasan atas transaksi dan penyelesaian transaksi efek di
pasar sekunder baik di Bursa Efek, maupun diluar Bursa Efek dan pengawasan Surat
Utang Negara. Parameter perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2
Januari s.d. 29 Desember 2014 jika dibandingkan dengan periode tahun lalu adalah
sebagai berikut:
Perkembangan IHSG
IHSG
Volume (miliar)
Nilai (Rp triliun)
Frekuensi (juta)
Market Kapitalisasi (Rp triliun)
2013
1.342,66
1.522,12
37,50
4.219,02
2014
1.316,84
1.444,29
51,25
5.179,39
Perubahan
(25,82)
(77,84)
13,75
960,37
%
(1,92)
(5,11)
36,66
(22,76)
Rekapitulasi Perdagangan
Efek
2013
2014
Perubahan
Right
Volume (miliar)
Nilai (Rp miliar)
Frekuensi
11,18
1.178,27
9.623
12,89
30,27
58.107
1,71
(1.148,00)
48.484
15,25
(97,43)
503,83
Volume (miliar)
Nilai (Rp miliar)
Frekuensi
38,11
3.648,21
619.167
14,68
866,07
350.384
(23,43)
(2.782,14)
(268.783)
(61,47)
(76,26)
(43,41)
Volume (juta)
Nilai (Rp miliar)
Frekuensi
12,98
8,58
5.435
985,09
103,52
33.846
972.11
94.95
28411
7.487.65
1.106.91
522.74
Volume (miliar)
Nilai (Rp miliar)
Frekuensi
127,63
13,58
120
973,48
95,40
225
845,85
81,82
105
662,75
602,52
87,50
Waran
ETF
DIRE
Pada tahun 2014 (s.d. 29 Desember 2014), transaksi investor asing mencatatkan net buy
sebesar Rp 40,10 triliun, berikut data transaksi investor Asing :
Transaksi Investor Asing
Investor Asing
Volume Beli (miliar)
Nilai Beli (Rp triliun)
Volume Jual (miliar)
Nilai Jual (Rp triliun)
2013
269,63
629,45
276,15
650,10
2014
274,05
606,41
280,02
566,31
Perubahan
4,42
(23,04)
3,87
(83,79)
%
1,64
(-3,66)
1,40
(12,89)
12
Terkait dengan pelaporan transaksi obligasi melalui sistem Penerima Laporan Transaksi
Efek (PLTE), berikut rekapitulasi pelaporan periode 2 Januari s.d. 29 Desember 2014 :
Pelaporan Transaksi Obligasi
Jenis Pelaporan
SBN (IDR)
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
SBN (USD)
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
Sukuk Negara Ritel
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
Obligasi Negara Ritel
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
Obligasi Korporasi (IDR)
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
Obligasi Korporasi (USD)
Total (miliar)
Rata-rata harian (Rp miliar)
2013
2014
Perubahan
1.877.736,67
7.602,17
2.830.880,14
11.746,39
953.143,46
4.144,22
50,76
54,51
21,99
0,55
139,82
0,58
117,82
0,03
535,75
5,52
105.345,78
426,50
155.960,60
647,14
50.614,82
220,64
48,05
51,73
109.725,12
444,23
151.529,40
628,75
41.804,28
184,52
38,10
41,54
185.718,89
751,90
166.793,13
692,09
(18.925,76)
(59,81)
(10,19)
(7,95)
17,80
0,07
10,27
0,04
(7,53)
(0,03)
(42.28)
(40.84)
3. Uji Kepatuhan Produk Pengelolaan Investasi, Manajer Investasi (MI), Agen Penjual
Efek Reksa Dana (APERD), Bank Kustodian (BK), dan Penasihat Investasi (PI).
Sampai dengan 29 Desember 2014, OJK telah melaksanakan pemeriksaan kepatuhan
terhadap 22 Kantor Pusat MI, 3 Kantor Cabang MI, 12 Kantor Pusat APERD, 40 Kantor
Cabang APERD, 3 BK, 1 PI Institusi, dan 2 Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.
4. Pengawasan terhadap Emiten
Dari Januari 2014 hingga 29 Desember 2014, OJK telah melakukan pengawasan atas
berbagai tindakan yang dilakukan oleh Emiten dan Perusahaan Publik sebanyak 408
transaksi dalam aksi korporasi yang dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik,
yaitu: 194 Transaksi Afiliasi; 39 transaksi material dengan 11 diantaranya harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan RUPS; 6 transaksi Afiliasi dan Transaksi Material yang
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan RUPS; 4 perubahan kegiatan usaha utama;
25 Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan 6
diantaranya merupakan program ESOP/MESOP; 6 penggabungan usaha; 5 aksi
korporasi pengambilalihan perusahaan terbuka dan penawaran Tender Wajib; 86 laporan
pembagian dividen berupa kas; 6 pembagian dividen saham dan saham bonus; 11
laporan buyback saham; 11 laporan buyback saham karena krisis; 3 laporan stock split; 5
laporan buyback obligasi; 6 laporan program ESOP/MSOP Emiten atau Perusahaan
terbuka serta 1 laporan go private.
Dengan mengacu pada risk based supervision, OJK telah melakukan risk assesment
Emiten dan Perusahaan Publik atas Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Tahunan,
Laporan Keuangan Tengah Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik yang diterima oleh
OJK sampai dengan tanggal 29 Desember 2014 dimana OJK telah menelaah sebanyak
287 Laporan Keuangan Tahunan dari, sebanyak 338 Laporan Tahunan dan 214 Laporan
Keuangan Tengah Tahunan. OJK juga telah melakukan Pemeriksaan Teknis terhadap 35
Emiten untuk memastikan adanya dugaan pelanggaran atas peraturan pasar modal.
13
14
15
16
Selain Sanksi Administratif yang telah ditetapkan tersebut, OJK juga telah
memberikan Perintah Tertulis kepada Pihak yang tidak memperoleh izin dari OJK
untuk menghentikan kegiatan yang dilakukan di bidang Pasar Modal.
Sebagai tindak lanjut atas penetapan Sanksi Administratif berupa Denda tahun 2013
yang penagihannya dilakukan pada tahun 2014 serta Sanksi Administratif berupa
Denda yang ditetapkan pada tahun 2014, OJK telah menetapkan 273 (dua ratus tujuh
puluh tiga) Surat Teguran Pertama dan 156 (seratus lima puluh enam) Surat Teguran
Kedua karena keterlambatan pembayaran Sanksi Administratif berupa Denda.
Selanjutnya, OJK masih memproses pengenaan Sanksi Administratif karena
keterlambatan penyampaian laporan sebanyak 28 (dua puluh delapan) dan 9
(sembilan) karena kasus pelanggaran ketentuan di sektor Pasar Modal.
Adapun rekapitulasi Sanksi Administratif adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel I - Sanksi Administratif terkait Keterlambatan Penyampaian Laporan Berkala dan
Laporan Insidentil
Sanksi Denda
No
1
2
3
4
Keterangan
Terkait Pengelolaan
Investasi
Terkait Transaksi dan
Lembaga Efek
Terkait Emiten dan
Perusahaan Publik
Terkait Lembaga dan
Profesi Penunjang
Pasar Modal
a. Akuntan Publik
b. Penilai
c. Konsultan Hukum
d. Wali Amanat
Total
Jumlah
Sanksi
Nilai (Dlm
ribuan Rp)
Peringatan Pencabutan
Tertulis
Izin
Dalam
Proses
50
84.800
261
330.660
171
5.662.600
30
19
183
471.900
93
36
52
2
665
200.700
84.600
181.700
4.900
6.549.960
30
7
28
17
Tabel II - Sanksi Administratif terkait Kasus Pelanggaran Ketentuan di Bidang Pasar Modal
Sanksi Denda
No Keterangan
Terkait
1 Pengelolaan
Investasi
Terkait
Transaksi
2 dan
Lembaga
Efek
Terkait
Emiten &
3
Perusahaan
Publik
Terkait
Lembaga
dan Profesi
4
Penunjang
Pasar
Modal
a. Akuntan
Publik
Peringatan
Perintah Pencabutan
Pembekuan
Tertulis
Tertulis
Izin
19
916.100
335.000
22
22
152.000
100.000
b. Konsultan
Hukum
19
52.000
19
Total
48
1.403.100
30
18
b.
Selain penyusunan regulasi tersebut di atas, dalam rangka pengembangan Pasar Modal
syariah, pada tahun 2014 OJK juga selesai melakukan kajian sebagai berikut:
a. Kajian pengembangan produk Pasar Modal syariah:
OJK telah menyelesaikan Kajian terkait Penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah.
Kajian ini dilatarbelakangi oleh terdapatnya regulasi terkait EBA Syariah yang belum
diikuti dengan penerbitkan EBA Syariah oleh Manajer Investasi. Kajian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab belum adanya penerbitan EBA Syariah
dan untuk mengetahui akad, underlying asset, dan skema yang sesuai dalam proses
penerbitannya.
b. Kajian mengenai Road Map Pasar Modal Syariah
OJK telah menyelesaikan kajian terkait Road Map Pasar Modal Syariah. Kajian ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dikembangkan terkait dengan
pasar modal syariah yang selanjutnya dituangkan dalam Road Map Pasar Syariah.
Road Map Pasar Modal Syariah tersebut diharapkan dapat memberikan arah bagi
OJK dan pemangku kepentingan dalam melakukan langkah-langkah pengembangan
pasar modal syariah dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
c. Kajian Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada Perusahaan Efek di Pasar Modal.
OJK telah menyelesaikan Kajian terkait Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada
Perusahaan Efek di Pasar Modal. Kajian ini bertujuan memberikan usulan dan
rekomendasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam penyusunan peraturan
tentang Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada Perusahaan Efek di pasar Modal.
19
20
21
Sukuk Mudharabah blkt I Adira Tahap II Tahun 2014 Seri B dengan nilai emisi
penerbitan sebesar Rp. 45,00 miliar;
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Indosat Tahun 2014 Seri A dengan nilai emisi
penerbitan sebesar Rp. 64,00 miliar;
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Indosat Tahun 2014 Seri B dengan nilai emisi
penerbitan sebesar Rp. 16,00 miliar;
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Indosat Tahun 2014 Seri C dengan nilai emisi
penerbitan sebesar Rp. 110,00 miliar.
Secara kumulatif, sampai dengan 29 Desember 2014 jumlah Sukuk Korporasi yang
pernah diterbitkan telah mencapai 71 penerbitan dengan total nilai emisi mencapai
Rp 12.956,4 miliar.
Sementara itu, pada periode yang sama terdapat 8 Sukuk Korporasi jatuh tempo
pada tahun 2014 dengan total nilai mencapai Rp 1.371,00 miliar yaitu:
Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri A;
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Adira Dinamika Multi Finance I Tahun 2013 Seri
A;
Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B;
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007;
Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri A;
Sukuk Ijarah Pupuk Kaltim I Tahun 2009;
Sukuk Ijarah Salim Ivomas Pratama I tahun 2009;dan
Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B.
Disamping hal tersebut terdapat tiga Sukuk korporasi yang mengalami restrukturisasi
yaitu:
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri A;
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri B; dan
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007.
29 Desember 2014 jumlah outstanding Sukuk Korporasi mencapai 35 Sukuk
Korporasi atau menurun 2,78% dengan total nilai outstanding mencapai Rp 7.105,0
miliar. Dari sisi proporsi di pasar Efek surat utang dan sukuk, jumlah outstanding
Sukuk Korporasi mencapai 9,14% dari total jumlah 383 Obligasi Korporasi dan Sukuk
Korporasi yang outstanding. Jika dilihat dari nilai nominalnya, proporsi nilai
outstanding Sukuk Korporasi mencapai 3,18% dari total nilai outstanding Obligasi
Korporasi dan Sukuk Korporasi sebesar Rp 223,44 triliun.
per tanggal 29 Desember 2014 menurun dari 36 menjadi 35 dan total nilai Sukuk
Korporasi outstanding menurun 5,93% dari Rp 7.553,0 miliar menjadi Rp 7.105,0
miliar.
c. Reksa Dana Syariah
Selama kurun waktu Januari sampai dengan 29 Desember 2014 terdapat penerbitan
18 Reksa Dana Syariah yang memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK yaitu
Millenium Equity Syariah, CIMB-Principal Balanced Growth Syariah, Insight
Terproteksi Syariah I, Insight Terproteksi Syariah II, CIMB-Principal Islamic Sukuk III
Syariah, Danareksa Syariah Saham, HPAM Syariah Ekuitas, Terproteksi Mandiri
Syariah Seri 12, Simas Syariah Berkembang, Simas Syariah Unggulan, BNI-AM Dana
Pasar Uang Syariah Amerta, Pratama Syariah, Pratama Syariah Imbang, Bahana
Likuid Syariah, Bahana Equity Syariah, Pacific Saham Syariah, Mandiri Kapital
Syariah dan Mega Dana Kas Syariah.
22
Sementara itu, pada periode yang sama terdapat 10 Reksa Dana Syariah
memperoleh Pernyataan Efektif Pembubaran dari OJK yaitu Mandiri Saham Syariah
Atraktif, Mandiri Amanah Syariah Protected Dollar Fund, Mandiri Komoditas Syariah
Plus, Mega Dana Syariah, Danareksa Proteksi Melati Optima Syariah, Syariah Batasa
Kombinasi, Syariah Batasa Sukuk, IPB Syariah, Mandiri Protected Smart Syariah
Seri 1, dan Mandiri Protected Smart Syariah Seri 2.
Per 29 Desember 2014 terdapat 73 Reksa Dana Syariah yang aktif. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah Reksa Dana Syariah mengalami peningkatan 12,31%
jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 sebanyak 65 Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, dari sisi proporsi jumlah Reksa Dana Syariah mencapai 8,20% dari total
Reksa Dana Aktif yang berjumlah 890 Reksa Dana.
Pada periode yang sama, yaitu 29 Desember 2014, total Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksa Dana syariah mencapai Rp 11,16 triliun, meningkat 18,30% dari NAB akhir
tahun 2013 sebesar Rp 9,43 triliun. Selanjutnya, proporsi NAB Reksa Dana Syariah
mencapai 4,65% dari total NAB Reksa Dana Aktif sebesar Rp 239,93 triliun.
5. Jasa Layanan Syariah di Pasar Modal
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal memerlukan jasa dari para pihak yang
mempunyai pengalaman dan kompetensi yang cukup dari sisi penerapan Prinsip Syariah
di Pasar Modal dalam penerbitan Efek tersebut. Para pihak tersebut antara lain meliputi
Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Wali Amanat. Sampai
dengan tanggal 29 Desember 2014, para pihak yang terlibat atau telah mempunyai jasa
layanan syariah meliputi:
a. Perusahaan Efek yang telah melakukan penjaminan Emisi Sukuk Korporasi
berjumlah 21 Penjamin Emisi Efek atau 21,65% dari total 97 Penjamin Emisi yang
ada.
b. Manajer Investasi yang telah mengelola Reksa Dana Syariah berjumlah 31 Manajer
Investasi atau 40,26% dari total 77 Manajer Investasi yang mengelola total Reksa
Dana aktif.
c. Pihak Penerbit DES merupakan Pihak yang telah memperoleh persetujuan dari OJK
sebagai Pihak Penerbit DES. Sampai saat ini, PT CIMB Principal Asset Management
merupakan satu-satunya Pihak Penerbit DES yang telah memperoleh persetujuan
dari OJK.
d. Bank Kustodian yang telah memperoleh rekomendasi DSN-MUI untuk memberikan
layanan syariah berjumlah 13 bank yang meliputi: Citibank, Deutsche Bank, HSBC,
Bank CIMB Niaga, Bank DBS Indonesia, Bank Danamon, Bank Permata, BII, BNI,
BRI, Bank Mandiri, Bank Mega dan Standard Chartered Bank. Hal ini berarti telah
mencapai 61,11% dari total Bank Kustodian yang telah memperoleh persetujuan dari
OJK sebesar 22 bank.
e. Wali Amanat yang telah terlibat dalam perwaliamanatan penerbitan Sukuk Korporasi
berjumlah 6 atau sebesar 54,55 % dari total 11 Wali Amanat yang telah terlibat dalam
perwaliamanatan penerbitan Obligasi Korporasi dan Sukuk Korporasi.
f.
23
2.
3.
24
Pasar Surat Utang yang melakukan proyek yaitu Penetapan Electronic Trading Platform,
Peningkatan Pengawasan dan Transparansi Dalam Penyelesaian Transaksi Surat
Utang, Pengaturan Intermediaries Surat Utang, Pembuatan Regulasi Terkait
Implementasi GMRA, Perluasan Single Investor Identification (SID) Untuk Investor Surat
Berharga Negara, Pengembangan Pasar Surat Utang Regional, Perlakuan Pajak
Transaksi Repo, Perlakuan Pajak Transaksi Repo, Pengembangan Produk Repo,
Meningkatkan Penerbitan Obligasi Korporasi, Penggunaan Bond Index Surat Utang dan
Pengembangan Produk Lain yang secara umum akan ditargetkan selesai tahun 2015.
4.
5.
6.
2.
25
4.
b.
c.
d.
26
5.
7)
8)
Seluruh asosiasi pelaku industri di sektor Pasar Modal pada tanggal 5 Maret
2014 di Gedung BEI.
Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana
(APERD) pada tanggal 12 Maret 2014 di Gedung BEI.
Emiten/Perusahaan Publik pada tanggal 14 Maret 2014 di Gedung BEI.
Lembaga Penunjang Pasar Modal, Penilai dan Akuntan pada tanggal 12 Maret
2014 di Gedung BEI.
Konsultan Hukum dan Notaris pada tanggal 14 Maret 1014 di Hotel Grand
Mercure, Jakarta.
Emiten/Perusahaan Publik, dan Notaris dan Konsultan Hukum Pasar Modal yang
berdomisili di Surabaya dan sekitarnya pada tanggal 10 12 April 2014 di
Surabaya.
Forum Penilai Pasar Modal Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (FPPMMAPPI) pada tanggal 10 Juni 2014 di Jakarta terkait SIPO OJK.
Notaris dan Konsultan Hukum pada tanggal 12 Juli 2014 di Jakarta terkait
mekanisme pembayaran pungutan OJK
27
e. Sosialisasi PSAK baru yang berlaku efektif 1 Januari 2015 yang terdiri dari PSAK 1
(2013) tentang Penyajian laporan Keuangan, PSAK 24 (2013) tentang Imbalan Kerja,
PSAK 46 (2014) tentang Pajak Penghasilan dan PSAK 48 (2014) tentang Penurunan
Nilai Aset kepada seluruh Emiten dan Perusahaan Publik pada tanggal 22 Mei, 3
Juni, 17 Juni, dan 24-25 November 2014 di Jakarta; serta tanggal 5 Juni dan 21
November 2014 di Surabaya.
2. Annual Report Award 2013
Dalam rangka meningkatkan praktik Good Corporate Governance perusahaan serta
memberikan apresiasi atas penerapan Good Corporate Governance maka
diselenggarkan Annual Report Award (ARA). Penyelenggaraan ARA merupakan
kerjasama antara OJK dengan 6 institusi lainnya yaitu BEI, Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Tema ARA 2013
adalah Membangun Daya Saing Ekonomi Indonesia untuk Menyongsong Integrasi
Ekonomi ASEAN 2015 melalui Transparansi Informasi. Peserta ARA 2013 sebanyak 260
perusahaan (meningkat 11% dibandingkan peserta ARA 2012). Pengumuman pemenang
dan penganugerahan ARA 2013 telah diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober 2014 di
Ballroom III Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Terdapat 11 (sebelas) Kategori
Pemenang dengan PT Bank Rakyat Indonesia sebagai Juara Umum ARA 2013.
X.
28
29
30
Policy Options yang terkait dengan backdoor listing. Pemilihan topik tersebut
dilatarbelakangi adanya keinginan untuk mengatur kegiatan backdoor listing dengan
menerapkan peraturan yang umum berlaku serta berstandar internasional.
11. Working Committee under Roadmap for Monetary and Financial Integration of
ASEAN (RIA-Fin)
RIA-Fin adalah inisiatif yang dibentuk dalam rangka menuju integrasi pasar keuangan
dan moneter di tingkat ASEAN. Dibentuk berdasarkan endorsement ASEAN Finance
Minister Meeting (AFMM) pada tahun 2003, RIA-Fin terdiri dari langkah-langkah, target
waktu, dan indikator kegiatan dalam empat area yaitu 1) Pengembangan Pasar Modal
(Capital Market Development), 2) Liberalisasi Jasa Keuangan (Liberalisation on Financial
Services), 3) Capital Account Liberaralisation dan 4) kerja sama mata uang ASEAN
(ASEAN Currency Cooperation), dengan tujuan akhir adalah integrasi ekonomi yang
lebih besar pada akhir 2015. Kegiatan dalam empat area dimaksud dilaksanakan melalui
working committee. Bersama dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, OJK
berpartisipasi dalam Working Committee Capital Market Development dan Working
Committee on Finansial Service Liberation.
12. Penyiapan Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka
implementasi Foreign Account Tax Compliance Act (USA) (FATCA) bagi Penyedia
Jasa Keuangan
Dalam rangka mendukung Penyedia Jasa Keuangan (PJK) termasuk PJK yang
berkegiatan di Pasar Modal, mengimplementasikan FATCA, OJK sedang menyusun
Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Tentang Kewajiban Keterbukaan
Informasi Nasabah Amerika Serikat di Sektor Jasa Keuangan (Foreign Account Tax
Compliance Act/FATCA.
13. Penyusunan Rancangan Memorandum of Understanding (MoU) antara OJK dengan
Financial Services Commission Financial Supervisory Service Republic of South
Korea
Dalam rangka kerjasama bilateral dalam rangka antara lain pengawasan lembaga jasa
keuangan dan pertukaran informasi serta pengembangan industri keuangan termasuk
sektor pasar modal, pada tahun 2014 OJK sedang membahas rancangan draft MoU
antara OJK dengan Financial Services Commission Financial Supervisory Services
Republic of South Korea.
XI. PENUTUP
Paparan di atas merupakan hasil kerja OJK bersama SROs dan segenap pelaku Pasar Modal
Indonesia selama 12 bulan terakhir di tahun ini. OJK mengharapkan, dengan semangat
kebersamaan, integritas dan profesionalisme, kita bersama saling mendukung dan bahumembahu ke depan untuk lebih meningkatkan perkembangan industri Pasar Modal Indonesia
yang berdaya saing global khususnya dalam masyarakat ekonomi ASEAN.
Jakarta, 30 Desember 2014
31