Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2014
1.1
Pendahuluan
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui debit dan koefisien aliran dari
venturimeter melalui debit aktual serta tinggi dan luas tabung yang diukur di
eksperimen. Alat yang digunakan adalah venturimeter yang merupakan alat untuk
mengukur debit cairan yang melalui pipa. Alat ini terdiri dari tabung pendek yang
menyempit ke suatu tenggorokan di tengah tabung. Fluida akan mengalir sepanjang
pipa yang kemudian melalui bidang kontraksi pada tenggorokan tersebut dengan
kecepatan yang lebih besar dari pada kecepatan pada pipa. Peningkatan kecepatan ini
akan berhubungan dengan penurunan tekanan yang tergantung pada laju alir,
sehingga dengan mengukur perubahan tekanan yang dibaca melalui manometer, debit
bisa di hitung.
Eksperimen ini akan menggunakan efek venturi yang merupakan salah satu
contoh dari penerapan prinsip hukum Bernoulli. Dimana suatu fluida tak mampat
mengalir melalui suautu pipa. Kecepatan fluida harus meningkat untuk memenuhi
persamaan kontinuitas, sementara tekanannya harus menurun karena hukum
kekekalan energi. Efek ini ditemukan oleh ilmuan Italia yang bernama Glovanni
Batista Venturi.
Contoh penerapan efek venturi di kehidupan nyata antara lain :
untuk bernafas
Pada karburator untuk menyedot bensin dari mesin
Pada alat pemadam kebakaran yang menggunakan gelembung
Kelompok 12 (Kelas C) | 1
1.2
2014
Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Praktikan dapat memvisualisasikan pengaruh dari perubahan penampang
terhadap tinggi garis hidrolik pada masing-masing manometer
2. Praktikan dapat menentukan koefisien pengaliran pada alat venturimeter
yang di gunakan
3.
1.3
Alat-alat Praktikum
Pada percobaan ini akan di gunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Venturimeter
Venturimeter merupakan alat untuk mengukur debit cairan yang melalui
pipa. Alat ini terdiri dari tabung pendek yang menyempit ke suatu
tenggorokan di tengah tabung.
Gambar 1 : Venturimeter
Kelompok 12 (Kelas C) | 2
2014
2. Bangku Hidrolik
Dalam percobaan ini bangku hidrolik akan disetel dengan debit tertentu
dimana pada bangku hidrolik akan dipasangkan suatu beban sebagai
acuan.
3. Gelas Ukur
Gelas ukur yang di gunakan adalah yang berkapasitas 900 ml yang
berfungsi untuk menghitung debit dari air yang keluar nanti.
4. Stopwatch
Stopwatch dalam percobaan ini akan dipakai dalam perhitungan waktu
pada pengaliran jumlah air dan debit yang masuk
Kelompok 12 (Kelas C) | 3
1.4
2014
Dasar Teori
Dimana :
Z
p/g
H1-2
Kelompok 12 (Kelas C) | 4
2014
V 21
2 g = h2 +
V 22
2 g + H1-2
H=h+
V
2g
Dimana H adalah energy total yang akan mempunyai nilai tetap sepanjang pipa
jika tidak terjadi kehilangan energy (H1-2 = 0)
1.5
Prosedur Percobaan
Hitung Debit
1. Pastikan semua peralatan yang di perlukan sudah disiapkan
2. Siapkan ember yang telah di berikan tanda pada selang yang mengalirkan air
pada alat venurimeter sebelah kiri.
3. Nyalakan pompa air telebih dahulu
4. Buka keran 1/3 nya sebagai pengatur kecepatan air bersamaan dengan di
nyalakannya stopwatch
Kelompok 12 (Kelas C) | 5
2014
5. Setelah volume air mencapai batas yang sudah di tandai pada ember, dengan
serentak stopwatch dan pompa air di stop.
6. Hitung volume air pada ember dengan menggunakan gelas ukur
7. Catatlah waktu dan volume yang di dapat untuk pengujian keran di buka 1/3
8. Lalu lakukan kembali percobaan untuk mendapatkan waktu pengisian ember
dengan bukaan 2/3 dan 3/3 keran, sampai batas tanda ember yang sudah ada
9. Catat lah waktu yang di dapatkan dari 3 pengujian tersebut. Namun untuk
volume tidak perlu di hitung lagi karena volumenya pasti sama
Hitung Tekanan
Untuk pengujian tidak ada aliran :
1. Pastikan semua peralatan yang digunakan sudah disiapkan
2. Tutup keran pengaliran (outlet), lalu hidupkan pompa air
3. Mainkan keran pengatur kecepatan air dan juga keran pengaliran (boleh agak
dibuka sedikit), atur supaya air naik namun tidak melebihi 130 ml
4. Lakukan hal diatas sampai akhirnya didapatkan tinggi air pada manometer
yang konstan/stabil dalam artian tidak bergerak-gerak lagi , biasanya pada
pengujian yang tidak ada aliran ketinggiannya cendrung sama antar pipa
5. Jika ada gelembung-gelembung pada pipa manometer, maka di hilangkan
dulu dengan ditarik pipanya
6. Catat tinggi air dalam 11 pipa manometer
7. Matikan pompa air
Untuk pengujian ada aliran :
1. Buka keran pengaliran (outlet), lalu hidupkan pompa air
2. Mainkan keran pengatur kecepatan air dan juga keran pengaliran (Boleh
agak dimainkan kearah tertutup), atur supaya air naik ke pipa manometer
3. Lakukan hal diatas sampai akhirnya didapatkan tinggi air pada manometer
yang konstan/stabil dalam artian tidak bergerak-gerak lagi , biasanya pada
pengujian ini ketinggian air pada pipa manometer akan mengikuti
penampang dari manometer. Yang mempunyai diameter lebih kecil, biasanya
tekanan air nya juga rendah
Kelompok 12 (Kelas C) | 6
2014
1.6
Prosedur Perhitungan
Mulai
Pengumpulan Data :
* Tinggi air di dalam
manometer (h)
* Volume air (V)
* Waktu (t)
* Diameter Venturimeter (d)
Kelompok 12 (Kelas C) | 7
2014
Hitung :
* Luas penampang
venturimeter (A)
* Debit aliran (Q)
* Kecepatan aliran (v)
Analisis Data :
* Tinggi energy teoritis (H
teoritis)
* Tinggi energy praktis (H
Beda < 5%
Tidak
Ya
Gambar Garis Tinggi Tekan dan
Garis Tinggi Energi Ya
di sepanjang
venturimeter
Simpulan Hasil
Praktikum
Selesai
Gambar 0-2 Diagram Alir Perhitungan dan Analisis data Percobaan Teorema Bernoulli
1.7
Kelompok 12 (Kelas C) | 8
2014
Gambar 0-3 Jarak antar Pipa Penyadap dalam Percobaan teorema Bernoulli
Diameter (d)
Luas (A)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
(mm)
26
23,2
18,4
16
16,8
18,47
20,16
21,84
23,53
25,24
26
(mm2)
530,9
422,7
265,9
201,1
221,7
268,0
318,8
375,0
435,0
500,8
530,9
Data hasil pengamatan pada kegiatan praktikum disajikan pada Tabel 0-2 dan 0-3
dibawah ini :
Tabel 0-2 Tinggi Muka Air di Manometer
Kelompok 12 (Kelas C) | 9
Titik Pipa
Jarak
Tinggi air
Tinggi air
Tinggi
antar
di
di
Energi
Titilk
manometer
manometer
Praktis
saat tidak
saat ada
ada aliran
(mm)
105
105
105
106
106
106
105
105
106
106
106
aliran
(mm)
203
212
179
96
120
154
177
189
199
206
208
(mm)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
20
12
14
15
15
15
15
15
15
20
Diameter
2014
(mm)
26
23,2
18,4
16
16,8
18,47
20,16
21,84
23,53
25,24
26
(mm)
98
107
34
-10
14
48
72
84
93
100
102
V1
12,720
1.8
Volume (Liter)
V2
12,720
V3
12,720
t1
23
Waktu (detik)
t2
21,09
T3
20,59
Analisis Data
V
t1
= cm3/detik
Q1 =
V
t2
= cm3/detik
Kelompok 12 (Kelas C) | 10
Q1 =
V
t3
2014
= cm3/detik
Q1 +Q 2 +Q3
3
= cm3/detik
1
12,72
23
0,553
2
12,72
21
0,605
0,598
3
12,72
20
0,636
(mm3/detik
Datum diambil dari tinggi air maksimum disaat tidak ada aliran = .. mm
Tinggi air di manometer B saat tidak ada aliran = . mm
Tinggi air di manometer B saat ada aliran sebelum dikoreksi = . mm
Tinggi air di manometer B saat ada aliran setelah dikoreksi = . mm
Dengan cara yang sama, semua hasil pencatatan dikoreksi dan tabelkan.
Tabel 0-5 Tinggi Energi Praktis
Titik Pipa
Tinggi air di
Tinggi air di
Tinggi air di
Tinggi Energi
Tinggi Energi
Kelompok 12 (Kelas C) | 11
Praktis
2014
manometer
manometer
manometer
Praktis,
saat ada
saat ada
aliran
aliran
aliran,
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
105
105
105
106
106
106
105
105
106
106
106
203
212
179
96
120
154
177
189
199
206
208
203
212
179
95
119
153
177
189
198
205
207
98
107
34
-10
14
48
72
84
93
100
102
98
107
34
-11
13
47
72
84
92
99
101
terkoreksi
terkoreksi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Tinggi tekan diperoleh dari hasil koreksi pembacaan tinggi muka air saat
Q
A
= mm/detik
v2
2g
= . Mm
Kelompok 12 (Kelas C) | 12
Titik
Diam
Luas
Pipa
eter
Penampang
Debit (Q)
Tinggi
Kecepatan
Tinggi
Tinggi
Tekan
(V)
Kecepata
Energi
n (V /2g)
(A)
(mm)
2014
(mm2)
(mm3/detik)
(mm)
(mm/detik)
(mm)
(mm)
26
530,9
374117,65
98
704,69
0,0253
198,025
23,2
422,7
374117,65
107
885,07
0,0399
207,039
18,4
265,9
374117,65
34
1406,99
0,1008
134,100
16
201,1
374117,65
-11
1860,36
0,1763
89,176
16,8
221,7
374117,65
13
1687,50
0,1451
113,145
18,47
268,0
374117,65
47
1395,96
0,0993
147,099
20,16
318,8
374117,65
72
1173,52
0,0701
172,099
21,84
375,0
374117,65
84
997,65
0,0507
184,050
23,53
435,0
374117,65
92
860,04
0,0377
192,037
25,24
500,8
374117,65
99
747,04
0,0284
199,028
26
530,9
374117,65
101
704,69
0,0253
201,025
H TeoritisH Praktis
H Praktis
x 100% = %
Hasil perhitungan perbedaan tinggi energy praktis dan teroritis ini dapat di lihat
pada Tabel 1-7 berikut :
Tabel 0-7 Perbedaan Tinggi Energi Praktis dan Teoritis
Kelompok 12 (Kelas C) | 13
Titik
Selisih (%)
A
B
(mm)
198,025
207,039
(mm)
198
207
0,0126
0,0188
134,100
134
0,0746
89,176
89
0,1978
113,145
113
0,1283
147,099
147
0,0673
172,099
172
0,0406
184,050
184
0,0271
192,037
192
0,0192
199,028
199
0,0140
201,025
201
0,0124
2014
100
120
140
160
180
200
220
Kelompok 12 (Kelas C) | 14
2014
Gambar 0-4 Grafik Tinggi Tekan dan Tinggi Energi Percobaan Teorema Bernoulli
1.10.2 Saran
2.1 Pendahuluan
Dalam fluida yang mengalir tersimpan sejumlah energy. Besarnya energy
yang tersimpan ini tergantung pada tempat fluida tersebut mengalir. Tempat aliran
tersebut dapat merupakan saluran terbuka maupun saluran tertutup. Contoh saluran
terbuka adalah selokan atau parit, sungai, saluran, gorong-gorong dan lain
Kelompok 12 (Kelas C) | 15
2014
Persamaan Kontuinitas
Persamaan Bernoulli
Persamaan Darcy-Weisbach
Persamaan Blassius
Bilangan Reynolds
2014
Kelompok 12 (Kelas C) | 17
2014
Volume zat cair yang masuk melaui tampang 2 tiap satuan waktu : v1, dA1
Oleh karena tidak ada zat cair yang hilang didalam tabung aliran, maka :
Atau
Q = A.v = konstan
Kelompok 12 (Kelas C) | 18
2014
1) Energi Tekan : yaitu sejumlah energy yang diperlukan oleh elemen fluida
untuk bergerak dengan jarak tempuh tertentu
Dimana :
P
= Tekanan dalam Fluida (N)
A
= Luas Potongan Melintang dalam Pipa (m2)
D
= Jarak (m)
w
Yang mana A.d = Volume elemen = Y dengan = .g
Sehingga :
Ep =
. w
Dimana :
w
= Massa Fluida
= Percepatan Gravitasi
Sehingga besar energy total yang dimiliki oleh fluida yang mengalir adalah :
w
E = .
w
+ w.z + . 2. g
. 2
Kelompok 12 (Kelas C) | 19
2014
Tinggi energy adalah total energy aliran yang dinyatakan dengan satuan tinggi
yang didapat dari energy total dibagi berat w , yaitu :
E
w
Dimana
E
w
+z+
2
2g
= H = konstan
Sehingga didapat :
1
z1 +
21
2g
z2 +
22
2g
L 2
D 2g
Dimana :
hf
Kelompok 12 (Kelas C) | 20
2014
vD
dan kekasaran relative pipa (e/D), dimana adalah kekentalan air , e adalah
kekasaran pipa (m) dan D adalah diameter pipa (m).
Pipa Transisi
1
e
2,51
=2 log
+
3,7 D f
f
]
Kelompok 12 (Kelas C) | 21
2014
Dimana :
Hc
Kelompok 12 (Kelas C) | 22
Kc
2014
pipa
kecil v1
0,00
0,1
0,2
0,30
040
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
(m/det)
1
0,49
0,4
0,4
0,45
0,42
0,38
0,28
0,18
0,07
0,03
0,48
9
0,4
8
0,4
0,44
0,41
0,37
0,28
0,18
0,09
0,04
0,47
8
0,4
7
0,4
0,43
0,40
0,36
0,28
0,18
0,10
0,04
0,44
6
0,4
5
0,4
0,40
0,37
0,33
0,27
0,19
0,11
0,05
12
0,38
3
0,3
2
0,3
0,33
0,31
0,29
0,25
0,20
0,13
0,06
Kelompok 12 (Kelas C) | 23
2014
Dimana :
hc
v1
v2
v2
2g
Dimana :
hL
KL
Kelompok 12 (Kelas C) | 24
2014
dengan :
hf =
f . L . v2
D .2 g
D .2 g . h f
L . v2
Dimana :
Kelompok 12 (Kelas C) | 25
2014
v2
2g
maka :
KB = 2g .
hLB
v
f . L . v2
D .2 g
hs =
L . v2 . hf
D.2 g
] [ ]
x
D .2 g
2
L.v
Karena :
Kelompok 12 (Kelas C) | 26
2014
h LB =ht hf
Maka :
h =( h th f ) + hs
Dimana :
hLL = Kehilangan energy akibat geometri dan gesekan pada tikungan (m)
hs
Karena itu :
ht =
f . L . v2 f . L . v2
+
D.2 g D .2 g
R f . L v 2
.
2L
D .2 g
ht = 1
)(
h =ht 1
R
.h
2L f
h
v2
( [
])
2g
R
ht 1
h
2
2L f
v
Kelompok 12 (Kelas C) | 27
2014
v
Lv
=
Atau,
=
vD
Kecenderungan sifat aliran apakah laminar atau turbulen ditunjukkan oleh besar
kecilnya bilangan Reynolds, seperti pada batas-batas yang telah ditentukan
diatas.
Kelompok 12 (Kelas C) | 28
2014
14
14
14
14
Panjang Pipa
(mm)
713,5
1218,5
959
224
Kelompok 12 (Kelas C) | 29
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
15,88
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
2014
1492
1366,5
320
80
835
230
87,5
220
77,5
723,5
66
435,5
109
917
148
378
266
1102
888
190
962,5
935
77,5
Kelompok 12 (Kelas C) | 30
2014
13) Setelah selesai pada sirkuit inlet, ganti ke sirkuit outlet dengan jalan
menutup kran pada sirkuit inlet dan buka kran pada sirkuit outlet,
Kemudian dilakukan langkah percobaan dari 3 sampai 6.
14) Ukur suhu air di ak pengatur tekanan dengan alat thermometer celcius.
15) Tutup kran inlet, bersihkan alat yang dipakai dan kembalikan kepada
petugas laboratorium.
2.6 Prosedur Perhitungan
Mulai
Pengumpulan data :
* Tinggi air didalam
manometer pada
kondisi
tanpa dan dengan aliran (H)
* Volume (V)
* Waktu (t)
* Suhu (T)
Hitung :
* Luas penampang pipa (A)
* Kecepatan Aliran (V)
* Tinggi tekan dan tinggi
kecepatan
* Tinggi energy dan
kehilangan energy (h)
Kelompok 12 (Kelas C) | 31
2014
Gambar 0-10 Diagram Alir Perhitungan dan Analisis Data Percobaan Teorema Bernoulli
Tinggi air di
Diameter Dalam
manometer awal
(mm)
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
(mm)
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Tinggi air di
Tinggi air di
Manometer saat
manometer saat
ada aliran
(mm)
Kelompok 12 (Kelas C) | 32
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
2014
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Waktu (Detik)
25oC
V
= cm 3 /detik
tn
Kelompok 12 (Kelas C) | 33
2014
Q1 +Q 2 ++Qn
n
= cm3/detik
Datum didasarkan pada tinggi air maksimum di manometer saat tidak ada
aliran, yaitu = cm
Tinggi air di manometer nomor 1 saat tidak ada aliran = cm
Tinggi air di manometer nomor 1 saat ada aliran sebelum dikoreksi =
cm
Tinggi air di manometer nomor 1 saat ada aliran setelah dikoreksi =
cm
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Tinggi air di
Tinggi air di
Tinggi air di
manometer saat
manometer saat
manometer saat
ada aliran
ada aliran,
(mm)
(mm)
terkoreksi
(mm)
14
14
14
14
14
14
14
Kelompok 12 (Kelas C) | 34
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
2014
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Q
A
= mm/detik
Kelompok 12 (Kelas C) | 35
v2
2g
2014
= . m
Kecepatan Aliran
mm/detik
Tinggi Kecepatan
m
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
Kelompok 12 (Kelas C) | 36
2014
Tinggi Kecepatan
Tinggi Energi
Kehilangan
(v /2g)
Total
Energi
cm
cm
cm
cm
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Kelompok 12 (Kelas C) | 37
2014
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
h1h2
L12
Kemiringan pipa : I =
= .
8,880829 mm
Jenis kekasaran pipa ditentukan dengan membandingkan
dengan
Jenis kekasaran pipa untuk segmen lainnya dapat dilihat pada Tabel 2-7 berikut :
Tabel 0-7 Tabel Lapis Batas Laminair dan Jenis Kekasaran Pipa
Nomor Pipa
Kemiringan
Jari-jari
Kekentalan
Tebal Lapis
Jenis
Pipa (I)
Hidraulik
kinematik ()
Batas
Kekasaran
(R)
cm
Laminair ()
mm
Pipa
cm2/detik
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Kelompok 12 (Kelas C) | 38
2014
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
Berdasarkan teori pada sub bab sebelumnya, nilai Re > 400 adalah
menunjukkan aliran turbulen
Jenis aliran di dalam segmen pipa lainnya dapat dilihat pada tabel 2-8 berikut :
Kelompok 12 (Kelas C) | 39
2014
Diameter (m)
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
Kecepatan
Bilangan
(cm/detik)
Reynolds
Jenis Aliran
Kelompok 12 (Kelas C) | 40
2014
Kehilangan energy primer di segmen pipa yang lain dapat dilihat pada Tabel 2-9
dibawah ini :
Tabel 0-9 Kehilangan Energi Primer Secara Teoritis
Nomor Pipa
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Panjang
Pipa (L)
Diameter
Pipa (D)
Kecepatan
Aliran (v)
Koefisien
Kekasaran
(f)
m
0,7135
1,2185
0,959
0,224
1,492
1,3665
0,320
0,080
0,835
0,230
0,0875
0,220
0,0775
0,7235
0,066
0,4355
0,109
m
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
cm/detik
Kehilangan
Energi
Primer
Teoritis (hf)
cm
Kelompok 12 (Kelas C) | 41
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
0,917
0,148
0,378
0,266
1,102
0,888
0,190
0,9625
0,935
0,0775
2014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
Kehilangan energy sekunder pada aliran didalam pipa pada percobaan ini terjadi
akibat penyempitan, pelebaran dan tikungan yang ditentukan sebagai berikut :
Perbandingan diameter pipa pada penyempitan (kontraksi) :
BO
P
dan kecepatan aliran di pipa D#16 adalah
0,0285
D 3 =
=
D 16
0,014
. cm/detik , sehingga koefisien kehilangan energy pada penyempitan:
KC = (lihat Tabel 2-1)
m
Kehilangan energy pada pelebaran dapat dihitung : he =
BO
P
2
v 4 v 19 2
2g
Kc
v2
2g
( )
=m
2
KL .
v
2g
=m
Kelompok 12 (Kelas C) | 42
2014
Nomor Pipa
Kecepatan
Kehilangan Energi
Kehilangan
Kehilangan
Aliran (v)
akibat
Energi akibat
Energi akibat
cm/detik
Penyempitan (hc)
m
Pelebaran (he)
m
Tikungan (ht)
m
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
Kelompok 12 (Kelas C) | 43
2014
persentase yang ditentukan sebagai berikut (contoh perhitungan pada titik tinjau
BO#3 dan PO#16 :
%Beda=
| H teoritis H praktis|
H Praktis
x 100 =
HPraktis (m)
HTeoritis (m)
%Beda (%)
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
Kelompok 12 (Kelas C) | 44
2014
Nilai persen beda antara Hpraktis dan HTeoritis terutama kehilangan energy primer
relative cukup besar. Salah satu penyebab perbedaan nilai ini adalah berubahnya
nilai kekasaran pipa absolute (e) pada pipa dikarenakan umur pipa. Untuk
memeriksa hal ini, maka dilakukan perhitungan untuk mencari nilai kekasaran
pipa absolute yang sesuai dengan kondisi pipa saat ini. Pemeriksaan dilakukan
dengan melakukan perhitungan berikut (contoh perhitungan berdasarkan pipa #1)
:
Nilai kekasaran pipa absolute untuk setiap pipa dapat dilihat pada Tabel
dibawah:
Tabel 2-12 Kekasaran Pipa Absolute pada Kondisi Eksisting
Nomor
HPraktis (m)
e/D
Diameter
Kekasaran Pipa
Pipa
dalam Pipa
Absolut pada
(m)
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
Nomor Pipa
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Kelompok 12 (Kelas C) | 45
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
2014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
0,014
Dengan nilai kekasaran pipa absolute yang diperoleh pada setiap ruas pipa,
dilakukan kembali perhitungan HTeoritis dan diperoleh perbedaan antara Hpraktis
dan HTeoritis sebagai berikut :
Tabel 2-13 Kehilangan Energi Sesuai Kekasaran Pipa Absolute Eksisting
Nomor Pipa
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
E (m)
Hpraktis (m)
HTeoritis (m)
% Beda (%)
Kelompok 12 (Kelas C) | 46
2014
Pipa #18
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
4e (m)
1/6e (m)
(m)
Jenis
Kekasaran Pipa
Pipa #1
Pipa #2
Pipa #3
Pipa #4
Pipa #5
Pipa #6
Pipa #7
Pipa #8
Pipa #9
Pipa #10
Pipa #11
Pipa #12
Pipa #13
Pipa #14
Pipa #15
Pipa #16
Pipa #17
Pipa #18
Kelompok 12 (Kelas C) | 47
2014
Pipa #19
Pipa #20
Pipa #21
Pipa #22
Pipa #23
Pipa #24
Pipa #25
Pipa #26
Pipa #27
Kelompok 12 (Kelas C) | 48
2014
2.10.2 Saran
3.1 Pendahuluan
Kelompok 12 (Kelas C) | 49
2014
faktor
Kelompok 12 (Kelas C) | 50
2014
2. Stopwatch
Stopwatch dalam percobaan ini akan dipakai dalam perhitungan waktu pada
pengaliran jumlah air dan debit yang masuk
Kelompok 12 (Kelas C) | 51
2014
Gelas ukur yang di gunakan adalah yang berkapasitas 900 ml yang berfungsi
untuk menghitung debit dari air yang keluar nanti.
Kelompok 12 (Kelas C) | 52
2014
Re =
Dengan v
VD
v
(2)
(3)
Kelompok 12 (Kelas C) | 53
2014
32 vVL
2
gD
(4)
Kelompok 12 (Kelas C) | 54
hf =
64 v L V 2
VD D 2 g
64 L V
D 2g
2014
(5)
L V2
D 2g
(6)
Dengan :
hf=
64
(7)
Sementara itu untuk aliran Turbulen dengan nilai 4000 < Re < 105, menggunakan
rumusan:
f=
0,316
0,25
(8)
Kelompok 12 (Kelas C) | 55
2014
5. Aturlah sampai di dapatkan aliran laminer yang berbentuk seperti jarum, lurus
dan stabil yang di peragakan oleh tinta, biasanya didaptkan dengan pengaturan
keran debit yang agak pelan kecepatannya
6. Jika sudah di dapatkan langsung tampung air pada gelas ukur sampai 2 menit
lamanya dan hitung lah volume yang di dapat dalam waktu 2 menit
7. Lakukan lah percobaan nomor (4) sampai di dapatkan lagi aliran transisi yang
bentuk aliran dalam pipanya kadang-kadang lurus dan kadang-kadang
membelok/bergoyang biasanya di dapatkan dengan pengaturan keran debit
yang sedang kecepatannya
8. Setelah mendapatkan aliran transisi lanjutkan dengan menampung air dengan
gelas ukur untuk menghitung volumenya yang di lakukan selama 2 menit
9. Lakukan lagi prcobaan nomor (4) sampai di dapatkan aliran turbulen yang
bentuk tintanya tidak beraturan, biasanya didapatkan dengan pengaturan keran
debit yang cepat
10. Setelah di dapat lakukan lagi perhitungan volume aliran turbulen yang
didapatkan, lakukan selama 2 menit dan di tampung pada gelas ukur
11. Lakukan lah percobaan mencari aliran laminer , transisi , dan turbulen tersebut
1 kali lagi, sebagai perbandingan
Menghitung debit air serta waktu sampai air tidak mengalir pada pipa 1,
2 dan menghitung volume pada pipa 3 dengan waktu 2 menit :
1. Siapkan peralatan yang di butuhkan dan isi tabung air Osborne-Reynolds
apparatus dan pastikan keran tinta tertutup
2. Siapkan 3 buah ember pada 3 keran di alat Osborne-Reynolds apparatus
3. Untuk keran 1 (Pada sebelah kiri) dan 2 (Pada bagian tengah) akan di lakukan
percobaan untuk mendapatkan volume air sampai air tidak mengalir dan untuk
keran 3 (Paling kanan) akan di lakukan percobaan untuk mendapatkan volume
air dalam waktu 2 menit
4. Untuk memulai percobaan, hidupkan pompa air terlebih dahulu
5. Putar lah ketiga pompa secara bersama-sama sampai ketentuan pada nomor
(3) sehingga di dapatkan waktunya masing-masing pada keran 1 dan 2 . Untuk
keran 3 baru di tutup setalah 2 menit
Kelompok 12 (Kelas C) | 56
2014
6. Hitung Volume dengan menggunakan gelas ukur untuk keran 1 dan 2 serta
untuk keran tiga
7. Catalah hasil dari percobaan
8. Lakukan lah hal ini sebanyak 2 kali lagi sehingga di dapatkan 3 kali hasil
percobaan
9. Menghitung bilangan Reynolds (Re) dengan rumus serta bandingkan dengan
yang teoritis
10. Menghitung koefisien gesek (f) untuk aliran laminer , transisi dan turbulen
11. Menggambar grafik :
Re terhadap f
Log Re terhadap log f
3.6
Prosedur Perhitungan
Mulai
Pengumpulan Data :
* Tinggi air di dalam
manometer (h)
* Volume air (V)
* Waktu (t)
* Diameter Venturimeter (d)
Hitung :
* Luas penampang
venturimeter (A)
* Debit aliran (Q)
* Kecepatan aliran (v)
Analisis Data :
* Tinggi energy teoritis (H
teoritis)
* Tinggi energy praktis (H
Beda < 5%
Tidak
Kelompok 12 (Kelas C) | 57
2014
Ya
Gambar Garis Tinggi Tekan dan
Garis Tinggi Energi Ya
di sepanjang
venturimeter
Simpulan Hasil
Praktikum
Selesai
Gambar 0-2 Diagram Alir Perhitungan dan Analisis data Percobaan Teorema Bernoulli
Volume (liter)
Waktu (detik)
Diameter
(mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.8 Analisis Data
3.8.1 Volume Rata-rata
Nilai volume rata-rata dapat dihitung dengan :
V A=
V 1 +V 2 +V 3 ++V n
n
= . Liter
Kelompok 12 (Kelas C) | 58
V B=
V 1 +V 2 +V 3 ++V n
n
= . Liter
V C=
V 1+ V 2+ V 3+ +V n
n
= . Liter
2014
t 1 +t 2 +t 3 ++ t n
n
= . Detik
tA=
t 1 +t 2 +t 3 ++ t n
n
= . Detik
tA=
t 1 +t 2 +t 3 ++ t n
n
= . Detik
VA
tA
= . Cm3/detik
QB =
VB
tB
= . Cm3/detik
QC =
VC
tC
= . Cm3/detik
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1-2 sampai Tabel 1-4 dibawah ini :
Kelompok 12 (Kelas C) | 59
2014
1,35
68
1,39
70
1,40
71
Debit (Q)
0,01985
0,01986
0,01986
(mm3/detik)
Debit rata-rata
0,0198567
(mm3/detik)
Ketelitian (%)
5,70
5,75
5,50
77
66
64
Debit (Q)
0,074
0,087
0,086
(mm3/detik)
Debit rata-rata
0,0823
(mm3/detik)
Ketelitian (%)
9,10
120
1,010
120
1
120
Debit (Q)
0,0758
0,00842
0,0083
(mm3/detik)
Kelompok 12 (Kelas C) | 60
Debit rata-rata
2014
0,03084
(mm /detik)
Ketelitian (%)
Kecepatan
Diameter
Bilangan
Jenis
(ml)
Air Rata-rata
(D)
(mm)
Reynolds
Aliran
(v)
780
490
990
995
1.400
2.450
3,881
2,438
4,926
4,951
6,966
12,191
16
16
16
16
16
16
71374712,64
44836781,61
90593103,45
91052873,56
128110344,8
224202298,9
Laminair
Laminair
Transisi
Transisi
Turbulen
Turbulen
Bilangan Reynolds
71374712,64
44836781,61
90593103,45
91052873,56
128110344,8
224202298,9
Jenis Aliran
Laminair
Laminair
Transisi
Transisi
Turbulen
Turbulen
Faktor Gesekan
0,00009375
0,00009375
0,00009375
0,00009375
0,00009375
0,00009375
Kelompok 12 (Kelas C) | 61
2014
Kelompok 12 (Kelas C) | 62
3.11
2014
3.11.2 Saran
Kelompok 12 (Kelas C) | 63