Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah


melimpahkan rahmat serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Caput Succedaneum.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
bimbingan serta kerja sama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Irni selaku
pembimbing mata kuliah Askeb Noenatus dan teman-teman yang berpartisipasi
dalam menyelesaikan penulisan makalah.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan
makalah ini selanjutnya.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan
perpustakaan dan bermanfaat bagi kemajuan di bidang kebidanan.

Malang, 17 Oktober 2006

(Penulis)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Sebagian besar bayi lahir spontan dengan partus lama dapat
mengakibatkan trauma pada bayi seperti caput succadaneum. Tujuan
penulisan ini agar dapat menjelaskan pada masyarakat bahwa kasus ini
bukanlah suatu masalah yang beresiko tinggi.
Caput succadaneum akana dialami oleh bayi baru lahir hidup bila :
1. Ketuban sudah pecah dan anak masih hidup
2. Kekuatan his dapat dinilai dari besarnya caput, makin kuat his makin besar
caput
3. Tempat caput menentukan bagian terendah dari kepala janin
Caput succadaneum akan menghilang beberapa hari setelah kelahiran
yang berisi cairan getah bening, lunak. Caput terjadi bukan karena pola
aktifitas yang salah atau pola nutrisi ibu yang berlebihan.
B. Tujuan Penulisan
1.

Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan dana memahami ilmu pengetahuan secara
tertulis dan praktis mengenai asuhan kebidanan pada bayi dengan caput
succadaneum, melalui pendekatan management kebidanan.

2.

Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
a. Melaksanakan/pengumpulan data pada kasus caput succadaneum
b. Mengantisipasi masalah potensial
c. Mengidentifikasi diagnosa/masalah
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Mengembangkan rencana asuhan
f. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
g. Melaksanakan evaluasi

BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Caput succadaneum adalah pembengkakan kulit kepala setempat yang
terjadi karena efusi serum terbentuk sewaktu persalinan sesudah selaput
ketuban pecah. Kaput tidak terbentuk pada janin yang mati, his yang lemah
dan kepala tidak tertekan kuat pada pembukaan servix. (Sumapraja, 1993:15)
2. Etiologi
Menurut Sumapraja adalah sebagai berikut :
a.

Besarnya tekanan his dan besarnya tahanan jalan lahir terhadap kepala

b.

Disporporsi sepalo pelvik

c.

Pengeluaran serum dari pembuluh darah dan pada presentasi kepala

d.

Tekanan tepi pelvis

e.

Akibat persalinan dengan chepalo pelvik disporpotion (CPD)

f.

Akibat tekanan uterus/dinding vagina pada kepala bayi pada pasien


normal

g.

Akibat kelahiran dengan ekstraksi vacum

h.

Ketuban pecah dulu

i.

His makin kuat makin besar caput succadaneum

j.

Selalu terjadi pada bagian terendah dari kepala

k.

Partus lama

3. Tanda-tanda
a.

Tampak sewaktu lahir kemudian mengecil dan menghilang

b.

Melewati garis sutura

c.

Lunak jika ditekan

d.

Tempatnya sesuai dengan presentasi janin

e.

Batasnya tidak jelas / pembengkakan tidak terbatas tegas

f.

Berisi cairan getah bening

g.

Terbesar waktu lahir dan mengecil lalu hilang

h.

Benjolan kaput berisi cairan, serum dan bercampur sedikit darah

i.

Kulit pada permukaan benjolan sering berwarna kemerahan atau ungu


kadang-kadang ditemukan adanya bercak petekia/ekimosis

j.

Benjolan molase di daerah sutura

k.

Terjadi sebagai tumpang tindihnya tulang kepala bagian sutura pada


proses kelahiran.
(Rachman, M. 2000)

4. Penanganan
Tidak memerlukan penanganan atau tindakan lebih lanjut. Caput succadaneum
akan menghilang sendirinya dalam waktu 2 7 hari setelah persalinan.
(Rachman, M. 2000)

MANAJEMEN KEBIDANAN
I. Pengkajian Data
Untuk mengetahui waktu dan tempat dilaksanakannya pengkajian
1. Data Subyektif
1.1 Identitas
Terdiri dari identitas bayi dan orang tua yang meliputi nama, tanggal
lahir, jenis kelamin, umur, pendidikan, orang tua, pekerjaan, agama
dan alamat.
1.2 Keluhan utama
Terdapat benjolan pada kepala bayi sejak bayi baru lahir
1.3 Riwayat persalinan
1.3.1 Riwayat prenatal
-

Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
maupun menurun baik akut ataupun kronis

Selama hamil

Trimester I
Ibu mengalami mual-muntah pada bulan-bulan pertama
kehamilan sampai UK 3 bulan

Trimester II
Mual-muntah ibu berkurang, ibu telah mendapatkan
imunisasi TT 1x

Trimester III
-

Tidak ada keluhan yang serius hanya sering BAK

Pola makan ibu tidak ada gangguan, makan 3x sehari


dengan komposisi 1 piring nasi, sayur, lauk pauk +
buah.

Istirahat :

Siang + 1 jam
Malam + 8 jam

1.3.2 Riwayat natal


Umur kehamilan

: 38-40 minggu

Kehamilan tunggal, hidup, intra uterin


Tanggal persalinan

Jam

Cara persalinan

: spontan biasa (normal)

Tempat persalinan

: BB :

gram

: PB :

cm

1.3.3 Riwayat post natal

Ibu
-

Tidak terjadia perdarahan post partum

TFU setinggi pusat

Lochea

: rubra

TD

: 110/80 mmHg

Suhu

: 36,7oC

Bayi
-

Tidak terjadi perdarahan tali pusat

Bayi lahir langsung menangis AS : 8 -9

1.4 Kebutuhan dasar


1.4.1 Pola nutrisi
Setelah bayi lahir disusukan pada ibunya
1.4.2 Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB berwarna hitam
1.4.3 Pola istirahat/tidur
Ibu mengatakan bayinya tidur cukup nyenyak
1.4.4 Pola aktivitas
Bayi menangis keras bila BAK / BAB dan lapar

2. Data Obyektif
2.1 Keadaan umum dan tanda-tanda vital

KU
Kesadaran

: baik

: composmentis
Tanda-tanda vital

Suhu

: 36 37oC (N)

Nadi

: 100 140 x/menit (N)

Pernafasan

: 40 60 x/menit (N)

2.2 Pemeriksaan fisik


Kepala

: terdapat benjolan

Muka

: warna kulit, bentuk simetris/tidak

Mata

: bentuk simetris/tidak, conjungtiva pucat/tidak, sklera


kuning/tidak

Hidung

: bentuk simetris/tidak, kebersihan, pernafasan cuping


hidung/tidak

Telinga

: bentuk simetris/tidak, kebersihan

Mulut

: keadaan bibir, bentuk simetris/tidak, lidah bersih/tidak

Leher

: adakah pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,


kelenjar limfe/tidak

Dada

: bentuk, simetris/tidak, adakah

Abdomen : bentuk, adalah massa, adakah pembesaran pada hepar,


bagaimana keadaan tali pusat, adakah perdarahan pada
tali pusat, adakah tanda-tanda infeksi.
Punggung : bentuk simetris/tidak, adakah spina grafida, apakah
tulang punggung lurus dan mudah difleksikan, adakah
kifosis, skoliosis
Genetalia : pada wanita apakah labia mayora sudah menutupi labia
minora, maturasinya, adakah cairan yang keluar dari
vagina. Pada laki-laki bagaimana posisinya, maturasi
skrotum.
Anus

: adakah lubang anus, apakah keluar meconium

Ekstremitas: bentuk simetris/tidak, kemampuan untuk menggerakkan


semua ekstremitas, jumlah jari tangan dan kaki, adakah
polidaktili dan sindaktili, akralnya bagaimana.
2.3 Pemeriksaan neurologis
1. Reflek moro/reflek terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari dan
tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut
2. Reflek mengenggam
Apabila telapak tangan disentuh jari pemeriksa maka bayi akan
berusaha mengenggam jari pemeriksa
3. Reflek rooting/mencari
Apabila pipi bayi disentuh dengan jari maka ia akan menolehkan
kepalanya mencari sentuhan itu.
4. Reflek menghisap/sucking refleks
Apabila bayi diberi dot atau putting susu dimulutnya maka ia akan
menghisap
5. Glabella refleks
Apabila disentuh pada daerah os, glabella atau pangkal hidung
dengan jari tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan
keningnya atau mengedipkan mata.
6. Gland refleks
Apabila disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan jari
tangan maka ia akan berusaha untuk mengangkat kedua pahanya
7. Konjungtiva mandibularis reflek
Apabila diberi rangsangan mulai pangkal kelopak mata ke atas
kemudian membentuk garis lurus menuju mandibularis, bayi akan
menutup mata kemudian membuka dan disertai reflek mengangkat
pipi.
2.4 Pemeriksaan antropometri
1. Berat badan
Berat badan bayi normal 2500 4000 gram

2. Panjang badan
Panjang badan bayi normal 48 52 cm
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala bayi normal 33 35 cm
4. Lingkar lengan atas
Normalnya lingkar lengan bayi : 11 cm
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx

: Neonatus usia dengan caput succedaneum

Ds

: Ibu mengatakan terdapat benjolan pada kepala bayi sejak bayi baru
lahir

Do

: Keadaan umum dan tanda-tanda vital

KU
Kesadaran

: baik

: composmentis
Tanda-tanda vital

Suhu

: 36 37oC (N)

Nadi

: 100 140 x/menit (N)

Pernafasan

: 40 60 x/menit (N)

Pemeriksaan fisik
Kepala

: terdapat benjolan

III.Antisipasi Masalah Potensial


Terjadinya infeksi
IV. Intervensi
Diagnaosa

: neonatus usia . dengan caput succedaneum

Tujuan

: caput succadaneum hilang dalam waktu 2 7 hari setelah


persalinan

Kriteria hasil :
-

Keadaan umum baik

Caput succadaneum menghilang

Caput succadaneum tidaka terjadi perdarahan

Intervensi
1. Jelaskan pada ibu bahwa benjolan pada kepala bayinya adalah normal dan
akan segera menghilang setelah 2 7 hari
R/ setelah diberikan penjelasan, ibu akan merasa tenanga terhadap
keadaannya bayinyaa
2. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan suhu yang pertama kali keluar
atau kolostrum pada bayinya :
R/ kolostrum mengandung antibodi dan antiinfeksi serta dapat menumbuh
kembangkan flora normal dalam usus bayi, untuk siap menerima ASI
3. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan bayinya
R/ mencegah bayi kehilangan panas agar tidak terjadi hipotermi
4. Memberikan ASI tiap 2 jam sekali
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
5. Jelaskan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
R/ saluran pencernaan pada bayi usia 0 6 bulan belum siap untuk
mencerna makanan selain ASI.
6. Anjurkan pada ibu cara menayusui yang benar
R/ mencegah bayi agar tidak kembung, muntah, gumoh dan tersedak
7. Ajarkan pada ibu tentang aperawatan tali pusat
R/ mencegah terjadinya infeksi tali pusat dana tetanus neonatorum
8. Ajarkan pada ibu tentang perawatan payudara
R/ menjaga kebersihan dan kesehatan payudara serta meningkatkan
produksi ASI
9. Anjurkan ibu untuk kembali lagi jika caput masih ada atau terjadi
komplikasi.
R/ memberikan penanganan lebih cepat sehingga komplikasi atidak
bertambah luas.
V. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan evaluasi

VI.Evaluasi
Tanggal :
Jam

: ibu mengatakan benjolan pada kepala bayinya sudah agak


berkurang

: caput succadaneum sudah mengecil 30%

: caput succadaneum masih ada

: - lanjutkan intervensi
- anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan jika terjadi
komplikasi

BAB III
PENUTUP

1.

Kesimpulan
Caput succadaneum adalah pembengkakan kulit kepala setempat yang terjadi
karena efusi serum, terbentuk sewaktu persalinan sesudah selaput ketuban
aaapecah. Penanganannya tidak diperlukan karena hilang 2 7 hari setelah
persalinan

2.

Saran
-

Bagi penulis
Agar penulis dapat mengerti dana menerapkan Asuhan Kebidanan pada
bayi dengan caput succadaneum

Bagi pembaca
Dapat dijadikan sumber informasi atau wacana bagi pembaca khususnya
ibu tentang perawatan bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. YBPSP : Jakarta.


Rachman, M. 2000. Buku Saku Penatalaksanaan Dalam Ilmu Kebidanan dan
Bayi Baru Lahir. FK. UI : Jakarta.
Sumapraja, Sudraji. 1993. Persalinan Normal. Bagian Obgin FK. UI : Jakarta.
Varney, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. FBC : Jakarta.

MAKALAH CAPUT SUCCEDANEUM


Dosen : Irni Setyawati, S.SiT.

Disusun oleh :
1. Arifia Wenis
2. Corry Agustin
3. Efi D.
4. Eka S.
5. Maratus S.
6. Nurma Ria R.
7. Nurul Fajrin K.
8. Nurul H/
9. Rangga P.
10. Ririn Nur.
11. Sonya Tania R.
12. Ulul Azmi

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA


HUSADA MALANG
2006 - 2007

Anda mungkin juga menyukai