Anda di halaman 1dari 43

Nama Kelompok :

1. Lailatul Mufida Atika Rohmah


(140)
2. Nurhasinah Rahmawati
(144)
3. Yulita Idayani
(166)
4. Dita Latifatu Syarifah
(170)

Logika Matematika
Logika adalah ilmu yang mengkaji
prinsip-prinsip penalaran yang benar
dan penarikan kesimpulan yang sah.
Di dalam logika dipelajari metodemetode dan prinsip-prinsip yang
dapat dipakai untuk membedakan
cara berpikir benar atau salah.

KALIMAT (PERNYATAAN)

Dalam logika matematika


dikenal dua jenis kalimat,
yaitu :
1.Kalimat Terbuka
2.Kalimat Tertutup

Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka ialah suatu kalimat yang nilai
kebenarannya belum dapat dipastikan benar
saja atau salah saja. Dalam perkataan lain
masih mungkin bernilai benar dan sekaligus
bernilai salah.
Contoh :
x + 4 = 7 merupakan kalimat terbuka karena
bila pada x diganti bilangan 3 maka x + 4 = 7
bernilai benar, tetapi bila pada x diganti
bilangan 2 maka kalimat x + 4 = 7 bernilai
salah.

Kalimat Tertutup
Kalimat tertutup ialah suatu
kalimat yang nilai kebenarannya
sudah dapat dipastikan benar
saja atau salah saja. Kalimat
tertutup biasanya juga disebut
Pernyataan.
Contoh:
2 + 3 = 5 merupakan kalimat
tertutup karena 2 + 3 = 5 selalu

Pernyataan Berkuantor
Dalam logika matematika ada
pernyataan yang melibatkan
banyak objek yang terlibat
dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan ini disebut
pernyataan berkuantor. Terdapat
2 jenis pernyataan berkuantor :
1. Kuantor Universal
2. Kuantor Eksistensial

1. Kuantor Universal
Kuantor universal yaitu yang
menggunakan kata semua atau
untuk setiap. Kuantor universal
dilambangkan dengan simbol
(dibaca untuk semua atau untuk
setiap).
Contoh:
x R, x2 > 0, dibaca untuk setiap x
elemen anggota bilangan Real maka
berlaku x2 > 0.

2. Kuantor Eksistensial
Kuantor eksistensial, yaitu kuantor
yang menggunakan kata ada atau
beberapa dan dilambangkan dengan
simbol (dibaca ada, beberapa,
terdapat, sebagian).
Contoh :
x R, x2 +3x 10 < 0, dibaca ada
x elemen anggota bilangan Real
dimana
x2 +3x 10 < 0.

OPERASI LOGIKA
1.Ingkaran (Negasi)
2.Disjungsi (Atau)
3.Konjungsi (Dan)
4.Implikasi (Jika.maka)
5.Biimplikasi (Jika dan hanya
jika)

1. Ingkaran (Negasi)
Ingkaran atau negasi dari
suatu pernyataan adalah
pernyataan yang
berlawanan dengan
pernyataan semula.
Ingkaran dari pernyataan p
dinotasikan ~ p dibaca
bukan p atau tidak p.

Tabel Kebenaran
Ingkaran

2. Disjungsi (Atau)
Disjungsi adalah pernyataan
majemuk dengan kata hubung
atau. Disjungsi dari pernyataan p
dan q dinotasikan
p v q dan dibaca p atau q. Dalam
disjungsi jika semua pernyataan p
dan q bernilai salah maka
hasilnya akan bernilai salah.

Tabel Kebenaran
Disjungsi

3. Konjungsi (Dan)
Konjungsi adalah pernyataan
majemuk dengan kata hubung
dan. Konjungsi dari
pernyataan p dan q dinotasikan
p q dengan yang dibaca p
dan q. Akan bernilai salah jika
salah satu komponennya
bernilai salah dan bernilai benar
jika semua komponennya
bernilai benar.

Tabel Kebenaran Konjungsi

4. Implikasi (Jika
maka)
Implikasi adalah pernyataan majemuk
dengan kata hubung jika .... maka........
Implikasi dari pernyataan p dan q
dinotasikan dengan p q yang dibaca
jika p maka q. Komponen p disebut
hipotesa (antensenden) sedangkan
komponen q disebut konklusi.
Implikasi akan salah jika hipotesa benar
dan konklusi bernilai salah.

Tabel Kebenaran Implikasi

5. Biimplikasi (Jika dan


hanya jika)
Biimplikasi adalah pernyataan
majemuk dengan kata hubung
.......jika dan hanya jika............ dan
dilambangkan . Biimplikasi dari
pernyataan p dan q ditulis p q
yang dibaca p jika dan hanya jika q.
Biimplikasi akan bernilai benar jika
kebenaran dari komponennya sama.

Tabel Kebenaran
Biimplikasi

Penarikan Kesimpulan
Argumen adalah serangkaian pernyataan
yang mempunyai ungkapan penarikan
kesimpulan. Suatu argumen terdiri dari 2
kelompok pernyataan yaitu kelompok
premis dan kelompok konklusi. Suatu
argumen dikatakan sah atau valid jika
untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran premis-premisnya
mendapatkan konklusi yang benar pula.

Dasar Penarikan kesimpulan


Ada 3 dasar penarikan kesimpulan
yaitu:

1. Modus Ponens
2. Modus Tollens
3. Silogisme

1. Modus Ponens
Kerangka penarikan modus ponens
berikut:
Premis 1 = p q
Premis 2 = p
Konklusi

=q

2. Modus Tollens
Kerangka penarikan modus tollens
berikut:
Premis 1 = p q
Premis 2 = q
Konklusi

= p

3.Silogisme
Kerangka penarikan silogisme
berikut:
Premis 1 = p q
Premis 2 = q r
Konklusi

=pr

Invers, Konvers, Kontraposisi


dalam Logika
Dari implikasi p q dapat di bentuk
implikasi baru :
1. q p di sebut KONVERS dari
Implikasi semula.
2. ~p ~q di sebut INVERS dari
Implikasi semula.
3. ~q ~p di sebut KONTRAPOSISI
dari Implikasi semula.

Tautologi dan
Kontradiksi
Tautologi adalah pernyataan
majemuk yang selalu bernilai benar
untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran komponen-komponennya.
Kontradiksi adalah pernyataan
majemuk yang selalu bernilai
salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran komponenkomponennya.

Proposisi
Sebuah proposisi (proposition) atau
statement ialah sebuah kalimat
deklaratif yang memiliki tepat satu
nilai kebenaran, yaitu: Benar(B)
atau Salah(S)

Contoh Proposisi
dan Bukan Proposisi :
1. Jakarta adalah ibu kota Republik
Indonesia.
2. 7 merupakan sebuah bilangan
prima.
3. Berolahragalah secara teratur!
(Bukan
Proposisi)

PROPOSISI BERSYARAT (IMPLIKASI)


Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan
negasi, proposisi majemuk juga dapat muncul
berbentuk "jika p, maka q", seperti pada contoh
dibawah ini :
a. Jika adik lulus ujian, maka dia mendapat
hadiah dari ayah.
b. Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda
dianggap mengundurkan diri.
Pernyataan berbentuk "jika p, maka q"
semacam itu disebut sebagai proposisi
bersyarat atau kondisional atau implikasi.

Contoh Proposisi Bersyarat:


Misalkan p dan q adalah
proposisi. Proposisi majemuk
"jika p, maka q" disebut sebagai
proposisi bersyarat (implikasi)
dan dilambangkan dengan p ->
q . Proposisi p disebut hipotesis
(antesenden/premis/kondisi) dan
proposisi q disebut konklusi
(konsekuen).

BIKONDISIONAL
(BI-IMPLIKASI)
Proposisi bersyarat penting lainnya
adalah berbentuk "pjika dan hanya
jika q" yang
dinamakanbikondisionalatau biimplikasi. Misalkan p dan q adalah
proposisi. Proposisi majemuk "p jika
dan hanya jika q" disebut
bikondisional (bi-implikasi) dan
dilambangkan dengan p q.

Contoh Bikondisional :
1. 1 + 1 = 2 jika dan hanya jika 2 + 2
=4
2. Jika anda orang kaya maka anda
mempunyai banyak uang dan
sebaliknya
3. Bandung terletak di Jawa Barat jika
dan hanya jika Jawa Barat adalah
sebuah propinsi di Indonesia

Pertanyaan
1. Mengapa kalimat terbuka belum bisa
dikatakan sebagai suatu pernyataan?
2. Mengapa Invers, Konvers dan
Kontraposisi hanya bisa diterapkan
kedalam implikasi saja?
3. Mengapa pernyataan pada tabel
kebenaran Implikasi akan bernilai
salah hanya jika pernyataan pertama
bernilai benar dan kedua bernilai salah?

4. Mengapa pada tabel kebenaran


Disjungsi akan bernilai salah hanya jika
kedua pernyataan bernilai salah,
sedangkan yang lainnya bernilai benar?
5. Jika salah satu premis dari pernyataan
merupakan Implikasi. Mengapa dalam
penarikan kesimpulan (konklusi) kita
harus mengambil salah satu cara dari
modus Tollens, modus Ponens, Silogisme
dan diluar cara itu pasti salah?

6. Mengapa sebuah kalimat baru bisa


dikatakan sebagai suatu pernyataan jika
hanya memiliki salah satu nilai kebenaran
?
7. Mengapa implikasidisebut juga
penrnyataan bersyarat?
8. Mengapa suatu pernyataan yang
mengandung kata semua atau ada
maka pernyataan itu disebut dengan
pernyataan berkuantor?

9. Mengapa pernyataan yang


mengandung kata semua
termasuk dalam pernyataan
berkuantor universal atau umum?
10. Mengapa pernyataan yang
mengandung kata ada termasuk
dalam pernyataan berkuantor
khusus (existensial)?

Jawaban
1. Karena suatu kalimat dikatakan
sebagai suatu pernyataan jika ia
mengandung nilai benar atau salah
saja. Sehingga pada kalimat terbuka
belum dapat dinilai benar atau
salahnya.
2. Karena pada Invers, Konvers,
Kontraposisi hanya bisa digunakan
membentuk Implikasi
baru.

3. Pembuktian dengan Rangkaian Seri


Pembuktian dilakukan dengan
menggunakan rangkaian
listrik/saklar. Apabila saklar lampu A
dan B dihubungkan lampu akan
menyala. Dengan kata lain lampu
akan mati apabila diantara saklar A
dan B tidak terhubung. Itu berarti
p q bernilai salah jika ada
diantara p dan q yang bernilai salah.

4. Rangkaian Paralel
Lampu akan hidup apabila saklar A
atau B dihubungkan. Dengan
perkataan lain, lampu akan hidup
apabila ada diantara saklar A dan B
terhubungkan. Itu berarti p q
benar apabila diantara p dan q ada
yang bernilai benar.

Anda mungkin juga menyukai