Anda di halaman 1dari 3

Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga diproduksi

dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita.
Androgen membantu memulai perkembangan testis dan penis pada janin laki-laki. Mereka memulai
proses pubertas dan mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, dan alat kelamin,
mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria. Setelah pubertas, hormon
androgen - khususnya testosteron - memainkan peran dalam pengaturan gairah seks.
Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan
kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar
testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas ratarata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada
oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron
dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan
testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.
Namun, tidak ada bukti apapun yang menunjukkan bahwa karena wanita memiliki lebih sedikit
testosteron daripada pria, mereka mempunyai nafsu seks lebih rendah. Malah, sepertinya wanita
mendeteksi dan bereaksi pada jumlah testosteron yang lebih rendah dalam sirkulasi mereka daripada
pria.
Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh kita
yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi dan gairah seksual. Yang paling dikenal adalah
perubahan yang terjadi saat wanita mengalami menopause. Produksi estrogen menurun pada saat ini
dimana wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung anak. Pengaruh seksual paling
utama dari penurunan kadar estrogen adalah pengecilan vagina dan penipisan dinding vagina,
bersamaan dengan hilangnya elastisitas dan kurangnya pembasahan vagina saat rangsangan seksual.
Beberapa wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain dapat
mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau luka pada alat kelamin selama beberapa hari
setelah berhubungan bila mereka tidak menggunakan minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti
hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon pada fungsi seksual wanita
telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen seringkali menyebabkan fungsi seksual kembali
seperti asal. Ditambah lagi, androgen telah diresepkan bagi wanita pasca menopause untuk
meningkatkan nafsu seksualnya.
Mungkin yang kurang diketahui adalah kenyataan bahwa pria terkadang mengalami penurunan kadar
testosteron, yang dapat bertanggung jawab terhadap gangguan seksual. Bagaimana pengurangan
hormon ini mempengaruhi gairah seks pria dan ereksi masih tidak jelas. Namun para ahli penyakit dalam
pria terkadang merekomendasikan penggantian testosteron untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Ada banyak hal yang masih harus dipelajari mengenai pria dan wanita mana yang membutuhkan dan
mendapatkan keuntungan dari terapi penggantian hormon.
Sangat menggoda untuk mencoba memahami perilaku seksual hanya dalam istilah hormon. Pada
banyak spesies binatang, hormon mengendalikan kesediaan sang betina untuk berpasangan dan
berhubungan, perilaku seksual sang jantan, dan secara ketat mengatur perilaku seksual mereka. Namun
pada manusia ada hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Walaupun
kekurangan sejumlah testosteron biasanya mengurangi gairah seks pada pria dan wanita, ada beberapa
kasus dimana hal ini tidak terlihat. Juga, walaupun banyak pria dengan kadar testosteron dibawah normal
memiliki kesulitan ereksi, tidak semuanya mengalami hal ini. Wanita yang mempunyai kadar estrogen
rendah dalam tubuhnya tidak kehilangan kemampuan mereka untuk dirangsang secara seksual atau
untuk mengalami orgasme. Secara singkat, hormon-hormon seks bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi ketertarikan atau perilaku seks. Bila anda prihatin akan kadar hormon anda dan apakah
mereka mempengaruhi kesehatan anda secara umum atau fungsi seksual anda, berkonsultasilah dengan
dokter anda untuk diadakan pemeriksaan darah secara sederhana dan mudah.

=> Hormon Androgen:


Hormon ini berfungsi untuk:
- Merangsang dorongan seksual.
- Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah.
Hormon ini cukup berpengaruh pada penampilan kulit dan pertumbuhan rambut, yaitu dengan
menstimulasi akar rambut dan kelenjar sebum (kelenjar minyak) yang terletak di bagian atas akar
rambut.
Kelenjar sebum menghasilkan sekresi lemak atau minyak yang berfungsi melumasi rambut dan kulit.
Tetapi bila berlebihan minyak ini akan memicu tumbunya akne atau jerawat, sehingga mengganggu
keindahan penampilan kulit. Gangguan kelenjar sebum juga bisa mengakibatkan alopesia
androgenika (kebotakan), terutama pada pria. Sebaliknya pada wanita, ketidakseimbangan hormon
Androgen (hormonal imbalance) bisa menyebabkan hirsutisme di mana rambut tumbuh berlebihan di
daerah-daerah yang tidak semestinya.
Aktivitas kelenjar sebum sangat dipengaruhi hormon androgen. Kerja kelenjar ini memuncak pada
saat seseorang mencapai masa pubertas. Semakin tinggi tingkat kerjanya, semakin banyak pula
sekresi yang dihasilkan kelenjar ini. Sekresi kelenjar sebum pada pria lebih tinggi secara signifikan
ketimbang pada wanita. Tak heran kulit wajah pria tampak lebih berminyak dibanding wanita. Efek
kerja kelenjar sebum mulai berkurang pada wanita sesaat menjelang menopause.
Hiper-androgen pada wanita dengan ciri-ciri aktivitas hormon androgen melebihi normal ternyata
merupakan masalah yang cukup umum terjadi walaupun belum diketahui penyebabnya dan
mempengaruhi 10-20% wanita usia reproduktif.

Gejala Hiper-Androgen pada kulit wanita.


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hormon androgen yang berlebih akan mengakibatkan efek
negatif pada kulit dan kecantikan wanita. Walaupun bukan merupakan kondisi yang fatal tetapi bisa
berefek sosial-psikologis dan mengurangi rasa percaya diri bahkan mempengaruhi kualitas hidup.
Gejala-gejala itu antara lain:
+ Kulit berminyak dan komedo. Kondisi ini merupakan cikal bakal gejala yang lebih parah seperti
ketombe dan jerawat.
Berlebihnya produksi minyak di kulit wajah dipengaruhi oleh:
- Tingginya kadar androgen bebas yang akan memicu aktivitas kelenjar minyak dan sebum.
- Meningkatnya kepekaan target organ atau sebum terhadap androgen sehingga walaupun kadar
androgen bebas dalam
batas normal aktivitas sebum tetap meningkat.
+ Akne / Jerawat. Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya jerawat antara lain komedo, minyak
dan peradangan
(inflamasi). Belum lagi ada pula pengaruh dari luar seperti pemakaian kosmetik yang bisa
menyumbat aliran sekresi
kelenjar sebum ke permukaan apa lagi dalam jangka panjang ditambah kondisi iklim tropis yang
panas
dan lembab.
+ Hirsutisme. Sekitar 5-8% wanita usia reproduktif menderita hirsutisme yaitu pola pertumbuhan atau
distribusi rambut
menyerupai pria (male hair pattern), misalnya di atas bibir, dagu, dada, pinggang dan paha. Ada
40-80% dari penderita
ini menunjukkan peningkatan produksi testosteron dari 200-300 juta (microgram) per hari menjadi
700-800 juta per hari.
+ Alopesia Androgenika (kebotakan). Gejala ini merupakan kebalikan dari hirsutisme.

Penyebabnya sama:ketidakseimbangan androgen. Masalah kebotakan ini biasa dialami oleh pria.
Rambut hilang
secara perlahan-lahan di daerah dahi, terus menjalar ke daerah ubun-ubun dan meluas secara
lambat atau cepat ke
seluruh bagian atas kepala.

Gejala Hiper-Androgen secara sistemik.


Selain gangguan pada kulit, ketidakseimbangan hormon androgen juga berpengaruh secara sistemik
yang ditandai dengan gejala-gejala seperti pada sistem reproduksi berupa:
+ Gangguan siklus menstruasi, a-menore (nyeri haid), dan an-ovulasi.
Siklus haid yang tidak teratur merupakan gejala ketidakseimbangan hormonal dan sedikit banyak
berpengaruh pada
tingkat kesuburan seorang wanita. Jika siklus haid Anda tidak teratur lebih dari 3 bulan berturutturut, sebaiknya
konsultasikan dengan ginekolog, karena jika tidak mendapat penanganan yang serius dapat
menyebabkan berbagai
perubahan morfologis pada rahim yang disebut PCOS (Poly - Cystic - Ovarian - Syndrome) dan
dalam jangka panjang
bisa menyebabkan infertilitas (mandul).
+ Abnormalitas metabolisme tubuh. Gejala yang tampak antara lain:
- Profil lemak yang tidak normal (obesitas atau terlalu kurus).
- Resistensi insulin sehingga berakibat peningkatan resiko kencing manis (diabetis mellitus).
- Peningkatan resiko penyakit jantung (kardiovaskular).

Anda mungkin juga menyukai