Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kimia Analisa Lingkungan

ANALISA OKSIDA KROMIUM DAN ARSEN PADA SEDIMEN

Disusun oleh :
Anggita Rosiana P
13509020111
Berliana N K Guretno
13509020
Cahyo Hanugrah Pratiwi
135090201111001
Debby Ratna Anggraini
135090201111008
Yuniesti Husnul Khotimah
13509020111101
Alfin Nur Laily Kurniawati
135090201111028

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Tinjauan Pustaka
Sungai adalah saluran alamiah di permukaan bumi yang menampung dan menyalurkan
air hujan dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan akhirnya bermuara di danau
atau di laut (Mokonio, dkk, 2013). Sedimentasi adalah proses terangkutnya bagian-bagian tanah
oleh air dari suatu temat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan
masuk kedalam suatu badan air kemudian mengalami proses pengendapan. Sedimen yang
dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran air akan diendapkan pada suatu tempat yang
kecepatan alirannya melambat atau terhenti (Arsyad, 2010). Proses sedimentasi berjalan sangat
komplek, dimulai dari jatuhnya hujan yang menghasilkan energi kinetik yang merupakan
permulaan dari proses erosi. Begitu tanah menjadi partikel halus, lalu menggelinding bersama
aliran, sebagian akan tertinggal di atas tanah sedangkan bagian lainnya masuk ke sungai terbawa
aliran menjadi angkutan sedimen (Mokonio, dkk, 2013).
Kandungan logam dalam sungai berasal dari berbagai sumber, seperti batuan dan tanah,
serta dari aktivitas manusia termasuk pembuangan limbah cair baik yang telah diolah maupun
belum diolah ke badan air kemudian secara langsung dapat memapari air permukaan (Akoto
dkk., 2008). Logam dalam sistem perairan menjadi bagian dari sistem air-sedimen dan
distribusinya dikendalikan oleh kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika-kimia, yang
umumnya dipengaruhi oleh parameter pH, konsentsrasi dan tipesenyawa, kondisi reduksioksidasi, dan bilangan oksidasi dari logam tersebut (Singh dkk., 2005).
Zat beracun yang mencemari perairan salah satunya dari logam berat. Logam berat
tersebut antara lain Chromium, Logam Krom (Cr) merupakan logam yang digunakan dalam
industri knalpot dan perbengkelan lainnya sebagi pelapis logam. Logam krom merupakan salah
satu logam limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) (Riapanitra dan Roy, 2010). Akumulasi
Chromium dapat menyebabkan kerusakan terhadap organ respirasi dan dapat juga menyebabkan
timbulnya kanker pada manusia. Cr dapat masuk ke badan perairan dengan dua cara, yaitu cara
alamiah dan nonalamiah. Masuknya Cr secara alamiah seperti erosi atau pengikisan pada batuan
mineral dan debu-debu atau partikel Cr yang ada di udara akan dibawah turun oleh air hujan.
Masuknya Cr secara non alamiah lebih berkaitan dengan aktivitas manusia seperti pembuangan
limbah industri dan rumah tangga ke badan air (Suprapti, 2008).
Arsen (Ar) merupakan elemen yang tersebar luas dimana-mana dengan sifat seperti
mineral. Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya kurang dari 10 mg/kg berat
kering. Arsen yang melebihi ambang batas yang ditentukan dapat menyebabkan dampak akut,
sub-akut maupun kronis bagi kesehatan, seperti gangguan pernafasan, kulit, hati sistem
kardiovaskular, dan karsinogenik. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang
berasal dari sumber buatan kering ditemukan pada bagian bawah yang dekat dengan buangan
pelelehan tembaga sebagai contohnya. Arsen larut dalam air sumur dalam, kadar arsen tinggi
ditemukan pada air yang mempunyai aktivitas panas bumi (geothermal) (Sukar, 2003).

Metodologi
1. Analisis Kromnium (Cr) pada Sedimen
Tahapan dalam analisis kromnium (Cr) pada sedimen adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sampel di wilayah muara Sungai Matangpondo atau sungai
Poboya Palu, karakteristik lokasi penelitian merupakan kawasan permukiman, pelayaran,
rekreasi, di sekitar lokasi penelitian terdapat aktivitas pedagang kaki lima, perbengkelan,
rumah sakit/Puskesmas. Selain itu pada bagian hulu sungai terdapat aktivitas tambang
galian C dan tambang emas tradisional yang dikelola oleh masyarakat Poboya.
Sampel sedimen diperoleh dengan cara sebagai berikut:
Menggunakan potongan pipa paralon atau corer sampel dengan prisip kerja yaitu
pipa paralon atau corer sampel ditancapkan ke dalam sedimen pada beberapa titik
sampel dikawasan perairan estuaria Teluk Palu.
Dengan metode sampel sesaat (grab sample) yaitu Sampel yang diambil pada suat
waktu dan tempat tertentu.
Dengan menggunakan jaring arad. Prinsip kerja jaring arad adalah dengan
mengangkat sedimen karena jaring arad turun sampai dasar, mengaduk dasar perairan
dan mengangkat sedimen.
Sampel yang didapatkan dimasukkan dalam botol plastik dan ditutup rapat.
2. Preprasai Sampel dan Analisis
A. Preparasi Sampel
Sampel dikering udarakan selama 3 hari. Sampel yang telah kering digerus hingga
halus dengan menggunakan lumpang dan alu porselin, lalu diayak dengan ayakan 80
mesh, kemudian dengan teliti sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam gelas piala,
kemudian ditambahkan 75 mL HCl 5M dan 25 mL HNO 3 5 M dan dipanaskan pada
hot plate hingga larutan sedimen hampir kering. Selanjutnya ditambahkan 50 mL
HNO3 encer dan dipanaskan lagi dan disaring dalam keadaan panas, dicuci dengan
akuades panas dan disaring, filtratnya dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL,
diatur pH antara 2 3, kemudian ditepatkan volumenya hingga 250 mL. Larutan
sampel siap untuk dianalisis dengan instrumen ICP-OES.
B. Analisis Sampel
Analisis kadar Cr pada sedimen dilakukan dengan menggunakan metode
instrumen yaitu dengan menggunakan instrumen ICP-OES. Prinsip kerja ICP-OES
adalah

2. Analisa Arsen (As) pada Sedimen

Hasil Analisa dan Intepretasi


1. Analisis Cr pada Sedimen
No. Titik Pengambilan
Sampel
1.
S-1
2.
S-2
3.
S-3
4.
S-4
5.
S-5
6.
S-6
7.
S-7
8.
S-8
9.
S-9
*MS : Memenuhi Standar
TS: Tidak Memenuhi Standar

Kandungan Cr IV dalam
sedimen (mg/kg)
46,25
62
26
10,4
54,5
37,25
45,75
34,25
36,79

Keterangan
MS
TMS
MS
MS
TMS
MS
MS
MS
MS

Nilai ambang batas konsentrasi Krom dalam sedimen sebesar 51 mg/kg, sehingga melihat
dari data hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Muara sungai Matangpodo atau sungai Poboya
sudah mulai tercemar logam Cr, karena nilai kandungan Cr dalam sedimen pada salah satu titik
contoh sudah melampaui dari nilai baku mutu yang ada.
Logam berat yang terlarut dalam air akan berpindah ke dalam sedimen jika berikatan
dengan materi organik bebas atau materi organik yang melapisi permukaan sedimen, dan
penyerapan langsung oleh permukaan partikel sedimen. Logam yang terlarut dalam air pada
kondisi basa akan mudah beragregasi sehingga turun dan mengendap pada sedimen. Materi
organik dalam sedimen dan kapasitas penyerapan logam sangat berhubungan dengan ukuran
partikel dan luas permukaan penyerapan, sehingga konsentrasi logam dalam sedimen biasanya
dipengaruhi oleh ukuran partikel dalam sedimen (Said,dkk.,2004). Penyebaran logam ini tidak
merata pada setiap titik, hal ini sangat bergantung pada aktivitas pendukung keberadaan logam
tersebut, Keberadaan logam ini cenderung berasal dari aktivitas di muara sungai dan sekitarnya.
Prinsip umum dari alat adalah dengan mengukur intensitas energi / radiasi yang
dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi/ ionisasi).
Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui tabung kapiler ke nebulizer. Nebulizer akan
mengubah larutan sampel menjadi bentuk aerosol yang selanjutnya diinjeksi oleh ICP. Pada
temperatur plasma maka sampel akan mengalami ionisasi dan eksitasi. Atom yang tereksitasi
akan kembali ke keadaan dasar (ground state) dan memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini
akan didispersi dengan komponen optik. Sinar yang terdispersi, secara berurutan akan muncul

pada masing-masing panjang gelombang unsur dan dirubah dalam bentuk sinyal listrik yang
besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan ileh besarnya konsentrasi unsur. Sinyal ini
kemudian diproses oleh bagian sistem pengolahan data.
Kelebihan menggunakan ICP adalah batas deteksi sangat baik untuk sebagian elemen,
sebagian unsur tersedia dalam tabel periodik,sampel yang dibutuhkan sedikit dan batas dinamis
yang lebar (8-9 order).
2. Analisis As pada Sedimen

DAFTAR PUSTAKA
Akoto, O., Bruce, T. N., Darkol, G. 2008, Heavy metals pollution profiles in streams serving the
Owabi reservoir, African Journal of Environmental Science and Technology, Vol. 2, No.
11, pp. 354-359.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Air dan Tanah. IPB Press. Bogor. Indonesia. 12-13
Liu, L., Fasheng, L., Xiong, D., 2006, Heavy metal contamination and their distribution in
different size fractions of the surficial sediment of Haihe River, China, Environ Geol, Vol
50, pp.431-438.
Mokonio,O ,T. Mananoma, L. Tanudjaja dan A. Binilang,2013, Analisis Sedimentasi Di Muara
Sungai Saluwangko Di Desa Tounelet Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.
Riapanitra, A dan Roy Andreas , 2010,Pemanfaatan Arang Batok Kelapa Dan Tanah Humus
Baturraden Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom (Cr) ,Vol. 5. No. 2. Nov, 2010 : 66
74.
Said, I., Jalaluddin, M. N., Upe, A., dan Wahab,A., 2009,Penetapan Konsentrasi Logam Berat
Krom dan Timbal dalam Sedimen Estuaria Sungai Matangpondo Palu, Jurnal Chemica
Vol. 10 Nomor 2, 40 47.
Singh, K. P., Malik, A., Sinha, S., Singh, K., Murthy, R. C., 2005, Estimation of Source of Heavy
Metal Contamination in Sediments of Gomti River (India) Using Principal Component
Analysis, Water,Air, and Soil Polution (Springer), Vol 166, pp. 321-341.
Suprapti,N.H., 2008, Kandungan Chromium pada Perairan, Sedimen dan Kerang Darah
(Anadara granosa) di Wilayah Pantai Sekitar Muara Sungai Sayung Desa Morosari
Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Widowati, W.,2008, Efek Toksik Logam, Penerbit Andi,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai