Dalam bidang pengelasan adalah penting untuk mengetahui bahwa welder ( juru las) dan
welding operator (operator mesin las) memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menghasilkan sambungan las yang berkualitas.
Penting pula mengetahui bahwa sambungan las yang dihasilkan merupakan yang terbaik.
Untuk itu diperlukan suatu metode yang menjamin bahwa sambungan las yang dibuat pada
tempat yang berbeda dengan jenis peralatan yang sama akan memiliki kualitas yang sama.
Ingat bahwa QUALITY is "measurable conformance to spesification"
Untuk memenuhi persyaratan tersebut bermacam macam badan membuat CODE dan
STANDARDS.
Diharapkan dengan informasi informasi tertulis tadi welder dan welding operator diseluruh
dunia mampu membuat sambungan las dengan tingkat keselamatan, kekuatan dan keandalan
yang sama.
Berikut arti dari code, standard dan spesification.
CODE " a body of laws as of a nation, state or industry group, arranged systematically for
ease of use and reference.
Example : AWS D1.1, API 1104, ASME section VIII.
Artinya mungkin seperti ini ...hehe....suatu badan hukum dalam Negara , baik group industri
yang tersusun secara sistematis sehingga akan memudahkan untuk digunakan maupun
sebagai referensi.
STANDARD : Is established for use as a rule or basic of comparison in measuring quality,
quantity, content, relative value etc. Example is ASTM standard for various products such as
ASTM A36 for weldable structural steells.
Artinya, didirikan untuk digunakan sebagai aturan atau pembanding dasar dalam mengukur
kualitas, jumlah, isi maupun nilai relatif dan lain lain.
SPECIFICATION : is a detailed description of part of a whole, a statement or enumeration of
particulars as to actual or required quality , size ect. Example AWS filler metal specification
A5.1 throught A 5.31.
Dalam industri pengelasan, sebelum dilakukan produksi masal maka harus dibuatlah suatu
prosedur pengelasan atau disebut WPS yaitu Welding Procedure Spesification. Yang mengacu
pada code maupun standards.
A WPS is a written qualified welding prepared to provided direction for making production
weld to code requirement
WPS harus berisi semua variable (essential, nonessential dan supplementary essential) yang
digunakan dalam proses pengelasan dan harus mengacu pada Procedure Qualification Record
(PQR)
Perubahan- perubahan dapat terjadi pada variable nonessential untuk menyesuaikan dengan
persyaratan produksi tanpa harus melakukan kualifikasi ulang pada WPS awal. Perubahan
perubahan pada variable nonessential tadi harus dicatat dan diamandemenkan pada WPS awal
atau dengan pembuatan WPS baru.
Perubahan perubahan pada variable essential dan supplementary WPS awal yang diikuti
dengan pembuatan PQR untuk mendukung perubahan pada variable essential dan
supplementary essential tersebut.
QW-251.2
Essential variable are those in which a change, as described in the specific variable, is
considered to affect the mechanical properties of the weldment and shall require to
requalification to WPS.
Supplementary essential variables are requires for metals for which other section specify
notch-toughness test and are in addition to the essential variable for each welding process.
QW-251.3
Non essential variable are those in which change as described in the specific variables, may
be made in the WPS without requalification.
A change from one welding process to another welding process is an essential variable and
requires requalification.
QW-401.1 essential variable (procedure)
A change in welding condition which will affect the mechanical properties (other than notch
thoughness) of the weldment. For example change in P number, welding process, filler metal,
electrode, preheat or post weld heat treatment. Etc.
QW-401.2 essential variable ( performance)
A change in the welding condition which will.affect the ability of a welder to deposit sound
weldment (such as a change in welding process, deletion of backing, electrode, F number,
technique. Etc)
QW-401.3 supplementary essential variable (procedure)
A change in welding condition which will affect the notch toughness properties of weldment.
Example, change in welding process, uphill or down vertical welding, heat input, preheat or
PWHT, etc.
QW-401.4 Nonessention variable (procedure)
A change in a welding condition will not affect the mechanical properties of weldment ( such
as joint design, method of back gouging or cleaning, etc).
F- Number
QW-432 of ASME sec IX group electrode and welding rod baaes essential on their usability
characteristic, which fundamentally determine the ability of welders to make satisfactory
welds with a given filler metal.
This grouping is made to reduce the number of welding procedure and performance
qualifications, where this can logically be done.
Steel and steel alloy : F-No. 1,2,3,4,5,6.
Aluminium and aluminium alloys : F-No 21,22,23,24,25.
Copper and copper alloys : F-No 31,32,33,34,35,36,37.
Nickel and nickel alloys : F-No 41,42,43,44,45.
Titanium and titanium alloys : F-No 51,52,53,54,55.
Zirconium and zirconium alloy : F-No 61.
Hard facing weld metal overlay : F-No 71,72.
.
.
.
.
A number
Qw-442 A number is determined based on chemical composition of the filler metal, which is
obtained from manufacturer specification or laboratory testing.
.
PQR Procedure Qualification Record
Dalam Pekerjaan pengelasan dibagi menjadi 3 bidang/ bagian yang masing memiliki code
sendiri, yaitu bagian struktural, bejana tekan/ pressure vessel dan perpipaan. Untuk
Structural, code di pakai AWS D1.1, sedangkan pressure vessel dipakai ASME section IX,
Piping/ perpipaan dipakai API Standard 1104.
1. AWS D1.1, Struktural Welding Code- Steel
~ Melingkupi pengelasan struktur jembatan, bangunan dan tubular.
~ Code ini memperkenalkan konsep prequalified weld joint.
~ Selama pengelasan dilakukan sesuai dengan persyaratan dengan desain, wormanship dan
teknik yang terdapat dalam code ini, tidak perlu ada pengujian kualifikasi prosedur aktual.
2. ASME Boiler and pressure vessel code- section IX
~ Melingkupi pengelasan bejana-bejana tekan dan boiler.
~ Pengelasan yang dilakukan dengan mengacu pada code ini harus menggunakan prosedur
yang telah dikualifikasi dengan panduan yang terdapat dalam section IX Welding and Brazing
Qualification.
~ ASME sec IX selalu mengisyaratkan pengujian kualifikasi prosedur.
~ Dokumentasi prosedur pengelasan yang telah dikualifikasi terdiri dari WPS dan PQR.
3. API Standard 1104, Standard for Welding pipeline and related facilities.
~ Melingkupi pengelasan pipeline dan petroleum equipment.
~ Menjelaskan pemeriksaan dan persyaratan kualitas untuk production welding.
A Code user prepares a PQR by welding a test coupon and recording the essential variables
for each process used. The test coupon is cut into specimens which are tested and the test
results are recorded on the PQR.
QW-250 lists the essential variables for each process used, and these essential variables shall
be described on the PQR. Additional nonessential variables or any other reference
information may be
recorded on a PQR, but a PQR is only governed by the essential variables (QW-200.2(b)).
QW-250 lists the essential variables for each process used, and these essential variables shall
be described on the PQR. Additional nonessential variables or any other reference
information may be recorded on a PQR, but a PQR is only governed by the essential
variables (QW-200.2(b)).
The testing of PQR test coupons may be subcontracted, but the Code user retains
responsibility for the results of the PQR tests (QW-201).
A PQR shall be prepared following all the rules of ASME Section IX.
A PQR is prepared to provide a record of "what was welded and tested".
A Code user shall record the actual ranges used for each essential variable as required by
QW250 and other details as required by Section IX and the construction code.
One or more PQRs shall be required to support each WPS.
A reviewer verifies that a PQR covers the ranges for the intended WPS it is supporting, that a
range is recorded for each essential variable for each process, as specified in QW-250, and
that the PQR has the proper tests and test results documented, and the PQR has been certified
by the contractor.
The requirements for the Code users identification block of an ASME
PQR form will be similar to the requirements detailed for the WPS.
The PQR must be certified by the Code user (QW-201, last paragraph).
WELDER PERFORMANCE & QUALIFICATION TEST (WPQT)
Welder dan welding operator perlu dikualifikasi untuk melihat kemampuannya dalam
menghasilkan sambungan las yang sound (mulus) dan acceptable dengan memakai proses,
material, dan teknik yang didefinisikan dalam qualified WPS.
Kualifikasi personil pengelasan merupakan tanggung jawab employer.
Manufacturer, contractor, fabricator, erector, dan owner bertanggung jawab untuk kualitas
hasil pekerjaannya dengan membuat program jaminan mutu dengan mempekerjakan personil
berkualifikasi untuk menjamin bahwa hasil pekerjaan mereka telah memenuhi persyaratan
minimum yang ditentukan.
Persyaratan kualifikasi untuk personil tersebut biasanya ditentukan oleh standard atau
spesifikasi kontrak. Meskipun uji kualifikasi WPS dan PQR mendemonstrasikan bahwa
welder atau welding operator memiliki kecakapan menghasilkan sambungan yang mulus
pada test coupon, pengujian tersebut tidak dapat mengindikasikan apakah personil tersebut
secara umum akan menghasilkan las yang acceptable pada setiap kondisi produksi.
Oleh karena itu selama produksi berlangsung harus dilakukan pemeriksaan, baik pada saat
maupun setelah pengelasan dilakukan.
Kualifikasi untuk WPQT dilakukan untuk pengelasan:
1. Plate and Structural Member
2. Pipe
3. Sheet Metal
Uji WPQT biasanya dilakukan pada posisi tersulit yang dijumpai dalam produksi.
Kualifikasi yang dilakukan pada posisi yang lebih sulit dapat mengkualifikasi pengelasan
untuk posisi yang lebih mudah
Kualifikasi pada sambungan tumpul secara otomatis akan mengkualifikasi sambungan fillet
pada posisi yang sama.
Uji WPQT dilakukan dengan pengujian DT & NDT.
DT : visual + uji tekuk
NDT : visual + radiografi
Kombinasi : visual + radiografi + uji tekuk
Welder atau welding operator yang menjalani retest harus mengelas dua buah test coupon
secara berurutan untuk posisi yang bersangkutan dan semuanya harus lulus pengujian
mekanis.
Retest dengan radiografi
Jika kualifikasi test coupon gagal memenuhi persyaratan radiografi maka retesting harus
dilakukan dengan pemeriksaan radiografi.
Welder atau welding operator yang menjalani retest harus mengelas dua buah test coupon
secara berurutan untuk posisi yang bersangkutan dan semuanya harus lulus pemeriksaan
radiografi.
Pengujian merusak dapat dilakukan oleh:
Fabricator yang memiliki peralatan memadai dan teknisi/ engineer yang berkualifikasi.
Laboratorium pengujian.
Pengujian merusak bisa dilakukan tanpa personil yang berkualifikasi, namun harus dipastikan
bahwa pengujian dilakukan sesuai dengan code, spesifikasi, atau dokumen acuan yang lain.