Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelompok II
Farmasi B 2013
Mochtaromi Tri Yanto
(1350705011110005)
(135070501111007)
(135070501111015)
(135070501111016)
Elan Aisyafuri
(135070501111022)
Kelebihan sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan
atau dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket terutama tipe
m/a, memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m, digunakan sebagai kosmetik,
bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. Sedangkan
kekurangan sediaan krim, yaitu susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus
dalam keadaan panas. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.
Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan
penambahan salah satu fase secara berlebihan (Sumardjo, Damin, 2006)
Formula dasar krim, antara lain terdiri dari fase minyak dan fase air. Fase minyak,
yaitu
bahan
obat
yang
larut
dalam
minyak,
bersifat
asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak,
cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. Sedangkan fase air,
yaitu
bahan
obat
yang
larut
dalam
air,
bersifat
basa.
yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan,
sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat
skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut,
sangat lembut (Ansel,1989).
III. Dekripsi Zat Aktif dan Preformulasi Bahan Eksipien
3.1 Metil Salisilat (Farmakope Indonesia IV)
Pemerian
Nama Lain
: Methylis Salicylas
Nama Kimia
Rumus Molekul
: C8H8O3
Berat Molekul
: 152,15
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan salam asetat
glacial
Titik Didih
: 219C - 224 C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
: Mentholum
Struktur Kimia
Nama Kimia
: 5-metil-2-(1-metil etil)-sikloheksanal
Rumus Molekul
: C10H20O
Berat Molekul
: 152,67
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam atnol, dalam
kloloform, dalam eter dan dalam heksana, mudah larut dalam
asam asetat
pH
Titik Leleh
: 41C- 44C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu tidak lebih dari 25C
Stabilitas
Inkompatibilitas
Inkompatibel
kromium
dengan
trioksida,
butyl-kloralhidrat,
beta
naftol,
fenol,
kloralhidrat,
potassium
permanganate, champore
Sifat Khusus
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: Octadecanoic acid
Rumus Molekul
Berat Molekul
: 285,47
Kelarutan
pH
Titik Didih
: 112
Titik Leleh
: 69 70
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: hexaderan-lol
Rumus Molekul
Berat Molekul
: 242,44
Kelarutan
Titik Didih
: 165
Titik Leleh
: 45-52
Wadah dan Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk
serta kering
Stabilitas
: Setil akohol stabil pada keadaan asam, basa, light dan udara
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
: Cachalot, Crodacol,n-decaoctanol
Struktur Kimia
Nama Kimia
: 1-octadecanol
Rumus Molekul
: C18H38O
Berat Molekul
: 270,48
Kelarutan
pH
Titik Leleh
:59,4-59,80C
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: 1,2,3-propanetriol
Rumus Molekul
:C3H8O3
Berat Molekul
: 92,09
Kelarutan
pH
Titik Leleh
: 17,8 C
Titik Didih
: 290 C
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
3.7 Nipagin (Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 Hal 442, FI IV Hal 551)
Pemerian
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: Methyl-4-hydrobenzoate
Rumus Molekul
: C8H8O3
Berat Molekul
: 152,15
Kelarutan
pH larutan
:-
Titik Lebur
: 125C - 128C
Stabilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: Propyl-4-hydroxibenzoate
Rumus Molekul
: C10H12O3
Berat Molekul
: 180,20
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter, sukar larut dalam air mendidih
pH larutan
Titik Lebur
: 95C - 98C
:-
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: 1,2-propanediol
Rumus Molekul
:C3H8O2
Berat Molekul
: 76,09
Kelarutan
pH
:-
Titik Didih
: 188C
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: 2-6-Di-tert-butyl-4-methylpenol
Rumus Molekul
:C15H24O
Berat Molekul
: 220,35
Kelarutan
pH
:-
Titik Leleh
:70C
Titik Didih
: 265C
Wadah dan Penyimpanan : Tempat tertutup, terhindar dari sinar matahari langsung, sejuk
dan kering
Stabilitas
Inkompatibilitas
dan
permanganate.
Kontak
dengan
agen
:-
Koefisien Partisi
:-
3.11 KOH
Pemerian
Nama Lain
: potassium hidrovida
Struktur Kimia
:K-O H
Nama Kimia
: Kalium hidroksida
Rumus Molekul
: KOH
Berat Molekul
: 56,11
pH
: 13,5
Titik Leleh
: 360
, 380
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam eter, larut dalam air, dalam etanol,
dan dalam gliserin.
Wadah dan Penyimpanan: Harus disimpan pada wadah kedap udara, wadah non logam
ditempat sejuk dan kering
Stabilitas
Inkompatibilitas
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
3.12 Aquadest
Pemerian
Nama Lain
Struktur Kimia
Nama Kimia
: Dihidrogen oksida
Rumus Molekul
: H2O
Berat Molekul
: 16,02
Kelarutan
:-
pH
:7
Titik Didih
: 100C
:-
Inkompatibilitas
:-
Sifat Khusus
:-
Koefisien Partisi
:-
IV.
Rentangan Kadar
Kadar Formulasi
Fungsi
Metil Salisilat
Menthol
(HOPE, 2009)
-
10%
4%
Bahan aktif
Bahan aktif dan
Asam Stearat
1% - 20%
13%
corigen
Emulgator,
solubilizing
Stearil alkohol
Cetyl alkohol
Gliserin
Propilen glikol
2% - 10%
5% - 15%
15%
5%-80%
1%
1%
10%
15%
5%
agent
Stiffening Agent
Stiffening Agent
Emollient
Humectan
Pelarut sediaan
Topikal
KOH
Methyl Paraben
Propyl Paraben
BHT
Aquades bebas CO2
0,12% - 0,18%
0,02% - 0,05%
0,0075% - 0,1%
-
1%
0,18%
0,02%
0,05%
Ad 100%
(kosolven)
Buffer
ph,
alkalizing agent
Pengawet
Pengawet
Antioksidan
Fase Air
jenis minyak dalam air lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep.
Menthol merupakan bahan aktif pula yang sekaligus sebagai corigen dalam krim ini.
Menthol sebanyak 4% dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol 96% secukupnya, yang
kemudian dimasukkan ke dalam basis krim yang dilelehkan pada suhu 700C.
Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai agen pengemulsi dan
pelarut. Digunakan sebanyak 13% dari rentangan 1% - 20%, sesuai dengan komposisi
vanishing cream
Stearil alkohol sebanyak 1 % digunakan dalam kosmetik, krim topikal dan salep
farmasi sebagai agen peningkat viskositas. Dengan meningkatkan viskositas emulsi,
stearil alkohol meningkatkan stabilitas. Stearil alkohol juga memiliki beberapa sifat
pengemulsi emolien dan lemah. Ini juga telah diteliti untuk digunakan sebagai
-
perbandingan 9:1.
Untuk membuat sedian krim bertahan lama, atau terhindar dari reaksi oksidasi kimia
pada fase minyak krim, maka diperlukan penambahan agen antioksidan, yang mana
cara kerjanya adalah dengan mengorbankan dirinya sendiri untuk teroksidasi,
sehingga fase minyak tidak mengalami oksidasi maupun degradasi. Antioksidan yang
digunakan adalah Butylated Hidroxy Toluene (BHT), karena, BHT sendiri tidak akan
menyebabkan perubahan asam pada sediaan krim ini. BHT sendiri tidak memerlukan
kombinasi dengan antioksidan lain atau dapat bekerja tunggal, tidak seperti BHA yang
perlu dikombinasikan dengan BHT, ataupun antioksidan lain. BHT akan dilarutkan ke
dalam fase minyak. Dengan pemilihan konsentrasi BHT sebanyak 0,05%
pada
rentangan 0,0075% - 0,1% ini, diharapkan dapat bekerja maksimal dalam sediaan
-
krim.
Digunakan akuades bebas CO2 sebagai fase air ad 100%, yaitu 70,48 ml yang
dipanaskan dengan suhu 700C, kemudian dimasukkan semua bahan fase air, lalu
100
1.2 gram x 5 = 6 gram ( untuk 5 pot )
5 x 6 g = 0.3 gram
100
Total menthol yang dibutuhkan: 6 gram + 0.3 gram = 6.3 gram
c. Asam stearat 13 %
13 x 30 gram = 3.9 gram ( untuk 1 pot)
100
3.9 gram x 5 = 19.5 gram ( untuk 5 pot )
5 x 19.5 g = 0.975 gram
100
Total asam stearat yang dibutuhkan: 19.5 gram + 0.975 gram = 20.475 gram
d. Stearyl alcohol 1 %
1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)
100
0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )
0.3 x 15 g = 0.075 gram
100
Total staryl alcohol yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075 gram = 1.575 gram
e. Cetyl alcohol 1 %
1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)
100
0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )
0.3 x 15 g = 0.075 gram
100
Total cetyl alcohol yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075 gram = 1.575 gram
f. KOH 1 %
1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)
100
0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )
0.3 x 15 g = 0.075 gram
100
Total KOH yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075 gram = 1.575 gram
g. Gliserin 10 %
10 x 30 gram = 3 gram ( untuk 1 pot)
100
3 gram x 5 = 15 gram ( untuk 5 pot )
5 x 15 g = 0.75 gram
100
Total gliserin yang dibutuhkan: 15 gram + 0.75 gram = 15.75 gram
h. Propylene Glycol 15 %
15 x 30 gram = 4.5 gram ( untuk 1 pot)
100
4.5 gram x 5 = 22.5 gram ( untuk 5 pot )
5 x 22.5 g = 1.125 gram
100
Total propylene glycol yang dibutuhkan: 22.5 gram + 1.125 gram = 23.625 gram
i. Metil paraben 0.18 %
0.18 x 30 gram = 0.054 gram ( untuk 1 pot)
100
0.054 gram x 5 = 0.27 gram ( untuk 5 pot )
5 x 0.27 g = 0.0135 gram
100
Total metil paraben yang dibutuhkan: 0.27 gram + 0.0135 gram = 0.2835 gram
j. Propil paraben 0.02 %
0.02 x 30 gram = 0.006 gram ( untuk 1 pot)
100
0.006 gram x 5 = 0.03gram ( untuk 5 pot )
5 x 0.03 g = 0.0015 gram
100
Total propil paraben yang dibutuhkan: 0.03 gram + 0.0015 gram = 0.0315 gram
k. BHT 0.05 %
0.05 x 30 gram = 0.015 gram ( untuk 1 pot)
100
0.015 gram x 5 = 0.075 gram ( untuk 5 pot )
5 x 0.075 g = 0.00375 gram
100
Total BHT yang dibutuhkan: 0.015 gram + 0.00375 gram = 0.0788 gram
l. Air bebas CO2 ad 100 %
=100 % - ( 10% + 4% + 13% + 1 % + 1 % + 10 % + 0.18 % + 0.02 % + 15 %+
0.05 % + 1 %)
=100 % - 65.25 %
VI.
= 44.75 %
= 44.75 % x 30 ml
=13.425 ml (untuk 1 pot)
13.425 ml x 5 = 67.125 ml (untuk 5 pot)
5 x 67.125 ml = 3. 5635 ml
10
Total air bebas CO2 yang digunakan = 70.48 ml
PENIMBANGAN
BAHAN
kadar
Bobot 1 pot
Bobot 5 pot + 5 %
Metil salisilat
10 %
3 gram
15.75 gram
menthol
4%
1.2 gram
6.3 gram
Asam stearat
13 %
3.9 gram
20.475 gram
Stearyl alcohol
1%
0.3 gram
1.575 gram
Cetyl alcohol
1%
0.3 gram
1.575 gram
KOH
1%
0.3 gram
1.575 gram
Metil paraben
0.18 %
0.054 gram
0.2835 gram
Propil paraben
0.02 %
0.0006 gram
0.0315 gram
Propilen glikol
15 %
4.5 gram
23.625 gram
gliserin
10 %
3 gram
15.75 gram
BHT
0.05 %
0.015 gram
0.0788 gram
Ad 100 %
13.425 ml
70.48 ml
Steari
l
alkoh
-Timbang
ol
1,575 g
Hasil
Cetil
alkoh
ol
-Timbang
1,575 g
Hasi
l
-Stearyl alcohol di
campur ke lelehan
-di lelehkan di
waterbath
nipas
ol
BHT
Mentho
Metil
-Timbang -Di
l timbang salisi
0,0788 g 6,3 g
-Timbang
lat
-Timbang
0,0315 g
-Dilarutkan -Dilarutkan
15,75 g
-dilarutkan dengan
dengan
etanol ad etanol qs
dengan
larut
propilen
glikol
Hasi
0,1228 g Hasi
l
Hasi
l
Hasil
-Cetil alcohol di campur ke
lelehan as stearat dan
stearil alcohol di
watherbath
Hasi
l
-Dicampurkan larutan nipasol, larutan BHT dan larutan Menthol
ke dalam beaker glass yang berisi lelehan
-Di aduk dan dicampur ad homogen
Hasi
l
- Metil salisilat di campurkan ke dalam lelehan
campuran
- Dipanaskan pada suhu 70 C di hotplate serta
ditutup dengan alumunium foil agar tidak
menguap
Hasil
Fase
minya
k
Hasi
l
Fase Air
Aquades
t
-ukur 70,48
ml
-Dididihkan
dalam
keadaan
tertutup
KOH
-Timbang
KOH 1,575
gram
Propilen
Glikol
-Ditimbang
-Ditimbang
0,2835
Propilen
gram
Glikol 22,5 g
-Didinginkan
keadaan
tertutup
Aq
bebas
CO2
Nipagin
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
fase Air
Gliserin
Dengan menggunakan metode pengenceran dan dye stabiliting test. Untuk yang metode
pengenceran dengan cara mengencerkan sediaan dalam air hasilnya jika bertipe o/w maka
akan dapat terencerkan dan sebaliknya. Untuk dye stabiliting test dengan memberikan
reagen methylene blue atau sudan III pada sediaan, hasilnya jika bertipe o/w maka dengan
methylene blue akan menghasilkan warna biru dan tidak akan menghasilkan warna merah
jika dengan reagen sudan III dan sebaliknya untuk yang bertipe w/o.
Penafsiran Hasil :
Sediaan krim apabila diberi methylene blue tampak fase luar berwarna biru (menyebar)
dan apabila diberi sudan III fase partikel minyak berwarna merah (tipe krim o/w).
8.4 Evaluasi Freeze Thawing
Prinsip :
Sediaan ditempatkan pada botol dan disimpan pada kondisi yang dipaksakan yakni suhu
4C dan 40C
Tujuan:
Untuk mengetahui ketidakstabilan krim
Metode:
Krim ditempatkan pada wadah yang ditutup kemudian disimpan pada suhu 4C selama
2x24 jam dan 40C selama 2x24 jam
Penafsiran Hasil :
Sediaan krim tetap stabil setelah evaluasi freeze thawing.
8.5 Evaluasi Daya Sebar
Prinsip :
Uji daya sebar dengan menggunakan lempeng kaca dan anak timbangan gram
Tujuan:
Untuk mengetahui daya sebar krim
Metode:
Krim ditimbang 0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar bagian rengah diatas diberi anak
timbangan sebagai beban dan dibiarkan 1menit. Diameter krim yang menyebar (dengan
mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi), diukur. 50 gram, 100 gram,200
gram, 300gram, 400 gram dan 500 gram digunakan sebagai beban, pada setiap
penambahan beban didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter krim yang menyebar
(Ansel, 1989).
Penafsiran Hasil :
Daya sebar krim dengan bertambahnya beban akan bertambah besar pula diameternya.
Perlakuan
Diukur aquadest sebanyak 150ml
Hasil Pengamatan
Didapatkan aquadest bebas CO2
sebanyak 150ml
dididihkan menggunakan
penangas air .Setelah mendidih
aquadest didinginkan dalam
keadaan tertutup
2.
4.
5.
hot plate
Ditimbang stearil alcohol
6.
1,575 gram
Didapatkan canpuran lelehan asam
7.
8.
1,575 gram
Dilelehkan setil alcohol bersama
1,575 gram
Didapatkan lelehan setil alcohol yang
9.
lelehan (5)
Ditimbang propil paraben
10.
0,0315 gram
Didapatkan BHT sebanyak 0,0788
11.
12.
gram
BHT dilarutkan dengan etanol qs
Ditimbang menthol sebanyak 6,3
gram
Didapatkan larutan BHT
Didapatkan menthol sebanyak 6,3090
13.
gram
Dilarutkan menthol dengan etanol
gram
Didapatkan larutan menthol
14.
qs
Dicampurkan (9)+(11)+(13) ke
15.
(7)
Ditimbang metil salisilat
16.
15,755 gram
Diperoleh fase minyak
17.
dalam (14)
Fase minyak dipanaskan hingga
18.
70C
Ditimbang propilen glikol
70C
Didapatkan propilen glikol sebanyak
19.
22,5003 gram
Diperoleh metil paraben sebanyak
20.
0,2836 gram
Diperoleh metil paraben yang larut
21.
22.
15,75 gram
Diukur aquadest bebas CO2
gram
Diperoleh aquadest bebas CO2
23.
sebanyak 70,48 ml
Diperoleh KOH sebanyak 1,5750 gram
24.
gram
Dilarutkan KOH dengan air panas Diperoleh larutan KOH sebanyak 1 ml
25.
26.
sebanyak 0,945 ml
Dicampur (20)+ (21)+(22)+(24)
Fase air dipanaskan hingga suhu
27.
70C
Dimasukkan fase minyak sedikit
Diperoleh krim
29.
diaduk
(28) dikemas dan dilakukan
evaluasi
9.2 Hasil Evaluasi
No
1.
Parameter
Evaluasi Organoleptis
Spesifikasi
Bau: harum
(Bau,konsistensi,
Warna : putih
Bentuk : semisolid
2
3.
4.
Evaluasi pH
Evaluasi daya sebar
Evaluasi daya lekat
Konsistensi : lembut
5,0-9,0
Tersebar merata
lengket
5.
6.
7.
Evaluasi homogenitas
Homogen
Evaluasi freeze thawing Stabil
Penentuan tipe krim
Krim minyak dalam air
Hasil Pengamatan
Dilampirkan dibawah
Tidak dilakukan
Dilampirkan dibawah
Waktu pelepasan kaca
objek 37 detik
Homogen
Stabil
Dilakukan dengan
reagen methylene blue
dan sudan III dan
diamati di mikroskop
hasilnya krim minyak
dalam air karena:
Dengan reagen
methylene blue
terlihat globul
berwarna putih
dengan background
biru.
Dengan sudah III
terlihat globul
berwarna
kuning/orange
dengan background
putih
9.2.1 Data Hasil Evaluasi Organoleptik
Parameter/
Hari ke-1
Hari
Bau
Khas metil Khas metil Khas metil Khas metil Khas metil
salisilat
Konsistensi Lembut
Warna
Putih
Bentuk
semisolid
Hari ke-2
salisilat
Lembut
Putih
semisolid
Hari ke-3
Hari ke-4
salisilat
Lembut
Putih
semisolid
salisilat
Lembut
Putih
semisolid
Hari ke-5
salisilat
Lembut
Putih
Semisolid
Diameter 1
Diameter 2
Diameter 3
Rata-Rata
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
3,6
3,7
4,0
4,3
4,6
5,0
3,4
3,5
4,4
4,5
4,8
5,2
3,7
3,8
4,1
4,5
4,9
5,0
3,57
3,67
4,17
4,43
4,77
5,07
Foto
Freeze
Thawing
X.
Hasil
Evaluasi
PEMBAHASAN
Salah
satu
bentuk
sediaan
transdermal adalah krim. Krim merupakan cairan kental atau emulsi setengah padat, baik
tipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya dipakai sebagai emulien atau
pemakaian obat pada kulit. Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industri
kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan lainnya.
Metil salisilat merupakan bahan aktif dalam krim ini. Memiliki mekanisme memberikan
efek analgesic sehingga dapat menyembuhkan kekakuan dan nyeri otot. Merupakan
golongan analgesic dan antiinflamasi topical. Cara pemberiannya, dioleskan pada daerah
yang sakit 3 4 kali sehari sambil diurut lemah sehingga terserap ke dalam kulit. Pada
proses pembuatan krim ini, metil salisilat sebanyak 10% ditambahkan terakhir pada basis
krim. Pada formulasi sediaan krim ini menggunakan basis vanishing krim, yaitu
umumnya merupakan emulsi lemak dalam air, mengandung air dalam penetrasi yang
besar dalam asam stearat. Setelah pemakaian krim, air akan menguap meninggalkan sisa
berupa selaput asam stearat yang tipis. Banyak dokter dan pasien lebih menyukai krim
daripada salep karena, krim jenis ini mudah dibersihkan. Formulasi untuk vanishing krim
dengan tipe minyak dalam air ini adalah asam stearat, stearyl alkohol, cetyl alkohol dan
BHT untuk fase minyaknya. Dan untuk fase air, terdiri dari gliserin, metyl paraben,
propyl paraben, KOH dan air bebas CO2.
Cara pembuatan dari sediaan krim ini adalah, dengan menggabungkan masing-masing
bahan ke dalam fasenya masing-masing, yaitu fase air dan fase minyak. Kemudian
dipanaskan dengan menggunakan hotplate dengan suhu 700C. Setelah semua bahan
tercampur merata pada masing-masing fase, dicampurkan fase minyak ke dalam fase air
dengan menggunakan stirrer dengan kekuatan 400 rpm selama 10 menit dan tetap dijaga
pada suhu 700C. setelah tercampur merata, sediaan krim tersebut dipindahkan ke dalam
mortir untuk diaduk sehingga membentuk masa semisolid. Kemudian dikemas dan
dilakukan evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan untuk menguji spesifikasi dari dari sediaan krim adalah uji
evaluasi organoleptis, didapatkan hasil, bau sediaan krim harum, yaitu harum khas metil
salisilat. Sediaan krim berwarna putih, dengan bentuk semisolid dan memiliki konsistensi
yang lembut. Hasil pengujian ini dilakukan dari hari 1 sampai hari ke 5, dan didapatkan
hasil yang sama disetiap harinya. Hasil ini sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya, jadi dapat dikatakan krim ini tidak mengalami perubahan secara
organoleptis. Evaluasi yang dilakukan selanjutnya adalah evaluasi daya sebar, yang mana
pengujian evaluasi ini hanya dilakukan pada hari yang sama setelah krim ini selesai
diproduksi. Pengujian daya sebar menggunakan beban sebesar 50 gram ; 100 gram ; 200
gram ; 300 gram ; 400 gram ; dan 500 gram, yang mana beban ini diletakan diatas
sepasang plat kaca yang didalamnya telah diletakan sediaan krim sebelumnya.
Didapatkan rata-rata panjang diameter untuk masing-masing beban setelah dilakukan
replikasi sebanyak 3 kali untuk masing-masing beban, yaitu 3,57 cm ; 3,67 cm ; 4,17 cm ;
4,43 cm ; 4,77 cm ; dan 5,07 cm. Hasil yang di dapatkan ini sudah sesuai dengan
penafsiaran hasil, dimana semakin besar berat beban, maka akan semakin besar pula
panjang diameter penyebaran krim yang dihasilkan karena semakin beratnya daya tekan
yang diberikan beban ke plat kaca dan sediaan krim sendiri. Evaluasi yang dilakukan
selanjutnya adalah evaluasi daya lekat, yang mana dilakukan dengan meletakan sediaan
krim diatas plat kaca dan ditutup kembali dengan plat kaca lainnya, kemudian dihitung
waktu yang dibutuhkan krim untuk bisa melepaskan diri dari kedua plat
tersebut,
air akan menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang tipis. Selain itu,
jenis krim ini mudah dibersihkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press.
Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. London : Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn, 2009. Pharmaceutical Design. London :
Pharmaceutical Press.
Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta : EGC.