Anda di halaman 1dari 2

WAFATNYA KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN

Bermula dari fitnah yang melanda pemerintahan Utsman bin Affan. Abdullah bin Saba'
mendatangi Ali bin Abi Thalib dan merayunya untuk menggantikan Khalifah Utsman bin
Affan. Ali menolaknya mentah-mentah, bahkan membunuh sebagian pengikut Abdullah bin
Saba'. Akan tetapi pimpinan kaum munafik itu berhasil melarikan diri ke Mesir.
Setiba di Mesir Abdullah bin Saba' bertemu dengan beberapa kaum munafik untuk
merencanakan makar yang hebat. Dengan pengaruhnya, Abdullah bin Saba' berhasil
membuat opini tentang keburukan pemerintahan Utsman bin Affan di Madinah. Sehingga
beberapa kaum muslim terpengaruh oleh cerita Abdullah bin Saba' itu.
Setelah dirasa banyak kaum muslimin yang terpengaruh. Abdullah bin Saba' bersama
rombongannya kembali ke Madinah, dan membuat fitnah besar terhadap Khalifah Utsman
bin Affan. Saking hebatnya api fitnah yang tersebar, sebagian para sahabat terpengaruh oleh
ucapan kaum munafik tersebut. Sampai-sampai putra sulung Khalifah pertama, Abdurrahman
bin Abu Bakar Ash-shiddiq mendatangi Sang Khalifah sembari marah dan menarik
jenggotnya.
Pada suatu malam, tepatnya malam Kamis, Utsman bin Affan bermimpi. Ia bermimpi
bertemu Rasulullah SAW dan berkata kepadanya, "Mereka telah membuatmu haus, wahai
Utsman". Ia lalu berkata, "Benar, wahai Rasulullah". Rasulullah berkata lagi, "Mereka telah
membuatmu lapar, wahai Utsman." Ia menjawab, "Benar, wahai Rasulullah". Rasulullah
kembali berkata, "Mereka mengepungmu, wahai Utsman". Ia menjawab, "Benar, wahai
Rasulullah". Rasulullah berkata, "Sukakah bila besok kamu berpuasa, lalu berbuka di sisi
kami?" Ia menjawab, "Mau, wahai Rasulullah". Ia kemudian bangun dari tidurnya sambil
tertawa.
Detik-detik akhir telah datang. Para pengacau mulai menyalakan api di pintu rumah
Utsman bin Affan. Para sahabat dan para pemuda kaum muslimin kemudian berdatangan ke
rumah Utsman bin Affan, sementara Utsman berteriak dan memanggil mereka, "Aku
bersumpah kepada kalian agar kalian kembali ke rumah kalian masing-masing dan tidak
menetap kecuali dua orang, yaitu Hasan bin Ali dan Abdullah bin Umar bin Khattab".
Para pengacau mulai mengerahkan daya dan upaya mereka untuk mencoba memasuki
rumah Utsman bin Affan. Istri Utsman kemudian mencoba untuk menampakkan rambutnya

kepada mereka, dengan harapan jika melihat rambutnya yang terbuka, mereka pun tidak akan
masuk. Akan tetapi Utsman bin Affan melarangnya.
Para pengacau kemudian masuk menemui Utsman yang sedang membaca Al-Qur'an
dan ketika itu sedang berpuasa. Ia membaca firman Allah SWT dari Surah Al-Baqarah,
"Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui". [QS Al-Baqarah : 137]
Salah seorang pengacau tersebut kemudian masuk dan memukul Utsman bin Affan
dengan pedangnya. Pukulan tersebut mengenai tangannya hingga putus. Utsman bin Affan
kemudian berkata. "Allahu Akbar! Sesungguhnya, kamu tahu bahwa tangan ini telah
menuliskan wahyu untuk Rasulullah SAW".
Kemudian datanglah Sayyidah Nailah, istrinya, bermaksud untuk membelanya. Tetapi
mereka malah memotong jari-jarinya. Kemudian datanglah seorang laki-laki dan memukul
Utsman bin Affan dengan potongan besi tepat mengenai bagian atas bahunya. Utsman lantas
berkata, "Ya, Allah segala puji bagi-Mu". Utsman kemudian menutup Mushaf Al-Quran yang
terlumuri dengan darahnya. Utsman kemudian berkata lagi, "Ya Allah. wahai Zat yang
memiliki kemuliaan, Aku bersaksi kepada-Mu bahwa aku telah bersikap sabar sebagaimana
Nabi-Mu telah berwasiat kepadaku".
Utsman bin Affan kemudian terbunuh pada hari Jumat tanggal 18 Dzulhijjah. Ia
dikubur diPekuburan Baqi'. Lalu Ali bin Abi Thalib berdiri di atas makamnya seraya
menangis dan berkata. "Aku mohon kepada Allah agar aku dan kamu termasuk dalam
golongan yang di firmankan Allah;
'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara'. [QS Al-Hijr : 47]"

Anda mungkin juga menyukai